Dislipidemia Pengaruh Pemberian Ekstrak Etanol Biji Pepaya (Carica papaya L.) Terhadap Profil Lipid pada Tikus Putih (Rattus novergicus) Dislipidemia

transporter yang disebut adenosine triphosphate-binding cassette transporter-1 atau disingkat ABC-1. Setelah mengambil kolesterol bebas dari sel makrofag, kolesterol bebas akan diesterifikasi menjadi kolesterol ester oleh enzim lechitin cholesterol acyltransferase LCAT. Selanjutnya sebagian kolesterol ester yang dibawa oleh HDL akan mengambil dua jalur. Jalur pertama yaitu ke hati dan ditangkap oleh scavenger receptor class B type 1 dikenal dengan SR-B1. Jalur kedua adalah kolesterol ester dalam HDL akan dipertukarkan dengan trigliserida dari VLDL, dan IDL dengan bantuan cholesterol ester transfer protein CETP. Dengan demikian, fungsi HDL sebagai “penyerap” kolesterol dari makrofag mempunyai dua jalur yaitu langsung ke hati dan jalur tidak langsung melalui VLDL dan IDL untuk membawa kolesterol kembali ke hati Adam, 2009.

2.9 Dislipidemia

2.9.1 Definisi

Dislipidemia merupakan abnormalitas pada profil lipid dalam darah, yaitu kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan peningkatan maupun penurunan satu atau lebih fraksi lipid dalam plasma. Kelainan fraksi lipid yang paling utama adalah kenaikan kadar kolesterol total, kolesterol LDL Low Density Lipoprotein, atau trigliserida, dan penurunan kadar kolesterol HDL High Density Lipoprotein Dipiro, et al., 2007; Cipla, 2005.

2.9.2 Klasifikasi Dislipidemia

Klasifikasi dislipidemia berdasarkan patogenesis penyakit adalah sebagai berikut. Universitas Sumatera Utara 1. Dislipidemia Primer, yaitu kelainan penyakit genetik dan bawaan yang dapat menyebabkan kelainan kadar lipid dalam darah. 2. Dislipidemia Sekunder, yaitu disebabkan oleh suatu keadaan seperti hiperkolesterolemia yang diakibatkan oleh hipotiroidisme, nefrotik syndroma, kehamilan, anoreksia nervosa, dan penyakit hati obstruktif. Hipertrigliserida disebabkan oleh diabetes melitus, konsumsi alkohol, gagal ginjal kronik, miokard infark, dan kehamilan. Selain itu, dislipidemia juga dapat disebabkan oleh hipotiroidisme, nefrotik sindroma, gagal ginjal akut, penyakit hati, dan akromegali.

2.9.3 Kadar Lipid Serum Normal

Klasifikasi kolesterol, kolesterol LDL, kolesterol HDL, dan trigliserida menurut NCEP ATP III National Cholesterol Education Program Adult Treatment Panel III 2001 terdapat pada Tabel 2.4. Tabel 2.4 Kadar Lipid Serum Normal Kolesterol total 200 Optimal 200-239 Diinginkan ≥ 240 Tinggi Kolesterol LDL 100 Optimal 100-129 Mendekati optimal 130-159 Diinginkan 160-189 Tinggi ≥ 190 Sangat tinggi Kolesterol HDL 40 Rendah ≥ 60 Tinggi Trigliserida 150 Optimal 150-199 Diinginkan 200-499 Tinggi ≥ 500 Sangat tinggi Sumber: Adam, J.M.F. 2009. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penyakit kardiovaskular PKV merupakan penyebab kematian utama didunia. Berdasarkan data WHO tahun 2008, sekitar 17,3 juta orang meninggal akibat penyakit ini dan diperkirakan akan meningkat menjadi 23,6 juta di tahun 2030. Satu per tiga kematian sekitar 800.000 yang terjadi di Amerika tiap tahunnya disebabkan oleh penyakit kardiovaskular Roger, et al; Heidenreich, et al., 2011. Tidak hanya di negara maju seperti Amerika, penyakit ini juga banyak terjadi di negara berkembang. Data WHO menyebutkan sekitar 80 kematian akibat penyakit ini terjadi di negara berkembang Afoakwah dan Owusu, 2011. Salah satunya di negara Indonesia, angka kesakitan dan kematian akibat PKV terus meningkat tajam. Hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga SKRT menunjukkan bahwa PKV sebagai penyebab kematian telah meningkat dari urutan ke-11 1972 ke urutan ketiga 1986 dan menjadi penyebab kematian utama tahun 1992, 1995, dan 2001. Penyebab utama PKV adalah adanya manifestasi aterosklerosis pada pembuluh darah koroner, dengan salah satu faktor resiko utamanya adalah dislipidemia Anwar, 2004. Di Indonesia, prevalensi dislipidemia semakin meningkat. Penelitian MONICA Monitoring trends and determinants of Cardiovascular Disease di Jakarta tahun 1988 menunjukkan bahwa kadar rata-rata kolesterol total pada wanita adalah 206,6 mgdl dan pria 199,8 mgdl, tahun 1993 meningkat menjadi 213,0 mgdl pada wanita dan 204,8 mgdl pada pria. Di beberapa daerah nilai kolesterol yang sama yaitu Surabaya 1985: 195 mgdl, Ujung Pandang 1990: Universitas Sumatera Utara 219 mgdl dan Malang 1994: 206 mgdl. Apabila dipakai batas kadar kolesterol 250 mgdl sebagai batasan hiperkolesterolemia maka pada MONICA I terdapat hiperkolesterolemia 13,4 untuk wanita dan 11,4 untuk pria. Pada MONICA II hiperkolesterolemia terdapat pada 16,2 untuk wanita dan 14 pada pria Anwar, 2004. Dislipidemia merupakan abnormalitas pada profil lipid dalam darah, yaitu kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan peningkatan maupun penurunan satu atau lebih fraksi lipid dalam plasma. Kelainan fraksi lipid yang paling utama adalah kenaikan kadar kolesterol total, kolesterol LDL Low Density Lipoprotein, atau trigliserida, dan penurunan kadar kolesterol HDL High Density Lipoprotein Dipiro, et al., 2007; Cipla, 2005. Metabolisme lipid meningkat akibat pengaruh hormon tiroid. Hormon tiroid juga meningkatkan konsentrasi asam lemak bebas didalam plasma dan memproses oksidasi asam lemak bebas oleh sel. Menurunnya sekresi tiroid akan meningkatkan konsentrasi kolesterol, fosfolipid, dan trigliserida plasma sehingga menyebabkan pengendapan lemak secara berlebihan didalam hati. Tingginya jumlah lipid dalam sirkulasi darah pada pasien hipotiroidisme yang lama sangat erat kaitannya dengan timbulnya aterosklerosis berat Guyton dan Hall, 2007. Salah satu tanaman yang dapat dimanfaatkan sebagai obat tradisional adalah tanaman pepaya Carica papaya L. suku Caricaceae. Buah pepaya memang cukup digemari masyarakat Indonesia. Buah ini ditawarkan dengan harga terjangkau oleh semua kalangan masyarakat dan relatif mudah memperolehnya Kalie, 1996. Biji pepaya ternyata memiliki banyak manfaat meskipun selama ini dipandang sebagai limbah yang tidak memiliki nilai Universitas Sumatera Utara ekonomis. Secara tradisional biji pepaya dapat dimanfaatkan sebagai obat cacing gelang, gangguan pencernaan, diare, penyakit kulit, dan sebagai sumber untuk mendapatkan minyak dengan kandungan asam-asam lemak tertentu Warisno, 2003; sebagai antibakteri Sukadana, dkk., 2008; dan antifertilitas Changamma, et al., 2013. Dari hasil penelitian Adeneye dan Olagunju 2009, diperoleh bahwa pemberian ekstrak air biji pepaya dapat menurunkan kadar LDL Low Density Lipoprotein. Hal ini didukung oleh hasil analisis fitokimia ekstrak air biji pepaya yang menunjukkan adanya senyawa alkaloid, flavonoid, tanin, saponin, anthraquinones, dan anthocyanosides. Secara khusus saponin digunakan untuk menurunkan aktivitas kolesterol serum seperti aksi resin, yaitu dengan mengurangi sirkulasi enterohepatik asam empedu. Biji pepaya mempunyai efek hipolipidemik dan antioksidan dalam darah. Dalam proses ini terjadi konversi kolesterol total menjadi asam empedu di dalam hati yang menyebabkan terjadinya hipokolesterolemia. Adeneye dan Olagunju 2009, menyatakan bahwa flavonoid, alkaloid dan tanin mempunyai efek hipolipidemik. Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk meneliti pengaruh pemberian ekstrak etanol biji pepaya Carica papaya L. terhadap parameter- parameter lipid yaitu kadar kolesterol total, trigliserida, LDL Low Density Lipoprotein, dan HDL High Density Lipoprotein pada tikus dislipidemia. Universitas Sumatera Utara

1.2 Rumusan Masalah