Kulit SPF Sun Protecting Factor

54

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kulit

Kulit merupakan “selimut” yang menutupi permukaan tubuh dan memiliki fungsi utama sebagai pelindung dari berbagai macam gangguan dan rangsangan luar. Fungsi perlindungan ini terjadi melalui sejumlah mekanisme biologis, seperti pembentukan lapisan tanduk secara terus-menerus keratinasi dan pelepasan sel- sel yang sudah mati, respirasi dan pengaturan suhu tubuh, produksi sebum dan keringat, dan pembentukan pigmen melanin untuk melindungi kulit dari bahaya sinar ultraviolet matahari, sebagai peraba dan perasa, serta pertahanan terhadap tekanan dan infeksi dari luar Tranggono dan Latifah, 2007. Kulit terbagi atas dua lapisan utama, yaitu : 1. Epidermis kulit ari, sebagai lapisan yang paling kuat 2. Dermis korium, kutis, kulit jangat Dibawah dermis terdapat subkutis atau jaringan lemak di bawah kulit Tranggono dan Latifah, 2007.

2.2 Tabir surya

Kosmetik tabir surya dianjurkan di negara-negara yang penuh sinar matahari. Fungsi tabir surya adalah untuk melindungi kulit dari radiasi ultraviolet dalam sinar matahari yang dapat menimbulkan berbagai kerusakan pada kulit, seperti penuaan dini, kekeringan, hiperpigmentasi, sampai kanker kulit Tranggono dan Latifah, 2007. Sediaan tabir surya adalah sediaan kosmetika yang digunakan untuk maksud membaurkan atau menyerap secara efektif cahaya matahari, terutama Universitas Sumatera Utara 55 daerah panjang gelombang ultraviolet sehingga dapat mencegah terjadinya gangguan kulit karena cahaya matahari Ditjen, POM., 1985. 2.2.1 Sinar ultraviolet Adapun pembagian sinar ultraviolet berdasarkan panjang gelombang adalah : 1. Ultraviolet A Ultraviolet A adalah sinar dengan panjang gelombang antara 320 - 400 nm, dapat menyebabkan warna coklat pada kulit tanpa menimbulkan kemerahan sebelumnya disebabkan oleh adanya oksidasi melanin. 2. Ultarviolet B Ultraviolet B adalah sinar dengan panjang gelombang antara 280 - 320 nm, dapat menimbulkan sengatan surya dan terjadi reaksi pembentukan melanin. 3. Ultraviolet C Ultraviolet C adalah sinar dengan panjang gelombang di bawah 280 nm, dapat merusak jaringan kulit, tetapi sebagian besar telah tersaring lapisan ozon dalam atmosfer Ditjen, POM., 1985.

2.2.2 Jenis tabir surya

Adapun jenis tabir surya meliputi : 1. Tabir surya kimia, misalnya PABA, PABA ester, benzofenon, salisilat dan antranilat, yang dapat mengabsorbsi energi radiasi sinar ultraviolet. Tabir surya kimia mengabsorbsi hampir 95 radiasi sinar UVB yang dapat menyebabkan sunburn eritema dan kerut namun hampir tidak dapat Universitas Sumatera Utara 56 menghalangi UVA penyebab direct tanning, kerusakan sel elastin, dan timbulnya kanker. 2. Tabir surya fisik, misalnya titanium dioksida, Mg silikat, seng oksida, dan kaolin, yang dapat memantulkan sinar ultraviolet. Tabir surya fisik dapat menahan UVA maupun UVB Wasitaatmadja, 1997. Tabel 2.1 Bahan aktif tabir surya yang diizinkan untuk digunakan Bahan aktif tabir surya Konsentrasi Maksimum Amerika Serikat Konsentrasi Maksimum Komunitas Ekonomi Eropa Asam aminobenzoat 15 5 Avobenzon 3 5 Sinosat 3 10 Dioksibenzon 3 10 Homosalat 15 10 Maradimat Mentil antranilat 5 - Oktotrilen 2-etilheksil 2- siano-3,3-difenilakrilat 10 10 Oktinosat Oktilmetoksisinamat 7,5 10 Oktisalat Oktil salisilat 5 5 Oksibenzon 6 10 Padimat O 8 8 Ensulizol Asam sulfonat fenilbenzimidazol 4 8 Sulisobenzon 10 - Titanium dioksida 25 - Trolamin salisilat trietanolamin salisilat 12 - Zink Oksida 25 - Sumber : Rieger, 2000. Universitas Sumatera Utara 57 Untuk mengoptimalkan kemampuan dari tabir surya sering dilakukan kombinasi antara tabir surya kimia dan tabir surya fisik, bahkan ada yang menggunakan beberapa macam tabir surya dalam satu sediaan kosmetika Wasitaatmadja, 1997. Kemampuan menahan sinar ultraviolet dari tabir surya dinilai dalam faktor proteksi sinar Sun Protecting FactorSPF yaitu perbandingan antara dosis minimal yang diperlukan untuk menimbulkan eritema pada kulit yang diolesi oleh tabir surya dengan yang tidak. Nilai SPF ini berkisar antara 0 sampai 100. Pathak membagi tingkat kemampuan tabir surya sebagai berikut : 1. Minimal, bila SPF antara 2-4, contoh salisilat, antranilat 2. Sedang, bila SPF antara 4-6, contoh sinamat, benzofenon 3. Ekstra, bila SPF antara 6-8, contoh derivate PABA 4. Maksimal, bila SPF antara 8-15, contoh PABA 5. Ultra, bila SPF lebih dari 15, contoh kombinasi PABA, non-PABA, dan fisik Wasitaatmadja, 1997.

2.3 SPF Sun Protecting Factor

Efektivitas dari suatu sediaan tabir surya dapat ditunjukkan salah satunya adalah dengan nilai Sun Protecting Factor SPF, yang didefenisikan sebagai jumlah energi UVB yang dibutuhkan untuk mencapai minimal erythema dose MED pada kulit yang dilindungi oleh suatu tabir surya, dibagi dengan jumlah energi UVB yang dibutuhkan untuk mencapai MED pada kulit yang tidak diberikan perlindungan Dutra, et al., 2004. Secara sederhana SPF dapat dirumuskan sebagai berikut : SPF dosis minimal erythema pada kulit dengan tabir surya dosis minimal erythema pada kulit tanpa tabir surya Universitas Sumatera Utara 58 Minimal erythema dose MED didefenisikan sebagai jangka waktu terendah atau dosis radiasi sinar UV yang dibutuhkan untuk menyebabkan terjadinya erythema pada kulit yang tidak diberikan perlindungan Dutra, et al., 2004. Mansur et al 1986, mengembangkan suatu persamaan matematis untuk mengukur nilai SPF secara in vitro dengan menggunakan spektrofotometer. Persamaannya adalah sebagai berikut : ∑ Dimana : EE = Spektrum efek eritemal I = Intensitas spektrum sinar Abs = Serapan produk tabir surya CF = Faktor koreksi Tabel 2.2 Ketetapan nilai EE x I Sayre, et al., 1979 Panjang gelombang nm Nilai EE x I 290 0,0150 295 0,0817 300 0,2874 305 0,3278 310 0,1864 315 0,0839 320 0,0180

2.4 Efek Sinar Matahari Terhadap Kulit