Naga Patung Singa Makna-Makna Simbolis

87 Kantor administrasi masyarakat Tionghoa Kota Medan, Tjong A Fie Mansion dan Tjong A Fie Foundationserta terdapat beberapa fasilitas sosial yang dikelola oleh perkumpulan yayasan sosial-budaya untuk memberi pelayanan bagi masyarakat yang membutuhkan.

6.5 Makna-Makna Simbolis

Pengertian makna sense dibedakan dari arti meaning.Makna adalah arti atau maksud dari perkataan.Makna adalah sebagai pengertian atau konsep yang dimiliki atau terdapat pada suatu tanda atau simbolis Saussure, 1994.Simbolis berasal dari kata symballo yang berasal dari bahasa Yunani.Symballo artinya melempar bersama atau meletakkan bersama - sama dalam satu ide atau konsep objek yang terlihat, sehingga objek tersebut mewakili gagasan Helena, 1998. Simbolis dapat menghantarkan seseorang ke dalam gagasan atau konsep masa depan maupun masa lalu. Simbolis adalah gambar, bentuk, atau benda yang mewakili suatu gagasan, benda, ataupun jumlah sesuatu.Simbolis adalah tanda untuk menunjukkan hubungan dengan acuan dalam sebuah hasil konvensi atau kesepakatan bersama. Benda-benda yang menjadi makna simbolis pada Rumah Tjong A Fie adalah sebagai berikut:

6.5.1 Naga

Hewan adalah salah satu benda yang sering dijadikan simbolis di dalam kehidupan. Begitu juga masyarakat Tionghoa menggunakan hewan sebagai simbolis dalam berbagai aspek kehidupannya. Pengertian Naga dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia 2008 adalah ular yang besar yang ada dalam cerita. Naga adalah makhluk legenda dalam mitos dan budaya Tiongkok. Dalam budaya Tiongkok, Naga biasanya digambarkan sebagai makhluk menyerupai ular yang panjang, bersisik, berkaki empat, dan bertanduk. Dalam kebudayaan Tiongkok kuno, Naga dianggap sebagai binatang yang paling agung serta merupakan sebuah lambang keberuntungan. Naga merupakan hewan yang banyak digunakan sebagai simbolis dalam kehidupanmasyarakat Tionghoa. Bahkan masyarakat Tionghoa menyebut diri mereka sebagai keturunan Naga. Menurut nenek moyang bangsa Tionghoa Universitas Sumatera Utara 88 Huang Di, Naga merupakan simbolis kekaisaran yang berwibawa dan dipercaya dapat mengantarkan Huang Di ke surga.Naga sebagai simbolis dalam budaya Tiongkoksudah ada sejak ribuan tahun. Penemuan sebuah patung Naga dari abad ke-5 SM dari kebudayaan Yang Shao di Henan pada tahun 1987, dan juga lencana-lencana pangkat buatan Jed dalam bentuk melingkar yang digali dari kebudayaan Hong Shanpada tahun 4700-2900 SM menandakan bahwa keberadaan Naga sebagai simbolis telah ada sejak masa itu. Pada bangunan Rumah Tjong A Fie, makna simbolis pada Naga tidak terlepas dari ciri khas budaya Tiongkok. Mereka mempercayai Naga sebagai salah satu simbolis dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini terbukti dari adanya simbolis Naga di dalam maupun luar pada bangunan Rumah Tjong A Fie. Menurut mereka makna Naga tersebut berbeda-beda, tetapi mereka tetap percaya bahwa Naga merupakan simbolis yang sakral dalam kehidupan mereka.

6.5.2 Patung Singa

Singa merupakan binatang yang memiliki arti penting bagi bangsa Tiongkok. Sepasang patung singa jantan dan betina, sering terlihat di depan gerbang bangunan-bangunan tradisional bangsa Tiongkok. Sang jantan berada di sebelah kiri dengan cakar kanannya berada di bola, dan sang betina di sebelah kanan dengan cakar kirinya membelai anak singa. Singa dianggap sebagai raja dari para binatang, yang juga melambangkan kekuatan dan pengaruh. Bola yang berada pada patung singa jantan melambangkan kesatuan seluruh negeri dan anak singa pada patung singa betina merupakan sumber kebahagiaan. Patung singa juga digunakan untuk menunjukkan peringkat atau kedudukan seorang pejabat dengan melihat jumlah gundukan yang diperlihatkan oleh rambut keriting pada kepala singa. Rumah dari pejabat tingkat satu memiliki 13 gundukan dan jumlah itu menurun satu gundukan setiap turun satu peringkat. Pejabat dibawah tingkat tujuh tidak diperbolehkan memiliki patung singa di depan rumah mereka. Singa bukanlah binatang asli dari negeri Tiongkok. Ketika Kaisar Zhang dari Han Timur memerintah pada tahun 1987, Raja Parthia mempersembahkan singa kepada sang kaisar. Singa lainnya dipersembahkan oleh sebuah negara di Universitas Sumatera Utara 89 daerah tengah asia pada tahun berikutnya. Patung singa pertama kali dibuat pada permulaan Dinasti Han Timur. Sebuah pepatah terkenal berbunyi “Singa dari Lu guo qiao tidak terhitung banyaknya”. Dalam kebudayaan kuno seperti di Romawi, Yunani dan Tiongkok, raja dan kalangan bangsawan berburu singa untuk menunjukkan bahwa dirinya lebih hebat dari singa. Kedudukannya sebagai raja hutan dan raja margasatwa menjadikan singa dipakai sebagai lambang negeri, simbol keberanian, kekuasaan, dan kebangsawanan. Singa populer sebagai motif hiasan kursi raja untuk memberi kesan raja yang duduk di atasnya lebih kuat dari seekor singa. Di negara Tiongkok, patung singa mulai dikenal sejalan dengan masuknya agama Buddha melalui Jalur Sutra. Singa dan hewan lainnya mulai didatangkan sebagai hewan peliharaan istana pada masa pemerintahan Kaisar Wu dari Han. Di istana kaisar, patung singa diletakkan di depan bangunan istana dan makam sebagai dewa pelindung. Walaupun masyarakat Tiongkok sudah mengetahui bentuk fisik singa yang sebenarnya, pembuat singa batu mencampur desain singa batu dengan desain Qilin atau hewan-hewan lain yang terdapat dalam legenda Tiongkok hingga menjadi model singa batu seperti sekarang. Singa batu hanzi: 石狮子; pinyin: shíshīzi adalah patungbatu berbentuk mirip singa yang merupakan hiasan bagi bangunan dengan arsitektur tradisional Tiongkok. Sepasang singa batu biasanya diletakkan di depan pintu gerbang istana kaisar, kuil Buddha, Vihara, pagoda, makam kaisar, kantor dan kediaman pejabat tinggi, hingga sebagai penghias jembatan, taman, hotel, dan rumah makan. Patung singa batu dibuat dalam berbagai ukuran, bisa dipahat dari marmer atau granit, dibuat dari keramik, atau teknik cor menggunakan besi atau perunggu. Singa batu jantan diletakkan di sebelah kiri, sedangkan singa batu betina diletakkan di sebelah kanan. Bentuknya sering tidak mirip dengan singa, melainkan lebih menyerupai hewan legenda Tiongkok. Singa batu jantan digambarkan membawa sebuah bola dengan kaki depan sebelah kanan. Sementara itu, singa batu betina digambarkan sedang mengasuh anaknya di kaki depan sebelah kiri. Singa batu betina digambarkan dengan mulut tertutup. Sebaliknya, Universitas Sumatera Utara 90 mulut singa jantan digambarkan terbuka seperti sedang mengucapkan aksara Aum yang melambangkan konsep suci agama Hindu.

6.5.3 Tiang Penyangga