Pelaksanaan Program Pelayanan Kesejahteraan Pegawai Terhadap Peningkatan Semangat Kerja Pegawai pada Dinas Cipta Karya dan Pertambangan Deli Serdang

(1)

DAFTAR WAWANCARA

1. Apa saja bentuk-bentuk program pelayanan kesejahteraan pegawai pada Dinas Cipta Karya dan Pertambangan Deli Serdang?

2. Apa syarat-syarat untuk mendapatkan cuti tahunan, cuti besar, cuti sakit, cuti bersaling, cuti karena alasan penting serta cuti di luar tanggungan negara? 3. Apakah pegawai tetap menerima penghasilan penuh saat menjalankan cuti? 4. Apa dasar hukum pelaksanaan program pelayanan kesejahteraan pegawai pada

Dinas Cipta Karya dan Pertambangan Deli Serdang?

5. Bagaimana pelaksanaan program pelayanan kesejahteraan pegawai dengan tabungan hari tua ?

6. Bagaimana pelaksanaan program pelayanan kesejahteraan pegawai dengan Asuransi Kesehatan (Askes) ?

7. Apa persyaratan pembuatan kartu Askes?

8. Apa saja pelayanan kesehatan yang dijamin oleh Askes?

9. Bagaimana pelaksanaan rekreasi bersama, kendaraan dinas dan fasilitas penyediaan tempat ibadah bagi pegawai di tempat kerja?

10.Apa usaha yang dilakukan Dinas Cipta Karya dan Pertambangan Deli Serdang untuk meningkatkan semangat kerja?


(2)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi, 2006. Prosedur Penelitian, Edisi Kedua, Bandung: Rineka Cipta.

Dessler, Gary, 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia, Jilid 1, Alih Bahasa: Piramida Rahayu, Jakarta: Indeks.

Flippo, Edwin B., 2002. Manajemen Personalia, Edisi Keenam, Jakarta: Erlangga.

Handoko, T. Hani, 2002. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia, Edisi Kedua, Yogyakarta: BPFE-UGM.

Hardiyansyah, 2012. Sistem Administrasi dan Manajemen Sumber Daya Manusia Sektor Publik dalam Perspektif Otonomi Daerah, Cetakan Pertama, Palembang: Gava Media.

Moekijat, 2009. Administrasi Kepegawaian Negara Indonesia, Cetakan Pertama, Bandung: Bandar Maju.

Nitisemito, Alex S., 2002. Manajemen Personalia, Cetakan Kesembilan, Edisi Ketiga, Jakarta: Ghalia Indonesia.

Saydam, Gouzali. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Kelima, Jakarta: Djambatan.

Sirait, Justine T., 2006. Memahami Aspek-aspek Pengelolaan Sumber Daya Manusia, Jakarta: PT. Grasindo.

Sofyandi, Herman, 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Pertama, Cetakan Pertama, Jakarta: Yogyakarta: Graha Ilmu.

Sugiyono, 2008. Metode Penelitian. Cetakan Keenam, Bandung: Alfabeta.

Sunyoto, Danang, 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia, Cetakan Pertama, Jakarta: Yogyakarta: Caps.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 1999 Tentang Pokok-pokok Kepegawaian. www.bkn.co.id.

Wursanto, IG., 2007. Manajemen Kepegawaian 2, Edisi Pertama, Cetakan Kesepuluh, Yogyakarta: Kanisius.


(3)

BAB III

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

3.1. Kabupaten Deli Serdang

Kabupaten Deli Serdang dikenal sebagai salah satu daerah dari 25 Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara. Kabupaten yang memiliki keanekaragaman sumber daya alam yang besar, sehingga merupakan daerah yang memiliki peluang investasi yang cukup menjanjikan. Dulu wilayah ini disebut Kabupaten Deli dan Serdang, pemerintahannya berpusat di Kota Medan. Memang dalam sejarahnya, sebelum kemerdekaan Republik Indonesia, wilayah ini terdiri dari dua pemerintahan yang berbentuk kerajaan (kesultanan) yaitu Kesultanan Deli berpusat di Kota Medan, dan Kesultanan Serdang berpusat di Perbaungan.

Daerah ini mengelilingi tiga daerah Kotamadya yaitu Kotamadya Medan yang menjadi ibukota Provinsi Sumatera Utara, Kotamadya Binjai dan Kotamadya Tebing Tinggi serta berbatasan dengan beberapa kabupaten yaitu Langkat, Karo, dan Simalungun, dengan total luas daerah 6.400 Km2 terdiri dari 33 Kecamatan dan 902 Kampung.

Daerah ini, sejak terbentuk sebagai kabupaten paling dengan tujuh puluhan mengalami beberapa kali perubahan luas wilayahnya, karena kota Medan, Tebing Tinggi dan Kota Binjai yang berada di daerah perbatasan pada beberapa waktu lalu meminta atau mengadakan perluasan daerah, sehingga luasnya berkurang menjadi 4.397,94 Km2.

Pada awal pemerintahan Kota Medan menjadi pusat pemerintahannya, karena memang dalam sejarahnya sebagian besar wilayah kota Medan adalah


(4)

“Tanah Deli” yang merupakan daerah Kabupaten Deli Serdang. Pada tahun 1980-an, pemerintahan daerah ini pindah ke Lubuk Pakam, sebuah kota kecil yang terletak di pinggir jalan lintas Sumatera lebih kurang 30 Km dari Kota Medan yang telah ditetapkan menjadi ibukota Kabupaten Deli Serdang.

Pada tahun 2004, Kabupaten Deli Serdang mengalami perubahan, baik secara Geografi maupun Administrasi Pemerintahan, setelah adanya pemekaran daerah dengan lahirnya Kabupaten Serdang Bedagai sesuai dengan UU No. 36 Tahun 2003, sehingga berbagai potensi daerah yang dimiliki ikut berpengaruh. Dengan adanya pemekaran daerah tersebut, maka luas wilayahnya sekarang berkurang menjadi 2.497,72 Km2 terdiri dari 22 kecamatan dan 403 Desa yang terhampar mencapai 3,34% dari luas Sumatera Utara.

Kabupaten Deli Serdang dihuni penduduk yang terdiri dari berbagai suku bangsa seperti Malayu, Karo, Simalungun, Jawa, Batak, Minang, Cina, Aceh dan memeluk berbagai agama seperti Islam, Kristen, Hindu, dan Budha, dengan total jumlah penduduk berjumlah 1.686.366 jiw dengan laju pertumbuhan penduduk 2,74% persen per tahun dengan kepadatan rata-rata 616 jiwa per kilometer persegi.

Bidang usaha yang mendapat prioritas pemerintah daerah untuk dikembangkan mencakup 4 (empat) sektor yaitu sektor industri, sektor perikanan, sektor perkebunan dan sektor pertanian. Terdapat 6 (enam) Kecamatan di Kabupaten Deli Serdang yang berpotensi untuk pengembangan tambak udang, yaitu Bandar Kalifah, Tanjung Beringin, Teluk Mengkulu, Hamparan Perak, Labuhan Deli, dan Percut Sei Tuan. Tingkat kesesuaian lahan dan kualitas air


(5)

cukup untuk pengembangan budidaya tambak udang windu. Daerah Deli Serdang terutama di sekitar sungai Ular telah terkenal sejak zaman Belanda sebagai sentral tembakau Deli.

Tembakau Deli sangat terkenal karena kualitasnya sangat baik untuk cerutu yaitu sebagai pembalut. Pusat pasar tembakau cerutu Deli masa lalu di Bremen Jerman. Dengan demikian, tembakau Deli adalah potensi lokal yang khas untuk Kabupaten Deli Serdang. Potensi tersebut adalah potensi kesesuaian lahan di daerah ini yang dapat menghasilkan kualitas tembakau yang sangat baik. Kedekatan dengan pusat kota dan penduduk yang besar merupakan pasar potensial bagi produk oleokimia. Selain untuk mencukupi kebutuhan dalam negeri, industri oleokimia merupakan salah satu industri yang masih memiliki peluang pasar ekspor.

Kemudahan akses keluar sangat mendukung industri ini. Industri lain juga mempunyai peluang pasar yang luas adalah industri dengan bahan baku CPO. Pakan ternak dibutuhkan jika bidang peternakan dikembangkan, sebab kelangkaan pakan ternak menjadi salah satu sebab kegagalan industri peternakan di Deli Serdang. Dalam gerak pembangunannya, motto Kabupaten Deli Serdang yang tercantum dalam Lambang Daerahnya adalah “Bhinneka Perkasa Jaya” yang memberi pengertian dengan masyarakat yang beranekaragam suku, agama, ras dan golongan bersatu dalam kebhinnekaan secara kekeluargaan dan gotong royong membangun semangat kebersamaan, menggali dan mengembangkan potensi sumber daya alam dan sumber daya manusianya, sehingga menjadi kekuatan dan keperkasaan untuk mengantarkan masyarakat kepada kesejahteraan dan kejayaan sepanjang masa. Lambang Kabupaten Deli Serdang adalah:


(6)

Gambar 3.1. Lambang Kabupaten Deli Serdang

Sumber: Kantor Bupati Kabupaten Deli Serdang Arti lambang Kabupaten Deli Serdang adalah:

1. Bintang bersudut lima melambangkan Ketuhanan Yang Maha Esa dan berfalsafat Pancasila.

2. 17 kuntum bunga kapas, 5 (lima) daun sirih, 3 (tiga) buah pinang, empat puluh lima butir padi melambangkan catatan sejarah, tanggal, bulan dan tahun kemerdekaan RI, dimana rakyat Deli Serdang turut memberi dharma baktinya dalam kemerdekaan Republik Indonesia.

3. Padi berbuah 11 (sebelas), seekor ikan melambangkan penduduk Kabupaten Deli Serdang sebagian besar terdiri dari petani dan nelayan.

4. Gunung dan lima gelombang ombak serta matahari pagi yang sedang naik melambangkan:

- Gunung menunjukkan geografi Deli Serdang yang terdiri dari pegunungan, daratan rendah dan pantai.

- Lima gelombang ombak melambangkan bahwa Deli Serdang memiliki sungai besar kecil yang membawa kemakmuran rakyat.


(7)

- Matahari terbit yang sedang naik melambangkan masa depan yang gemilang cita-cita yang tinggi serta kegairahan bekerja yang penuh semangat dan keyakinan.

5. Pohon kelapa sawit, karet, tembakau melambangkan daerah Deli Serdang adalah daerah perkebunan yang menghasilkan devisa.

6. Roda mesin bergigi melambangkan cita-cita modernisasi dari mekanisme kehidupan rakyat serta lambang kerajinan tangan.

7. Sirih, pinang dan puan melambangkan kebudayaan asli, dimana sirih dan pinang merupakan alat pembuka kata dalam segala upacara serta lambang persaudaraan dan toleransi.

8. Lima helai daun sirih melambangkan tiga hukum yang dijunjung tinggi, yaitu hukum politik, hukum adat dan hukum negara.

3.1.1. Sejarah Berdirinya Kabupaten Deli Serdang

Kabupaten Deli Serdang sebelum Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus 1945 merupakan dua pemerintahan yang berbentuk Kerajaan (Kesultanan) yaitu Kesultanan Deli yang berpusat di Kota Medan dan Kesultanan Serdang berpusat di Perbaungan. Pada masa pemerintahan Republik Indonesia Serikat (RIS), keadaan Sumatera Timur mengalami pergolakan yang dilakukan oleh rakyat secara spontan, menuntut agar NST (Negara Sumatera Timur) yang dianggap sebagai prakarsa Van Mook (Belanda) dibubarkan dan wilayah Sumatera Timur kembali masuk Negara Republik Indonesia. Para pendukung NST membentuk Permusyawaratan Rakyat se Sumatera Timur


(8)

menentang Kongres Rakyat Sumatera Timur yang dibentuk oleh Front Nasional. Negara bagian dan daerah istimewa lain di Indonesia kemudian bergabung dengan NRI, sedangkan Negara Indonesia Timur (NIT) dan Negara Sumatera Timur (NST) tidak bersedia. Akhirnya Pemerintah NRI meminta kepada Republik Indonesia Serikat (RIS) untuk mencari kata sepakat dan mendapat mandat penuh dari NST dan NIT untuk bermusyawarah dengan NRI tentang pembentukan Negara Kesatuan dengan hasil antara lain: Undang-Undang Dasar Sementara Kesatuan yang berasal dari UUD RIS diubah sehingga sesuai dengan Undang-Undang Dasar 1945.

Atas dasar tersebut terbentuklah Kabupaten Deli Serdang seperti tercatat dalam sejarah bahwa Sumatera Timur dibagi ata 5 (lima) Afdeling, salah satunya adalah Deli Serdang. Afdeling ini dipimpin oleh seorang Asisten Residen beribukota di Medan serta terbagi atas 4 (empat) Onder Afdeling yaitu Beneden Deli beribukota di Medan, Bovan Deli beribukota di Pancur Batu, Serdang beribukota di Lubuk Pakam, Padang Bedagai beribukota di Tebing Tinggi dan masing-masing dipimpim oleh seorang Kontelir.

Berdasarkan keputusan Dewan Perwakilan Rakyat Sumatera Timur tanggal 19 April 1946, Keresidenan Sumatera Timur dibagi menjadi 6 (enam) kabupaten terdiri atas 6 (enam) Kewedanaan yaitu Deli Hulu, Deli Hilir, Serdang Hulu, Serdang Hilir, Bedagai, Padang/Kota Tebing Tinggi pada waktu itu ibukota berkedudukan di Perbaungan. Kemudian dengan Besluit Wali Negara tanggal 21 Desember 1949 wilayah tersebut adalah Deli Serdang dengan ibukota Medan, meliputi Lubuk Pakam, Deli Hilir, Deli Hulu, Serdang, Padang dan Bedagai.


(9)

Pada tanggal 14 November 1956, Kabupaten Deli dan Serdang ditetapkan menjadi Daerah Otonom dan namanya berubah menjadi Kabupaten Deli Serdang sesuai dengan Undang-Undang Nomor 22 tahun 1948 yaitu Undang-Undang Pokok-Pokok Pemerintahan Daerah dengan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1956. Untuk merealisasinya dibentuklah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) dan Dewan Pertimbangan Daerah (DPD). Namun, tahun demi tahun terus berlalu merubah perjalanan sejarah dan setelah melalui berbagai usaha penelitian dan seminar para pakar sejarah dan pejabat Pemerintah Daerah Tingkat II Deli Serdang pada waktu itu (sekarang Pemerintah Kabupaten Deli Serdang), akhirnya disepakati penetapan Hari Jadi Kabupaten Deli Serdang tanggal 1 Juli 1946.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1984, ibukota Kabupaten Deli Serdang dipindahkan dari Kota Medan ke Lubuk Pakam dengan lokasi perkantoran di Tanjung Garbus yang diresmikan oleh Gubernur Sumatera Utara tanggal 23 Desember 1986. Demikian pula pergantian pimpinan d idaerah inipun telah terjadi beberapa kali. Tercatat dalam sejarah bahwa Bupati Pertama di Kabupaten Deli Serdang secara berkesinambungan telah di pimpin oleh Bupati Kepala Daerah Deli Serdang yang sampai saat ini tercatat empat belas orang Bupati kepala daerah telah memimpin Kabupaten Deli Serdang yakni: Munar S. Hamidjoyo, Sampurno Kolopaking, Wan Oemaruddin Barus (1 Feb 1951 s/d 1 April 1958), Abdullah Eteng (1 Apr 1958 s/d 1 Jan 1963), Abdul Kadir Kendal Keliat (11 Jan 1963 s/d 11 Nov 1970), H. Baharoeddin Siregar (11 Nov 1970 s/d 17 April 1978), Abdul Muis Lubis (17 Apr 1978 s/d 3 Mar 1979), H. Tenteng Ginting (3 Mar 1979 s/d 3 Mar 1984), H. Wasiman (3 Mar 1984 s/d 3 Mar 1989),


(10)

H. Ruslan Mansyur (3 Mar 1989 s/d 3 Mar 1994), H. Maymaran NS (3 Mar 1994 s/d 3 Mar 1999), Drs H. Abdul Hafid, MBA (3 Mar 1999 s/d 7 April 2004), dan Drs H. Amri Tambunan (7 April 2004 s/d 2009)

Perjalanan penyelenggaraan pemerintah di Kabupaten Deli Serdang, tercatat beberapa Bupati didampingi oleh seorang Wakil Bupati. Pada pertengahan periode kepemimpinan (1997) H.Maymaran. MS, beliau didampingi oleh seorang wakil Bupati Drs. H.Rayo Usman Harahap, sesuai dengan Surat Keputusan Mendagri Nomor 132.22-141 tanggal 24 Februari 1977. Jabatan Wakil Bupati berlanjut dijabat oleh Drs. H. Rayo Usman Harahap pada periode Drs. H. Abdul Hafid, MBA sampai tahun 2002. Dengan berlakunya Undang-Undang Nomor 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah, jabatan Wakil Bupati merupakan satu paket dengan Bupati yang dipilih oleh anggota legislatif. Tahun 2003, Pemilihan Kepala Daerah Kabupaten Deli Serdang, terpilih Drs. H.Amri Tambunan yang berdampingan dengan Drs.Yusuf Sembiring, MBA.,MM sebagai Wakil Bupati untuk periode 2004 sampai dengan 2009.

Pada lembaga legislatif, pimpinan di lembaga ini juga silih berganti muali dari Ketua Dewan Bonar Ginting, H. Mahmud Hasan, T.A. Muhaid Arief, Kapten M. Selamat, Letkol Gus Masiman BA, H. Muhammmad Rizan, T. Abunawar Sinar Al-Haj, H. Iping Sapei, Kolonel. Drs. H. Nusrin Siregar, H. Naik Tarigan, BBA, dan H. Wagirin Arman.

Sedangkan Sekretaris Wilayah Daerah (saat ini berubah nama menjadi Sekretaris Daerah) Kabupaten Deli Serdang juga sudah silih berganti, mulai dari H. Baharoeddin Siregar, Mbra Barus, Mabai Tarigan, H. Abdul Muis, Mohd.


(11)

Zaini Dahlan SH, Drs. Sonny Sembiring, Zainal Arifin SH, Drs. Aman Ginting, Drs. H. Azis Fachri Harahap, H. Abdul Salam Pane SH, Drs. H. Zainul Aris, Drs. H. Chairullah, S.I.P.MAP, Pelaksana Sekda Ir. H. Marapinta Harahap, MAP,MM, dan saat ini dijabat oleh Ir. Djaili Azwar, M.Si. Sementara Sekretaris DPRD Kabupaten Deli Serdang juga sudah beberapa kali silih berganti mulai dari Djaman Tarigan SH, Drs. Nur Achmad Siregar, H.M. Rasyid SH, Drs. Achmad Siregar dan saat ini dijabat oleh Drs. Semangat Merdeka Tarigan.

Visi pemerintah Kabupaten Deli Serdang adalah “deli serdang yang maju dengan masyarakatnya yang religius, sejahtera bersatu dalam kebhinekaan melalui pemerataan pembangunan, pemanfaatan sumber daya yang adil dan penegakan hukum yang ditopang oleh tata pemerintahan yang baik“

Misi yang hendak dicapai sebagai berikut:

a) Mewujudkan Deli Serdang yang maju adalah mendorong pembangunan yang menjamin pemerataan yang seluas-luasnya didukung oleh sumber daya manusia yang berkualitas, infrastruktur yang maju, penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi, pembangunan yang berwawasan lingkungan, serta didukung oleh kondisi keamanan yang kondusif.

b) Mewujudkan masyarakat Deli Serdang yang religius adalah mendorong pembangunan akhlak mulia generasi muda, saling menghormati, rukun dan damai, tidak diskriminatif, mengabdi pada kepentingan masyarakat luas, dan menghormati hak azasi manusia.

c) Mewujudkan masyarakat Kabupaten Deli Serdang yang sejahtera dan bersatu dalam kebhinekaan adalah mendorong pembangunan yang merata,


(12)

pemanfaatan sumber daya yang adil, guna mewujudkan kesejahteraan masyarakat, rasa aman dan damai, mampu menampung aspirasi masyarakat yang dinamis, menegakkan persatuan dan kesatuan dalam kebhinekaan dengan ditopang oleh tata pemerintahan yang baik.

d) Penegakan hukum berarti kelak di dalam wilayah Kabupaten Deli Serdang tidak boleh ada diskriminasi hukum, semua orang termasuk bupati harus patuh dan taat pada hukum dan perundang-undangan, budaya hukum akan menjadi bagian cara hidup masyarakat Deli Serdang.

3.1.2. Geografis, Topografis dan Dataran

Kabupaten Deli Serdang terletak diantara 2°57” - 3°16” Lintang Utara serta pada 98°33 - 99°27¨ Bujur Timur merupakan bagian dari wilayah pada posisi silang di kawasan Palung Pasifik Barat dengan luas wilayah 2.497,72 Km² (249,772 Ha) dengan batas-batas: sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Langkat dan Selat Malaka, sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Karo dan Kabupaten Simalungun, sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Langkat dan Kabupaten Karo sedangkan disebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Serdang Bedagai. Kabupaten Deli Serdang secara geografis terletak pada wilayah pengembangan pantai timur Sumatera Utara serta memiliki topografi kontur dan iklim yang bervariasi. Berdasarkan topografi wilayah Deli Serdang dibagi menjadi 3 (tiga) bagian yaitu:

a. Dataran pantai, meliputi 4 kecamatan (Kecamatan Hamparan Perak, Labuhan Deli, Percut Sei Tuan dan Pantai Labu), dengan luas 65.690 ha (26,36% dari luas Kabupaten Deli Serdang).


(13)

b. Dataran rendah: meliputi 11 kecamatan (Kecamatan Sunggal, Pancur Batu, Namorambe, Deli Tua, Tanjung Morawa, Patumbak, Lubuk Pakam, Beringin, Pagar Merbau, Galang dan Batang Kuis), dengan luas 71.934 ha (28,80 % dari luas Kabupaten Deli Serdang).

c. Dataran tinggi: meliputi 7 kecamatan (Kecamatan Biru-biru, STM Hilir, STM Hulu, Gunung Meriah, Sibolangit, Kutalimbaru dan Bangun Purba), dengan luas 112.147 ha (44,90% dari luas Kabupaten Deli Serdang).

Kabupaten Deli Serdang terdapat 5 (lima) Daerah Aliran Sungai (DAS) yaitu DAS Belawan, DAS Deli, DAS Belumai, DAS Percut, dan DAS Ular, dengan luas areal 378.841 ha, yang kesemuanya bermuara ke Selat Malaka dengan hulunya berada di Kabupaten Simalungun, dan Karo. Pada umumnya sub DAS ini dimanfaatkan untuk mengairi areal persawahan sebagai upaya peningkatan produksi pertanian.

3.1.3. Iklim

Iklim Kabupaten Deli Serdang bervariasi yaitu iklim sub tropis dan iklim peralihan antara sub tropis dan tropis. Ketinggian 0 – 500 meter di atas permukaan laut beriklim peralihan sub tropis dan tropis; sedangkan ketinggian lebih dari 1.000 meter di atas permukaan laut beriklim sub tropis. Curah hujan rata-rata 1.936,33 mm, pada umumnya curah hujan terjadi pada bulan September, Oktober, November dan Desember. Angin yang bertiup melalui daerah ini juga berbeda yaitu angin laut dan angin pegunungan dengan kecepatan 0,68 meter/detik; sedangkan temperatur rata-rata 26,70C dan kelembaban 84%.


(14)

3.1.4. Luas, Jenis Tanah dan Penggunaan Lahan

Luas dan jenis tanah Kabupaten Deli Serdang adalah: - Alluvial, regosol, organosol 22.096 ha - Hidromorfik kelabu 57.294 ha

- Andosol coklat 24.136 ha

- Latosol coklat 58.696 ha

- Podsolik coklat kekuningan 68.249 ha - Podsolik merah kekuningan 17.684 ha - Litosol, podsolik, regosol

Jumlah 249.772 ha

Penggunaan lahan di Kabupaten Deli Serdang dibedakan sebagai berikut: 1.617 ha

- Perkampungan/pemukiman 12.907 ha (5,39%)

- Persawahan 44.444 ha (18,56%)

- Tegalan/kebun campuran 52.897 ha (22,09%) - Perkebunan besar 54.286 ha (22,67%) - Perkebunan rakyat 29.908 ha (12,49%)

- Hutan 40.157 ha (16,77%)

- Semak/alang-alang 670 ha (3,28%) - Kolam/tambak 1.317 ha (0,55%)

- Rawa-rawa 792 ha (0,33%)

- Peternakan 49 ha (0,02%)

- Lain-lain 2.035 ha

Jumlah 249.772 ha


(15)

3.1.5. Pendidikan

Ketersediaan jumlah fasilitas pendidikan di Kabupaten Deli Serdang dapat dibedakan dari pendidikan umum dan pendidikan agama. Jumlah fasilitas pendidikan umum di Kabupaten Deli Serdang terdapat sekitar 1.197 Sekolah yang terdiri dari 772 unit Sekolah Dasar, 213 unit SLTP, 113 unit SMU dan 99 unit Sekolah Menengah Kejuruan. Fasilitas pendidikan terbanyak terdapat di Kecamatan Percut Sei Tuan yaitu sebanyak 163 unit sekolah. Sedangkan fasilitas pendidikan terkecil terdapat di Kecamatan Gunung Meriah yaitu sebanyak 8 unit sekolah.

Jumlah fasilitas pendidikan agama di Kabupaten Deli Serdang 767 unit sekolah yang terdiri dari 237 unit Sekolah TK/RA, 300 unit Sekolah MDA, 100 unit Sekolah MI, 98 unit Sekolah MTs dan sebanyak 32 unit Sekolah MA. Fasilitas pendidikan agama terbanyak terdapat di Kecamatan Percut Sei Tuan yaitu sebanyak 155 unit sekolah. Sedangkan kecamatan yang belum memiliki sekolah agama adalah Kecamatan Gunung Meriah.

3.1.6. Potensi Alam Industri

Sektor industri yang potensial dikembangkan di Kabupaten Deli serdang adalah agroindustri, dimana jenis industri yang diolah yaitu hasil-hasil pertanian menjadi barang jadi seperti tapioka, karet, minyak sawit, kayu, ubi kayu, kopi, kakao, ikan laut, makanan ternak dan lain-lain. Usaha industri kecil formal maupun non formal yang dibina 12.245 unit usaha yang tersebar di beberapa kecamatan mencakup sejumlah komoditas yang sebagian besar sudah diekspor. Tenaga kerja yang diserap lebih dari 158.307 orang dengan nilai investasi sebesar


(16)

Rp 1.194.263.870.000. Berbagai industri besar, menengah dan kecil yang berkembang menjadi andalan Kabupaten Deli Serdang antara lain: keramik, gelas, obat nyamuk, dan mie instan di Tanjung Morawa dan beberapa daerah lainnya; industri batu bata yang tersebar di beberapa kecamatan di Lubuk Pakam, pagar Merbau, Beringin, Pantai Labu dan Tanjung Morawa. Industri pembuatan kacamata, jam, mebel kayu dan rotan di Tanjung Morawa dan Deli Tua; industri kompor, baterai, paving blok di Sunggal. Industri pembuatan bunga karet terdapat di Kecamatan Batang Kuis, industri makanan kripik ubi kayu, emping melinjo selain sulaman bordir di Kecamatan Tanjung Morawa yang tidak kalah bersaing dengan bordiran dari kabupaten/kota atau provinsi lainnya di Indonesia.

3.1.7. Sektor Industri dan Perdagangan

Berdasarkan informasi dari Dinas Perdagangan Kabupaten Deli Serdang tahun 2012, diketahui sektor industri seperti pada tabel berikut:

Tabel 3.1

Sektor Industri Pada Kabupaten Deli Serdang Tahun 2012

No. Sektor industri Unit usaha (UU)

Tenaga kerja (orang)

Investasi (Rp 000)

Nilai produksi (Rp 000) 1. Besar 219 7.027 624.909.963 275.227.450 2. Menengah 659 96.605 538.922.682 400.597.055 3. Kecil formal 2.077 28.337 65.257.163 348.550.597 4. Kecil non formal 9.442 29.104 2.078.528 481.542.000 Total 12.397 161.073 1.231.168.336 1.505.917.102 Sumber: Dinas Perdagangan Kabupaten Deli Serdang

Jumlah unit usaha komoditi andalan industri kecil: - Tenunan ulos 21 unit


(17)

- Sapu ijuk 73 unit

- Rebana 1 unit

- Anyaman rotan/bambu 14 unit

- Pandai besi 19 unit

- Keramik gerabah 19 unit - Kerupuk opak 31 unit - Emping melinjo 204 unit - Pakaian wanita/sulaman 53 unit

Peluang investasi adalah industri karet dan barang dari karet serta industri hasil pertanian dan perkebunan.

3.2. Dinas Cipta Karya dan Pertambangan Deli Serdang 3.2.1. Visi dan Misi

Visi Dinas Cipta Karya dan Pertambangan Deli Serdang adalah “terwujudnya masyarakat sejahtera melalui pembangunan bidang keciptakaryaan yang berkembang dan berkelanjutan dengan dukungan konsistensi ruang yang dinamis”. Misi Dinas Cipta Karya dan Pertambangan Deli Serdang adalah:

1. Melaksanakan penyusunan program dan anggaran pembangunan bidang cipta karya dan tata ruang.

2. Melaksanakan perencanaan tata ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang. 3. Melaksanakan pengembangan perumahan di perkotaan dan di pedesaan.

4. Melaksanakan pembinaan teknis, pembangunan, pengelolaan bangunan gedung serta pembinaan jasa.


(18)

3.2.2. Tugas Pokok dan Fungsi Dinas

Menurut Peraturan Daerah Kabupaten Deli Serdang Nomor 11 Tahun 2008 tanggal 11 Juli 2009 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Deli Serdang, Dinas Cipta Karya dan Pertambangan Kabupaten Deli Serdang mempunyai tugas pokok:

1. Membantu kepala daerah dalam melaksanakan sebagian urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan pemerintah daerah di bidang pekerjaan umum khususnya urusan cipta karya, penataan ruang dan perumahan berdasarkan asas otonomi.

2. Membantu merumuskan kebijakan perencanaan operasional program pengaturan pembangunan, pengawasan dan pengendalian kebijakan strategis dalam pelaksanaan kerja sama swasta dan masyarakat sesuai izin lokasi kawasan dan lingkungan siap bangun, kebijakan strategi penanggulangan dan pencegahan, penanganan kawasan, pengelolaan peremajaan atau perbaikan kawasan kumuh, kebijakan strategis pemberdayaan dalam pelaksanaan pembangunan dan pengelolaan bangunan gedung dan lingkungan, rumah negara, status bangunan dan gedung yang dilindungi dan dilestarikan.

3. Menetapkan kriteria pemantauan dan perubahan fungsi ruang kawasan atau lahan dan perbatasan kawasan strategis, penyusunan rencana strategi detail tata ruang, kebijakan strategis dan program pembangunan baru, perbaikan, pemanfaatan, pemugaran, perluasan dan pemeliharaan dalam pembinaan perumahan formal dan swasdaya, sistem pembangunan kawasan, keterpaduan prasarana dan keserasian kawasan perumahan serta pembinaan hukum


(19)

peraturan perundang-undangan dan pertanahan untuk perumahan, teknologi dan industri, pengembangan pelaksanaan pembangunan perumahan peran serta masyarakat dan sosial budaya.

4. Menetapkan kebijakan strategis pembangunan pedesaan dan perkotaan, pengembangan air minum dan sistem penyediaan air minum serta prasarana air limbah, jasa konstruksi bangunan gedung sesuai norma, standar, prosedur dan kriteria pembinaan pemberdayaan manual yang ditetapkan pemerintah dan provinsi dan searah dengan kebijakan daerah.

Fungsi Dinas Cipta Karya dan Pertambangan Kabupaten Deli Serdang adalah:

a. Merumuskan kebijakan teknis perencanaan program operasional keciptakaryaan dan ketatakotaan dalam upaya pembinaan, pengembangan, koordinasi, monitoring, evaluasi penyelenggaraan kegiatan urusan cipta karya dan tata kota sesuai norma, standar dan prosedur yang berlaku dan searah keibjakan umum daerah.

b. Melaksanakan koordinasi penyelenggaraan urusan pemerintahan di bidang pekerjaan umum khususnya urusan cipta karya, penataan ruang dan perumahan serta pelayanan umum pengagwasan dan pengendalian kebijakan strategis perkotaan dan pedesaan, air minum dan sistem penyediaan air minum serta prasarana air limbah, kebijakan strategis penyelenggaraan pembangunan dan pelaksanaan kerja sama swasta dan masyarakat pada kawasan dan lingkungan siap bangun, penanggulangan dan pencegahan timbulnya pemukiman kumuh.


(20)

c. Melaksanakan koordinasi kebijakan strategis penyelenggaraan pembangunan dan pengelolaan bangunan dan lingkungan, rumah negeri aset pemda, penetapan status bangunan dan lingkungan yang dilindungi dan dilestarikan, menetapkan kriteria penentuan dan perubahan ruang kawasan dan kawasan strategis, penyusunan rencana detail tata urang serta pemanfaatan kawasan strategi dan sebagai kawasan RTR kawasan strategi, dan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah dan kawasan, penyusunan pengaturan zonasi yang searah dengan kebijakan umum daerah yang merujuk pada ketetapan pemerintah dan provinsi.

d. Melaksanakan dan mengkoordinir kebijakan strategi dan program pembiayaan, pembinaan perumahan formal dan swadaya, baik dalam pembangunan baru, perbaikan, pemanfaatan perluasan, pemugaran dan pemeliharaannya, sistem pengembangan, keterpaduan prasarana dan keserasian kawasan perumahan serta pembinaan hukum dan peraturan perundang-undangan dan pertanahan untuk perumahan, pembinaan teknologi dan industri perumahan, serta pengembangan pelaku pembangunan perumahan, peran serta masyarakat sosial budaya dengan memanfaatkan badan usaha baik BUMN, BUMD, koperasi, perorangan, swasta yang bergerak di bidang usaha industri bahan bangunan, konsultan, kontraktor dan pengembang yang searah kebijakan umum daerah merujuk pada ketetapan pemerintah dan provinsi.

e. Mengkoordinir teknis pengawasan dan pengendalian serta evaluasi pelaksanaan pembangunan dan pengelolaan kawasan perkotaan dan pedesaan,


(21)

penyelenggaraan pengembangan sistem penyediaan air minum yang utuh, prasarana dan sarana air limbah, pemulihan kawasan kumuh dan pembangunan kawasan pemukiman, pelaksanaan peraturan pedoman dan standar teknis serta tertib penyelenggaraan pembangunan, yang dilindungi dan dilestarikan dan pelaksanaan penataan ruang dan kawasan perumahan sesuai norma, standar, prosedur dan kriteria yang ditetapkan pemerintah dan provinsi yang searah dengan kebijakan umum daerah.

f. Melaksanakan tugas lain yang dilimpahkan atau diperintahkan oleh Kepala Daerah sesuai tupoksi dan tanggung jawab kewenangannya.

3.2.3. Struktur Organisasi

Setiap perusahaan memiliki struktur organisasi yang menggambarkan tugas, wewenang dan tanggung jawab masing-masing bagian yang terlibat dalam aktivitas organisasi. Dengan adanya struktur organisasi, maka terciptalah pembagian tugas dan tanggung jawab yang membantu dan memudahkan pimpinan dalam mengarahkan dan mengawasi bawahan dalam melaksanakan tugas-tugasnya, sehingga kemungkinan terjadinya kesimpangsiuran pelaksanaan pekerjaan dapat dihindari.

Struktur organisasi Dinas Cipta Karya dan Pertambangan Deli Serdang berbentuk garis, dimana atasan memberikan perintah kepada bawahan dan berhak meminta laporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas-tugas bawahan setiap periode. Struktur organisasi Dinas Cipta Karya dan Pertambangan Deli Serdang disajikan pada gambar berikut:


(22)

Gambar 3.2

Struktur Organisasi Dinas Cipta Karya dan Pertambangan Deli Serdang

Sumber: Dinas Cipta Karya dan Pertambangan Deli Serdang Kepala Dinas

Kelompok jabatan

fungsional Sekretariat

Subbag Kepegawaian Subbag Keuangan Subbag Program Bidang Prasarana Perkotaan Bidang Bang. Gedung Bidang Per. Pemukiman Bidang Penataan Kota Seksi Bina Teknik Prasarana Seksi Revita-lisasi Perkotaan Seksi Fasilitas Utilitas Kota Seksi Bina Teknik Bang. Seksi Pemb. Gedung

Seksi Reh. Pem. Bangunan

Seksi Bina T. Perumahan Seksi Prasarana Perumahan Seksi Pem. Pemukiman Seksi Tata Ruang Seksi Tata Bangunan Seksi Pengend. Bangunan Unit Pelaksana Teknik Dinas


(23)

Berdasarkan gambar struktur organisasi diketahui bahwa bagian-bagian yang terlibat dalam aktivitas organisasi adalah:

1. Kepala dinas 2. Sekretariat

a. Sub Bagian Kepegawaian b. Sub Bagian Keuangan c. Sub Bagian Program 3. Kelompok jabatan fungsional 4. Bidang Prasarana Perkotaan

a. Seksi Bina Teknik Prasarana Perkotaan b. Seksi Revitalisasi Perkotaan

c. Seksi Fasilitas Utilitas Kota 5. Bidang Bangunan Gedung

a. Seksi Bina Teknik Bangunan Gedung b. Seksi Bangunan Gedung

c. Seksi Rehabilitas Pemeliharaan Bangunan Gedung 6. Bidang Pemukiman

a. Seksi Bina Teknik Pemukiman b. Seksi Prasarana Pemukiman c. Seksi Pembangunan Perumahan 7. Bidang Penataan Kota

a. Seksi Tata Ruang b. Seksi Tata Bangunan


(24)

BAB IV PENYAJIAN DATA

4.1.Program Pelayanan Kesejahteraan Pegawai

Dinas Cipta Karya dan Pertambangan Deli Serdang menetapkan dan memberikan berbagai program kesejahteraan pegawai untuk meningkatkan semangat kerja, memberikan rasa aman bagi pegawai, meningkatkan kesejahteran pegawai beserta keluarganya, meningkatkan disiplin dan loyalitas pegawai terhadap organisasi.

Asas pelaksanaan program pelayanan kesejahteraan pegawai pada Dinas Cipta Karya dan Pertambangan Deli Serdang adalah asas kebutuhan, asas keadilan dan kelayakan, serta asas peraturan legal. Asas kebutuhan menunjukkan bahwa program pelayanan kesejahteraan dilakukan untuk memenuhi kebutuhan para pegawai, sehingga pegawai dapat menggerakkan dan mengarahkan seluruh kemampuannya untuk menyelesaikan tugas-tugasnya demi pencapaian tujuan organisasi. Asas keadilan dan kelayakan, artinya program pelayanan kesejahteraan dilakukan secara adil dan layak bagi seluruh pegawai yang terlibat dalam aktivitas organisasi. Asas peraturan legal artinya, pelaksanaan program pelayanan kesejahteraan pegawai berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 1999 Tentang Pokok-pokok Kepegawaian.

Bentuk-bentuk program pelayanan kesejahteraan pegawai pada Dinas Cipta Karya dan Pertambangan Deli Serdang adalah cuti pegawai, tunjangan cacat, uang duka dan biaya pemakaman, dana pensiun serta berbagai fasilitas pelayanan lainnya.


(25)

1. Cuti pegawai

Cuti pegawai adalah keadaan tidak masuk kerja yang diizinkan oleh Dinas Cipta Karya dan Pertambangan Deli Serdang kepada pegawai dalam jangka waktu tertentu. Jenis-jenis cuti pegawai pada Dinas Cipta Karya dan Pertambangan Deli Serdang adalah:

a. Cuti tahunan

Cuti tahunan diberikan kepada pegawai yang telah bekerja pada Dinas Cipta Karya dan Pertambangan Deli Serdang sekurang-kurangnya setahun secara terus menerus. Cuti tahunan diberikan selama 12 (dua belas) hari kerja. Untuk mendapatkan cuti tahunan, pegawai harus mengajukan permintaan secara tertulis kepada sub bagian kepegawaian sebagai pihak yang berwenang untuk memberikan cuti tahunan. Cuti tahunan yang akan dijalankan di tempat yang sulit perhubungannya, dapat ditambah paling lama 14 (empat belas) hari kerja, termasuk hari libur. Cuti tahunan dapat ditangguhkan paling lama setahun dan dapat diambil pada tahun berikutnya paling lama 18 (delapan belas) hari kerja termasuk cuti tahunan dalam tahun yang bersangkutan. Jika cuti tahunan tidak diambil 2 (dua) tahun berturut-turut atau lebih, maka dapat diambil pada tahun berikutnya paling lama 24 (dua puluh empat) hari kerja, termasuk cuti dalam tahun yang sedang berjalan.

Dinas Cipta Karya dan Pertambangan Deli Serdang tetap memberikan penghasilan penuh kepada pegawai yang menjalankan cuti tahunan, dan selama menjalankan cuti tahunan dihitung sebagai masa kerja pegawai. Dinas dapat memanggil kembali pegawai yang sedang menjalankan cuti tahunan apabila kepentingan dinas mendesak.


(26)

b. Cuti besar

Cuti besar diberikan oleh Dinas Cipta Karya dan Pertambangan Deli Serdang kepada pegawai yang telah bekerja sekurang-kurangnya 6 (enam) tahun secara terus menerus. Cuti besar selama 3 (tiga) bulan, termasuk cuti tahunan dalam tahun yang bersangkutan. Pegawai yang menjalani cuti besar tidak berhak lagi mendapatkan cuti tahunan pada tahun berjalan. Untuk mendapatkan cuti besar, pegawai mengajukan permintaan kepada sub bagian kepegawaian yang berwenang memberikan cuti besar dan harus diketahui oleh kepala dinas.

Cuti besar dapat dipergunakan oleh pegawai untuk menjalankan kewajiban agama. Misalnya, pegawai yang beragama Islam dapat menjalankan ibadah Haji dan Umroh ke tanah suci Mekkah. Bagi pegawai yang beragama Kristen dapat menjalankan perjalanan rohani ke Yerusalem. Cuti besar dapat ditangguhkan oleh pejabat yang berwenang paling lama 2 (dua) tahun, apabila kepentingan dinas mendesak. Pegawai yang menjalankan cuti besar, tetap mendapatkan penghasilan penuh.

c. Cuti bersalin

Cuti ini diberikan untuk pegawai wanita yang persalinan anak pertama, kedua dan ketiga. Untuk persalinan anaknya keempat dan seterusnya, diberikan cuti diluar tanggungan negara. Cuti bersalin selama 3 (tiga) bulan, yaitu sebulan sebelum dan 2 bulan sesudah persalinan. Untuk mendapatkan cuti bersalin, pegawai harus mengajukan permintaan secara tertulis kepada sub bagian kepegawaian dan diketahui oleh kepala dinas. Selama menjalankan cuti bersalin, pegawai wanita tersebut tetap mendapatkan penghasilan penuh.


(27)

d. Cuti sakit

Cuti sakit diberikan kepada pegawai yang sakit selama 1 (satu) atau 2 (dua) hari dengan syarat bahwa harus memberitahukan kepada atasannya. Pegawai yang sakit lebih dari 2 (dua) hari sampai dengan 14 (empat belas) hari berhak atas cuti sakit, dengan ketentuan bahwa pegawai harus mengajukan permintaan secara tertulis kepada sub bagian kepegawaian dengan melampirkan surat keterangan dokter.

Pegawai Dinas Cipta Karya dan Pertambangan Deli Serdang yang menderita sakit lebih dari 14 (empat belas) hari berhak atas cuti sakit, dengan ketentuan bahwa pegawai harus mengajukan permintaan secara tertulis kepada sub bagian kepegawaian dengan melampirkan surat keterangan dokter. Cuti sakit dapat ditambah sampai 1 tahun 6 bulan. Pegawai yang tidak sembuh dari penyakitnya dalam jangka waktu 1 tahun 6 bulan, harus diuji kembali kesehatannya oleh dokter yang ditunjuk oleh pemerintah. Apabila berdasarkan hasil pengujian kesehatan bahwa pegawai yang bersangkutan belum sembuh dari penyakitnya, maka ia diberhentikan dengan hormat dari jabatannya, dengan mendapatkan uang tunggu.

Pegawai wanita yang mengalami gugur kandungan berhak mendapat cuti sakit paling lama 1½ bulan. Untuk mendapatkan cuti gugur kandung, pegawai wanita tersebut harus mengajukan permintaan kepada sub bagian kepegawaian dan harus diketahui oleh kepala dinas dengan melampirkan surat keterangan dokter atau bidan. Pegawai yang mengalami kecelakaan dalam dan oleh karena menjalankan tugas kewajibannya, sehingga ia memerlukan perawatan berhak


(28)

mendapatkan cuti sakit sampai sembuh dari penyakitnya, dan menerima penghasilan penuh.

e. Cuti karena alasan penting

Cuti karena alasan penting paling lama sebulan dan selama menjalankan cuti, pegawai menerima penghasilan penuh. Cuti karena alasan penting diberikan Dinas Cipta Karya dan Pertambangan Deli Serdang kepada pegawai:

- Ibu, bapak, istri/suami, anak, adik, kakak, mertua, atau menantu sakit keras atau meninggal dunia.

- Salah seorang anggota keluarga yang menurut ketentuan hukum yang berlaku, pegawai yang bersangkutan mengurus hak-hak dari anggota keluarganya yang meninggal dunia tersebut.

- Melangsungkan perkawinan yang pertama. f. Cuti di luar tanggungan negara

Cuti di luar tanggungan negara diberikan kepada pegawai Dinas Cipta Karya dan Pertambangan Deli Serdang yang telah bekerja sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun berturut-turut, karena alasan pribadi yang penting dan mendesak paling lama 3 (tiga) tahun. Jangka waktu tersebut dapat diperpanjang paling lama setahun. Pegawai yang menjalankan cuti ini dibebaskan dari jabatannya dan jabatan yang lowong itu segera diisi. Selama menjalankan cuti di luar tanggungan negara, pegawai tidak berhak menerima penghasilan penuh. Pegawai yang telah selesai menjalankan cuti di luar tanggungan negara wajib melaporkan diri secara tertulis kepada kepala dinas. Pegawai yang tidak melaporkan diri setelah habis menjalankan cuti ini diberhentikan dengan hormat sebagai pegawai.


(29)

Khusus bagi cuti di luar tanggungan negara untuk persalinan, berlaku ketentuan sebagai berikut:

- Mengajukan permintaan cuti di luar tanggungan negara - Pegawai wanita tidak dibebaskan dari jabatannya. - Lama cuti sama dengan lamanya cuti bersalin

Pegawai yang mengambil cuti di luar tanggungan negara tidak berhak menerima penghasilan penuh.

2. Tabungan hari tua (Taspen)

Tabungan hari tua diberikan dalam bentuk Taspen yang merupakan perpanjangan dari tabungan dan asuransi pegawai negeri, yang pengelolaannya dilakukan oleh PT. Taspen dengan fungsi menyelenggarakan asuransi sosial termasuk asuransi dana pensiun dan tabungan hari tua bagi pegawai. Pencairan dana Taspen sesuai dengan tujuan sebagai tabungan dan asuransi, baru dapat dicairkan ketika anggotanya memasuki masa pensiun atau meninggal dunia yaitu dengan menunjukkan kartu anggota dan bukti-bukti pensiun yang bersangkutan. Syarat-syarat pembuatan kartu anggota Taspen adalah surat pengantar unit kerja, fotokopi kartu pegawai, fotokopi SK CPNS dan fotokopi SK PNS.

3. Tunjangan cacat

Tunjangan cacat diberikan kepada pegawai mengalami kecelakaan dan mengakibatkan cacat, maka diberikan tunjangan cacat di atas pensiun. Apabila pegawai tersebut cacat, tetapi masih dapat bekerja, maka tidak berhak menerima tunjangan cacat. Dalam hal ini, yang bersangkutan hanya berhak atas pengobatan, perawatan dan rehabilitasi medis. Besarnya tunjangan cacat adalah:


(30)

- 70% dari gaji pokok, apabila kehilangan fungsi penglihatan pada kedua belah mata, atau pendengaran pada kedua belah telinga, atau kedua belah kaki di paha atau lutut ke bawah.

- 50% dari gaji pokok, apabila kehilangan fungsi lengan dari sendi bahu ke bawah, atau kedua belah kaki dari mata kaki ke bawah.

- 40% dari gaji pokok, apabila kehilangan fungsi lengan atau dari atas siku ke bawah atau sebelah kaki dari pangkal paha.

- 30% dari gaji pokok, apabila kehilangan fungsi penglihatan dari sebelah mata atau pendengaran dari sebelah telinga atau tangan dari atau dan atas pergelangan ke bawah, atau sebelah kaki dari mata kaki bawah.

- 30% sampai 70% dari gaji pokok menurut tingkat keadaan yang didasarkan atas pertimbangan tim penguji kesehatan.

- Dalam hal terjadi beberapa cacat sebagaimana disebutkan di atas, maka besarnya tunjangan cacat ditetapkan dengan menjumlahkan persentase dari cacat, dengan ketentuan paling tinggi 100% dari gaji pokok.

4. Uang duka tewas dan biaya pemakaman

Uang duka tewas diberikan kepada istri/suami pegwai di samping pensiun pegawai yang tewas. Apabila pegawai tewas itu meninggalkan lebih dari seorang istri yang sah, maka uang duka tersebut diberikan kepada istri pertama. Apabila pegawai tidak meninggalkan istri, maka uang duka tewas diberikan kepada anaknya yang sah. Apabila pegawai tidak meninggalkan istri atau suami maupun anak, maka uang duka tewas diberikan kepda orang tuanya. Apabila pegawai tidak memiliki istri atau suami, anak dan orangtua, maka uang duka tewas diberikan


(31)

kepada ahli warisnya. Jika pegawai tidak memiliki istri atau suami, anak, orangtua dan ahli waris, uang duka tewas diberikan kepada yang menyelenggarakan upacara pemakaman almarhum/almarhumah. Uang duka tewas sebesar 6 (enam) kali penghasilan bersih sebulan.

Biaya pemakaman pegawai yang tewas ditanggung oleh negara. Biaya pemakaman termasuk perawatan jenazah, peti jenazah dan perlengkapannya, tanah pemakaman dan biaya di tempat pemakaman, angkutan jenazah. Biaya pemakaman sebesar 3 (tiga) kali penghasilan bersih sebulan.

5. Dana pensiun

Pensiun pegawai dan pensiun janda/duda diberikan sebagai jaminan hari tua dan sebagai penghargaan atas jasa-jasa pegawai selama bertahun-tahun telah mengabdi dalam dinas pemerintah. Dinas Cipta Karya dan Pertambangan Deli Serdang memfasilitas pengurusan dana pensiun bagi seluruh pegawai yang telah mencapai usia kurangnya 55 tahun atau memiliki masa kerja sekurang-kurangnya 20 tahun dan telah diberhentikan dengan hormat sebagai Pegawai Negeri Sipil.

Dasar pensiun yang dipakai untuk menentukan besarnya pensiun ialah gaji pokok terakhir berhak diterima oleh pegawai. Dana pensiun sebesar 75% dan sekurang-kurangnya 40 dari dasar pensiun. Pembayaran pensiun dibayarkan melalui kantor pos atau rekening pensiunan yang bersangkutan pada bank. Dalam hal pegawai meninggal dunia, janda/duda/anak atau orang tua dari almarhum/almarhumah diberikan dana pensiun sebesar 36% dari dasar pensiun.


(32)

6. Fasilitas pelayanan a. Acara rekreasi bersama

Dinas Cipta Karya dan Pertambangan Deli Serdang mengadakan acara rekreasi bersama sekali setahun pada objek-objek wisata. Acara rekreasi bersama ini dilakukan untuk membangun keharmonisan hubungan antara atasan dengan bawahan maupun antar rekan kerja.

b. Asuransi kesehatan

Pemeliharaan kesehatan bagi pegawai Dinas Cipta Karya dan Pertambangan Deli Serdang difasilitasi oleh Askes. Askes adalah asuransi kesehatan bagi pegawai beserta keluarganya dan berlaku nasional. Kartu Askes dibuat di PT. Askes Kabupaten setempat sesuai dengan domisi peserta. Syarat pembuatan kartu Akses adalah mengisi formulir Akses dan dilegalisir oleh kepala bidang, fotokopi SK terakhir, surat nikah, akte kelahiran anak dan kartu tanda penduduk, surat keterangan dari sekolah atau perguruan tinggi bagi anak berusia lebih dari 21 (dua puluh satu) tahun, fotokopi slip/daftar gaji dan pasfoto ukuran 2 x 3 masing-masing sebanyak 2 (dua) lembar. Pelayanan kesehatan yang dijamin oleh PT. Akses adalah pelayanan kesehatan tingkat pertama, pelayanan kesehatan Gawat Darurat (emergency), rawat inap, persalinan, serta pelayanan obat sesuai dengan daftar dan plafon harga obat PT. Askes. Alat kesehatan yang dijamin adalah kacamata, gigi tiruan, alat bantu dengar, dan kali/tangan tiruan. Operasi yang dijamin adalah haemodialisis (cuci darah), cangkok ginjal, penunjang diagnostik termasuk USG, ST Scan dan MRI.


(33)

c. Kendaraan dinas

Dinas Cipta Karya dan Pertambangan Deli Serdang memberikan kendaraan dinas berupa mobil kepada kepala sekretariat dan kepala sub bidang. Bagi kepala seksi, diberikan sepeda motor dinas. Kendaraan dinas diberikan untuk mendukung pelaksanaan tugas-tugas pegawai.

d. Fasilitas tempat ibadah

Dinas Cipta Karya dan Pertambangan Deli Serdang menyediakan fasilitas tempat ibadah di kantor berupa ruang musholla bagi pegawai yang beragama Muslim, sehingga mereka dapat menjalankan ibadah di tempat kerja.

4.2.Semangat Kerja Pegawai

Dinas Cipta Karya dan Pertambangan Deli Serdang berusaha semaksimal mungkin meningkatkan semangat kerja pegawai dengan membuat daftar absensi, menyediakan peralatan kerja, mengurangi kegelisahan kerja, memberikan gaji sesuai golongan, memperhatikan kebutuhan rohani pegawai, menciptakan suasana kerja yang menyenangkan, menempatkan pegawai pada posisi yang tepat, menghargai harga kerja bawahan dan menciptakan perasaan aman bagi pegawai.

Dinas Cipta Karya dan Pertambangan Deli Serdang menetapkan peraturan disiplin dengan membuat daftar kehadiran dan menetapkan jam kerja. Daftar kehadiran harus diisi saat pegawai masuk dan pulang kerja dengan mendatangi kantor sub bagian kepegawaian. Jam kerja pegawai mulai hari Senin – Kamis mulai jam 08.00 wib – 16.00 wib, dan jam istirahat jam 12.00 – 13.00 wib. Pada hari Jum’at jam kerja pegawai mulai 08.00 wib – 11.30 wib. Pegawai yang disiplin diukur dari absensi, dimana pegawai yang memiliki semangat kerja tinggi selalu


(34)

datang dan pulang tepat waktu, serta hadir di tempat kerja setiap hari. Berdasarkan Pasal 9 PP. No. 53/2012, hukuman bagi pegawai yang melanggar peraturan kedisiplinan adalah teguran lisan, surat peringatan I, II dan III, penundaan kenaikan gaji berskala, penundaan kenaikan pangkat dan penurunan pangkat dan pemberhentian dengan hormat atau tidak hormat.

Dinas Cipta Karya dan Pertambangan Deli Serdang menyediakan peralatan kerja yang dibutuhkan pegawai, sehingga mereka lebih bersemangat dalam mengerjakan tugas-tugasnya. Pegawai yang memiliki semangat kerja tinggi menjaga peralatan kerjanya. Untuk menghindari kegelisahan pegawai, maka atasan selalu menjaga hubungan yang harmonis dengan bawahan.

Dinas Cipta Karya dan Pertambangan Deli Serdang meningkatkan semangat kerja dengan memberikan gaji berdasarkan pangkat atau golongan. Pangkat atau golongan pegawai dipengaruhi oleh tingkat pendidikan dan masa kerja. Gaji pegawai terdiri dari gaji pokok, tunjangan keluarga, tunjangan jabatan dan tunjangan lain yang berhak diterimanya berdasarkan peraturan perundang-undangan, setelah dipotong iuran wajib. Pemberian gaji berdasarkan pangkat atau golongan ini bertujuan untuk memberikan rasa keadilan dan kelayakan bagi seluruh pegawai, dengan harapan bahwa semangat kerjanya meningkat.

Dinas Cipta Karya dan Pertambangan Deli Serdang memperhatikan kebutuhan rohani bawahan dengan membuat Musholla dan memberikan kesempatan kepada pegawai untuk sholat bagi yang beragama Islam. Bagi pegawai yang beragama Kristen, Hindu, dan Budha diberikan waktu untuk beribadah pada hari libur.


(35)

Dinas Cipta Karya dan Pertambangan Deli Serdang juga meningkatkan semangat kerja pegawai dengan menciptakan suasana kerja yang harmonis. Suasana kerja harmonis tercapai bila pegawai dapat bekerja sama dalam menyelesaikan tugas-tugasnya, saling menghargai dan menghormati satu sama lainnya.

Dinas Cipta Karya dan Pertambangan Deli Serdang menempatkan pegawai pada tempat yang tepat sesuai dengan latar belakang pendidikan dan pengalamannya. Dengan penempatan yang tepat ini, diharapkan semangat kerja pegawai semakin tinggi, sehingga tugas-tugas yang dibebankan oleh atasan dapat diselesaikan dengan baik.

Dinas Cipta Karya dan Pertambangan Deli Serdang memberikan penghargaan atas hasil kerja bawahan melalui promosi jabatan, kenaikan gaji berkala dan pangkat secara istimewa. Dengan adanya penghargaan tersebut, diharapkan pegawai lainnya lebih bersemangat bekerja. Selain itu, kepala dinas menciptakan perasaan aman kepada bawahan melalui penetapan status pegawai sebagai Pegawai Negeri Sipil, sehingga pegawai merasa nyaman menghadapi masa depannya.


(36)

BAB V ANALISA DATA

5.1. Analisis Program Pelayanan Kesejahteraan Pegawai

Dinas Cipta Karya dan Pertambangan Deli Serdang berfungsi untuk membantu Bupati dalam merencanakan, mengkoordinir dan mengendalikan prasarana perkotaan, bangunan gedung, pemukiman, serta penataan kota. Dalam melaksanakan fungsinya tersebut, Dinas Cipta Karya dan Pertambangan Deli Serdang memiliki pegawai yang terlibat dalam aktivitas organisasi. Untuk menciptakan memberikan kesejahteraan kepada pegawai, Dinas Cipta Karya dan Pertambangan Deli Serdang memberikan berbagai bentuk program pelayanan kesejahteraan kepada pegawai berupa cuti pegawai, tabungan hari tua (Taspen), tunjangan cacat, uang duka tewas dan biaya pemakaman, dana pensiun dan berbagai fasilitas pelayanan.

Cuti pegawai Dinas Cipta Karya dan Pertambangan Deli Serdang meliputi cuti tahunan, cuti besar, cuti persalinan, cuti sakit, cuti karena alasan penting dan cuti di luar tanggungan negara. Cuti tahunan, cuti besar, cuti sakit, cuti karena alasan penting dan cuti di luar tanggungan negara diberikan kepada seluruh pegawai, sedangkan cuti persalinan hanya diberikan untuk pegawai wanita. Cuti tahunan diberikan kepada pegawai yang sudah mengabdi setahun, dengan masa cuti selama 12 (dua belas) hari kerja. Cuti besar diberikan kepad pegawai yang sudah bekerja minimal 6 (enam) tahun, dengan lama cuti 3 (tiga) bulan, termasuk cuti tahunan dalam tahun yang bersangkutan. Pegawai yang menjalankan cuti tahunan maupun cuti besar mendapatkan penghasilan bulanan penuh. Dengan


(37)

adanya program cuti tahunan dan cuti besar ini diharapkan pegawai lebih bersemangat bekerja.

Berdasarkan uraian tersebut, diketahui bahwa pelaksanaan cuti tahunan dan cuti besar pada Dinas Cipta Karya dan Pertambangan Deli Serdang sudah sesuai peraturan yang berlaku. Dalam hal ini, kepala dinas melalui sub bagian kepegawaian perlu mempermudah dan mempercepat proses persetujuan cuti tahunan dan cuti besar yang diminta oleh pegawai, agar pegawai merasa puas, sehingga mereka lebih sungguh dalam menyelesaikan tugas-tugasnya.

Dinas Cipta Karya dan Pertambangan Deli Serdang memberikan cuti bersalin kepada pegawai wanita untuk persalinan anaknya pertama, kedua dan ketiga selama tiga bulan, yaitu sebelum sebelum dan dua bulan sesudah persalinan. Apabila persalinan untuk anak pegawai keempat dan seterusnya, maka pegawai wanita dapat mengambil cuti di luar tanggungan negara. Perbedaannya adalah pegawai yang menjalani cuti bersalin mendapat penghasilan penuh akan tetapi pegawai wanita yang cuti bersalin di luar tanggungan negara tidak mendapatkan penghasilan bulanan penuh. Menurut penulis, agar pegawai lebih sejahtera seharusnya pemerintah menambah sebulan lagi masa cuti bersalin untuk pegawai wanita, karena bayi masih membutuhkan ASI (Air Susu Ibu) yang berperanan penting dalam pertumbuhan bayi sebagai generasi penerus bangsa dan negara di masa mendatang.

Cuti sakit diberikan kepada pegawai Dinas Cipta Karya dan Pertambangan Deli Serdang yang menderita sakit. Lama cuti sakit mulai dari 1 (satu) hari, 2 (dua) hari, 14 (empat belas) hari, bahkan cuti sakit dapat ditambah sampai setahun


(38)

enam bulan. Dari hasil wawancara yang dilakukan peneliti diketahui bahwa pegawai puas dengan pelaksanaan cuti sakit yang diberikan oleh organisasi, karena selama masa cuti sakit, pegawai berhak mendapatkan penghasilan bulanan penuh, kecuali pegawai tersebut dinyatakan oleh tim medis bahwa penyakit yang diderita pegawai tersebut tidak dapat disembuhkan lagi, diberhentikan dengan hormat dari jabatannya, dengan mendapatkan uang tunggu.

Dinas Cipta Karya dan Pertambangan Deli Serdang juga memberikan cuti karena alasan penting kepada pegawai yang berdukacita maupun sukacita. Dukacita tersebut antara lain: bapak, ibu, kakak, adik, suami/istri dan anak meninggal dunia. Alasan pentingnya lainnya adalah menghadiri pesta perkawinan anak yang sah. Dengan adanya program ini diharapkan pegawai semakin bersemangat bekerja. Menurut penulis pelaksanaan cuti karena alasan penting, serta cuti di luar tanggungan negara karena alasan pribadi dan sifatnya mendesak sudah berjalan dengan baik.

Dinas Cipta Karya dan Pertambangan Deli Serdang mewajibkan seluruh pegawai mengikuti program asuransi dana pensiun dan tabungan hari tua yang sering disebut Taspen. Taspen hanya cair ketika pegawai pensiun atau meninggal dunia. Program kesejahteraan lainnya adalah tunjangan cacat yang diberikan kepada pegawai yang mengalami kecelakaan saat melaksanakan tugas dinas. Dengan adanya program ini diharapkan pegawai semakin bersemangat bekerja.

Menurut hasil analisis penulis diketahui pelaksanaan program pelayanan kesejahteraan pegawai melalui program Taspen dan tunjangan cacat sudah terlaksana dengan baik. Akan tetapi, Dinas Cipta Karya dan Pertambangan Deli


(39)

Serdang masih perlu meningkatkan sosialisasi persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi untuk mencairkan dana pensiun dan mendapatkan tunjangan cacat akibat kecelakaan kerja dalam dinas, agar para pegawai tidak merasa kesulitan mengurusnya.

Pegawai yang meninggal dunia, berhak mendapatkan uang duka tewas dan biaya pemakaman yang dibayarkan kepada suami/istri, anak, orangtua, ataupun pelaksana upacara pemakaman pegawai yang bersangkutan. Selain itu, juga diberikan dana pensiun sebagai penghargaan atas pengorbanan pegawai terhadap organisasi. Dari hasil wawancara yang dilakukan penulis, diketahui bahwa pemberian uang duka tewas, biaya pemakaman dan dana pensiun pegawai tidak pernah mengalami masalah serius yang sulit dipecahkan oleh dinas maupun keluarga pegawai yang bersangkutan.

Fasilitas pelayanan lainnya yang diberikan kepada para pegawai adalah rekreasi bersama, kendaraan dinas, asuransi kesehatan (Askes) dan fasilitas tempat ibadah. Pelaksanaan acara rekreasi bersama dan fasilitas tempat ibadah sudah sesuai dengan harapan pegawai. Akan tetapi, pegawai sebagai peserta Akses sering mengeluh atas keterlambatan pelayanan yang diberikan rumah sakit dan para pegawai tidak seluruhnya mendapatkan kendaraan dinas.

Berdasarkan uraian tersebut di atas, diketahui bahwa pelaksanaan pelayanan kepada pegawai sebagai peserta kartu Askes perlu ditingkatkan dengan mempercepat penanganan penyakit yang diderita pegawai di rumah sakit. Selain itu, untuk meningkatkan semangat kerja pegawai perlu diberikan kendaraan roda dua kepada seluruh pegawai untuk mendukung pelaksanaan tugas-tugasnya.


(40)

5.2. Analisis Semangat Kerja Pegawai

Keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai suatu tujuan selain sangat ditentukan oleh mutu profesionalitas juga ditentukan oleh semangat kerja pegawai. Bagi aparatur pemerintahan, semangat kerja terlihat dari ketaatan, kesetiaan, kesungguhan dalam menjalankan tugas dan kesanggupan berkorban, dalam arti mengorbankan kepentingan pribadi dan golongannya untuk kepentingan negara dan masyarakat. Untuk meningkatkan semangat kerja pegawai, salah satu usaha yang dilakukan Dinas Cipta Karya dan Pertambangan Deli Serdang adalah melaksanakan program pelayanan kesejahteraan pegawai.

Usaha Dinas Cipta Karya dan Pertambangan Deli Serdang selain pelaksanaan pelayanan program kesejahteraan pegawai untuk meningkatkan semangat kerja pegawai adalah membuat daftar absensi, memberikan gaji sesuai golongan atau pangkat, promosi jabatan, menciptakan kondisi kerja yang menyenangkan, dan memberikan penghargaan kepada pegawai yang berprestasi.

Pegawai yang bersemangat bekerja memiliki tingkat kehadiran yang tinggi, datang ke kantor dan pulang tepat waktu. Untuk memberikan rasa keadilan dan kelayakan kepada pegawai, Dinas Cipta Karya dan Pertambangan Deli Serdang melalui sub bagian kepegawaian memberikan gaji kepada seluruh pegawai berdasarkan golongan sesuai dengan peraturan pemerintah.

Pegawai yang berprestasi diberikan penghargaan berupa pemberian kesempatan untuk menduduki jabatan yang lebih tinggi, kenaikan gaji berskala dan golongan secara istimewa. Dengan adanya kebijakan tersebut, diharapkan semangat kerja pegawai semakin meningkat.


(41)

Dari hasil pengamatan di lapangan diketahui bahwa semangat kerja pegawai Dinas Cipta Karya dan Pertambangan Deli Serdang masih rendah, hal ini terlihat dari banyaknya pegawai yang terlambat datang ke tempat kerja, pulang sebelum waktunya dan bahkan terdapat pegawai yang tidak berada di tempat kerja pada jam kerja. Oleh sebab itu, maka kepala dinas perlu meningkatkan semangat kerja pegawai dengan memperketat pelaksanaan peraturan pendisiplinan pegawai. Berdasarkan hasil analisa, diketahui bahwa pelaksanaan program pelayanan kesejahteraan pegawai belum mampu meningkatkan semangat kerja pegawai pada Dinas Cipta Karya dan Pertambangan Deli Serdang. Hal ini disebabkan karena (1) pihak rumah sakit yang menerima pasien (pegawai) sebagai peserta kartu askes sering mengalami keterlambatan pelayanan kesehatan; (2) masa bersalin untuk pegawai wanita belum sesuai yang diharapkan; (3) kesempatan untuk maju berupa promosi jabatan lebih mengutamakan pegawai senior.


(42)

BAB VI PENUTUP 6.1.Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisa data yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa:

1. Bentuk-bentuk program pelayanan kesejahteraan pegawai pada Dinas Cipta Karya dan Pertambangan Deli Serdang adalah cuti pegawai, tunjangan cacat, uang duka dan biaya pemakaman, dana pensiun serta berbagai fasilitas pelayanan lainnya.

2. Pegawai Dinas Cipta Karya dan Pertambangan Deli Serdang sering mengeluh atas keterlambatan pelayanan yang diberikan oleh rumah sakit kepada para pegawai peserta Askes dan cuti bersalin dirasa pegawai masih belum sesuai yang diharapkan pegawai wanita.

3. Dinas Cipta Karya dan Pertambangan Deli Serdang berusaha meningkatkan semangat kerja melalui pembuatan daftar kehadiran, pemberian gaji berdasarkan golongan atau pangkat, memberikan kesempatan untuk maju bagi pegawai senior untuk menduduki jabatan yang lebih tinggi, menciptakan rasa nyaman bagi pegawai, menciptakan kondisi kerja yang menyenangkan, serta bagi pegawai yang berprestasi diberikan penghargaan berupa kenaikan skala gaji dan golongan istimewa.

6.2.Saran

Saran yang diberikan sebagai bahan pertimbangan kepada Kepala Dinas Cipta Karya dan Pertambangan Deli Serdang adalah:


(43)

1. Dinas Cipta Karya dan Pertambangan Deli Serdang masih perlu meningkatkan sosialisasi berbagai bentuk program pelayanan kesejahteraan pegawai, agar semangat kerjanya meningkat. Selain itu, pemerintah juga perlu menambah masa cuti persalinan kepada pegawai wanita dan memberikan kendaraan dinas kepada seluruh pegawai untuk mendukung pelaksanaan tugas-tugasnya.

2. Untuk meningkatkan kesejahteraan pegawai, Dinas Cipta Karya dan Pertambangan Deli Serdang melalui sub bagian kepegawaian memudahkan persyaratan pencairan Taspen dan dana pensiun, agar ahli waris tidak kesulitan mendapatkan program pelayanan kesejahteraan tersebut.

3. Untuk meningkatkan semangat kerja pegawai, sebaiknya Dinas Cipta Karya dan Pertambangan Deli Serdang memberikan kesempatan untuk maju bagi pegawai yang berprestasi terbaik untuk menduduki jabatan yang lebih tinggi. Selain itu, juga perlu memperketat pengawasan absensi pegawai agar dapat diketahui pegawai yang disiplin atau tidak, sehingga dapat segera diberikan sanksi pendisiplinan.


(44)

BAB II

METODE PENELITIAN

2.1.Bentuk Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif menghendaki suatu informasi dalam bentuk deskripsi dan lebih menghendaki makna yang berada dibalik deskripsi data tersebut. Penelitian dengan mengguanakan metode deskriptif adalah penelitian yang diarahkan untuk memberikan gejala-gejala, fakta-fakta, atau kejadian-kejadian secara sistematis dan akurat, mengenai sifat-sifat populasi atau daerah tertentu. Dalam penelitian deskriptif cenderung tidak perlu mencari atau menerangkan saling berhubungan dan menguji hipotesis.

2.2.Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan pada Dinas Cipta Karya dan Pertambangan Deli Serdang. Waktu dan proses penulisan skripsi dilaksanakan sejak pada bulan September 2013 sampai selesai.

2.3.Informan Penelitian

Menurut Sugiyono (2008:215), “dalam sebuah penelitian kualitatif tidak menggunakan istilah populasi atau sampel. Populasi dalam penelitian kualitatif adalah social situation yang terdiri dari tempat, pelaku dan aktivitas yang saling bersinergis”.

1. Informan biasa adalah karyawan Dinas Cipta Karya dan Pertambangan Deli Serdang.


(45)

2. Informan utama adalah Sub Bagian Kepegawaian pada Dinas Cipta Karya dan Pertambangan Deli Serdang.

3. Informan kunci adalah Kepala Dinas Cipta Karya dan Pertambangan Deli Serdang.

2.4.Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan untuk mengumpulkan data dikelompokkan menjadi dua macam dilihat dari klasifikasi sumbernya, yakni: 1. Teknik pengumpulan data primer

Teknik pengumpulan data primer, yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan secara langsung pada lokasi penelitian. Dalam penelitian ini akan dilakukan dengan wawancara (interview). Wawancara diartikan sebagai cara yang dipergunakan untuk mendapatkan informasi (data) dari responden dengan cara bertanya langsung secara bertatap muka, Namun, teknik wawancara dapat juga dilakukan dengan memanfaatkan sarana komunikasi lain. Bentuk wawancara yang dipakai adalah wawancara mendalam yang merupakan proses tanya jawab secara langsung yang ditujukan kepada informan di lokasi penelitian sesuai dengan panduan wawancara.

2. Teknik pengumpulan data sekunder

Teknik pengumpulan data sekunder merupakan data yang tidak secara langsung dari objek penelitian terdiri dari:

a. Penelitian kepustakaan, yaitu teknik pengumpulan data dengan menggunakan berbagai literatur seperti buku, karya ilmiah, laporan penelitian, dan sumber-sumber bacaan lainnya dalam penelitian ini.


(46)

b. Studi dokumentasi, yaitu teknik pengumpulan data dengan menggunakan dokumen yang ada di lokasi penelitian.

2.5.Teknik Analisis Data

Teknik analisa data yang digunakan adalah teknik kualitatif. Teknik kualitatif dilakukan dengan menguraikan serta menginterpretasikan data yang diperoleh dari para informan. Selanjutnya, dianalisis berdasarkan kemampuan nalar peneliti dengan menghubungkan fakta, data dan informasi yang diperoleh. Dari hasil analisis tersebut diharapkan muncul gambaran yang jelas tentang objek yang diteliti dan dapat mengungkapkan permasalahan penelitian. Data-data yang terkumpul tersebut akan disajikan melalui analisa data tunggal.


(47)

BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Masalah

Institusi dan pegawai pada hakekatnya saling membutuhkan. Pegawai merupakan asset institusi karena tanpa adanya sumber daya manusia, maka institusi tidak akan bisa berjalan, begitu juga pegawai tidak dapat menunjang kesejahteraan hidupnya tanpa adanya institusi sebagai tempat mencari nafkah sekaligus implementasi disiplin ilmu yang mereka miliki. Oleh sebab itu, pegawai harus diperhatikan kesejahteraannya, jangan hanya dituntut kewajibannya saja dengan berbagai macam beban pekerjaan, begitu pula dengan pegawai jangan hanya menuntut hak tetapi pekerjaan dan tanggungjawabnya sebagai pegawai tidak diselesaikan. Namun masih ada institusi yang kurang memperhatikan kesejahteraan pegawainya, sehingga mereka menjadi kehilangan motivasi, malas, dan terkesan tidak baik hasil kerjanya. Mereka beranggapan bahwa sekeras apapun mereka bekerja keras, institusi tidak memperdulikan mereka, apalagi untuk memberikan kesejahteraan dan imbalan yang layak untuk mereka.

Menurut Handoko (2002:183), “benefits dan penyelenggaraan program-program pelayanan kesejahteraan merupakan kompensasi tidak langsung karena biasanya diperlukan sebagai upaya penciptaan kondisi dan lingkungan kerja yang menyenangkan, dan tidak secara langsung berkaitan dengan prestasi kerja dan semangat kerja”.

Suatu program yang akan dilaksanakan oleh institusi akan berhasil dan berjalan dengan baik, apabila kebanyakan tanggapan pegawai adalah positif. Bila


(48)

kebanyaknya tanggapan pegawai negatif, maka sudah dapat dipastikan bahwa upaya yang dilakukan oleh institusi tingkat keberhasilannya sangat kecil, sehingga pada akhirnya akan merugikan kedua belah pihak yaitu institusi dan pegawai.

Program pelayanan kesejahteraan terkait erat dengan kompensasi, insentif dan kepuasan kerja sebagai hasil dari adanya tanggapan tersebut. Tujuan program pelayanan kesejahteraan adalah untuk kepuasan kerja, stabilitas pegawai, motivasi, disiplin, menjamin keadilan, menghargai perilaku yang diinginkan dan memenuhi peraturan legal. Program kesejahteraan pegawai merupakan kompensasi tidak langsung, seperti jaminan sosial yang termasuk di dalamnya adalah asuransi kesehatan, tunjangan-tunjangan dan lain sebagainya.

Dinas Cipta Karya dan Pertambangan Deli Serdang mempunyai fungsi sebagai pelaksana pengkoordinasian kebijakan strategis penyelenggaraan pembangunan dan pengelolaan bangunan dan lingkungan, asset pemda, penetapan status bangunan dan lingkungan yang dilindungi dan dilestarikan, penetapan kriteria penentuan dan perubahan fungsi ruang kawasan, kawasan strategi, penyusunan perencanaan detail tata ruang serta pemanfaat kawasan strategi, pemanfaat ruang wilayah dan kawasan, penyusunan pengaturan zonasi yang searah dengan kebijakan umum daerah yang merujuk pada ketetapan pemerintah dan provinsi.

Pemberian program pelayanan kesejahteraan pegawai sangat berarti dan bermanfaat bagi institusi dan pegawai. Bagi pegawai, pemberian program pelayanan kesejaheraan bermanfaat untuk menciptakan hubungan industrial yang harmonis antara institusi dengan pegawai, meningkatkan semangat kerja, disiplin


(49)

dan loyalitas pegawai terhadap institusi. Bagi institusi, dapat meningkatkan produktivitas kerja, efisiensi dan efektivitas kerja, dan meningkatkan pelayanan publik. Program pelayanan kesejahteraan pegawai sangat penting demi terwujudnya tujuan institusi, namun program tersebut harus disusun berdasarkan peraturan yang berlaku, berdasarkan asas keadilan dan kelayanan serta berpedoman pada kemampuan organisasi.

Program kesejahteraan pegawai bertujuan untuk mendorong para pegawai agar dapat bekerja seoptimal mungkin untuk menghasilkan apa yang diharapkan oleh institusi. Berbagai jenis program pelayanan kesejahteraan pegawai, seperti yang diutarakan oleh Hasibuan (2003:188), dalam tabel di bawah ini:

Tabel 1.1

Jenis Program Kesejahteraan Pegawai

No. Ekonomis Fasilitas Pelayanan

1. Uang pensiun Tempat ibadah Kesehatan

2. Uang makan Kafetaria Mobil jemputan

3. Uang transport Olahraga Penitipan bayi 4. Tunjangan hari raya Kesenian Bantuan hukum

5. Bonus Pendidikan Penasihat keuangan

6. Uang duka Cuti Asuransi

7. Pakaian dinas Koperasi Kredit rumah 8. Uang pengobatan Izin

Sumber: Manajemen Sumber Daya Manusia, (2005:188).

Institusi harus menyadari bahwa manusia pada dasarnya memiliki berbagai macam kebutuhan yang semakin lama semakin bertambah. Untuk itu, organisasi harus memperhatikan kesejahteraan pegawainya, baik berupa material maupun inmaterial, karena hal ini dapat meningkatkan semangat kerja pegawai. Dinas Cipta Karya dan Pertambangan Deli Serdang sudah melakukan beberapa program pelayanan kesejahteraan pegawai dengan memberikan dana pensiun, tunjangan


(50)

jabatan, uang duka, tunjangan natura, tunjangan keluarga, tunjangan jabatan, pakaian dinas, asuransi kesehatan (askes), pembayaran upah pada saat tidak bekerja, tempat ibadah, kafetaria, kesempatan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, izin, cuti, kendaraan dinas, rekreasi bersama dan lain sebagainya.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul: “Pelaksanaan program pelayanan kesejahteraan pegawai terhadap peningkatan semangat kerja pegawai pada Dinas Cipta Karya dan Pertambangan Deli Serdang”.

1.2.Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka dapat dirumuskan masalah penelitian adalah “Bagaimana pelaksanaan program pelayanan kesejahteraan pegawai terhadap peningkatan semangat kerja pegawai pada Dinas Cipta Karya dan Pertambangan Deli Derdang?”.

1.3.Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui dan menganalisis pelaksanaan program pelayanan kesejahteraan pegawai terhadap peningkatan semangat kerja pegawai pada Dinas Cipta Karya dan Pertambangan Deli Serdang.

1.4.Manfaat Penelitian

Manfaat secara ilmiah dan akademis adalah:

1. Menambah pengetahuan ilmiah di bidang studi administrasi dan pembangunan umumnya dan peningkatan semangat kerja pegawai khususnya.


(51)

2. Memberikan kesempatan kepada penulis untuk menerapkan teori-teori yang diperoleh selama di bangku kulaih serta memperluas wawasan penulis.

3. Bagi peneliti akademis dan peneliti lain, dapat dijadikan sebagai bahan referensi dalam melakukan penelitian selanjutnya pada masa mendatang.

Manfaat secara praktis adalah:

4. Memberikan kontribusi terhadap pemecahan masalah yang berhubungan dengan pelaksanaan program pelayanan kesejahteraan pegawai.

5. Memberikan sumbangan pemikiran dan informasi bagi masyarakat pada umumnya serta institusi yang bersangkutan secara khusus.

1.5.Kerangka Teori

Teori merupakan serangkaian asumsi, konsep, konstruksi, defenisi dan proposisi untuk menerangkan suatu fenomena sosial secara sistematis dengan cara merumuskan hubungan antara konsep. Sebelum melakukan penelitian lanjut, peneliti perlu menyusun suatu kerangka teori sebagai landasan berpikir untuk menggambarkan dari sudut mana peneliti menyoroti masalah yang dipilih.

Kerangka teori adalah “bagian dari penelitian, tempat peneliti memberikan penjelasan tentang hal-hal yang berhubungan dengan variabel pokok sub variabel atau masalah yang ada dalam penelitian” (Arikunto, 2006:92). Kerangka teori ini diharapkan memberikan pemahaman yang jelas dan tepat bagi peneliti dalam memahami masalah yang diteliti. Sebagai landasan berpikir dalam menyelesaikan atau memecahkan masalah yang ada dalam penelitian. Kerangka teori ini diharapkan memberikan pemahaman yang jelas dan tepat bagi peneliti dalam memahami masalah yang diteliti.


(52)

1.5.1. Pengertian Pemeliharaan Pegawai

Pegawai adalah kekayaan utama setiap organisasi publik, yang selalu ikut aktif berperan dan saling menentukan tercapainya tidaknya tujuan organisasi publik. Oleh karena itu, keamanan dan keselamatannya perlu mendapat pemeliharaan dari pimpinan organisasi publik. Pemeliharan pegawai harus mendapat perhatian yang serius dari pimpinan organisasi publik. Jika pemeliharaan pegawai kurang diperhatikan, maka semangat kerja, sikap, loyalitas pegawai akan menurun. Absensinya dan turn-over meningkat, disiplin akan menurun, sehingga pengadaan, pengembangan, kompensasi, dan pengintegrasian pegawai yang telah dilakukan dengan baik dan biaya yang besar kurang berarti untuk menunjang tercapainya tujuan organisasi publik.

Menurut Hardiyansyah (2012:108), “pemeliharaan pegawai adalah usaha mempertahankan dan atau meningkatkan kondisi fisik, mental dan sikap pegawai, agar mereka tetap loyal dan bekerja produktif untuk menunjang tercapainya tujuan organisasi publik”.

Menurut Edwin B. Flippo dalam Sofyandi (2008:182), berpendapat “the maintenance function of personnel is concerned primarily with preserving the physical, mental and emotional condition of employees”. Di sini diartikan bahwa fungsi pemleiharaan itu menyangkut perlindungan akan fisik, mental dan sikap/emosi pegawai”.

Berdasarkan defenisi di atas, dapat disimpulkan bahwa pemeliharaan pegawai menyangkut masalah pemeliharaan fisik dan mental, yaitu menjaga pegawai agar fisik dan mentalnya tetap sehat dalam menjalankan tugasnya, serta


(53)

sikap atau emosi pegawai tetap terkontrol. Di samping itu, juga keamaan dan keselamatan pegawai dalam bekerja perlu mendapat jaminan. Dengan demikian, pegawai minimalnya telah sampai pada tingkat kesejahteraan, dan akan mencurahkan segala perhatiannya untuk kepentingan organisasi.

1.5.2. Pengertian Program Pelayanan Kesejahteraan Pegawai

Suatu program dibuat dan disusun adalah sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan yang akan dijalankan dan diharapkan pelaksanaan kegiatan tersebut sesuai atau tidak menyimpang dari program yang telah ditetapkan.

Menurut Hasibuan (2005:79), “program adalah suatu jenis rencana yang konkrit, karena di dalamnya sudah tercantum sasaran, kebijaksanaan, prosedur, anggaran dan waktu pelaksanannya”. Dari uraian tersebut berarti program merupakan sebuah rencana yang mencakup serangkaian kegiatan organisasi yang relatif luas dan mengkhususkan langkah-langkah yang diperlukan untuk mencapai suatu tujuan, urutan dan pengaturan waktu serta unit-unit organisasi yang bertanggungjawab atas masing-masing langkah tersebut.

Pelaksanaan pelayanan kesejahteraan pegawai banyak terdapat dalam berbagai istilah. Ada yang menggunakan istilah kesejahteraan “benefits”, kesejahteraan pegawai (employee benefit) atau tunjangan tambahan (fringe benefit). Menurut Dessler (2008:174), “tunjangan (fringe benefit) adalah pembayaran keuangan tidak langsung yang diberikan kepada pegawai, bisa mencakup misalnya asuransi jiwa dan kesehatan, cuti pensiunan, rencana pendidikan dan rabat untuk produksi-produksi perusahaan”.


(54)

Menurut Dale Yoder dalam buku Hasibuan (2005:186), “benefits may be regarded as the more tangible financial contributions to employes. Special payment to those who are ill, contribution to employees savings, distribution of stock, insurance, hopitalization, and private pensions for example”. (Kesejahteraan dapat dipandang sebagai uang bantuan lebih lanjut kepada pegawai. Terutama pembayaran kepada mereka yang sakit, uang bantuan untung tabungan pegawai, pembagian berupa saham, asuransi, perawatan di rumah sakit, dan pensiun).

Hasibuan (2005:185), berpendapat bahwa “kesejahteraan karyawan adalah adalah balas jasa pelengkap (material dan non material) yang diberikan berdasarkan kebijaksanaan yang bertujuan untuk mempertahankan dan memperbaiki kondisi fisik dan mental karyawan agar produktivitas kerjanya meningkat”.

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pelayanan kesejahteraan, kompensasi tidak langsung bertujuan untuk melakukan pemeliharaan kepada pegawai organisasi guna mencapai tujuan organisasi. Pelayanan kesejahteraan merupakan penghargaan bagi pegawai dalam organisasi, sehingga loyalitas pegawai pada organisasi semakin tinggi.

1.5.3. Bentuk-bentuk Program Pelayanan Kesejahteraan Pegawai

Menurut Flippo (2002:62), bentuk-bentuk program kesejahteraan pegawai dikelompok menjadi tiga bagian, yaitu :

1. Payment for time not worked (pembayaran untuk waktu tidak bekerja) Tunjangan ini adalah pembayaran dilakukan oleh organisasi pada waktu


(55)

seorang pegawai tidak bekerja berdasarkan izin organisasi (periode istirahat yang dibayar). Tunjangan ini mencakup cuti tahunan, cuti besar, izin meninggalkan pekerjaan dengan tetap mendapat upah (keperluan pribadi yang mendesak) dan tunjangan hari-hari libur umum maupun khusus serta pemberian tunjangan hari raya. Tunjangan yang temasuk dalam payment for time not worked adalah:

a. Cuti tahunan

Cuti tahunan adalah hak cuti yang diberikan organisasi kepada pegawai setelah menjalani masa kerja satu tahun. Cuti tahunan dapat dipergunakan secara berkala maupun tidak sama sekali.

b. Cuti besar

Cuti besar merupakan hari istirahat yang diberikan oleh organisasi kepada pegawai yang mempunyai masa kerja di atas lima tahun.

c. Izin meninggalkan pekerjaan dengan tetap mendapat upah.

Organisasi tetap memberikan upah kepada pegawai yang meninggalkan pekerjaan, tetapi telah mendapat izin dari organisasi. Hal ini mencakup pula waktu buang air besar/kecil, mencuci tangan, ibadah dan lain sebagainya. d. Pembayaran pada hari-hari libur.

Setiap organisasi memiliki kebijaksanaan spesifik yang berbeda mengenai hari libur dan liburan. Seperti pemberian tunjangan hari raya berbeda antara organisasi satu dengan yang lain.

2. Hazard protection (perlindungan ekonomis terhadap bahaya). Hazard protection merupakan program perlindungan yang diberikan oleh organisasi


(56)

kepada pegawai yang mengalami kecelakaan pada waktu menjalankan pekerjaan. Kecelakaan diartikan bukan secara fisik, tetapi lebih kepada gangguan yang menyebabkan seseorang tidak dapat melanjutkan atau menyelesaikan suatu pekerjaan. Sebagai contoh seseorang yang mengalami sakit, cidera, usia lanjut, kematian dan lain-lain. Tunjangan yang termasuk dalam hazard protection adalah:

a. Tunjangan pensiun.

Pemberian pensiun artinya organisasi memberikan sejumlah uang tertentu secara berkala kepada pegawai yang telah berhenti bekerja setelah menyelesaikan masa kerja tertentu maupun setelah mencapai batas usia tertentu.

b. Tunjangan asuransi atau Jamsostek.

Program ini berbentuk asuransi jiwa, asuransi kesehatan, asuransi kecelakaan dan jaminan kematian. Di sini organisasi bisa melakukan kerja sama dengan perusahaan asuransi untuk menanggung asuransi pegawainya. c. Fasilitas kesehatan dan tunjangan pengobatan.

Pendekatan lain yang dilakukan organisasi untuk menangani memuncaknya biaya kesehatan adalah menyediakan langsung pelayanan kesehatan (misalnya mendirikan klinik kesehatan). Penyediaan ini erat hubungannya dengan pembuatan program pemeliharaan kesehatan pegawainya.

d. Tunjangan bersalin

Tunjangan bersalin diberikan kepada pegawai untuk wanita yang mengalami proses persalinan.


(57)

e. Tunjangan pesangon dan jasa.

Sebagian organisasi memberikan uang jasa pada waktu memberhentikan pegawainya. Pemberian ini dilakukan karena menunjukkan perhatian organisasi dari aspek kemanusiaan dan merupakan cara yang baik dalam membina hubungan dengan masyarakat. Besarnya jumlah tunjangan ini disesuaikan dengan beberapa pertimbangan (masa kerja, alasan keluar, prestasi dan lain-lain), serta kemampuan organisasi untuk membayar.

3. Employee services (pelayanan pegawai). Tunjangan ini meliputi pelayanan ataupun pemberian fasilitas yang bersifat rutin, antara lain fasilitas rekreasi, fasilitas koperasi, fasilitas makanan, tempat ibadah dan pemberian penghargaan khusus. Tunjangan yang termasuk dalam employeeservice adalah :

a. Fasilitas rekreasi.

Fasilitas ini diberikan untuk menghilangkan beban pekerjaan dan meningkatkan kebersamaan antara pegawai maupun organisasi. Bagi atasan yang menjadi persoalan pelaksanaan program ini adalah pilihan jenis rekreasi yang memuaskan kebutuhan semua pihak. Artinya apakah kegiatan ini akan disertakan kepada pilihan individu ataukah disponsori oleh organisasi. b. Koperasi.

Fasilitas koperasi pegawai didirikan untuk mensejahterakan dan membantu pegawai dalam mencukupi kebutuhan sehari-hari.

c. Fasilitas makan.

Biasanya pada program ini organisasi memberikan tunjangan makan kepada pegawai yang ingin makan di tempat kerja.


(58)

d. Fasilitas tempat ibadah.

Organisasi menyediakan fasilitas tempat ibadah untuk memenuhi kebutuhan rohani karyawan dan memberikan kesempatan untuk menunaikan kewajiban agamanya di tempat kerja.

e. Pemberian penghargaan khusus.

Organisasi memberikan penghargaan khusus kepada pegawai yang tingkat loyalitas dan semangat kerjanya tinggi. Tujuannya adalah untuk memotivasi dan meningkatkan semangat pegawai lainnya dalam organisasi.

f. Fasilitas transportasi.

Dalam hal ini organisasi menyediakan kendaraan untuk transportasi pegawai atau memberikan tunjangan khusus untuk biaya transportasi.

Sedangkan menurut Moekijat (2009:29), bentuk program kesejahteraan Pegawai Negeri Sipil adalah:

a. Cuti Pegawai Negeri Sipil

Cuti PNS adalah keadaan tidak masuk kerja yang diizinkan dalam jangka waktu tertentu. Jenis-jenis cuti adalah:

1. Cuti tahunan.

Cuti tahunan diberikan kepada PNS, termasuk calon PNS yang telah bekerja sekurang-kurangnya 1 (satu) tahun secara terus menerus, kecuali PNS/calon PNS yang menjadi guru pada sekolah dan dosen pada perguruan tinggi negeri, baik yang mengajar pada sekolah maupun perguruan tinggi negeri maupun yang diperkerjakan atau diperbantukan untuk mengajar pada sekolah atau perguruan tinggi swasta. Bekerja


(59)

secara terus menerus adalah bekerja dengan tidak terputus karena menjalankan cuti di luar tanggungan negara, atau karena diberhentikan dari jabatan dengan menerima uang tunggu. Lama cuti selama 12 (duabelas hari kerja).

2. Cuti besar

Cuti besar diberikan kepada PNS yang telah bekerja sekurang-kurangnya 6 tahun secara terus menerus (termasuk masa kerja sebagai calon PNS untuk mendapatkan cuti besar yang pertama). Lamanya tiga bulan, termasuk cuti tahunan dalam tahun yang bersangkutan.

3. Cuti sakit

Cuti sakit diberikan kepada PNS yang menderita sakit. Lama cuti sakit mulai dari 1 (satu) hari sampai 1 (satu) tahun 6 (enam) bulan.

4. Cuti bersalin

Cuti bersaling diberikan kepada PNS wanita untuk persalinan anaknya yang pertama dan kedua. Persalinan pertama adalah persalinan pertama sejak yang bersangkutan menjadi PNS. Untuk persalinan ketiga dan seterusnya, kepada PNS wanita diberikan cuti di luar tanggungan negara. Cuti bersalin selama tiga bulan, yaitu sebulan sebelum dan 2 bulan sesudah persalinan.

5. Cuti karena alasan penting

Cuti karena alasan penting diberikan kepada PNS adalah cuti karena: - Ibu, bapak, istri/suami, anak, adik, kakak, mertua, atau menantu sakit


(60)

- Salah seorang anggota keluarga dari orang tersebut di atas meninggal dunia dan menurut ketentuan hukum yang berlaku, PNS yang bersangkutan harus mengurus hak-hak dari anggota keluarganya yang meninggal dunia itu.

- Melangsungkan perkawinan yang pertama

- Alasan penting lainnya yang ditetapkan kemudian oleh Presiden. Lama cuti karena alasan penting adalah 2 bulan.

6. Cuti di luar tanggungan negara.

Cuti di luar tanggungan negara diberikan kepada PNS yang telah bekerja sekurang-kurangnya 5 tahun secara terus menerus karena alasan-alasan pribadi yang penting dan mendesak. Lamanya 3 (tiga) tahun dan dapat diperpanjang selama setahun apabila ada alasan-alasan penting.

b. Pengobatan, perawatan, dan rehabilitasi.

Pengobatan, perawatan, dan rehabilitasi diberikan kepada Pegawai Negeri Sipil (PNS) termasuk Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS), pegawai bulanan di samping pensiun, Pegawai Negeri Sipil yang diperbantukan oleh pejabat yang berwenang pada badan-badan swasta yang mengalami kecelakaan karena dinas, atau menderita sakit karena dinas. Pegawai tersebut berhak memperoleh pengobatan, perawatan atau rehabilitasi atas biaya negara.

c. Tunjangan cacat

Tunjangan cacat diberikan kepada PNS dan CPNS, pegawai bulanan di samping pensiun, PNS yang diperbantukan oleh pejabat yang berwenang pada badan-badan swasta oleh tim penguji kesehatan dinyatakan tidak dapat bekerja


(1)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis sampaikan kepada Tuhan Yesus Kristus sebagai sumber segala pengetahuan dan hikmat, atas kasih setia-Nya, dengan segala keterbatasan penulis dimampukan untuk menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini merupakan salah satu syarat mengikuti ujian guna memperoleh Gelar Sarjana pada Departemen Ilmu Administrasi Negara Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sumatera Utara.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis telah berusaha untuk menyajikannya secara sistematis. Namun penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu dengan segala kerendahan hati, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menerima banyak dukungan dan bantuan baik bersifat moral maupun material, saran, dan motivasi dari berbagai pihak. Untuk itu dengan segala ketulusan hati penulis mengucapkan terimakasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada :

1. Bapak Drs. Zakaria, M.SP, sebagai Dekan I Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. M. Husni Thamrin, M.Si, sebagai Ketua Departemen Ilmu Administrasi Negara Ilmu Sosial dan Politik, dan sekaligus sebagai dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan arahan dalam penyempurnaan skripsi ini.

3. Bapak Drs. Kariono, sebagai dosen penguji yang telah banyak memberikan saran untuk menyempurnakan penulisan skripsi ini.

ii


(2)

3

4. Seluruh staf pengajar dan pegawai Fakultas Fisipol Universitas Sumatera Utara yang telah membantu penulis selama ini.

5. Bapak pimpinan dan staf pegawai Dinas Cipta Karya dan Pertambangan Deli Serdang yang telah mengizinkan dan memberikan data yang dibutuhkan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

6. Teristimewa bust kedua orangtua penulis, ayahanda: S. Simarmata dan Ibunda T. Br. Panjaitan, yang selalu mendoakan penulis, dan memberikan semangat serta dukungan materi kepada penulis selama ini.

7. Special thank to my honey: Jhon Roy Sembiring, yang selalu menyayangi, setia dan selalu mampu membuat aku tersenyum dalam keadaan apapun. "Pengorbananmu tak pernah kulupakan dan semoga cinta kita abadi selamanya".

Akhir kata penulis mengharapkan semoga dengan segala kesederhanaanya, skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembacanya.

Medan, Maret 2014 Penulis


(3)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR GAMBAR ... vi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 4

1.3. Tujuan Penelitian ... 4

1.4. Manfaat Penelitian ... 4

1.5. Kerangka Teori ... 5

1.5.1. Pengertian Pemeliharaan Pegawai ... 6

1.5.2. Pengertian Program Pelayanan Kesejahteraan Pegawai .... 7

1.5.3. Bentuk-bentuk Program Pelayanan Kesejahteraan Pegawai ... 8

1.5.4. Tujuan dan Manfaat Program Pelayanan Kesejahteraan Pegawai ... 16

1.5.5. Faktor-faktor yang Mendorong Berkembangnya Program Pelayanan Kesejahteraan Pegawai ... 20

1.5.6. Prinsip-prinsip Program Pelayanan Kesejahteraan Pegawai . 21 1.5.7. Pengertian Semangat Kerja ... 24

1.5.8. Indikator Semangat Kerja ... 25

1.5.9. Hubungan Antara Program Pelayanan Kesejahteraan Pegawai dengan Semangat Kerja Pegawai ... 28

1.6. Defenisi Konsep ... 30

1.7. Sistematika Penulisan ... 31

BAB II METODE PENELITIAN ... 33

2.1. Bentuk Penelitian ... 33

2.2. Lokasi Penelitian ... 33

2.3. Informan Penelitian ... 33

2.4. Teknik Pengumpulan Data ... 34

2.5. Teknik Analisa Data ... 35

BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN ... 36

3.1. Kabupaten Deli Serdang ... 36

3.1.1. Sejarah Berdirinya Kabupaten Deli Serdang ... 40

3.1.2. Geografis, Topografis dan Dataran ... 45

3.1.3. Iklim ... 46

3.1.4. Luas, Jenis Tanah dan Penggunaan Lahan ... 47

3.1.5. Pendidikan ... 48

3.1.6. Potensi Alam Industri ... 48 iv


(4)

2

3.1.7. Sektor Industri dan Perdagangan ... 49

3.2. Dinas Cipta Karya dan Pertambangan Deli Serdang ... 50

3.2.1. Visi dan Misi ... 50

3.2.2. Tugas Pokok dan Fungsi Dinas ... 51

3.2.3. Struktur Organisasi ... 54

BAB III PENYAJIAN DATA ... 56

4.1. Program Pelayanan Kesejahteraan Pegawai ... 56

4.2. Semangat Kerja Pegawai ... 66

BAB V ANALISA DATA ... 69

5.1. Analisis Pelaksanaan Program Kesejahteraan Pegawai ... 69

5.2. Analisis Semangat Kerja Pegawai ... 73

BAB VI PENUTUP ... 75

6.1. Kesimpulan ... 75

6.2. Saran ... 75


(5)

DAFTAR TABEL

Tabel Nama Tabel Halaman

1.1. Jenis Program Kesejahteraan Pegawai ... 3 3.1. Sektor Industri Pada Kabupaten Deli Serdang Tahun 2012... 49

vi


(6)

4

DAFTAR GAMBAR

Tabel Nama Gambar Halaman

3.1. Lambang Kabuapten Deli Serdang ... 39 3.2. Struktur Organisasi Dinas Cipta Karya dan Pertambangan Deli