2. Untuk mendeskripsikan musik yang dipakai pada upacara Adhi
Tiruwila
Sedangkan manfaat penelitian ini adalah:
1. Memberikan informasi tentang jalannya upacara Adhi Tiruwila pada
masyarakat Hindu Tamil di Kuil Singgamma Kali Koil Medan. 2.
Memberikan suatu kajian musikologis suatu upacara religi yang melibatkan unsur-unsur musikal dalam disiplin ilmu Etnomusikologi
secara khusus, dan ilmu pengetahuan secara umum. 3.
Salah satu bahan referensi dan acuan bagi peneliti berikutnya yang memiliki keterkaitan dengan topik penelitian.
1.4 Konsep dan Teori
1.4.1 Konsep
Konsep atau pengertian, merupakan unsur pokok dari suatu penelitian. R. Merton mendefinisikan: “Konsep merupakan defenisi dari apa yang perlu diamati;
konsep menentukan antara variabel-variabel mana kita ingin menentukan hubungan empiris” Merton,1963: hal.89.
Adapun konsep musik dalam konteks upacara Adhi Tiruwila yang dimaksud penulis adalah musik instrumen dan musik vokal. Musik instrumen
terdiri dari ensamble Urumee Melam dan ensamble Nagasvaram, sedangkan musik vokal yang dimaksud yaitu mantra. Adapun konsep penulis terhadap judul
Universitas Sumatera Utara
skripsi ini adalah sebagai berikut: Upacara Adhi Tiruwila adalah upacara doa bersama dan ritual tahunan Dewi Dhurga sebagai penghancur keangkara murkaan.
Kata deskriptif adalah bersifat menggambarkan apa adanya KBBI 2005:258. Upacara dalam konteks agama menurut Koentjaraningrat, 1992:252
disebut sebagai kelakuan agama perasaan cinta, hormat, bakti, tetapi juga takut, ngeri dan lain sebagainya yang bertujuan untuk mencari hubungan dengan dunia
gaib.
Istilah masyarakat dalam penulisan judul memiliki arti seperti yang dikemukakan oleh Soerjono Soekanto, 1983:106-107, yaitu sebagai asosiasi
manusia yang ingin mencapai tujuan-tujuan tertentu yang terbatas sifatnya, sehingga direncanakan pembentukan organisasi-organisasi tertentu.
Selain itu, Soerjono menambahkan bahwa istilah masyarakat sangat erat kaitannya dengan nilai-nilai, norma-norma, tradisi, kepentingan-kepentingan dan
lain sebagainya. Oleh karena itu, maka pengertian masyarakat tak mungkin dipisahkan dari kebudayaan dan kepribadian.
Dhurga adalah Dewanagari yang berarti sakti. Dewi Dhurga atau Betari Dhurga yaitu ibu dari Dewa Ganesa dan Dewa Kumara Kartikeya yang
digambarkan sebagai seorang wanita cantik yang berkulit kuning yang mengendarai seekor harimau. Dalam bahasa Sansekerta, Dhurga adalah yang
tidak bisa dimasuki atau terpencil.
Teks adalah naskah yang berupa kata-kata asli dari pengarang, kutipan dari kitab suci untuk pangkal ajaran atau alasan, bahan tertulis untuk dasar
Universitas Sumatera Utara
memberikan pelajaran, berpidato dan sebagainya KBBI edisi kedua 1995 halaman 1024. Puja Dewi Dhurga dalam upacara Adhi Tiruwila pada masyarakat
Tamil di Kuil Singgamma Kali Koil secara ilmiah menghasilkan bentuk musik seperti yang dikemukakan oleh Malm. Pernyataan ini didasari pemahaman bahwa
bunyi yang dihasilkan proses mekanis organ tubuh manusia dan peristiwa bunyi yang dihasilkan.
Upacara Adhi Tiruwila bertujuan untuk menolak bala atau penyakit bagi masyarakat Hindu pada masa lampau hingga sampai saat ini upacara Adhi tiruwila
dilaksanakan guna untuk menolak bala atau penyakit
8
1. Upacara Adhi Tiruwila adalah merupakan upacara doa bersama dan ritual
tahunan Dewi Dhurga sebagai Dewi penghancur keangkara murkaan. Dinamakan Adhi karena dilaksanakan pada saat bulan Adhi berdasarkan
hitungan bulan India jatuh pada bulan Juli dan berakhir pertengahan bulan Agustus, maksudnya adalah jemaat yang sudah ber-nazar memulai puasa
pada bulan Juli pertengahan sampai bulan Agustus hingga waktu puasa mereka genap sebulan atau minimal 21 hari. Upacara Adhi Tiruwila
dilaksanakan pada tanggal 13 sampai dengan 15 Agustus 2010. . Upacara Adhi Tiruwila
memiliki beberapa makna bagi umat Hindu Tamil, yaitu:
Upacara Adhi Tiruwila mempunyai makna philosofis yang tersirat. Jika diartikan dalam bahasa Indonesia yang sederhana, Adhi Tiruwila berarti bulan
8
Berdasarkan wawancara dengan Bapak Naransami Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia Sumatera Utara pada tanggal 7 Februari 2011.
Universitas Sumatera Utara
Adhi, dimana kegiatannya yang utama adalah upacara masak bubur secara massal upacara tuang bubur bersama.
2. Upacara Adhi tiruwila dapat digunakan sebagai media untuk menyembah
Dewi Dhurga yang sudah berjasa bagi umat Hindu, sehingga penyakit yang dapat membahayakan umat Hindu pada masa lampau tidak timbul
lagi. Menurut keyakinan mereka, umat Hindu yang baru pertama kali mengikuti upacara dan yang telah rutin akan memperoleh berkat melalui
doa-doa yang dipanjatkan, yang dilakukan oleh Guru Kal dan bersembahyang bersama.
Konsep tentang penyajian mantra secara etnomusikologi dikategorikan sebagai musik vokal, penulis berpedoman kepada teori Malm, 1977:4 dan Willi
Apel, 1972:918 yang telah diuraikan sebelumnya, dan unsur musikal seperti inilah yang terdapat di dalam penyajiannya.
Mantra adalah ucapan atau nyanyian suci yang ditujukan kepada Sang Hyang Widhi dan roh-roh halus yang diyakini keberadaannya
9
Berdasarkan pemahaman ini, penulis secara Etnomusikologis menyatakan bahwa peristiwa Puja Dewi Dhurga yang mengandung pola-pola melodis dapat
. Mantra ada yang diucapkan dan dinyanyikan. Konsep tentang penyajian mantra secara
etnomusikologi dikategorikan sebagai musik vokal, penulis berpedoman kepada teori Malm, 1977:4 dan Willi Apel, 1972:918. Pinandita adalah seorang
rohaniawan Hindu yang bertugas selaku pembantu mewakili Pendeta.
9
Berdasarkan wawancara dengan Bapak Welaidem selaku Pinandita pada tanggal 2 Febuari 2011.
Universitas Sumatera Utara
dikategorikan sebagai bentuk nyanyian dan penyajian dan ensambel Urumee Melam dan Nagaswaram dalam bentuk aspek ritmis dikategorikan sebagai bentuk
musik. Peristiwa bunyi yang terjadi pada masyarakat Hindu Tamil ini terangkum dalam sebuah kegiatan ritual yang mereka sebut upacara Adhi Tiruwila.
Dalam mendeskripsikan upacara Adhi Tiruwila, penulis menggunakan konsep unsur-unsur pendukung upacara yang dikemukakan Koentjaraningrat
1985:168 bahwa upacara keagamaan terbagi atas 4 komponen, yaitu : a tempat upacara, b saat upacara, c benda-benda dan alat-alat upacara, d orang-orang
yang melakukan dan memimpin upacara.
1.4.2 Teori