44 membentuk asam lemak kembali dan kemudian yield metil ester yang dihasilkan
akan mengalami penurunan [61, 63]. Oleh karena itu, pada waktu reaksi 3,5-4 jam terjadi penurunan yield biodiesel.
Dari Gambar 4.5 dapat dilihat bahwa kondisi terbaik yang didapatkan adalah pada variabel tetap berupa jumlah katalis K
2
CO
3
zeolit alam 4 berat, suhu reaksi 65 °C, dan rasio molar alkohol dan minyak 10:1 serta variabel terubah
terbaik yaitu waktu reaksi 3 jam yang memberikan yield biodiesel sebesar 98,18. Hasil penelitian ini sesuai dengan yang dilaporkan oleh Noiroj, dkk
2009, tetapi mereka menggunakan minyak kelapa sawit dengan katalis modifikasi KOHNaY sebagai bahan baku pembuatan biodiesel [8].
4.3.3 Pengaruh Rasio Molar Alkohol dengan Minyak terhadap Yield
Biodiesel
Dari hasil pembahasan pada subbab 4.3.2 yang menghasilkan kondisi terbaik waktu reaksi, dimana waktu reaksi sebesar 3 jam dijadikan sebagai
variabel tetap pada variasi rasio mol alkoholminyak dalam pembuatan biodiesel. Adapun hasil penelitian pembuatan biodiesel dari minyak dedak padi rice bran
oil dengan menggunakan katalis heterogen K
2
CO
3
zeolit alam dapat dilihat pada Gambar 4.6.
Gambar 4.6 Hubungan antara Rasio Mol Metanol dengan Minyak terhadap Yield Biodiesel pada Kondisi Suhu Reaksi 65 °C dan Waktu Reaksi 3 Jam
Universitas Sumatera Utara
45 Gambar 4.6 menunjukkan hubungan antara rasio mol metanol dengan
minyak terhadap perolehan yield biodiesel dengan variasi jumlah katalis K
2
CO
3
zeolit alam. Dari gambar tersebut dapat dilihat bahwa pada jumlah katalis 2 dengan rasio mol 10:1 yang mengalami penurunan dari rasio mol sebelumnya
8:1, namun pada rasio mol 12:1 yield biodiesel mengalami peningkatan. Sedangkan pada jumlah katalis 3 dan 4 diperoleh kondisi rasio mol metanol
dengan minyak terbaik yaitu pada 10:1. Pada jumlah katalis 3 dan 4 terjadi peningkatan yield biodiesel dari
rasio mol metanol dengan minyak 8:1 hingga 10:1, sedangkan pada rasio mol reaktan 12:1 mengalami penurunan. Penambahan rasio mol metanol dengan
minyak ini membuat penurunan yield biodiesel. Hal ini disebabkan rasio mol metanol yang meningkat akan membuat konsentrasi minyak menjadi turun,
sehingga berakibat pada laju reaksi yang rendah dan merubah kesetimbangan reaksi [61]. Selain itu, juga disebabkan gliserol sebagai hasil samping reaksi
terlarut dalam metanol yang berlebih ini sehingga menghalangi reaksi antara metanol dengan minyak dan katalis. Penurunan yield biodiesel disebabkan gugus
hidroksil yang bersifat polar dalam metanol bereaksi sebagai emulsifier dan membuat proses pemisahan produk biodiesel dari hasil campuran reaksi menjadi
lebih sulit dilakukan [59].
Pada perbandingan rasio mol metanol dengan minyak 10:1 sudah banyak terbentuk lapisan metil ester dan sedikit lapisan gliserol. Ini berarti bahwa pada
perbandingan rasio molar metanol dengan minyak 10:1 sudah dapat membentuk biodiesel. Kondisi terbaik yang didapatkan adalah pada variabel tetap berupa
waktu reaksi 3 jam, suhu reaksi 65 °C, dan kecepatan pengadukan 500 rpm serta variabel
berubah terbaik yaitu
rasio molar metanol dengan minyak 10:1 dan jumlah katalis
K
2
CO
3
zeolit alam 4 berat, yang memberikan yield metil ester sebesar 98,18.
4.4 KARAKTERISTIK BIODIESEL