harus dibayar oleh oleh pegawai. Manajemen perlu menghitung dengan seksama, sehingga atasan mempunyai dasar untuk menentukannya. Cara yang sering
dipergunakan adalah dengan memperhatikan juga adanya probabilitas. Hal ini yang penting adalah hendaknya dasar ini bisa dikomunikasikan kepada para
pegawai, sehingga mereka tahu mengapa misalnya mereka harus membayar sejumlah tertentu setiap bulannya.
1.5.7. Pengertian Semangat Kerja
Pembinaan semangat kerja pegawai perlu dilakukan terus menerus karena sangat penting artinya bagi kelangsungan hidup organisasi, sehingga pegawai
menjadi terbiasa mempunyai semangat kerja yang tinggi. Dengan kondisi demikian, para pegawai diharapkan dapat melaksanakan pekerjaannya dengan
baik dan kreatif. Menurut Nitisemito 2002:96, “semangat kerja adalah melakukan
pekerjaan secara lebih giat, sehingga pekerjaan dapat diharapkan lebih cepat dan lebih baik. Menurut Saydam 2005:443, ”semangat kerja adalah melakukan
pekerjaan dengan semangat dan penuh dengan ketulusan dan kegembiraan. Menurut Hasibuan 2005:94, “semangat kerja adalah keinginan dan kesungguhan
seseorang mengerjakan pekerjaanya dengan baik, serta berdisiplin untuk mencapai prestasi kerja yang maksimal. Semangat kerja ini akan merangsang seseorang
untuk berkarya dan berkreativitas dalam pekerjaannya. Berdasarkan pengertian tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa
semangat kerja adalah suatu kondisi dimana karyawan merasa senang dan giat
Universitas Sumatera Utara
menyelesaikan tugas-tugas yang dibebankan oleh atasan. Seseorang bekerja dapat merasakan dua hal, yang pertama adalah mereka merasa puas; dan kedua mereka
yang merasa tidak puas bahkan mengalami stres, merasa tertekan dengan pekerjaan maupun lingkungan kerja. Seorang pimpinan harus menjaga dan
memelihara situasi yang kondusif untuk terciptanya semangat kerja yang tinggi di lingkungan unit kerjanya. Hal ini dapat terlaksana bila pimpinan dapat
menempatkan dirinya bersama-sama dengan bawahan, dan selalu berusaha memperbaiki kondisi kerja, sehingga suasana kerja turut mendukung terbinanya
semangat kerja pegawai.
1.5.8. Indikator Semangat Kerja
Adapun indikator yang dapat digunakan sebagai pengukur tinggi rendahnya semangat kerja pegawai. Menurut Nitisemito 2002:97, indikator-
indikator semangat kerja pegawai adalah: 1.
Turunrendahnya produktivitas Turunnya tingkat produktivitas kerja yang disebabkan oleh turunnya semangat
kerja pegawai. Hal ini diukur dan dibandingkan dengan tingkat produktivitas sebelumnya. Terjadinya penurunan ini disebabkan karena kemalasan pegawai
maupun penundaan kerja. 2.
Tingkat absensi yang naiktinggi Tingkat absensiketidakhadiran pegawai dalam melakukan pekerjaannya. Hal
ini termasuk waktu yang hilang karena sakit, kecelakaan dan pergi meninggalkan pekerjaannya karena alasan pribadi, baik diberi wewenang
ataupun tidak.
Universitas Sumatera Utara
3. Labor turnover yang tinggi
Tingkat perpindahan pegawai yang tinggi, merupakan indikasi naik turunnya semangat kerja yang dapat disebabkan karena ketidaksenangan mereka
bekerja di organisasi tersebut dan mencari pekerjaan di tempat lain yang lebih sesuai. Hal ini dapat menurunkan produktivitas kerja dan mengganggu
kelangsungan hidup organisasi itu sendiri. 4.
Tingkat kerusakan yang naik atau tinggi Naiknya tingkat kerusakan tersebut sebetulnya menunjukkan bahwa perhatian
dalam pekerjaan berkurang, terjadi kecerobohan dalam pekerjaan dan sebagainya. Ini semua menunjukkan bahwa semangat kerja pegawai menurun.
5. Kegelisahan dimana-mana
Kegelisahan dapat menyebabkan turunnya semangat kerja, dan lama kelamaan akan dapat mengganggu konsentrasi dan kondisi fisik pegawai untuk bekerja
secara optimal. Misalnya rasa gelisah atau takut bila tiba-tiba dikeluarkan karena dia harus membiayai anaknya untuk masa yang akan datang. Gejala-
gejala timbulnya keresahan para pegawai dalam perusahaan terlihat pada: a.
Berkembangnya gosip dan isu-isu negatif b.
Sering terjadinya pertengkaran antar pegawai c.
Semakin berkurangnya rasa hormat bawahan kepada pimpinan d.
Para pegawai lebih senang mengobrol dari pada bekerja 6.
Tuntutan sering terjadi Sering terjadinya tuntutan juga merupakan indikasi semangat kerja yang turun.
Tuntutan menunjukkan ketidakpuasan pegawai pada organisasi.
Universitas Sumatera Utara
7. Pemogokan
Indikasi yang paling kuat tentang turunnya semangat kerja kerja adalah terjadinya pemogokan. Pemogokan merupakan perwujudan ketidakpuasan,
kegelisahan dan lain sebagainya. Bila hal ini telah memuncak dan tidak tertahan lagi, maka menimbulkan tuntutan. Jika tuntutan tidak berhasil pada
umumnya berakhir dengan suatu pemogokan. Bila terjadi pemogokan dapat menimbulkan kelumpuhan bagi institusi dengan segala akibatnya.
Faktor-faktor yang memicu semangat kerja pegawai menurut Nitisemito 2002:101 adalah:
1. Gaji yang cukup.
Organisasi harus memperhatikan masalah gaji pegawai, karena dengan gaji yang cukup, maka kebutuhan terpenuhi, sehingga semangat kerja meningkat.
2. Memperhatikan kebutuhan rohani
Setiap pegawai mempunyai agama yang berbeda-beda, maka organisasi biasanya menyediakan fasilitas seperti mushola untuk yang beragama Islam,
sehingga mereka dapat menjalankan ibadahnya. 3.
Menciptakan suasana santai Dalam bekerja diperlukan suasana santai, sehingga pegawai tidak merasa
jenuh bekerja. Walaupun pekerjaan mereka banyak yang harus diselesaikan, tetapi mereka tetap bersemangat untuk bekerja.
4. Harga diri perlu mendapat perhatian
Organisasi harus menghargai hasil pekerjaan pegawainya. Misalnya ketika pegawai berhasil mengerjakan sesuatu, maka atasan perlu memberi pujian.
Universitas Sumatera Utara
5. Tempatkan karyawan pada posisi yang tepat
Setiap pegawai mempunyai keterampilan yang berbeda, maka organisasi harus dapat menempatkan pegawai pada posisi yang tepat, sehingga pegawai
merasa nyaman dalam mengerjakan tugas-tugasnya. 6.
Berikan kesempatan pada mereka untuk maju Organisasi harus peka terhadap keinginan para pegawai, dan harus dapat
memberikan dorongan terhadap pegawai yang ingin maju, sehingga akan menciptakan semangat kerja yang tinggi.
7. Perasaan aman menghadapi masa depan perlu diperhatikan
Biasanya pegawai mengharapkan organisasi tidak hanya memberikan fasilitas-fasilitas di saat mereka sedang bekerja, tetapi saat mereka tidak
bekerja lagi mereka mengharapkan kehidupan mereka tetap terjamin. Biasanya organisasi menyelenggarakan program dana pensiun bagi pegawai
yang sudah tidak bekerja lagi sesuai dengan peraturan organisasi. 8.
Usahakan pegawai mempunyai loyalitas Keluar masuknya pegawai disebabkan karena mereka tidak merasa senang
bekerja di organisasi tersebut, maka organisasi harus mengetahui kebutuhan pegawai, sehingga mereka tidak berkeinginan untuk bekerja di tempat lain.
1.5.9. Hubungan Antara Program Pelayanan Kesejahteraan Pegawai