JenisPenelitian BatasanOperasional PengukuranVariabel Pengaruh Sistem Pengukuran Kinerja, Sistem Penghargaan dan Total Quality Management terhadap Kinerja Manajerial pada PT. Pos Indonesia (Persero) Kantor Pos Medan 20000

29 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1. JenisPenelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif. Menurut Sugiyono 2008 metode penelitian kuantitatif digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu. Teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif atau statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

3.2. BatasanOperasional

Agar penelitian ini terarah dan tidak menyimpang dari permasalahan yang akan diteliti, maka perlu adanya batasan masalah dalam melakukan penelitian. Batasan pada penelitian ini adalah : 1. Penelitian ini hanya menggunakan 3 variabel bebas, yaitu : sistem pengukuran kinerja, sistem penghargaan,dan total quality management untuk mengukur kinerja manajerial di PT. Pos Indonesia Persero Kantor PosMedan 20000. Berdasarkan keterbatasan penelitian yang disebutkan, diharapkan penelitian selanjutnya dapat menggunakan variabel lain. 2. Objek penelitian ini dilakukan hanya pada satu perusahaan yaitu di PT. Pos Indonesia Persero Kantor Pos Medan 20000. Berdasarkan keterbatasan ini diharapkan penelitian selanjutnya dilakukan pada beberapa perusahaan sejenis. Universitas Sumatera Utara 30 3. Sulitnya ditemukan validitas data pada penelitian ini mengingatresponden terkadang tidak memberikan jawaban yang sebenarnya atau jujur. 3.3. Definisi Operasional 3.3.1. Kinerja Manajerial Kinerja Manajerial adalah kinerja para individu anggota organisasi dalamkegiatan-kegiatan manajerial, antara lain : perencanaan, investigasi, koordinasi,evaluasi, supervise, pengaturan staff staffing, negoisasi dan representasiMulyadi, 2007. 1. Perencanaan Dalam arti kemampuan untuk menentukan tujuan, kebijakan dan tindakan ataupelaksanaan, penjadwalan kerja, penganggaran, merancang prosedur danpemograman. 2. Investigasi Yaitu kemampuan mengumpulkan, menyampaikan informasi untuk catatan,laporan dan rekening, mengukur hasil, menentukan persedian, dan analisispekerjaan. 3. Koordinasi Yaitu kemampuan tukar menukar informasi dengan orang lain dibagianorganisasi lain untuk mengaitkan dan menyesuaikan program, memberitahubagian lain dan hubungan dengan manajer lain. 4. Evaluasi Universitas Sumatera Utara 31 Yaitu kemampuan untuk menilai dan mengukur proposal, kinerja yangdiamati dan dilaporkan, menilai pegawai, penilaian catatan hasil, penilaianlaporan keuangan, dan pemeriksaan produk. 5. Supervisi Yaitu kemapuan untuk mengarahkan, memimpin dan mengembangkanbawahan dan menjelaskan peraturan kerja pada bawahan. 6. Pengaturan staff Yaitu kemampuan untuk memepertahankan angkatan kerja, merekrut,mewawancarai, memilih, karyawan baru, menempatkan, mempromosikan danmemutasi karyawan. 7. Negoisasi Yaitu kemampuan untuk melalukan pembelian, penjualan melakukantawar menawar dengan wakil penjual, tawar menawar secara kelompok. 8. Representasi Yaitu kemampuan untuk menghadiri pertemuan-pertemuan denganperusahaan lain, pertemuan perkumpulan bisnis, pidato intuk acarakemasyarakatan, pendekatan dengan masyarakat, mempromosikan tujuan umumperusahaan.

3.3.2. Sistem Pengukuran Kinerja

Pengukuran kinerja adalah penentuan secara periodik efektivitas operasional suatu organisasi, bagian organisasi dan personelnya, berdasarkan sasaran, standar dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. Oleh karena itu, Universitas Sumatera Utara 32 organisasi pada dasarnya dioperasikan oleh sumber daya manusia, maka penilaian kinerja sesungguhnya merupakan penilaian atas perilaku manusia dalam melaksanakan peran yang mereka mainkan di dalam organisasi Mulyadi, 2007. Menurut Hansen dan Mowen 2007 sistem pengukuran kinerja yaitu secara tradisional dan kontemporer. Sistem pengukuran kinerja tradisional dilakukan dengan membandingkan kinerja aktual dengan kinerja yang dianggarkan atau biaya standar sesuai dengan karakteristik pertanggungjawabannya, sedangkan sistem pengukuran kinerja kontemporer menggunakan aktivitas sebagai pondasinya. Pada dasarnya pengukuran kinerja sendiri merupakan penilaian perilaku manusia dalam melaksanakan peran yang dimainkannya dalam mencapai tujuan organisasi Mulyadi, 2007. Pengukuran kinerja dapat dibedakan menjadi 2 yaitu : 1. Pengukuran Kinerja Intern Merupakan penilaian atas kontribusi yang dapat diberikan oleh suatu bagian dari pencapaian tujuan perusahaan baik dibidang keuangan atau secara keseluruhan. Pengukuran ini dilakukan dengan maksud memberikan petunjuk pembuatan keputusan dan mengevaluasi kinerja manajerial. 2. Pengukuran Kinerja Ektern Merupakan pengukuran atas prestasi yang dicapai oleh suatu satuan perusahaan dalam suatu periode tertentu yang mencerminkan tingkat hasil pelaksanaan kegiatannya. Pengukuranpenilaian ini dilakukan dengan maksud Universitas Sumatera Utara 33 sebagai dasar penentu kebijakan penanaman modalnya sehingga dapat meningkatkan efisiensi, efektifitas dan produktifitas. Menurut Rahman, dkk 2007 sistempengukuran kinerja adalah frekuensi pengukuran kinerja pada manajer dalam unitorganisasi yang dipimpin mengenai kualitas dalam aktivitas operasionalperusahaan. Sistem pengukuran kinerja memiliki sasaran implementasi strategi,dalam menetapkan sistem pengukuran kinerja manajemen puncak memilihserangkaian ukuran- ukuran yang menunjukkan strategi perusahaan. Ukuran-ukuranini dapat dilihat sebagai faktor kesuksesan kritis saat ini dan masa depan.Jika faktor-faktor ini diperbaiki, maka perusahaan telah menerapkan strateginya.

3.3.3. Sistem Penghargaan

Sistem Penghargaan kompensasi merupakan apa yang diterima oleh parakaryawan sebagai ganti kontribusi mereka pada organisasi Simamora, 2006.Sistem penghargaan berbasis kinerja merupakan salah satu alat pengendalian penting yang digunakan oleh perusahaan untuk memotivasi personel agar mencapai tujuan sesuai dengan yang diharapkan perusahaan. Sistem ini dibutuhkan perusahaan jika perusahaan memasuki lingkungan bisnis yang menuntut diperkerjakannya tenaga kerja dan alat produksinya terpadu menjadi satu dalam diri tenaga kerja. Penghargaan atas kinerja personil dilandasi oleh informasi yang dihasilkan dari penilaian atas kinerja personil. Jenis-jenis pengharagaan tersebut meliputi intrinstik dan ekstrinstik yang diterima sebagai hasil menyelesaikan suatu pekerjaan Mulyadi, 2007. 1. Sistem Penghargaan Intrinstik Universitas Sumatera Utara 34 Penghargaan intrinsik berupa rasa puas diri yang diperoleh seseorang yang telah berhasil menyelesaikan pekerjaannya dengan baik dan telah mencapai sasaran tertentu. Untuk meningkatkan penghargaan intrinsik manajemen dapat menggunakan berbagi teknik seperti penambahan tanggung jawab, partisipasi dalam pengambilan keputusan, dan usaha lain yang meningkatkan harga diri seseorang dan mendorong orang untuk menjadi yang terbaik. 2. Sistem Penghargaan Ekstrinsik Penghargaan ekstrinsik terdiri dari kompensasi yang diberikan kepada personel, baik yang berupa langsung, tidak langsung, maupun berupa kompensasi non moneter. Kompensasi langsung adalah pembayaran langsung berupa gaji atau upah pokok, honorarium lembur atau hari libur, pembagian laba, pembagian saham, dan berbagai bonus lain yang didasarkan atas kinerja personel. Penghargaan tidak langsung adalah semua pembayaran untuk kesejahteraan personel seperti asuransi kecelakaan, asuransi hari tua, honorarium liburan, tunjangan masa sakit penghargaan non moneter dapat berupa sesuatu yang secara ekstra diberikan perusahaan kepada personelnya seperti ruang kerja yang memiliki lokasi dan fasilitas istimewa, tempat parker khusus, gelar istimewa, dan sekretaris pribadi.

3.3.4. Total Quality Management

Total Quality Management merupakan suatu pendekatan dalammenjalankan usaha yang mencoba untuk memaksimumkan daya saing organisasimelalui perbaikan terus menerus atas produk, jasa, tenaga kerja, Universitas Sumatera Utara 35 proses danlingkungannya yang mempunyai komponen yaitu : fokus pada pelanggan, obsesipada kualitas, pendekatan ilmiah, komitmen jangka panjang, kerjasama tim,perbaikan sistem secara berkesinambungan,pendidikan dan pelatihan, kebebasanyang terkendali, kesatuan tujuan, adanya keterlibatan dan pemberdayaankaryawan yang mempunyai komponen yaitu Nasution 2010. 1. Fokus pada pelanggan Dalam TQM, baik pelanggan internal maupun pelanggan eksternalmerupakan driver. Pelanggan eksternal menentukan kualitas produk atau jasayang disampaikan kepada mereka, sedangkan pelanggan internal berperan besardalam menentukan kualitas tenaga kerja, proses, dan lingkungan yangberhubungan dengan produk atau jasa. 2. Obsesi terhadap kualitas Dalam organisasi yang menerapkan TQM, pelanggan internal daneksternal menentukan kualitas. Dengan kualitas yang ditetapkan tersebut,organisasi harus terobsesi untuk memenuhi atau melebihi apa yang ditentukanmereka. Hal ini berarti bahwa semua karyawan pada setiap level berusahamelaksanakan setiap aspek pekerjaannya berdasarkan perspektif. Bagaimana kitadapat melakukannya dengan lebih baik? Bila suatu organisasi terobses dengankualitas, maka berlaku prinsip “good enough is never good enough”. 3. Pendekatan Ilmiah Pendekatan ilmiah sangat diperlukan dalam penerapan TQM, terutamauntuk mendesain pekerjaan dan dalam proses pengambilan keputusan Universitas Sumatera Utara 36 danpemecahan masalah yang berkaitan dengan pekerjaan yang didesain tersebut.Dengan demikian, data diperlukan dan dipergunakan dalam menyusun patok dugabenchmark, memantau prestasi, dan melaksanakan perbaikan. 4. Komitmen Jangka Panjang TQM merupakan suatu paradigma baru dalam melaksanakan bisnis. Untukitu,dibutuhkan budaya perusahaan yang baru pula. Oleh karena itu, komitmenjangka panjang sangat penting guna mengadakan perubahan budaya agarpenerapan TQM dapat berjalan dengan sukses. 5. Kerjasama Tim Teamwork Dalam organisasi yang dikelola secara tradisional seringkali diciptakanpersaingan antar departemen yang ada dalam organisasi tersebut agar dayasaingnya terdongkrak. Sementara itu, dalam organisasi yang menerapkan TQM,kerjasama tim, kemitraan, dan hubungan dijalin dan dibina, baik antar karyawanperusahaan maupun dengan pemasok, lembaga-lembagapemerintah, danmasyarakat sekitarnya. 6. Perbaikan Sistem Secara Berkesinambungan Setiap produk dan atau jasa dihasilkan dengan memanfaatkan proses- prosestertentu di dalam suatu sistem lingkungan. Oleh karena itu, sistem yangada perlu diperbaiki secara terus- menerus agar kualitas yang dihasilkannya dapatmakin meningkat. 7. Pendidikan dan Pelatihan Dewasa ini masih terdapat perusahaan yang menutup mata terhadappentingnya pendidikan dan pelatihan karyawan. Kondisi seperti itu Universitas Sumatera Utara 37 menyebabkanperusahaan yang bersangkutan tidak berkembang dan sulit bersaing denganperusahaan lainnya, apalagi dalam era persaingan global. Sedangkan dalamorganisasi yang menerapkan TQM, pendidikan dan pelatihan merupakan faktoryang fundamental. Setiap orang diharapkan dan didorong untuk terus belajar.Dengan belajar, setiap orang dalam perusahaan dapat meningkatkan keterampilanteknis dan keahlian profesionalnya. 8. Kebebasan yang terkendali Dalam TQM, keterlibatan dan pemberdayaan karyawan dalampengambilan keputusan dan pemecahan masalah merupakan unsur yang sangatpenting. Hal ini dikarenakan unsur tersebut dapat meningkatkan “rasa memiliki”dan tanggung jawab karyawan terhadap keputusan yang telah dibuat. 9. Kesatuan Tujuan Supaya TQM dapat diterapkan dengan baik, maka perusahaan harusmemiliki kesatuan tujuan. Dengan demikian, setiap usaha dapat diarahkan padatujuan yang sama. Akan tetapi, kesatuan tujuan ini tidak berarti bahwa harusselalu ada persetujuan kesepakatan antara pihak manajemen dan karyawan,misalnya mengenai upah dan kondisi kerja. 10. Adanya Keterlibatan dan Pemberdayaan Karyawan Keterlibatan dan pemberdayaan karyawan dapat meningkatkankemungkinan dihasilkannya keputusan yang baik, rencana yang baik, atauperbaikan yang lebih efektif, karena juga mencakup pandangan dan pemikirandari pihak pihak yang langsung berhubungan dengan situasi kerja Universitas Sumatera Utara 38 sertameningkatkan ”rasa memiliki” dan tanggung jawab atas keputusan denganmelibatkan orang-orang yang harus melaksanakannya. Secara ringkas definisi operasional dan pengukuran variabel dalampenelitian ini dapat dilihat pada tabel 3.1 berikut : Tabel 3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Variabel Penelitian Defenisi Operasional Pengukuran Variabel Skala Variabel Independen Sistem Pengukuran Kinerja X1 Sistem pengukuran kinerja adalah frekuensi pengukuran kinerja pada manajer dalam unit organisasi yang dipimpin mengenai kualitas dalam aktivitas operasional perusahaan. 1.Motivasi perusahaan. 2.Penerapan sistem pengukuran kinerja. 3.Pengambilan keputusan manajemen. 4.Pemberian informasi kepada manajer. 5.Pengelolaan operasi secara efektif dan efisien. 6.Peningkatan kinerja perusahaan. Skala Interval Sistem Penghargaan X2 Sistem Penghargaanadalah apa yang diterima oleh para karyawan sebagai ganti kontribusi mereka pada organisasi. Sistem reward atau penghargaan organisasional berisi jenis-jenis penghargaan yang ditawarkan dan dibagi bagikan kepada karyawan. Penghargaan intrinsik berupa rasa puas diri yang diperoleh seseorang yang telah berhasil menyelesaikan pekerjaannya dengan baik dan telah mencapai sasaran tertentu. Penghargaan ekstrinsik terdiri dari kompensasi yang diberikan kepada personel, baik yang berupa langsung, tidak langsung, maupun berupa kompensasi non moneter. 1.Penerapan gaji. 2.Pemberian bonus. 3.Penetapan uang lembur. 4. Penerapan tunjangan hari raya. 5.Penerapan tunjangan hari tua. 6.Karyawan diakui dan dihargai. 7.Pemberian kompensasi. 8.Kepuasan penerimaan gaji. 9.Pengakuan perusahaan atas keberhasilan karyawan. 10.Kepuasan karyawan atas fasilitas kesehatan. 11.Pemberian peluang naik pangkat. 12.Penerapan penghargaan. Skala Interval Total Quality Total Quality Management merupakan suatu 1.Fokus pada pelanggan 2.Penerapan rencana Universitas Sumatera Utara 39 Management X3 pendekatandalam menjalankan usahayang mencoba untukmemaksimumkan daya saingorganisasi melalui perbaikanterus menerus atas produk,jasa, tenaga kerja, proses danlingkungannya. operasional. 3.Penerapan standar kualitas pelayanan. 4.Komitmen jangka panjang. 5.Penerapkan kerjasama tim. 6.Pertemuan untuk membahas dan memperbaiki sistem. 7.Pemberian pendidikanpelatihan kepada setiap karyawan. 8.Kebebasan menyampaikan pendapat. 9.Kesatuan tujuan diantara manajer dan karyawan. 10.Keterlibatan karyawan dalam pengambilan keputusan. Skala Interval Variabel Dependen Kinerja Manajerial Y Kinerja manajerial adalah kinerja para individu anggota organisasi dalam kegiatan- kegiatan manajerial, antara lain : perencanaan, investigasi, koordinasi, evaluasi, supervisi, pengaturan staff staffing, negoisasi, dan representasi. 1.Perencanaan menentukan tujuan. 2.Investigasi mengumpulkan informasi. 3.Pengkoordinasian dalam penyesuaikan program. 4.Evaluasi untuk menilai. 5.Pengawasan untuk mengarahkan pemimpin. 6.Pemilihan staff untuk mengarahkan peraturan perusahaan kepada karyawan baru. 7.Negoisasi dengan pemasok untuk pemesanan barang dan jasa. 8.Penetapan karyawan berprestasi untuk mewakili perusahaan menghadiri pertemuan dengan perusahaan lain. Skala Interval

3.4. PengukuranVariabel

Penelitian ini menggunakan skala likert, yaitu digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Situmorang,2010. Menurut Sekaran 2006 Skala likert didesain untuk menelaah seberapa subjek sutuju atau tidak setuju dengan pernyataan pada skala 5 Universitas Sumatera Utara 40 titik. Menurut Soewadji 2012 untuk jawaban negatif atau tidak puas Likert member skor dari yang paling kecil sampai yang paling besar. Dengan menggunakan skala Likert ,maka variable yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variable. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item – item instrument yang dapat berupa pernyataann atau pertanyaan. Dalam melaukukan penelitian terhadap varibel yang akan diuji pada setiap jawaban yang akan diberikan skor. Skor yang diberikan adalah : Tabel 3.2 Skala Likert No. Jawaban Skor 1. Sangat Setuju SS 5 2. Setuju S 4 3. Ragu-Ragu RR 3 4 Tidak Setuju TS 2 5 Sangat Tidak Setuju STS 1 Sumber : Soewadji 2012 3.5. Populasi dan Sampel Penelitian 3.5.1.Populasi

Dokumen yang terkait

Pengaruh Sistem Rekrutmen dan Penempatan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan pada Kantor PT. Pos Indonesia (Persero) Kantor Pos Medan 20000

43 284 103

Analisis Pengaruh Total Quality Management, Sistem Pengukuran Kinerja Dan Sistem Penghargaan Terhadap Kinerja Manjerial

0 4 71

ANALISIS PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT, SISTEM PENGHARGAAN, SISTEM PENGUKURAN KINERJA TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PADA PT. GARAM (PERSERO).

0 0 119

Pengaruh Sistem Pengukuran Kinerja, Sistem Penghargaan dan Total Quality Management terhadap Kinerja Manajerial pada PT. Pos Indonesia (Persero) Kantor Pos Medan 20000

0 0 12

Pengaruh Sistem Pengukuran Kinerja, Sistem Penghargaan dan Total Quality Management terhadap Kinerja Manajerial pada PT. Pos Indonesia (Persero) Kantor Pos Medan 20000

0 1 2

Pengaruh Sistem Pengukuran Kinerja, Sistem Penghargaan dan Total Quality Management terhadap Kinerja Manajerial pada PT. Pos Indonesia (Persero) Kantor Pos Medan 20000

1 2 9

Pengaruh Sistem Pengukuran Kinerja, Sistem Penghargaan dan Total Quality Management terhadap Kinerja Manajerial pada PT. Pos Indonesia (Persero) Kantor Pos Medan 20000

0 0 19

Pengaruh Sistem Pengukuran Kinerja, Sistem Penghargaan dan Total Quality Management terhadap Kinerja Manajerial pada PT. Pos Indonesia (Persero) Kantor Pos Medan 20000

0 3 3

Pengaruh Sistem Pengukuran Kinerja, Sistem Penghargaan dan Total Quality Management terhadap Kinerja Manajerial pada PT. Pos Indonesia (Persero) Kantor Pos Medan 20000

0 0 23

PENGARUH SISTEM PENGUKURAN KINERJA, TOTAL QUALITY MANAGEMENT DAN SISTEM PENGHARGAAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL

0 2 11