Teori Konsep dan Teori

dikategorikan sebagai bentuk nyanyian dan penyajian dan ensambel Urumee Melam dan Nagaswaram dalam bentuk aspek ritmis dikategorikan sebagai bentuk musik. Peristiwa bunyi yang terjadi pada masyarakat Hindu Tamil ini terangkum dalam sebuah kegiatan ritual yang mereka sebut upacara Adhi Tiruwila. Dalam mendeskripsikan upacara Adhi Tiruwila, penulis menggunakan konsep unsur-unsur pendukung upacara yang dikemukakan Koentjaraningrat 1985:168 bahwa upacara keagamaan terbagi atas 4 komponen, yaitu : a tempat upacara, b saat upacara, c benda-benda dan alat-alat upacara, d orang-orang yang melakukan dan memimpin upacara.

1.4.2 Teori

Teori merupakan alat yang terpenting dari suatu ilmu pengetahuan. Tanpa teori hanya ada pengetahuan tentang serangkaian fakta saja, tetapi tidak akan ada ilmu pengetahuan. Kecuali 1 menyimpulkan generalisasi-generalisasi dari fakta- fakta hasil pengamatan, teori itu juga; 2 memberi kerangka orientasi untuk analisa dan klasifikasi dari fakta-fakta yang dikumpulkan dalam penelitian; 3 memberi ramalan terhadap gejala-gejala baru yang akan terjadi; 4 mengisi lowongan dalam pengetahuan kita tentang gejala-gejala yang telah atau sedang terjadi. Teori dapat digunakan sebagai landasan kerangka berfikir dalam membahas permasalahan. Dalam menyelesaikan tulisan ini, penulis berpegang pada beberapa teori yang berhubungan judul di atas. Teori yang dimaksud sesuai dengan pendapat koentjaraningrat 1977:30 yaitu bahwa pengetahuan yang diperoleh dari buku- Universitas Sumatera Utara buku, dokumen-dokumen serta pengalaman kita sendiri merupakan landasan dari pemikiran untuk memperoleh pengertian tentang suatu teori-teori yang bersangkutan. Dengan demikian teori adalah pendapat yang dijadikan acuan dalam membahas tulisan ini. Upacara Adhi Truwila juga menggunakan doa-doa dari kitab suci yang dinyanyikan, yang sebagaimana istilah tersebut adalah Chanting 10 1. In general, music which is song in accordance with prescribed ritual or tradition , yaitu: 2. In particular, uncaccompanied vocal music used for service of Christian church, ambrosian chant, gregorian chant also called “plain chant”or”plain song; 3. In anglican church used only of singing psalms and canticles 4. Song, singing, voice. Artinya yaitu: 1. Secara umum, musik yaitu lagu yang disesuaikan dengan suatu ritual atau tradisi. 2. Sesuai dengan fakta, musik vokal yang tidak diiringi digunakan sebagai bentuk pelayanan dalam gereja kristen, chanting ambrosian, chanting gregorian atau disebut juga dengan “plain chant” atau “plain song”. 3. Di gereja Anglikan digunakan hanya menyanyi Mazmur dan Kidung. 4. Lagu, menyanyi, suara. Berikut ini teori-teori yang digunakan, yaitu : 1. Untuk mengkaji upacara Adhi Tiruwila, penulis mengacu pada pendapat Koentjaraningrat, 1980:24 yaitu : “Upacara adalah merupakan suatu kelakuan keagamaan yang dilaksanakan menurut tata kelakuan yang baku, kelakuan keagamaan tersebut merupakan perbuatan-perbuatan manusia yang bertujuan menjalin hubungan dengan alam gaib”. 10 Dari Concise Dictionary of Music halaman 82. Universitas Sumatera Utara Untuk mengkaji teks mantra yang disajikan secara musikal pada konteks upacara ini, penulis mengacu kepada teori Merriam, 1964:187 yang mengatakan salah satu sumber yang pokok yang dapat kita pakai untuk memperdalam pengertian tentang perilaku manusia dalam hubungannya dengan musik adalah pada teks nyanyian. Teks itu tentu saja perilaku bahasa bukan musik, tetapi teks adalah bagian integral daripada musik. Dan disini jelas bahwa bahasa yang digunakan pada musik berbeda dari bahasa yang dipergunakan sehari-hari. Unsur teks yang akan di analisis adalah makna denotatif sebenarnya konotatif, dan gaya bahasa. Musik merupakan peristiwa bunyi yang mengandung kombinasi elemen-elemen nada, ritem dan dinamik yang mengkombinasikan atau sama sekali tidak berhubungan dengan bahasa yang dituturkan sehari-hari Malm, 1977:4. Dari pengertian musik tersebut, dapat dipahami bahwa musikal merupakan hal yang berkenaan atau mengandung unsur musik. 2. Untuk mengkaji hal-hal yang berkaitan dengan penggunaan dan fungsi mantra sebagai musik vokal pada upacara Adhi Tiruwila, penulis mengacu kepada teori penggunaan dan fungsi musik. Teori ini seperti yang dikemukakan oleh Merriam, 1964:219-222 mengatakan secara implisit bahwa penggunaan uses dilakukan dalam konteks upacara, yang dapat dilihat saat itu juga, sedangkan fungsi function mempunyai dampak yang lebih jauh dan dalam. Merriam menawarkan ada sepuluh fungsi musik antara lain : 1 fungsi pengungkapan emosional, 2 fungsi penghayatan estetika, 3 fungsi hiburan 4 fungsi perlambangan, 5 fungsi reaksi jasmani, 6 fungsi komunikasi, 7 fungsi kesinambungan kebudayaan, 8 fungsi yang berkaitan dengan norma sosial, 9 fungsi pengesahan Universitas Sumatera Utara lembaga sosial dan upacara keagamaan, 10 fungsi pengintegrasian masyarakat, tetapi Merriam tidak mengadakan pembatasan, mungkin fungsinya lebih dari sepuluh. 3. Teori tangga nada weighted scale yang harus diperhatikan dalam menganalisis melodi, penulis mengacu pada teori Malm, 1977:7-9 yaitu ada delapan unsur melodi yang dapat digunakan untuk menganalisis, seperti : 1 tangga nada ; 2 nada dasar ; 3 wilayah nada ; 4 jumlah nada-nada ; 5 jumlah interval ; 6 pola-pola kadensa ; 7 formula- formula melodik ; 8 kontur. Untuk melihat hubungan antara teks mantra dengan melodi, penulis menggunakan teori Malm, 1977:8 mengatakan apabila setiap nada dipakai untuk setiap silabel suku kata, gaya ini disebut silabis, sebaliknya bila suatu silabel dinyanyikan dengan nada-nada yang berjumlah banyak disebut melismatis. Kedua teori ini penulis gunakan untuk menganalisis melodi mantra. 4. Dalam hal transkripsi terhadap mantra, penulis berpedoman kepada teori Nettl, 1964:98 yang memberikan dua pendekatan yaitu : 1. Kita dapat menguraikan dan menganalisis apa yang kita dengar. 2. Kita dapat menulis apa yang kita dengar tersebut di atas kertas, dan kita mendeskripsikan apa yang kita lihat tersebut. Dalam hal notasi musik, penulis mengacu kepada tulisan Charles Seeger, 1971:24-34, yang mengemukakan bahwa ada dua jenis notasi yang dibedakan menurut tujuan notasi tersebut : Universitas Sumatera Utara Pertama adalah notasi preskriptif, yaitu notasi untuk seorang penyaji bagaimana ia harus menyajikan sebuah komposisi musik, selanjutnya dikatakan notasi ini merupakan pedoman tentang bagaimana musik tertentu itu dapat diwujudkan oleh pemain musik. Kedua adalah notasi deskriptif, yaitu suatu laporan yang disertai notasi secara lengkap tentang bagaimana sebenarnya suatu musikal dalam suatu pertunjukan diwujudkan. Transkripsi ini digunakan untuk analisis. Untuk pendekatan analisis, penulis menggunakan dan membuat transkripsi yang deskriptif. Untuk mendukung pembahasan dari segi musikologis tersebut diperlukan suatu transkripsi. Menurut Nettl, 1964:99 bahwa pengertian transkripsi adalah proses menotasikan bunyi, membuat bunyi menjadi sumber visual. Dalam membicarakan pendeskripsian dari ritem, analisis bentuk, frase dan motif-motif. Selanjutnya, Nettl, 1964:148-150 menyarankan bahwa untuk mendeskripsikan ritem sebaiknya dimulai dengan membentuk harga-harga not yang dipakai dalam sebuah komposisi dan menerangkan fungsi dan konteks masing-masing nada. Selanjutnya pola ritem yang sering diulang, sebaiknya dicatat. Merriam membagi penggunaan musik kedalam 5 lima kategori, yaitu: 1 Hubungan musik dengan kebudayaan material, 2 Hubungan musik dengan kelembagaan sosial, 3 Hubungan musik dengan manusia dan alam, 4 Hubungan musik dengan nilai-nilai estetika, 5 hubungan musik dengan bahasa. Penggunaan Universitas Sumatera Utara uses musik berhubungan dengan kebiasaan-kebiasaan folkways memainkan musik tersebut, baik sebagai aktifitas yang berdiri sendiri atau dalam aktifitas yang lain.

1.5 Metode Penelitian