Hal ini merupakan lambang bahwa semua umat melakukannya untuk menenangkan pikiran dan memusatkan perhatian kehadapan Ida Sanghyang
Widhi, sehingga pada saat mendengarkan Puja Dewi Dhurga penjiwaannya benar- benar terpancar dari umat yang hadir. Bentuk perlambangan yang lain terdapat
pada Puja Dewi Dhurga yaitu pernyataan diri atau suatu pengakuan diri umat bahwa sebagai manusia adalah hina. Untuk itu mohon kehadapan Ida Sanghyang
Widhi agar semuanya itu dapat dibersihkan dan disucikan.
3.5.3 Fungsi Komunikasi
Fungsi ini jelas terlihat dalam pelaksanaan persembahyangan, dimana Puja Dewi Dhurga adalah merupakan media pemujaan umat Hindu Tamil kepada
Ida Sanghyang Widhi. Karena dalam persembahyangan dua hal penting yaitu pertama: bahwa penyembah yakin bahwa yang disembahnya itu ada yaitu Ia yang
Maha Kuasa yang menguasai segala-galanya serta bersifat maha pengasih, maha bijaksana, dan sebagainya. Kedua adalah pernyataan bahwa penyembah
menyadari akan kelemahan dan keterbatasan dirinya. Dari kedua pernyataan penyembah terhadap yang disembahnya tersebut
melahirkan isi sembahyang itu ada dua hal yaitu: 1 berupa pujian dan pujaan untuk mengagungkan kemahakuasaan Tuhan, 2 berupa permohonan-
permohonan, seperti permohonan keselamatan, permohonan panjang umur, permohonan agar dibebaskan dari segala dosa-dosa, dan sebagainya.
Hubungan antara pujaan dengan permohonan itu adalah berupa ucapan terimakasih dan konsentrasi. Pemujaan kepada Ida Sanghyang Widhi tercermin
dari teks Puja Dewi Dhurga. Selanjutnya permohonan maaf umat kepada Ida
Universitas Sumatera Utara
Sanghyang Widhi. Segala dosa yang kita perbuat mulai dari pikiran, ucapan, dan perbuatan jasmani agar diampuni.
3.5.4 Fungsi Kesinambungan Kebudayaan
Musik dapat digunakan sebagai wahana pengajaran adat yang menjamin kesinambungan dan stabilitas kebudayaan sampai generasi penerus. Pada
dasarnya, Puja Dewi Dhurga berfungsi sebagai sarana pendidikan karena mulai diajarkan pada saat seorang anak sudah mengenali orangtuanya kira-kira usi 2
tahun. Mula-mula diajarkan secara oral kata demi kata, dan kemudian setelah sang anak bersekolah dan dapat menyanyikan serta memahaminya.
Bila Puja Dewi Dhurga dinyanyikan dirumah pada saat bersembahyang, umat Hindu cukup menyanyikan denagn suara yang pelan dan mungkin tidak
terdengar oleh orang lain. Tetapi setiap melakukan persembahyangan bersama di Kuil baik pada hari-hari besar keagamaan maupun hari-hari suci, Puja Dewi
Dhurga selalu dinyanyikan dengan jelas. Hal ini menyebabkan adanya kesinambungan dari Puja Dewi Dhurga
tersebut, karena telah diajarkan dari anak-anak dan terus dinyanyikan hingga dewasa dan dan menjadi tua. Dengan demikian akan melanjutkan kesinambungan
kebudayaan itu sampai pada generasi yang berikutnya. Demikian seterusnya budaya itu tetap hidup sesuai dengan kebutuhan masyarakat pendukungnya.
3.5.5 Fungsi Pengesahan Lembaga Sosial dan Upacara Keagamaan