1.2 Rumusan Masalah
Masalah penelitian dirumuskan sebagai berikut: 1.
Bagaimanakah tradisi lisan upacara perkawinan adat Tapanuli Selatan? 2.
Bagaimanakah pemahaman leksikon tradisi lisan pada komunitas remaja di Padangsidimpuan?
3. Nilai-nilai kearifan lokal apakah yang terdapat pada tradisi lisan upacara
perkawinan adat? 1.3 Tujuan Penelitian
Merujuk pada masalah maka tujuan penelitian ini adalah: 1.
Mendeskripsikan tradisi lisan upacara perkawinan adat Tapanuli Selatan. 2.
Mengetahui pemahaman leksikon tradisi lisan komunitas remaja di Padangsidimpuan.
3. Menjelaskan nilai-nilai kearifan lokal yang terdapat pada tradisi lisan upacara
perkawinan adat Tapanuli Selatan.
1.4 Manfaat Penelitian
Temuan penelitian ini, diharapkan bermanfaat secara teoritis dan praktis.
1.4.1. Manfaat Teoretis Secara teoretis, temuan penelitian ini dapat:
a. Memperkaya kajian tradisi lisan upacara perkawinan adat Tapanuli Selatan
sebagai kajian yang memiliki nilai-nilai kearifan lokal.
Universitas Sumatera Utara
b. Memperkaya kajian linguistik pada umumnya dan kajian ekolinguistik secara
spesifik. c.
Menjadi bahan acuan bagi para peniliti yang memofuskan pada bidang bahasa, terutama kajian adat Tapanuli Selatan.
d. Memahami kontribusi leksikon ekolinguistik yang dipakai pada upacara
perkawinan adat Tapanuli Selatan.
1.4.2. Manfaat Praktis
Secara praktis, temuan penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat yaitu:
a. Mengetahui tradisi lisan upacara perkawinan adat Tapanuli Selatan
b. Mengetahui pemakaian leksikon pada tradisi lisan yang dipakai pada upacara
perkawinan adat Tapanuli Selatan. c.
Memberikan pengetahuan upacara perkawinan adat Tapanuli Selatan. d.
Setelah mengetahui terjadinya penyusutan pemahaman leksikon bahasa tradisi lisan pada upacara perkawinan adat Tapanuli Selatan, maka diperlukan tindakan
preventif dengan pembuatan kamus adat istiadat yang berasal dari lingkungan alam.
e. Sebagai upaya lanjutan untuk melestarikan adat istiadat, budaya yang mulai
ditinggalkan komunitas pemakainya, sehingga dapat terjaga nilai-nilai adat dan budaya sebagai kearifan lokal sebagai kekuatan yang mempersatukan masyarakat
pemakainya.
Universitas Sumatera Utara
1.5 Penjelasan Istilah
Pada tulisan ini digunakan istilah-istilah yang memiliki makna yang berbeda dengan ilmu di luar linguistik, oleh karena itu penjelasan istilah pada peneltitian ini
dimaksudkan agar ada persepsi yang sama mengenai istilah yang digunakan. Penggunaan istilah tersebut sesuai dengan konsep istilah pada bidang linguistik,
istilah tersebut yaitu: 1
Tradisi lisan adalah berbagai pengetahuan dan adat istiadat yang secara turun temurun disampaikan secara lisan, lebih jauh Roger Tol dan Prudentia 1995:2
dalam B. H. Hoed 2008:184. 2
Upacara perkawinan rangkaian upacara perkawinan seremonial mempelai yang terikat pada aturan tertentu menurut agama atau adat yang lazim dituruti atau
dilakukan sejak dahulu kala yang dipimpin oleh pengetua adat atau pemuka agama.
3 Adat Tapanuli Selatan adalah kebiasaan yang berlaku menurut masyarakat adat
atau peraturan tentang tingkah laku menurut orang Tapanuli Selatan biasa bertingkah laku. Jadi di dalamnya termuat peraturan-peraturan hukum yang
melingkupi dan mengatur hidup bersama dari orang-orang Tapanuli Selatan Van Dijk dalam Soehardi, 1960: 6.
4 Nilai adalah sesuatu yang sesuai dengan norma ideal menurut masyarakat pada
masa tertentu. Roland Barthes 1957: 140-142 ada tiga ciri-ciri nilai, yaitu: 1 nilai yang berkaitan dengan subyek; 2 nilai tampil dalam konteks praktis, di
mana subyek ingin membuat sesuatu; 3 nilai menyangkut sifat-sifat yang
Universitas Sumatera Utara
5 Leksikon adalah kosakata atau kekayaan kata yang dimiliki oleh suatu bahasa.
6 Ekolinguistik adalah ilmu bahasa yang interdisipliner, yang menyandingkan
ekologi dan linguistik. Melalui bidang ilmu ini, pengaruh kerusakan dan kemerosotan lingkungan atau juga kebertahanannya dan kelestarian leksikon alam
ragawi dan sosiokultural terhadap lumpuhnya infrastruktur komunikatif bahasa yang diteliti. Dari segi bahasa, hal-hal yang dapat diteliti meliputi tataran
fonologi, morfologi, semantik, dan leksikon.
7 Remaja dalam Monks, dkk 1994 adalah masa menunjukkan dengan jelas sifat
transisi atau peralihan karena remaja belum memperoleh status dewasa dan tidak lagi memiliki status anak. Menurut Sri Rumini Siti Sundari 2004: 53 masa
remaja adalah peralihan dari masa anak dengan masa dewasa yang mengalami perkembangan semua aspek fungsi untuk memasuki masa dewasa. Masa remaja
berlangsung antara umur 12 tahun sampai dengan 21 tahun bagi wanita dan 13 tahun sampai dengan 22 tahun bagi pria menurut Zakiah Darajat 1990: 23.
Menurut Hurlock 1981 remaja adalah mereka yang berada pada usia 12-18 tahun. Monks, dkk 2000 memberi batasan usia remaja adalah 12-21 tahun.
Menurut Stanley Hall dalam Santrock, 2003 usia remaja berada pada rentang
12-23 tahun.
Universitas Sumatera Utara
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA KONSEP
Tradisi lisan pada upacara adat perkawinan tidak dapat dipisahkan dari masyarakat pemakainya, tradisi lisan bagi masyarakat Tapanuli Selatan Mandailing,
Angkola, dan Batak merupakan identitas masyarakat pemakai sebagai komunitas guyub tutur. Tradisi lisan pada upacara perkawinan adat memiliki kearifan lokal, dan
nilai-nilai yang diyakini sudah menyatu dan merupakan perekat masyarakat adat, hal tersebut yang berupaya diungkap pada penelitian ini.
Penelitian ini berusaha mengkaji nilai-nilai yang terdapat pada tradisi lisan upacara perkawinan adat Tapanuli Selatan, penelitian ini akan melihat nilai-nilai
tradisi yang terdapat pada tradisi lisan upacara adat perkawinan, yang juga merupakan falsafah hidup sebagai ideologi komunitas guyub tutur masyarakat Tapanuli Selatan.
Pengkajian yang kedua mengunakan teori ekolinguistik, pengkajian ini digunakan untuk melihat leksikon yang digunakan pada tradisi lisan upacara
perkawinan adat. Leksikon tersebut diklasifikasikan berdasarkan lingkungan aslinya. Pengkajian ekolinguistik tersebut melihat hubungan yang erat antara masyarakat
penutur dengan lingkungan sekitarnya, sehingga terlihat sejauh mana hubungan lingkungan ekologi dengan bahasa yaitu pada tataran leksikon. Kemudian leksikon
tersebut diujikan konsepsi maknanya kepada remaja sebagai komunitas asli, untuk sejauhmana kedekatan remaja sebagai penutur asli dengan lingkungan di sekitarnya.
Kajian teori yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: a mengkaji tradisi lisan serta nilai-nilai kearifan lokalnya dan b kajian ekolinguistik untuk melihat konsepsi
pemahaman leksikon pada komunitas remaja.
Universitas Sumatera Utara