6. Melalui pengalaman dan pengenalan terhadap musik tersebut adalah
nada E.
4.1.3 Wilayah Nada Range
Metode untuk menentukan wilayah nada berdasarkan ambitus suara yang terdengar secara alami ditentukan oleh media penghasil bunyi itu sendiri,
ialah dengan memperhatikan nada yang paling rendah hingga nada yang paling tinggi. Setelah penulis mentranskrip musik ensamble nagasvaram, yaitu dengan
menyusun nada-nadanya , maka dalam musik ensamble nagasvaram mempunyai wilayah nada dari: Bb-A’. Hal ini dapat dilihat dari paranada dibawah ini.
Bb — A’
4.1.4 Frekuensi Pemakaian Nada
Frekuensi pemakaian nada dapat dilihat dari jumlah pemakaian yang satu dengan nada yang lainnya, dari sini dapat kita jumpai ciri khas suatu musik.
Penulis membuat contoh satu bait dari musik ensamble nagasvaram, karena dalam hal ini musik tersebut adalah repetitive, yaitu bentuk musik yang diulang-ulang.
Frekuensi pemakaian nada dari ensamble nagasvaram dapat dilihat pada garis paranada di bawah ini.
22 26 6 53 111 56 14 4
Jumlah pemakaian nada-nada pada musik ensamble nagasvaram adalah: 1.
Nada Bb sebanyak 22 kali
Universitas Sumatera Utara
2. Nada C sebanyak 26 kali
3. Nada Db sebanyak 6 kali
4. Nada D sebanyak 53 kali
5. Nada E sebanyak 111 kali
6. Nada F sebanyak 56 kali
7. Nada G sebanyak 14 kali
8. Nada A’ sebanyak 4 kali
4.1.5 Interval
Yang dimaksud dengan interval adalah jarak dari nada yang satu dengan nada yang lainnya. Interval yang ada pada musik ensamble Nagasvaram interval
naik ↑ dan interval turun ↓ dapat dilihat pada contoh tabel dibawah ini:
Interval Posisi
Jumlah 1 P
— 41
1 dim —
1
2M ↑
17
↓
26
2m ↑
8
↓
14
3M ↑
1
↓ _
3m ↑
3
↓
1
Universitas Sumatera Utara
Tabel tersebut memperlihatkan interval yang sering muncul adalah interval 1P sebanyak 41 kali disusul dengan 2M
↓ 26 kali, sedangkan nada yang palin sedikit muncul yaitu interval 1dim dan 3M sebanyak 1 kali. Hal ini berarti bahwa
terdapat banyak nada yang sama muncul secara berdampingan. Dari analisis yang dibuat oleh penulis, bahwa melodi ansamble Nagavaram berupa repetitive. Jadi,
dalam menghitung interval ansamble Nagasvaram, penulis hanya membuat satu kali pengulangan saja dalam setiap satu bait karena melodi ini repetitive.
4.1.6 Formula Melodi Bentuk Dalam membicarakan Formula Melodi Bentuk, ada tiga yang perlu
dibahas, yaitu: bentuk, frasa dan motif. Bentuk adalah gabungan dari beberapa frasa yang terjalin menjadi satu pola melodi. Frasa adalah bagian-bagian melodi
yang terdiri dari beberapa bagian kecil anak kalimat, sedangkan motif adalah suatu melodi dalam ritem yang pendek yang menjadi karakter pengulangan
keseluruhan komposisi atau suatu elemen yang membentuk suatu kesatuan Willi Apel dalam Posma Tobing 1994:92.
Dalam menganalisis bentuk, Malm mengemukakan beberapa pendapat dibawah ini:
1. Repetitive, yaitu bentuk nyanyian yang diulang-ulang.
2. Ireratif, yaitu memakai formula melodi yang kecil dan kecenderungan
pengulangan di dalam keseluruhan nyanyian. 3.
Stropic, yaitu bentuk nyanyian terjadi pengulangan pada salah satu bentuk atas dengan teks nyanyian baru.
4. Reverting, apabila dalam nyanyian terjadi pengulangan pada frase pertama
setelah terjadi penyimpangan melodi.
Universitas Sumatera Utara
5. Progresive yaitu bentuk nyanyian terus berubah dengan menggunakan
materi melodi yang selalu baru. Bila dihubungkan dengan apa yang dikemukakan Malm di atas, maka melodi musik ansamble nagasvaram
adalah Repetitive yaitu bentuk nyanyian yang diulang-ulang. Sesuai dengan yang dikatakan oleh Nettl dalam bukunya Theory and
Method in Ethnomusicology, untuk mendeskripsikan bentuk suatu komposisi, terlebih dahulu kita harus membagi ke dalam bagian-bagian. Patokan yang dipakai
adalah 1 pengulangan bagian komposisi yang diulangi bisa dianggap sebagai satu unit; 2 frasa-frasa istirahat dapat menunjukkan batas akhir suatu unit; 3
pengulangan dengan perubahan misal transposisi lagu, atau pengulangan pola ritmis dengan nada-nada yang lain; 4 satuan teks dalam musik vokal, seperti
kata atau baris. Penulis cenderung membagi bentuk dalam lagu-lagu yang akan dianalisa
dengan patokan yang kedua, yaitu membagi berdasarkan frasa-frasa
istirahat.Suatu motif juga dapat muncul kembali dalam beberapa cara yang disebut motif repetitve, motif sequence, motif inversi balikan, dan pengembangan motif
dimana terjadi penambahan dari motif sebelumnya atau motif sequence dan balikan tersebut
4.1.7 Pola Kadensa