Buddhisme Kepercayaan-kepercayaan dalam Budaya Tionghoa sebagai Dasar Tipologi dan Makna Budaya

58 manusia dengan alam gaib terutama roh-roh leluhur, maka hal tersebut diekspresikan dalam tipologi-tipologi sebagai berikut. Tempat penyembahan kepada leluhur, yang terdiri dari altar sembahyang, hio, abu jenazah, dan lain-lain.

5.1.3 Buddhisme

Agama Buddha sudah menjadi bagian dari filosofi Cina selama hampir 2000 tahun. Meskipun Buddha bukanlah merupakan agama asli, melainkan pengaruh dari India, tetapi ajaran Buddha mempunyai pengaruh yang cukup berarti pada kehidupan masyarakat Tionghoa. Tema pokok ajaram agama Buddha adalah bagaimana menghindarkan manusia dari penderitaan samsara. Kejahatan adalah pangkal penderitaan. Manusia yang lemah, tidak berpengetahuan akan Buddhisme akan sangat mudah terkena kejahatan dan sulit untuk membebaskan diri dari penderitaan.Pendiri agama Buddha adalah Sidharta Gautama. Ia dilahirkan dari keluarga bangsawan di India. Sewaktu kecil, ayahnya menjauhkan Sidharta dari segala macam bentuk penderitaan dunia, sampai pada suatu hari secara tidak sengaja ia melihat orang-orang yang selama ini belum dilihatnya yaitu orang-orang tua, seorang yang sakit dan yang meninggal. Kenyataan tersebut membuatnya kemudian meninggalkan istana dan bertapa di bawah pohon bodhi. Setelah bertapa selama enam tahun akhirnya ia memperoleh pencerahan dengan menemukan obat penawar bagi penderitaan, jalan keluar dari lingkaran tanpa akhir yaitu melalui kelahiran kembali kepada suatu jalan menuju Nirwana. Jalan ini yang kemudian dikenal juga sebagai inti dari ajaran Buddha. Buddhisme masuk ke Tiongkok kira-kira abad 3 Masehi, pada masa pemerintahan dinasti Han. Buddhisme selanjutnya mengalami perkembangan sendiri di negara tersebut. Ajarannya di Tiongkok mendapat pengaruh dari kepercayaan yang sudah ada sebelumnya yaitu Taoisme dan Konfusiansianisme. Hal yang paling kentara dari percampuran ini ialah dengan munculnya sekte Shan, yang juga muncul di Jepang dengan nama Zen yang merupakan Buddhisme India bercorak Taoisme Tiongkok. Wujud dari agama ini adalah timbulnya versi-versi signifikan dari dewata-dewata buddha, seperti Avalokitecvara, Maitreya, dan sebagainya. Avalokitecvara berubah menjadi Dewi Welas Asih Guan Yin atau Universitas Sumatera Utara 59 Kwan Im. Dewi ini sangat populer sekali di kalangan masyarakat Tionghoa, tempat orang memohon pertolongan dalam kesukaran, memohon keturunannya, dan lain sebagainya. Kwan Im dalam penampilannya mempunyai 33 wujud, diantaranya yang paling populer adalah Kwan Im berbaju putih, Kwan Im membawa botol air suci, dan Kwan Im bertangan seribu. Dalam Avalokitecvara, Maitreya juga mempunyai wujud lain di Tiongkok yaitu Mi le fo, seorang yang bertubuh gemuk dan raut muka yang selalu tertawa. Dewa ini dikenal sebagai dewa pengobatan.Selain dewata-dewata Buddhis, di dalam sistem kepercayaan masyarakat Tionghoa mengenal tiga penggolongan utama dewata, yaitu: 1. Dewata penguasa alam semesta yang mempunyai wilayah kekuasaan di langit. Para dewata golongan ini dipimpin oleh dewata tertinggi yaitu Yu Huang Da Di, Yuan Shi Tian Sun, dan termasuk di dalamnya antara lain dewa-dewa bintang, dewa kilat, dan dewa angin. 2. Dewata penguasa bumi yang memiliki kekuasaan di bumi, walau sebetulnya mereka termasuk malaikat langit. Kekuasaan mereka adalah dunia dan manusia, termasuk akhirat. Mereka dikatakan sebagai para dewata yang menguasai Wu-Xing lima unsur, yaitu: a kayu dewa hutan, dewa kutub, dan lain sebagainya; b api dewa api, dewa dapur; c logam dewata penguasa kekayaan dalam bumi; d air dewa sumur, dewa sungai, dewa laut, dewa hujan, dan lain sebagainya; e tanah dewa bumi, dewa gunung, penguasa akhirat, dewa pelindung kota, dan lain sebagainya 3. Dewata penguasa manusia, yaitu para dewata yang mengurus soal-soal yang bersangkutan dengan kehidupan manusia seperti kelahiran, perjodohan, kematian, usia, rezeki, kekayaan, kepangkatan dan lain sebagainya. Termasuk dalam golongan dewata penguasa manusia ini adalah para dewata pelindung usaha pertokoan, dewata pengobatan, dewata pelindung, dan peternakan ulat sutra. Di samping itu, terdapat dewata-dewata kedaerahan yang menjadi pelindung masyarakat yang berasal dari daerah yang sama. Universitas Sumatera Utara 60 Ekspresi ajaran Budha di dalam bangunan rumah Tjong A Fie, seperti yang penulis lihat adalah adanya patung Dewi Kwan Im. Demikian pula unsur- unsur yang dikatakan sebagai para dewata yang menguasai Wu-Xing lima unsur, yaitu: a kayu dewa hutan, dewa kutub, dan lain sebagainya; b api dewa api, dewa dapur; c logam dewata penguasa kekayaan dalam bumi; d air dewa sumur, dewa sungai, dewa laut, dewa hujan, dan lain sebagainya; e tanah dewa bumi, dewa gunung, penguasa akhirat, dewa pelindung kota, dan lain sebagainya.

5.2 Tipologi Bangunan