47
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah : 1.
Zeolit alam yang dimodifikasi dengan K
2
CO
3
sebagai katalis heterogen pada pembuatan biodiesel dari minyak dedak padi rice bran oil dapat
memberikan yield biodiesel yang lebih tinggi dibandingkan zeolit alam tanpa modifikasi.
2. Yield biodiesel terbaik pada penelitian ini adalah 98,18 yang diperoleh
pada rasio mol metanol dengan minyak 10:1, waktu reaksi 3 jam, dan jumlah katalis K
2
CO
3
zeolit alam 4. 3.
Dari hasil pengujian kualitas biodiesel yang meliputi kemurnian, densitas, viskositas, dan titik nyala telah memenuhi Standar Nasional Indonesia
SNI 04-7182-2012.
5.2 SARAN
Adapun saran yang dapat diberikan dari penelitian ini adalah: 1.
Penelitian berikutnya disarankan untuk mengkaji lebih lanjut penyebab penurunan kadar logam kalium yang lebih sedikit pada konsentrasi larutan
K
2
CO
3
sebelum tercapainya larutan jenuh K
2
CO
3
. 2.
Penelitian berikutnya disarankan untuk mengkaji pengunaan reuse katalis modifikasi K
2
CO
3
zeolit alam yang digunakan terhadap yield metil ester yang dihasilkan.
3. Penelitian berikutnya disarankan untuk mengkaji penggunaan senyawa
basa lain sebagai larutan impregnasi pada zeolit alam untuk pembuatan metil ester dari minyak dedak padi rice bran oil.
Universitas Sumatera Utara
6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 BIODIESEL
Biodiesel merupakan Fatty Acid Methyl Ester FAME rantai panjang dan sekelompok gugus alkil sebagai akseptor asil yang diperoleh melalui proses
transesterifikasi minyak nabati atau lemak hewani [19, 20]. Biodiesel dapat digunakan sebagai campuran dengan solar minyak bumi sehingga dapat
memberikan penurunan tingkat emisi gas rumah kaca di bumi [21]. Produksi biodiesel yang dikembangkan saat ini umumnya dibuat dari 4 kelompok utama
adalah [6]. 1.
Minyak tumbuhan : minyak biji matahari, rapeseed, dedak padi, kedelai, kelapa, jagung, kelapa sawit, zaitun, berbagai jenis biji-bijian, kacang
tanah. Selain itu minyak jarak, karanja atau pongamia, jojoba, biji kapuk, biji jeruk, biji karet dan lain-lain.
2. Lemak hewan : tallow, yellow grease, lemak ayam dan produk samping
dari minyak ikan dan lain-lain. 3.
Minyak goreng bekas. 4.
Alga Karakteristik fisik dan kimia biodiesel yang sangat mirip dengan bahan
bakar diesel konvensional memungkinkan penggunaannya baik sendiri biodiesel murni, B100 atau dicampur dengan diesel berbasis minyak bumi rasio umum
digunakan: 5-20, B5-B20 dimana rasio ini hanya memerlukan sedikit penyesuaian teknis atau bahkan tidak memerlukan modifikasi [22]. Biodiesel telah
muncul sebagai biofuel generasi pertama yang muncul sebagai pelopor pelaksanaan B5, B10, B20 dan bahan bakar B100 berdasarkan spesifikasi di
daerah Eropa, Amerika Utara dan bagian lain di dunia [23]. Keuntungan dari penggunaan biodiesel adalah bebas sulfur, kurang
beracun, pengurangan pada dampak efek gas rumah kaca, dan biodegradable. Selain itu, biodiesel memiliki cetane number bilangan setana yang lebih tinggi
dibandingkan dengan diesel dari minyak bumi dan profil emisi pembakaran yang lebih menguntungkan, seperti menurunnya tingkat partikel dan karbon monoksida
Universitas Sumatera Utara
7 serta oksida nitrogen dalam kondisi tertentu. Sifat fisik biodiesel mirip dengan
diesel, memiliki titik nyala yang relatif tinggi sebesar 150 ºC yang membuatnya lebih stabil dan lebih aman untuk transportasi, serta memberikan sifat pelumas,
yang dapat mengurangi keausan mesin dan memperpanjang umur mesin. Oleh sebab itu, bahan bakar biodiesel dapat diharapkan sebagai alternatif pengganti
bahan bakar berbasis minyak bumi dan energi berkelanjutan yang baik karena berasal dari tanaman yang terus tumbuh [21, 24, 25, 26].
Menurut Gondra 2010, biodiesel memiliki keungggulan dari bahan bakar minyak lainnya, tetapi pada penggunaannya biodiesel juga memiliki beberapa
kerugian. Kerugian dari penggunaan biodiesel ini adalah ketersediaan bahan baku pertanian yang dibatasi karena kebutuhannya digunakan sebagai bahan baku
penghasil makanan, memiliki kandungan oksigen yang tinggi dimana apabila
dibakar, menghasilkan tingkat lebih tinggi NOx daripada yang dihasilkan oleh diesel mineral, biodiesel adalah senyawa higroskopis yang dapat menyerap air
dengan mudah dan biaya pengadaan bahan bakar biodiesel ini cukup mahal [26]. Persyaratan kualitas biodiesel
dapat dilihat pada Tabel 2.1. Tabel 2.1 Standar Biodiesel Berdasarkan ASTM D 675109, EN 1421403,
dan Pr EN 1421409
No. Parameter
Satuan ASTM D
675109 EN
1421403 Pr EN
1421409 1.
Kandungan ester ww
- ≥96,5
≥96,5 2.
Densitas kgm
3
- 860-900
860-900 3.
Viskositas kinematik mm
2
s 1,9-6,0
3,5-5,0 3,5-5,0
4. Titik nyala
°C ≥ 130
≥ 93 gelas
tertutup ≥120
≥101
5. Kandungan sulfur
mgkg ≤ 15
≤10 ≤10
6. Residu karbon
ww ≤0,05
≤0,30 -
7. Angka Setana
≥47 ≥51
≥51 8.
Kadar abu tersulfatasi
ww ≤0,02
≤0,02 ≤0,02
9. Air dan sedimen
ww ≤0,05
- -
10. Kandungan air
mgkg -
≤500 ≤500
11. Total kontaminasi
mgkg -
≤24 ≤24
12. Korosi pada jalur
tembaga ≤No.3
Kelas 1 Kelas 1
13. Stabilitas oksidasi
H ≥3
≥6 ≥8
14. Angka asam
mg KOHg ≤0,80
≤0,50 ≤0,50
Universitas Sumatera Utara
8 Tabel 2.1 Standar Biodiesel Berdasarkan ASTM D 675109, EN 1421403, dan Pr
EN 1421409 Lanjutan
No. Parameter
Satuan ASTM D
675109 EN
1421403 Pr EN
1421409 15.
Nilai Iodin g iodin100 g
- ≤120
≤120 16.
Linolenat metil ester ww
- ≤12,0
≤12,0 17.
Metil ester ganda tak jenuh
ww -
≤1 ≤1
18. Kandungan metanol
ww ≤0,20
≤0,20 ≤0,20
19. Kandungan
monogliserida ww
- ≤0,80
≤0,80 20.
Kandungan digliserida
ww -
≤0,20 ≤0,20
ASTM D 6751, 2009; EN 14214, 2003 dan Pr EN 14214, 2009
2.2 BAHAN BAKU