Adsorpsi monomolekular Teori Emulsifkasi

65 penyiapan suatu emulsi, seseorang dapat memilih zat pengemulsi yang mempunyai harga HLB sama atau hampir sama sebagai fase minyak dari emulsi yang dimaksud.

2.12 Teori Emulsifkasi

Tidak ada teori emulsifikasi yang umum, karena emulsi dapat dibuat dengan menggunakan beberapa tipe zat pengemulsi yang masing-masing berbeda bergantung pada cara kerjanya dengan prinsip yang berbeda untuk mencapai suatu produk yang stabil Martin, dkk., 1993. Zat pengemulsi bisa dibagi menjadi 3 golongan sebagai berikut : 1. Zat-zat yang aktif pada permukaan yang teradsorpsi pada antarmuka minyakair membentuk lapisan monomolekuler dan mengurangi tegangan antarmuka. 2. Koloida hidrofilik, yang mempunyai suatu lapisan multimolekuler sekitar tetesan-tetesan terdispers dari minyak dalam suatu emulsi ow. 3. Partikel-partikel padat yang terbagi halus, yang diadsorpsi pada batas antarmuka dua fase cair yang tidak bercampur dan membentuk suatu lapisan partikel di sekitar bola-bola terdispers Martin, dkk., 1993.

2.12.1 Adsorpsi monomolekular

Zat yang aktif pada permukaan, mengurangi tegangan antarmuka karena adsorpsinya pada batas minyakair membentuk lapisan-lapisan monomolekular. Pengurangan energi bebas permukaan kemungkinan bukan merupakan faktor yang termasuk utama. Faktor yang lebih bermakna adalah kenyataan bahwa tetesan-tetesan terdispers dikelilingi oleh suatu lapisan monolayer yang saling melekat yang membantu mencegah terjadinya pengelompokan antara dua tetesan Universitas Sumatera Utara 66 ketika kedua tetesan tersebut saling mendekat. Idealnya, lapisan seperti itu harus fleksibel, sehingga ia sanggup terbentuk kembali dengan cepat jika pecah atau diganggu. Suatu efek tambahan yang mendorong terjadinya kestabilan adalah adanya suatu muatan permukaan yang akan menyebabkan tolak-menolak antar partikel yang berdekatan Martin, dkk., 1993. Tipe emulsi yang dihasilkan, ow atau wo, terutama bergantung pada sifat zat pengemulsi. Karakteristik ini dikenal sebagai keseimbangan hidrofil-lipofil Hydrophile-Lipophile Balance yakni sifat polar – nonpolar dari pengemulsi. Kenyataannya surfaktan adalah suatu pengemulsi, zat pembasah, detergen atau zat penstabil Martin, dkk., 1993. Gambar 2.5 Gambaran skematis dari tetesan minyak dalam suatu emulsi minyak- air menunjukkan orientasi molekul Tween dan Span pada antarmuka Martin, dkk., 1993. Dalam praktek, penggunaan pengemulsi kombinasi dalam pembuatan emulsi saat ini lebih sering dibandingkan dengan penggunaan zat tunggal. Atlas- ICI merekomendasikan bahwa Tween hidrofilik dikombinasi dengan suatu Span lipofilik, dan memvariasikan perbandingan-perbandingan tersebut sedemikian Universitas Sumatera Utara 67 rupa sehingga menghasilkan emulsi ow atau wo yang diinginkan. Boyd et al membicarakan gabungan molekular dari Tween 40 dan Span 80 dalam menghasilkan emulsi. Dalam gambar 2.5, bagian hidrokarbon dari molekul Span 80 sorbitan mono-oleat berada dalam bola minyak dan radikal sorbitan berada dalam fase air. Bagian kepala sorbitan dari molekul-molekul Span mencegah ekor hidrokarbon dari penggabungan yang erat dalam fase minyak. Bila Tween 40 polioksietilen 20 sorbitan monopalmitat ditambahkan, ia mengarah pada batas sedemikian rupa sehingga sebagian dari ekor hidrokarbon ada dalam fase minyak., dan dari rantai tersebut bersama-sama dengan cincin sorbitan dan rantai hidrokarbon dari molekul Tween 40 berada dalam bola minyak antara rantai- rantai Span 80, dan penyusunan ini menghasilkan atraksi gaya tarik-menarik Van Der Waals yang efektif Martin, dkk., 1993.

2.12.2 Adsorpsi molekular