38 membuat sebagian ion tidak mampu lagi untuk bersaing kembali menjadi ion-ion
bebas  atau  bahkan  membentuk  kembali  molekul  K
2
CO
3
dan  menyebabkan penurunan kandungan logam kalium pada zeolit alam.
Berdasarkan  hasil  analisis  dengan  AAS  tersebut,  didapatkan  hasil  terbaik kandungan logam kalium pada konsentrasi larutan K
2
CO
3
sebesar 45 gram dalam 60  ml aquadest.  Dari  hasil  kadar  logam  kalium  pada  katalis  heterogen
K
2
CO
3
zeolit  alam terbaik  inilah,  yang  untuk  sementara  dapat  layak  menjadi katalis  dalam  reaksi  transesterifikasi  pada  pembuatan  biodiesel.  Untuk  lebih
memperjelas  gugus  K–O  pada  katalis,  maka  dilakukanlah  analisis  gugus  dengan menggunakan  FTIR Fourier  Transform  Infra  Red pada  katalis  heterogen
K
2
CO
3
zeolit alam  terbaik  dan  membandingkannya  dengan  zeolit  alam  tanpa modifikasi.
4.2.2 Analisis FTIR Fourier  Transform  Infra  Red  Zeolit  Alam  dan
Modifikasi Zeolit Alam dengan K
2
CO
3
Katalis zeolit alam tanpa modifikasi dan zeolit alam termodifikasi dengan senyawa  K
2
CO
3
dianalisis  keberadaan  gugus  K–O  dan gugus  fungsi  lainnya. Berikut hasil  analisis  dengan  FTIR Fourier  Transform Infra  Red yang
ditunjukkan pada Gambar 4.3. Gambar 4.3 tersebut menunjukkan bahwa terdapat puncak serapan daerah
regangan gugus hidroksil O–H yaitu pada zeolit alam dengan bilangan gelombang 3433,29  cm
-1
dan pada  K
2
CO
3
zeolit  alam terdapat  puncak bilangan gelombang 3186,40 cm
-1
. Selain itu puncak serapan dengan bilangan gelombang 1631,78 cm
-1
pada  zeolit  alam dan  1651,07  cm
-1
pada  K
2
CO
3
zeolit  alam ini  juga merupakan regangan gugus hidroksil –OH  dari molekul air  H
2
O yang  teradsorbsi dalam zeolit  alam. Pada  puncak  serapan  bilangan  gelombang  3186,40 cm
-1
pada K
2
CO
3
zeolit alam mengalami penurunan intensitas puncak serapan. Hal ini dapat diindikasikan  bahwa gugus  hidroksil  O–H  yang  terikat  pada  zeolit  alam berupa
molekul  air  H
2
O jumlahnya  semakin  menurun. Hal  ini  disebabkan  proses impregnasi  dan  kalsinasi  pada  zeolit  alam  yang  membuat molekul
H
2
O
terlepas dari struktur zeolit alam dan tergantikan dengan ion K
+
. Hasil karakterisasi FTIR pada puncak bilangan gelombang ini sesuai dengan yang dilaporkan oleh Barczyk,
Universitas Sumatera Utara
39 dkk 2014 bahwa gugus fungsi hidroksil –OH zeolit alam berada pada bilangan
gelombang 3800-1600 cm
-1
merupakan ikatan hidrogen yang menandakan adanya molekul air dalam struktur zeolit alam [44].
Keterangan analisis gugus fungsi [37, 44, 54, 55]: -
3433,29 cm
-1
: regang gugus hidroksil O–H -
3186,40 cm
-1
: regang gugus hidroksil O–H -
1631,78 cm
-1
: regang gugus hidroksil O–H -
1651,07 cm
-1
: regang gugus hidroksil O–H -
1411,89 cm
-1
: regang gugus internal yang berkaitan dengan molekul anion CO
3 2-
- 1053,13 cm
-1
: regang gugus ulur asimetris T–O–T  T = Si atau Al -
1006,84 cm
-1
: regang gugus ulur asimetris T–O–T  T = Si atau Al -
790,81 cm
-1
: regang gugus struktur Al dan Si dengan kation semu tempat petukaran ion -
702,09 cm
-1
: regang gugus struktur Al dan Si dengan kation K
+
dari K
2
CO
3
- 462,92 cm
-1
: regang gugus T–O T = Si atau Al -
455,20 cm
-1
: regang gugus T–O T = Si atau Al
Gambar 4.3 Hasil Karakteristik FTIR Fourier Transform Infra Red Zeolit Alam dan Modifikasi Zeolit Alam
Bilangan  gelombang 1053,13 cm
-1
dan  1006,84 cm
-1
adalah puncak serapan yang  menunjukkan  adanya  regangan asimetris T–O–T, dimana T adalah
unsur  utama  zeolit  alam Si  atau  Al.  Sesuai  yang  dilaporkan  oleh Elaiopoulos, dkk.,  2010, bahwa puncak  serapan  pada bilangan  gelombang  antara 800 – 1300
cm
-1
merupakan regangan ulur ikatan yang kuat pada T–O–T, dengan T = Si dan
Bilangan Gelombang cm
-1
Universitas Sumatera Utara
40 Al pada  struktur  utama  tetrahedral SiO
4
dan  AlO
4
zeolit  alam [37]. Puncak serapan  vibrasi  tekuk  T–O dari  zeolit  alam berada pada bilangan  gelombang
antara 420-500 cm
-1
[54]. Bilangan gelombang 462,92 cm
-1
pada zeolit alam dan 455,20 cm
-1
pada K
2
CO
3
zeolit alam yang terlihat pada Gambar 4.3 menunjukkan adanya  vibrasi  tekuk  dari  ikatan  T–O Si–O  atau  Al–O. Puncak  ini  merupakan
interpretasi dari jalinan internal pada kerangka zeolit alam. Pada hasil analisis karakterisasi FTIR K
2
CO
3
zeolit alam terdapat bilangan gelombang  baru  yang  terbentuk yaitu  1411,89 cm
-1
. Bilangan  gelombang  ini diindikasikan  sebagai  interpretasi  gugus  C–O pada  anion  CO
3 2-
dari  senyawa K
2
CO
3
dan  juga  karena  perlakuan  kalsinasi  pada  modifikasi  zeolit  alam.  Seperti yang dilaporkan oleh Xie, 2006 bahwa pada bilangan gelombang 1550 and 1410
cm
−1
merupakan  vibrasi  dari  anion CO
3 2−
dan  puncak  gelombang  menjadi  lebih kuat  karena  tingginya  suhu  kalsinasi [56]. Namun  ada  juga beberapa  puncak
gugus  serapan K
2
CO
3
zeolit  alam  mengalami  sedikit  perubahan  yaitu  penurunan intensitas.  Hal  ini  disebabkan  karena  dalam
proses  impregnasi  terjadi dekationisasi  atau  proses  desilikasi  dan  hilangnya  sifat  mengkristal  pada  zeolit
alam, seperti yang dinyatakan oleh Ates dan Gokcen 2016 [55]. Pada  zeolit  alam  terlihat  puncak  bilangan  gelombang 790,81 cm
-1
yang merupakan  vibrasi  ulur  oksida  logam.  Sedangkan  pada K
2
CO
3
zeolit  alam memiliki  bilangan  gelombang  yang  berbeda  yaitu 702,09 cm
-1
dan  mengalami peningkatan  puncak  serapan. Logam  pada  zeolit  alam  ini  dapat  diindikasikan
sebagai kalium yang terjerap didalamnya, oleh karena proses impregnasi senyawa K
2
CO
3
. Ates  dan  Gokcen,  2015  menyatakan  bahwa  pada  bilangan  gelombang antara  600–800  cm
-1
merupakan  vibrasi  yang  dipergunakan  sebagai  bagian penukaran  kation  pada  zeolit  alam  [55]. Hal  ini dapat  diindikasikan  bahwa pada
puncak  serapan  bilangan  gelombang  ini  terdapat kation  K
+
yang  terikat pada kerangka  utama  zeolit  alam, baik  itu  berupa  Si–O–K  atau  Al–O–K dapat  dilihat
pada  Gambar  4.2. Selain  itu pada K
2
CO
3
zeolit  alam puncak  serapan  bilangan gelombang 702,09 cm
-1
menjadi  lebih  kuat  dibandingkan  dengan  puncak  pada zeolit  alam  tanpa  modifikasi.  Hal  ini  mengindikasikan kadar  logam  kalium  K
pada K
2
CO
3
zeolit alam lebih besar dari zeolit alam tanpa modifikasi.
Universitas Sumatera Utara
41
4.3 PENGARUH  VARIABEL  PERCOBAAN  TERHADAP