Sejarah Berdirinya Kabupaten Deli Serdang

- Matahari terbit yang sedang naik melambangkan masa depan yang gemilang cita-cita yang tinggi serta kegairahan bekerja yang penuh semangat dan keyakinan. 5. Pohon kelapa sawit, karet, tembakau melambangkan daerah Deli Serdang adalah daerah perkebunan yang menghasilkan devisa. 6. Roda mesin bergigi melambangkan cita-cita modernisasi dari mekanisme kehidupan rakyat serta lambang kerajinan tangan. 7. Sirih, pinang dan puan melambangkan kebudayaan asli, dimana sirih dan pinang merupakan alat pembuka kata dalam segala upacara serta lambang persaudaraan dan toleransi. 8. Lima helai daun sirih melambangkan tiga hukum yang dijunjung tinggi, yaitu hukum politik, hukum adat dan hukum negara.

3.1.1. Sejarah Berdirinya Kabupaten Deli Serdang

Kabupaten Deli Serdang sebelum Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus 1945 merupakan dua pemerintahan yang berbentuk Kerajaan Kesultanan yaitu Kesultanan Deli yang berpusat di Kota Medan dan Kesultanan Serdang berpusat di Perbaungan. Pada masa pemerintahan Republik Indonesia Serikat RIS, keadaan Sumatera Timur mengalami pergolakan yang dilakukan oleh rakyat secara spontan, menuntut agar NST Negara Sumatera Timur yang dianggap sebagai prakarsa Van Mook Belanda dibubarkan dan wilayah Sumatera Timur kembali masuk Negara Republik Indonesia. Para pendukung NST membentuk Permusyawaratan Rakyat se Sumatera Timur Universitas Sumatera Utara menentang Kongres Rakyat Sumatera Timur yang dibentuk oleh Front Nasional. Negara bagian dan daerah istimewa lain di Indonesia kemudian bergabung dengan NRI, sedangkan Negara Indonesia Timur NIT dan Negara Sumatera Timur NST tidak bersedia. Akhirnya Pemerintah NRI meminta kepada Republik Indonesia Serikat RIS untuk mencari kata sepakat dan mendapat mandat penuh dari NST dan NIT untuk bermusyawarah dengan NRI tentang pembentukan Negara Kesatuan dengan hasil antara lain: Undang-Undang Dasar Sementara Kesatuan yang berasal dari UUD RIS diubah sehingga sesuai dengan Undang- Undang Dasar 1945. Atas dasar tersebut terbentuklah Kabupaten Deli Serdang seperti tercatat dalam sejarah bahwa Sumatera Timur dibagi ata 5 lima Afdeling, salah satunya adalah Deli Serdang. Afdeling ini dipimpin oleh seorang Asisten Residen beribukota di Medan serta terbagi atas 4 empat Onder Afdeling yaitu Beneden Deli beribukota di Medan, Bovan Deli beribukota di Pancur Batu, Serdang beribukota di Lubuk Pakam, Padang Bedagai beribukota di Tebing Tinggi dan masing-masing dipimpim oleh seorang Kontelir. Berdasarkan keputusan Dewan Perwakilan Rakyat Sumatera Timur tanggal 19 April 1946, Keresidenan Sumatera Timur dibagi menjadi 6 enam kabupaten terdiri atas 6 enam Kewedanaan yaitu Deli Hulu, Deli Hilir, Serdang Hulu, Serdang Hilir, Bedagai, PadangKota Tebing Tinggi pada waktu itu ibukota berkedudukan di Perbaungan. Kemudian dengan Besluit Wali Negara tanggal 21 Desember 1949 wilayah tersebut adalah Deli Serdang dengan ibukota Medan, meliputi Lubuk Pakam, Deli Hilir, Deli Hulu, Serdang, Padang dan Bedagai. Universitas Sumatera Utara Pada tanggal 14 November 1956, Kabupaten Deli dan Serdang ditetapkan menjadi Daerah Otonom dan namanya berubah menjadi Kabupaten Deli Serdang sesuai dengan Undang-Undang Nomor 22 tahun 1948 yaitu Undang-Undang Pokok-Pokok Pemerintahan Daerah dengan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1956. Untuk merealisasinya dibentuklah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah DPRD dan Dewan Pertimbangan Daerah DPD. Namun, tahun demi tahun terus berlalu merubah perjalanan sejarah dan setelah melalui berbagai usaha penelitian dan seminar para pakar sejarah dan pejabat Pemerintah Daerah Tingkat II Deli Serdang pada waktu itu sekarang Pemerintah Kabupaten Deli Serdang, akhirnya disepakati penetapan Hari Jadi Kabupaten Deli Serdang tanggal 1 Juli 1946. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1984, ibukota Kabupaten Deli Serdang dipindahkan dari Kota Medan ke Lubuk Pakam dengan lokasi perkantoran di Tanjung Garbus yang diresmikan oleh Gubernur Sumatera Utara tanggal 23 Desember 1986. Demikian pula pergantian pimpinan d idaerah inipun telah terjadi beberapa kali. Tercatat dalam sejarah bahwa Bupati Pertama di Kabupaten Deli Serdang secara berkesinambungan telah di pimpin oleh Bupati Kepala Daerah Deli Serdang yang sampai saat ini tercatat empat belas orang Bupati kepala daerah telah memimpin Kabupaten Deli Serdang yakni: Munar S. Hamidjoyo, Sampurno Kolopaking, Wan Oemaruddin Barus 1 Feb 1951 sd 1 April 1958, Abdullah Eteng 1 Apr 1958 sd 1 Jan 1963, Abdul Kadir Kendal Keliat 11 Jan 1963 sd 11 Nov 1970, H. Baharoeddin Siregar 11 Nov 1970 sd 17 April 1978, Abdul Muis Lubis 17 Apr 1978 sd 3 Mar 1979, H. Tenteng Ginting 3 Mar 1979 sd 3 Mar 1984, H. Wasiman 3 Mar 1984 sd 3 Mar 1989, Universitas Sumatera Utara H. Ruslan Mansyur 3 Mar 1989 sd 3 Mar 1994, H. Maymaran NS 3 Mar 1994 sd 3 Mar 1999, Drs H. Abdul Hafid, MBA 3 Mar 1999 sd 7 April 2004, dan Drs H. Amri Tambunan 7 April 2004 sd 2009 Perjalanan penyelenggaraan pemerintah di Kabupaten Deli Serdang, tercatat beberapa Bupati didampingi oleh seorang Wakil Bupati. Pada pertengahan periode kepemimpinan 1997 H.Maymaran. MS, beliau didampingi oleh seorang wakil Bupati Drs. H.Rayo Usman Harahap, sesuai dengan Surat Keputusan Mendagri Nomor 132.22-141 tanggal 24 Februari 1977. Jabatan Wakil Bupati berlanjut dijabat oleh Drs. H. Rayo Usman Harahap pada periode Drs. H. Abdul Hafid, MBA sampai tahun 2002. Dengan berlakunya Undang-Undang Nomor 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah, jabatan Wakil Bupati merupakan satu paket dengan Bupati yang dipilih oleh anggota legislatif. Tahun 2003, Pemilihan Kepala Daerah Kabupaten Deli Serdang, terpilih Drs. H.Amri Tambunan yang berdampingan dengan Drs.Yusuf Sembiring, MBA.,MM sebagai Wakil Bupati untuk periode 2004 sampai dengan 2009. Pada lembaga legislatif, pimpinan di lembaga ini juga silih berganti muali dari Ketua Dewan Bonar Ginting, H. Mahmud Hasan, T.A. Muhaid Arief, Kapten M. Selamat, Letkol Gus Masiman BA, H. Muhammmad Rizan, T. Abunawar Sinar Al-Haj, H. Iping Sapei, Kolonel. Drs. H. Nusrin Siregar, H. Naik Tarigan, BBA, dan H. Wagirin Arman. Sedangkan Sekretaris Wilayah Daerah saat ini berubah nama menjadi Sekretaris Daerah Kabupaten Deli Serdang juga sudah silih berganti, mulai dari H. Baharoeddin Siregar, Mbra Barus, Mabai Tarigan, H. Abdul Muis, Mohd. Universitas Sumatera Utara Zaini Dahlan SH, Drs. Sonny Sembiring, Zainal Arifin SH, Drs. Aman Ginting, Drs. H. Azis Fachri Harahap, H. Abdul Salam Pane SH, Drs. H. Zainul Aris, Drs. H. Chairullah, S.I.P.MAP, Pelaksana Sekda Ir. H. Marapinta Harahap, MAP,MM, dan saat ini dijabat oleh Ir. Djaili Azwar, M.Si. Sementara Sekretaris DPRD Kabupaten Deli Serdang juga sudah beberapa kali silih berganti mulai dari Djaman Tarigan SH, Drs. Nur Achmad Siregar, H.M. Rasyid SH, Drs. Achmad Siregar dan saat ini dijabat oleh Drs. Semangat Merdeka Tarigan. Visi pemerintah Kabupaten Deli Serdang adalah “deli serdang yang maju dengan masyarakatnya yang religius, sejahtera bersatu dalam kebhinekaan melalui pemerataan pembangunan, pemanfaatan sumber daya yang adil dan penegakan hukum yang ditopang oleh tata pemerintahan yang baik“ Misi yang hendak dicapai sebagai berikut: a Mewujudkan Deli Serdang yang maju adalah mendorong pembangunan yang menjamin pemerataan yang seluas-luasnya didukung oleh sumber daya manusia yang berkualitas, infrastruktur yang maju, penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi, pembangunan yang berwawasan lingkungan, serta didukung oleh kondisi keamanan yang kondusif. b Mewujudkan masyarakat Deli Serdang yang religius adalah mendorong pembangunan akhlak mulia generasi muda, saling menghormati, rukun dan damai, tidak diskriminatif, mengabdi pada kepentingan masyarakat luas, dan menghormati hak azasi manusia. c Mewujudkan masyarakat Kabupaten Deli Serdang yang sejahtera dan bersatu dalam kebhinekaan adalah mendorong pembangunan yang merata, Universitas Sumatera Utara pemanfaatan sumber daya yang adil, guna mewujudkan kesejahteraan masyarakat, rasa aman dan damai, mampu menampung aspirasi masyarakat yang dinamis, menegakkan persatuan dan kesatuan dalam kebhinekaan dengan ditopang oleh tata pemerintahan yang baik. d Penegakan hukum berarti kelak di dalam wilayah Kabupaten Deli Serdang tidak boleh ada diskriminasi hukum, semua orang termasuk bupati harus patuh dan taat pada hukum dan perundang-undangan, budaya hukum akan menjadi bagian cara hidup masyarakat Deli Serdang.

3.1.2. Geografis, Topografis dan Dataran