77 masyarakat Tionghoa yang harmonis dengan lingkungan alam dan kekuatan-
kekuatan dinamis. Perencanaan dan pengaturan dari bangunan-bangunan dalam suatu kelompok biasanya bersifat formal atau resmi. Karakter Arsitektur
Tiongkok terlihat pada pola tata letaknya, keberadaan panggung dan teras depan, sistem struktur bangunan, Tou-Kung, bentuk atap, penggunaan warna, dan
gerbang. Beberapa karakter terlihat pada bangunan Rumah Tinggal Tjong A Fie yang berada di wilayah Kecamatan Medan Barat.
6.3 Makna Simbolis Pada Bangunan Tiongkok
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI, 2007, makna adalah sebuah arti atau maksud, denotasi makna kata atau kelompok kata yang
didasarkan atas hubungan lugas antara satuan dan wujud diluar bahasa, seperti orang,
benda, tempat, sifat proses dan kegiatan.Simbolis tidak hanya dimanfaatkan untuk menghias suatu bangunan atau benda fungsional, tetapi juga
sebagai elemen penting dalam sebuah karya seni. Dalam perkembangan selanjutnya, penciptaan karya seni simbolis tidak hanya dimaksudkan untuk
mendukung keindahan suatu bangunan atau sebuah benda, tetapi lebih jauh disertai dengan semangat kretivitas seniman.
6.4 Rumah Tjong A Fie dan Biografi Ringkas Tjong A Fie
Rumah Tjong A Fie adalah sebuah warisan rumah tinggal yang terletak di Jl. Jend. Ahmad Yani No. 105 Kesawan Medan. Nama rumah tinggal ini berasal
dari nama pemiliknya, yaitu Tjong A Fie 1860-1921 dia merupakan seorang banker yang datang dari negeri Tiongkok dan berhasil membangun bisnis
perkebunan besar seperti pabrik kelapa sawit, pabrik gula dan juga perusahaan kereta api di sekitar Kota Medan dan memiliki lebih dari 10.000 karyawan pada
masa itu. Tjong A Fie di kenal dermawan dan berbaur kepada masyarakat Kesultanan Deli dan Kolonial Belanda. Pada tahun 1911, ia diangkat menjadi
Kapitan Tiongkok atau Mayor der Chinezeen istilah Belanda yang berarti wakil tertinggi masyarakat Tionghoa di Kota Medan. Tjong A Fie amerupakan cerita
sukses para imigran Tiongkok. Tjong A Fie berasal dari Kanton pada tahun 1875,
Universitas Sumatera Utara
78 ia datang hanya dengan beberapa potong pakaian dan koin perak yang kemudian
berhasil membuat kekayaan di wilayah Pantai Timur Sumatera dalam waktu singkat, yaitu dalam bidang industri perkebunan.
Pada saat dia meninggal pada tahun 1921, Tjong A Fie telah menjadi tokoh legendaris. Di Penang-Malaysia, ada Cheong Fatt Tze Mansion yang terlihat
persis sama dengan rumah tinggal Tjong A Fie. Cheong Fatt Tze adalah paman Tjong A Fie. Kedua nya bekerja sama dalam banyak bisnis dan Tjong A Fie
membangun rumah menyerupai pamannya. Rumah Cheong Fatt Tze di Penang- Malaysiasekarang telah digunakan menjadi sebuah hotel bersejarah.
Gambar 5.1 Atap Rumah Tjong A Fie
Universitas Sumatera Utara
79 Rumah Tjong A Fie dibangun pada tahun 1895 dan selesai pada tahun
1900. Memiliki ukiran kayu yang cantik dan fitur dengan dua singa batu duduk di pintu masuk. Memiliki beberapa kamar, dalam campuran bergaya Tiongkok-
Melayu dan Eropa. Pengaruh arsitektur Melayu dapat dilihat dalam deretan jendela, pintu, dinding dan cat dengan warna kuning dan hijau. Pengaruh
Tiongkok dapat dilihat dalam ornamen ukiran dan lukisan di langit-langit. Disandingkan dengan desain oriental keseluruhan elemen desain Eropa dan Art
Nouveau termasuk kolom beton dengan modal hias, dan chandelier tergantung dari langit-langit. Berdiri di samping ornamentasi barat ini adalah sebuah warisan
leluhur tradisional Tiongkok.
Gambar 5.2 Pintu Gerbang
Universitas Sumatera Utara
80
Gambar 5.3 Pintu Masuk
Gambar 5.4 Jendela
Universitas Sumatera Utara
81
Gambar 5.6 Ruang Sembahyang Gambar 5.5 Tiang Penyangga
Universitas Sumatera Utara
82 150 tahun setelah kelahiran Tjong A Fie, tepatnya pada tanggal 18 Juni
2009 keluarga Tjong A Fie akhirnya memutuskan untuk membuka Tjong A Fie Mansion untuk umum. Tjong A Fie Mansion kini dikelola oleh Tjong A Fie
Memorial Institute sebagai usaha untuk melestarikan sejarah. Sampai hari ini Tjong A Fie Mansion masih dihuni oleh keluarga Tjong A Fie, yaitu oleh
beberapa cucunya. Tentu saja karena itulah ada beberapa bagian dari Tjong A Fie Mansion yang ditutup untuk umum. Bangunan kediaman Tjong A Fie yang berada
tepat di Jl. Jend Ahmad Yani No.105 Kesawan Medan, saat ini dijadikan sebagai Tjong A Fie Memorial Institute dan dikenal juga dengan nama Tjong A Fie
Mansion. Rumah ini dibuka untuk umum pada tanggal 18 Juni 2009 untuk memperingati ulang tahun Tjong A Fie yang ke-150. Rumah ini merupakan
bangunan yang didesain dengan gaya ArstitekturTiongkok, Eropa, Melayu dan Art-deco serta menjadi objek wisata bersejarah di Kota Medan. Di rumah ini,
pengunjung bisa mengetahui sejarah kehidupan Tjong A Fie lewat foto-foto, lukisan serta perabotan rumah yang digunakan oleh keluarganya serta
mempelajari budaya Tiongkok-Melayu. Tjong A Fie Mansion memiliki empat ruang tamu. Ruang tamu pertama
adalah Dutch Lounge Room, tempat menerima tamu dari golongan orang-orang Eropa. Ruang tamu kedua adalah Deli Lounge Room, tempat Tjong A Fie
menerima teman baiknya, Sultan Deli Makmun Al Rasjid. Ruang tamu ketiga untuk menerima orang-orang Tionghoa. Sedangkan ruang tamu keempat yaitu
Ruang Tamu Utama tempat menerima masyarakat umum. Di lantai atas Tjong A Fie Mansion terdapat Ballroom untuk ruang pesta dan dansa. Juga ada dua buah
Altar Sembahyang, satu di lantai bawah dan satu lagi di lantai atas. Namun, Altar Sembahyang di lantai dua tertutup bagi umum.
Universitas Sumatera Utara
83 Sementara itu di bagian belakang Tjong A Fie Mansion terdapat dapur,
ruang makan keluarga, ruang keluarga, dan Kamar Utama Tjong A Fie tempat Tuan dan Nyonya Tjong A Fie beristirahat. Kamar Utama Tjong A Fie juga
digunakan sebagai tempat kerjanya. Di sini kita dapat melihat buku-buku bacaan Tjong A Fie, dokumen kerjanya, dan juga baju yang digunakan Tjong A Fie dan
istri.Selain kemegahan dari bangunan Tjong A Fie Mansion, hal lain yang akan membuat pengunjung lebih terkagum-kagum adalah bahwa sebagian besar
perabotan di mansion ini masih asli. Lantai keramik di Ballroom diimpor asli dari Italia dan kandelarnya dari Austria. Juga ada sebuah lampu gantung yang pada
masa itu hanya terdapat dua di dunia, yaitu di Tjong A Fie Mansion dan satu lagi di sebuah istana di Beijing.
Gambar 5.7 Kamar Utama
Universitas Sumatera Utara
84 Tjong A Fie dilahirkan pada tahun 1860 di desa Sungkow daerah Moyan,
Tiongkok dan berasal dari keluarga sederhana. Karena ingin lebih sukses dan menjadi orang terpandang, maka di usia 18 tahun Tjong A Fie pun lalu mengadu
nasib pergi ke Hindia Belanda. Waktu itu, bekal yang dibawanya hanyalah sepuluh perak dolar uang Manchu. Setelah berbulan-bulan berlayar, pada tahun
1880 Tjong A Fie pun tiba di Labuhan Deli. Tjong A Fie lalu bekerja untuk Belanda dan ia diangkat menjadi Letnan Lieutenant Tionghoa. Karena
pekerjaannya inilah, Tjong A Fie lalu dipindahkan ke Medan. Prestasinya yang gemilang membuat pangkat Tjong A Fie naik menjadi kapten Capitein pada
tahun 1911.
Gambar 5.8 Lampu Gantung
Universitas Sumatera Utara
85 Di tanah perantauannya, Tjong A Fie dikenal sebagai sosok yang tangguh,
ulet, jujur, dan dermawan. Tjong A Fie bukan hanya dikenal di kalangan masyarakat Tionghoa, namun juga di kalangan masyarakat India, Melayu, Arab,
dan para pemuka Belanda. Di Kota Medan, Tjong A Fie dikenal sebagai pedagang yang luwes dan dermawan. Tjong A Fie juga memiliki hubungan yang baik
dengan Kesultanan Deli, yaitu Sultan Makmoen Al Rasjid Perkasa Alamsjah dan Tuanku Raja Moeda. Tjong A Fie pun menjadi orang kepercayaan Sultan Deli dan
mulai menangani berbagai urusan bisnis. Reputasinya terkenal di seluruh Deli. Belanda pun memberikan posisi kepada Tjong A Fie sebagai anggota Dewan
Kota, Dewan Kebudayaan, dan penasehat khusus untuk Tionghoa. Di kota Medan Tjong A Fie berhasil membangun usaha perkebunan sawit, pabrik gula, dan
perusahaan kereta api yang mempekerjakan ribuan karyawan. Selama hidupnya Tjong A Fie memiliki 3 istri dan 10 anak. Tjong A Fie meninggal pada 4 Februari
1921 dan dimakamkan di daerah Medan Labuhan.
Gambar 5.9 Tjong A Fie
Universitas Sumatera Utara
86 Tjong A Fie dan sejarah kota Medan merupakan dua hal yang tak dapat
dipisahkan. Tjong A Fie menjadi terkenal bukan hanya karena kekayaannya, namun juga karena beliau adalah seorang pekerja keras yang patut diteladani.
Bukan hanya itu saja, Tjong A Fie pun seorang yang dermawan, terbukti bahwa ia mewariskan kekayaannya untuk Yayasan Toen Moek Tong yang didirikannya.
Yayasan ini bertujuan memberikan bantuan keuangan kepada kaum muda yang berbakat dan berkelakuan baik untuk menyelesaikan pendidikannya, tanpa melihat
kebangsaan. Yayasan ini juga membantu mereka yang tidak mampu bekerja dan juga korban bencana alam. Rumah Tjong A Fie Juga memiliki fungsi sebagai
Gambar 5.10 Family Tree of Tjong A Fie
Universitas Sumatera Utara
87 Kantor administrasi masyarakat Tionghoa Kota Medan, Tjong A Fie Mansion dan
Tjong A Fie Foundationserta terdapat beberapa fasilitas sosial yang dikelola oleh perkumpulan yayasan sosial-budaya untuk memberi pelayanan bagi masyarakat
yang membutuhkan.
6.5 Makna-Makna Simbolis