t. Rebus Layout
Susunan layout iklan yang menampilkan perpaduan gambar dan teks sehingga membentuk suatu cerita.
2.10 Brand Awareness
Peter dan Olson 1996:547 menyatakan bahwa brand awareness adalah sebuah tujuan umum komunikasi untuk semua strategi promosi. Menciptakan
brand awareness, pemasar berharap bahwa kapanpun kebutuhan kategori muncu, brand tersebut akan dimunculkan kembali dari ingatan yang selanjutnya dijadikan
pertimbangan berbagai alternatif dalam pengambilan keputusan. Terdapat 4 tingkat yang dapat dipaka untuk menentukan nilai brand
awareness dari sebuah produk. a.
Unaware Brand tidak sadarkenal merek, merupakan tinkatan yang paling rendah dalam piramida kesadaran merek, dimana konsumen tidak
menyadari akan adanya suatu merek. b.
Brand recognition pengenalan merek, merupakan tingkat minimal dari brand awareness. Hal ini penting pada saat seorang konsumen memilih
suatu merek pada saat melakukan pembelian. c.
Brand recall pengingatan kembali terhadap merek, tingkat vbrand awareness ini didasarkan pada permintaan seseorang untuk menyebutkan
merek tertentu dalam suatu produk kelas tertentu. d.
Top of mind puncak pikiran, apabila seorang ditanya secara langsung tanpa diberi bantuan pengingatan dan orang tersebut dapat menyebutkan satu
nama merek, maka merek yang paling banyak disebutkan pertama kali merupakan brand yang top of mind. Dengan kata lain, brand tersebut
merupakan brand utama berbagai brand yang ada di dalam benak konsumen. Untuk menentukan tingkatan brand awareness dari sebuah merek, terdapat 4
indikator yang dapat digunakan : a.
Recall, seberapa jauh konsumen dapat mengingat ketika ditanya brand apa saja yang diingat.
b. Recognition, seberapa jauh konsumen dapat mengenali merek tersebut
termasuk dalam kategoru tertentu. c.
Purcahse, seberapa jauh konsumen akan memasukkan sebuah merek ke dalam alternatif pilihan ketika menentukan produk.
d. Consumption, seberapa jauh konsumen masih mengingat sebuah brand saat
sedang menggunakan produk pesaing.
2.11 Teori Analisis SWOT
Pada buku metode riset untuk desain komunikasi visual, Sarwono dan Lubis, 2007:18-19 mengatakan bahwa SWOT dipergunakan untuk menilai dan
reevaluasi suatu hal yang telah ada dan telah diputuskan sebelumnya dengan tujuan meminimumkan resiko yang mungkin timbul. Langkahnya adalah dengan
mengoptimalkan segi positif yang mendukung serta meminimalkan segi negatif yang berpotensi menghambat pelaksanaan kepututsan perancangan yang telah
diambil.
Langkah analisis : mengkaji hal atau gagasan yang akan dinlai dengan cara memilah dan menginventariskan sebanyak mungkin segi kekuatan strenght,
kelemahan weakness, peluang opportunity, dan ancaman threat. Segi kekuatan dan kelemahan merupakan kondisi internal yang dikandung
oleh obyek yang dinilai, sedangkan pluang dan ancaman merupakan faktor eksternal.
Hasil kajian dari keempat segi ini kemudian disimpulkan, meliputi strategi pemecahan masalah, perbaikan, pengembangan, dan optimalisasi.
Penyususan kesimpulan lazim dilakukan dengan cara meramu sedapat mungkin hal-hal yang dikandung oleh keempat faktor menjadi sesuatu yang
positif, netral atau minimal dipahami. Penyusunan kesimpulan ini ditampung dalam Matriks Pakal yang terdiri dari :
a. Strategi PE-KU S-O peluang dan kekuatan : Mengembangkan peluang
menjadi kekuatan. b.
Strategi PE-LEM W-O peluang dan kelemahan : Mengembangkan peluang untuk mengatasi kelemahan.
c. Strategi A-KU S-T ancaman dan kekuatan : Mengenali dan
mengantisipasi ancaman untuk menambah kekuatan. d.
Strategi A-LEM W-T ancaman dan kelemahan : Mengenali dan mengantisipasi ancaman untuk meminimumkan kelemahan. Sarwonon dan
Lubis, 2007:18-19.
2.12 Segmentasi, Targeting, Positioning STP 2.12.1 Segmentasi