Metode Analisis Data METODE PENELITIAN

Remaja adalah Remaja yang dipilih pada rentang usia 12 tahun sampai dengan 20 tahun usia pendidikan SLTP dan SLTA kesimpulan ini sesuai dengan pendapat Sebelas pakar yang telah disebutkan di atas diantaranya seperti: Zakiah Darajat 1990: 23, Hurlock 1981, Monks, dkk 2000, Stanley Hall dalam John W Santrock, 1997:19-20; Mubin dan Cahyadi, 2006: 106 dan lain-lain. Instrument pengujian adalah pertanyaan yang dipergunakan pada upacara adat perkawinan, kemudian diuji mencakup leksikon yang terkait dengan nama tumbuh- tumbuhan flora, binatang fauna, alam, pronomina, leksikon alat-alat yang digunakan pada upacara perkawinan adat Tapanuli Selatan. Leksikon yang diperoleh diklasifikasikan dan makna leksikon tersebut diujikan kepada remaja.

3.6 Metode Analisis Data

Menganalisis data kualitatif menurut Bodgan dan Biklen 1982 dalam Moelong 2005: 248 mengatakan bahwa analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari, menemukan apa yang penting, apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain. Berikutnya McDrury 1999 masih dalam Moleong 2005: 248 menyebutkan tahapan penganalisisan data kualitatif antara lain: 1. Membaca dan mempelajari data, menandai kata-kata kunci dan gagasan yang ada dalam data. 2. Mempelajari kata-kata kunci itu, berupaya menemukan tema-tema yang berasal dari data. Universitas Sumatera Utara 3. Menuliskan model yang ditemukan. 4. Koding yang telah dilakukan. Lebih jauh Saidel menjelaskan dalam Moleong 2005: 248, proses penganalisisan yaitu: 1. Mencatat yang menghasilkan catatan lapangan, dengan hal yang diberi kode agar sumber datanya tetap ditelusuri; 2. Mengumpulkan dan memilah-milah, mengklasifikasikan, mensintesiskan, membuat ikhtiar dan membuat indeksnya; 3. Berpikir dengan jalan membuat kategori data itu mempunyai makna, mencari dan menemukan pola dan hubungan-hubungan, dan membuat temuan umum. Dalam menganalisis data, jawaban dari setiap responden ditabulasikan berdasarkan klasifikasi unsur ekologi dan lingkungan kemudian ditabulasikan dalam tabel, untuk masing-masing per kecamatan dan seluruh kecamatan. Angka-angka hasil jawaban responden diubah dalam bentuk persentase, sehingga akan terlihat tingkat pemahaman leksikon bahasa tradisi lisan pada upacara perkawinan adat Tapanuli Selatan. Kemudian akan dianalisis hasil akhir persentase, dengan wawancara dengan informan kunci dan responden, sehingga diperoleh data tentang pemahaman leksikon dan seberapa jauh pemahaman remaja tentang leksikon tradisi lisan tersebut. Untuk lebih jelas dapat di gambarkan analisis data sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara Hasil Data dipersentasekan Hasil Data dianalisis Pengujian data kepada responden Hasil perolehan data ditafsirkan dengan wawancara kepada responden Hasil perolehan data ditafsirkan dengan wawancara kepada informan, pelaku adat Hasil akhir data dikonsultasikan kepada pembimbing Temuan i i Model Penelitian Bagan 2 Analisis Data Universitas Sumatera Utara

BAB IV TRADISI LISAN UPACARA PERKAWINAN

ADAT DAN PEMAHAMAN LEKSIKON PADA KOMUNITAS REMAJA 4.1 Tradisi Lisan Upacara Perkawinan Adat Tapanuli Selatan Tradisi lisan merupakan tradisi yang disampaikan dari mulut ke mulut ‘Dari mulut ke telinga’ 1 secara turun-temurun. Tradisi lisan sebagai bagian kebudayaan mempunyai beberapa ciri yang membedakannya dengan jenis kebudayaan lain. Menurut Endraswara 2008: 151, ciri-ciri tersebut adalah: 1. lahir dari masyarakat yang polos, belum melek huruf, dan bersifat tradisional; 2. menggambarkan budaya milik kolektif tertentu, yang tak jelas siapa penciptanya; 3. lebih menekankan aspek khayalan, ada sindiran, jenaka, dan pesan mendidik; dan 4. sering melukiskan tradisi kolektif tertentu. Upacara perkawinan adat merupakan horja siriaon, dilakukan bergantung kepada binatang adat kerbau dan kambing yang akan dipotong. Horja menek pesta adat kecil maka yang akan disembelih adalah seekor kambing ‘horbo janggut’. Pada upacara perkawinan adat kecil ‘menek’ dimulai dengan akad nikah, markobar adat, dan mambutong-butongi mangan memberikan makan dan memberikan kata-kata nasihat dan tuntunan hidup berkeluarga. 1 Tradisi lisan adalah tradisi yang disampaikan Dari mulut ke telinga istilah yang disampaikan Prof. Dr. Robert Sibarani, M.S. yang disampaikan pada Presentasi Ilmiahnya pada kegiatan Seminar Hasil Penelitian S2 dan S3 Kajian Tradisi Lisan KTL di Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan Nasional, di Jakarta pada tanggal 11 April s.d. 13 April 2011. Universitas Sumatera Utara