Jenis dan Jumlah Katalis Intensitas Pencampuran

19

2.3.3 Rasio Molar Metanol : Minyak

Parameter lain yang mempengaruhi yield biodiesel adalah rasio molar alkohol untuk trigliserida. Dalam stoikiometri reaksi transesterifikasi, rasio mol antara alkohol dan minyak adalah sebesar 3:1 dengan menghasilkan 3 mol asam lemak metiletil ester dan 1 mol gliserol. Rasio mol ini dapat bervariasi dengan tujuan untuk menggeser reaksi ke arah kanan sehingga meningkatkan produk berupa biodiesel. Jenis alkohol yang paling sering digunakan adalah metanol karena memiliki harga murah dan secara fisik maupun kimiawi dapat menguntungkan perolehan yield biodiesel yang dihasilkan [50]. Penggunaan katalis heterogen dan homogen dalam pembuatan biodiesel sangatlah berbeda. Pada proses dengan menggunakan katalis heterogen, laju reaksi yang dihasilkan adalah reaksi lambat apabila dibandingkan dengan proses pada katalis homogen. Untuk alasan ini, kondisi reaksi dari katalis heterogen dapat ditingkatkan dengan menambah temperatur reaksi 100-250 °C, jumlah katalis 3-10 dari massa minyak dan rasio molar metanol dan minyak 10:1-25:1 [52]. Seperti penelitian yang dilakukan oleh Noiroj, dkk 2009 yang memperoleh rasio molar metanol:minyak terbaik sebesar 15:1. Katalis heterogen yang digunakan berupa KOHNaY. Yield biodiesel tertinggi yang dihasilkan adalah 91,70 [8].

2.3.4 Jenis dan Jumlah Katalis

Pembentukan biodiesel juga dipengaruhi oleh konsentrasi katalis. Katalis yang paling umum digunakan untuk pembuatan biodiesel adalah katalis homogen, seperti natrium hidroksida NaOH atau Kalium hidroksida KOH dengan jumlahnya yang kecil sebesar 1-2 dengan waktu reaksi yang singkat [52]. Akan tetapi, jenis dan jumlah katalis yang diperlukan dalam proses transesterifikasi biasanya tergantung pada kualitas bahan baku dan metode yang diterapkan untuk reaksi transesterifikasi. Untuk bahan baku dengan kadar air dan asam lemak bebas tinggi, reaksi transesterifikasi homogen tidak cocok karena memungkinkan terjadinya reaksi saponifikasi. Untuk mengatasi hal tersebut maka dapat digunakan jenis katalis heterogen. Universitas Sumatera Utara 20 Hasil dari asam lemak alkil ester umumnya meningkat dengan bertambahnya jumlah katalis. Hal ini disebabkan ketersediaan situs yang lebih aktif dengan penambahan lebih besar jumlah katalis dalam reaksi transesterifikasi [50]. Pada penelitian yang dilakukan oleh Noiroj dkk 2009 yang memperoleh jumlah konsentrasi katalis terbaik sebesar 6 massa minyak dalam pembuatan biodiesel dari minyak kelapa sawit. Katalis heterogen yang digunakan berupa KOHNaY dengan yield biodiesel tertingginya adalah 91,70 [8].

2.3.5 Intensitas Pencampuran

Minyak dan alkohol tidak dapat larut, sehingga reaksi hanya dapat terjadi di antara permukaan cairan dan reaksi transesterifikasi berlangsung cukup lambat. Jadi, proses pencampuran sangat penting untuk dilakukan, pencampuran antara dua jenis bahan baku diperlukan untuk melakukan kontak antara dua bahan. Intensitas pencampuran dapat bervariasi tergantung pada kebutuhan reaksi. Secara umum, intensitas pencampuran harus ditingkatkan untuk memastikan pencampuran berlangsung dengan baik. Kecepatan agitasi memainkan peran penting dalam pembentukan dari produk akhir mono alkil ester atau biodiesel, karena agitasi campuran minyak dan katalis dapat meningkatkan reaksi. Akan tetapi, kecepatan pengadukan yang lebih rendah dapat mengakibatkan pembentukan produk yang lebih kecil. Sebaliknya kecepatan pengadukan yang lebih tinggi dapat meningkatkan pembentukan sabun [50]. Pada penelitian ini digunakan kecepatan pencampuran sebesar 500 rpm seperti yang dilakukan oleh Kusuma dkk 2013 yang menghasilkan yield yang tinggi sebesar 95,09 [7].

2.3.6 Free Fatty Acid FFA dan Kadar Air

Dokumen yang terkait

Pembuatan Biodiesel Dari Minyak Dedak Padi (Rice Bran Oil) Dengan Reaksi Transesterifikasi Menggunakan Katalis Heterogen Zeolit Alam yang Dimodifikasi Dengan KOH

5 19 95

Pembuatan Biodiesel Dari Minyak Dedak Padi (Rice Bran Oil) Dengan Reaksi Transesterifikasi Menggunakan Katalis Heterogen Zeolit Alam yang Dimodifikasi Dengan K2C03

0 1 21

Pembuatan Biodiesel Dari Minyak Dedak Padi (Rice Bran Oil) Dengan Reaksi Transesterifikasi Menggunakan Katalis Heterogen Zeolit Alam yang Dimodifikasi Dengan K2C03

0 0 2

Pembuatan Biodiesel Dari Minyak Dedak Padi (Rice Bran Oil) Dengan Reaksi Transesterifikasi Menggunakan Katalis Heterogen Zeolit Alam yang Dimodifikasi Dengan K2C03

0 3 5

Pembuatan Biodiesel Dari Minyak Dedak Padi (Rice Bran Oil) Dengan Reaksi Transesterifikasi Menggunakan Katalis Heterogen Zeolit Alam yang Dimodifikasi Dengan K2C03

0 0 16

Pembuatan Biodiesel Dari Minyak Dedak Padi (Rice Bran Oil) Dengan Reaksi Transesterifikasi Menggunakan Katalis Heterogen Zeolit Alam yang Dimodifikasi Dengan K2C03

0 5 6

Pembuatan Biodiesel Dari Minyak Dedak Padi (Rice Bran Oil) Dengan Reaksi Transesterifikasi Menggunakan Katalis Heterogen Zeolit Alam yang Dimodifikasi Dengan K2C03 Appendix

0 0 25

Pembuatan Biodiesel Dari Minyak Dedak Padi (Rice Bran Oil) Dengan Reaksi Transesterifikasi Menggunakan Katalis Heterogen Zeolit Alam yang Dimodifikasi Dengan KOH

0 0 4

Pembuatan Biodiesel Dari Minyak Dedak Padi (Rice Bran Oil) Dengan Reaksi Transesterifikasi Menggunakan Katalis Heterogen Zeolit Alam yang Dimodifikasi Dengan KOH

0 2 12

Pembuatan Biodiesel Dari Minyak Dedak Padi (Rice Bran Oil) Dengan Reaksi Transesterifikasi Menggunakan Katalis Heterogen Zeolit Alam yang Dimodifikasi Dengan KOH

0 0 6