70 partikel-partikel  tersebut  telah  dirusak  dan  minyak  cenderung  untuk  bergabung
Martin, dkk., 1993. c.
Inversi fase Jika  dikontrol  dengan  baik  selama  pembuatan  emulsi,  inversi  fase  sering
menghasilkan  produk  yang  lebih  bagus,  tetapi  jika  tidak  dapat  dikontrol  selama pembuatan  atau  karena  faktor  lain  setelah  emulsi  terbentuk,  inversi  fase  dapat
menyebabkan masalah yang besar Sinko, 2002. Apabila  konsentrasi  fase  terdispersi  terletak  antara  30
–  60  maka  fase terdispersi terletak pada range stabil emulsi yang tidak menyebabkan inversi. Jika
jumlah  fase  terdispersi  meningkat  sampai  74  dari  total  volume  maka  dapat terjadi inversi fase Aulton, et al., 1990.
2.15 Analisa Ukuran Partikel
Mikromimetik  adalah  ilmu  dan  teknologi  tentang  partikel  kecil,  salah satunya  adalah  partikel.  Dalam  bidang  kefarmasian  terdapat  beberapa  informasi
yang perlu diperoleh dari partikel, yaitu bentuk dan luas permukaan partikel serta ukuran  partikel.  Data  tentang  ukuran  partikel  diperoleh  dalam  diameter  partikel
dan  distribusi  diameter  partikel,  sedangkan  bentuk  partikel  memberi  gambaran tentang luas permukaan spesifik partikel dan teksturnya Martin, dkk., 1993.
Metode  mikroskopik  merupakan  metode  sederhana  yang  hanya menggunakan  satu  alat  yaitu  mikroskop  yang  bukan  merupakan  alat  yang  rumit
dan  memerlukan  penanganan  khusus.  Kerugian  dari  metode  mikroskopik  ini adalah  bahwa  garis  tengah  yang  diperoleh  hanya  dua  dimensi  dari  partikel
tersebut,  yaitu  diameter.  Selain  itu  jumlah  partikel  yang  harus  dihitung  300-500
Universitas Sumatera Utara
71 partikel  agar  mendapatkan    suatu  perkiraan  yang  baik  dari  distribusi,  sehingga
metode ini membutuhkan waktu dan ketelitian Martin, dkk., 1993. Menurut metode mikroskopik, suatu emulsi atau suspensi, diencerkan atau
tidak  diencerkan,  diletakkan  pada  suatu  kaca  objek  dan  ditempatkan  pada  plat mekanik.  Lensa  mata  mikroskop  diatur  sedemikian  rupa  dengan  mikrometer
sehingga ukuran partikel dapat diperkirakan. Medan pandang dapat diproyeksikan ke sebuah layar sehingga partikel-partikel dapat lebih mudah diukur, atau gambar
dapat diambil dari kaca objek yang telah disiapkan dan diproyeksikan pada layar untuk pengukuran Sinko, 2002.
Setiap  kumpulan  partikel  biasanya  berupa  polidispersi.  Oleh  sebab  itu, perlu  untuk  mengetahui  tidak  hanya  ukuran  suatu  partikel  tertentu,  tetapi  juga
jumlah  partikel  berukuran  sama  yang  terdapat  dalam  sampel.  Jadi,  kita membutuhkan suatu perkiraan kisaran ukuran yang ada dan banyaknya atau berat
fraksi  setiap  ukuran  partikel  atau  disebut  juga  dengan  distribusi  ukuran  partikel. Berdasarkan  distribusi  partikel  ini  kita  dapat  menghitung  ukuran  partikel  rerata
untuk sampel tersebut Sinko, 2002.
Universitas Sumatera Utara
49
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pemaparan sinar matahari berlebihan dapat  membahayakan kulit  manusia karena  kerusakan  kulit  dapat  terjadi  segera  setelah  pemaparan,  yaitu  berupa
eritema  atau  kulit  terbakar  yang  merupakan  gejala  terjadinya  degradasi  sel  dan jaringan.  Kerusakan  kulit  yang  terjadi  dalam  pemaparan  jangka  panjang  akan
memberikan  efek  yang  bersifat  kumulatif  akibat  pemaparan  sinar  matahari berlebihan dalam jangka waktu tertentu, antara lain adalah penuaan dini kulit dan
kemungkinan  kanker  kulit  Gadri,  dkk.,  2012.  Oleh  karena  bahaya  yang disebabkan  oleh  penyinaran  matahari,  dianjurkan  penggunaan  alat  pelindung,
misalnya penggunaan tabir surya dalam bahan tatarias Ditjen, POM., 1985. Ada  2  macam  tabir  surya  dalam  kosmetika,  yaitu  :  tabir  surya  kimia  dan
tabir surya fisik. Tabir surya kimia mengabsorbsi hampir 95 radiasi sinar UVB yang dapat menyebabkan sunburn eritema dan kerut namun hampir tidak dapat
menghalangi UVA penyebab direct tanning, kerusakan sel elastin, dan timbulnya kanker  kulit.  Yang  termasuk  tabir  surya  kimia  misalnya  PABA,  PABA  ester,
benzofenon,  salisilat  dan  antranilat.  Tabir  surya  fisik  dapat  menahan  UVA maupun UVB dengan memantulkan sinar. Yang termasuk tabir surya fisik adalah
titanium oksida, Mg silikat, seng oksida, dan kaolin Wasitaatmadja, 1997. Penelitian  ini  menggunakan  bahan  tabir  surya  kimia,  yaitu  oksibenzon
sebagai penyerap UVA dan oktilmetoksisinamat sebagai penyerap UVB. Menurut FDA,  konsentrasi  oksibenzon  dan  oktilmetoksisinamat  yang  optimum  berturut-
turut  adalah  6  dan  7,5  Barel,  et  al.,  2001.  Oksibenzon  dan
Universitas Sumatera Utara