5.2 Saran
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan disarankan: a.
melakukan pengujian terhadap hasil fraksionasi berdasarkan perbedaan kepolaran dan isolasi kandungan senyawa aktif biji pepaya yang berperan
sebagai zat hipolipidemik. b.
perlu dilakukannya metode penelitian dislipidemia yang lain sebagai pembanding penelitian yang telah dilakukan, misalnya dengan menggunakan
metode penginduksi makanan dengan kadar lemak tinggi dan kolesterol atau gabungannya dengan penginduksi propiltiourasil.
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
1.1
Uraian Tumbuhan
Uraian tumbuhan meliputi sejarah tumbuhan, sistematika tumbuhan, nama daerah, morfologi tumbuhan, kandungan biji pepaya, dan manfaat tumbuhan.
2.1.1 Sejarah Tumbuhan
Pepaya merupakan tanaman yang berasal dari Amerika Tengah, yaitu daerah sekitar Meksiko bagian selatan dan Nicaragua. Negara-negara penghasil
pepaya antara lain Kosta Rika, Kuba, Republik Dominika, Meksiko, Puerte Riko, dan lain-lain. Brazil, India, dan Indonesia merupakan penghasil pepaya yang
cukup besar, dengan produksi mencapai 200.000 ton per tahun Warisno, 2003.
2.1.2 Sistematika Tumbuhan
Sistematika dari tumbuhan pepaya adalah sebagai berikut Kingdom
: Plantae Divisi
: Spermatophyta Sub divisi
: Angiospermae Kelas
: Dicotyledoneae Ordo
: Cistales Suku
: Caricaceae Marga
: Carica Jenis
: Carica papaya L. Depkes RI, 2000.
2.1.3 Nama Daerah
Sumatera: Pente Aceh, pertek Gayo, pastela Batak, embetik Karo, botik Batak Toba, bala Nias, sikailo Mentawai, kates Palembang, kalikih
Universitas Sumatera Utara
Minangkabau, gedang Lampung. Jawa: Gedang Sunda, kates Jawa Tengah, kates Madura. Bali: Gedang. Kalimantan: Kustela Banjar, bua medung Dayak
Busang, buah dong Dayak Kenya. Nusa Tenggara: Kates Sasak, kampaya Bima, kala jawa Sumbawa, padu Flores. Sulawesi: Papaya Gorontalo,
papaya Buol, kaliki Baree, papaya Manado, unti jawa Makassar, kaliki riaure Bugis. Maluku: Papai Buru, papaya Halmahera, papae Ambon,
palaki Seram, kapaya Tidore, tapaya Ternate. Irian: Ihwarwerah Sarmi, siberiani Windesi Depkes RI, 2000.
2.1.4 Morfologi Tumbuhan
Pepaya merupakan tanaman perdu dengan tinggi ± 10 m. Batang: Tidak berkayu, silindris, berongga, putih kotor. Daun: Tunggal, bulat, ujung runcing,
pangkal bertoreh, tepi bergerigi, diameter 25 - 75 cm, pertulangan menjari, panjang tangkai 25 - 100 cm, hijau. Bunga: Tunggal, bentuk bintang, di ketiak
daun, berkelamin satu atau berumah dua; bunga jantan terletak pada tandan yang serupa malai, kelopak kecil, kepala sari bertangkai pendek atau duduk, kuning,
mahkota bentuk terompet, tepi bertajuk lima, bertabung panjang, putih kekuningan; bunga betina berdiri sendiri, mahkota lepas, kepala putik lima,
duduk, bakal buah beruang satu, putih kekuningan. Buah: Buni, bulat memanjang, berdaging, masih muda hijau setelah tua jingga. Biji: Bulat atau bulat panjang,
kecil, bagian luar di bungkus selaput yang berisi cairan, masih muda putih setelah tua hitam. Akar: Tunggang, bercabang, putih kekuningan Depkes RI, 2000.
Universitas Sumatera Utara
2.1.5 Kandungan Biji Pepaya
Kandungan kimia biji pepaya antara lain benzil isotiosianat, benziltiourea, β-sitosterol, minyak pepaya papaya oil, caricin, dan enzim mirosin Milind dan
Gurditta, 2011.
2.1.6 Manfaat Tumbuhan
Pemanfaatan tanaman pepaya cukup beragam. Daun pepaya muda, bunga, buah yang masih mentah dapat dibuat sebagai bahan berbagai ragam sayuran.
Selain itu, buah pepaya, terutama yang masak mengkal, digunakan juga sebagai salah satu buah untuk rujak dan asinan. Disamping sebagai buah segar, buah
pepaya dapat dibuat manisan, buah dalam sirup, saus, selai, dan sebagainya Kalie, 1996.
Sari akar tanaman pepaya dapat digunakan sebagai obat penyakit kencing batu, penyakit saluran kencing, dan cacing kremi. Batang, daun dan buah pepaya
muda mengandung getah berwarna putih. Getah ini mengandung suatu enzim pemecah protein atau enzim proteolitik yang disebut papain. Lalap daun pepaya
muda yang dapat menambah nafsu makan diduga disebabkan oleh enzim ini. Sebagai enzim proteolitik, papain banyak digunakan dalam industri, diantaranya
industri makanan dan minuman, farmasi, kosmetik, tekstil dan penyamak Kalie, 1996.
Secara tradisional biji pepaya dapat dimanfaatkan sebagai obat cacing gelang, gangguan pencernaan, diare, penyakit kulit, kontrasepsi pria, dan sebagai
sumber untuk mendapatkan minyak dengan kandungan asam-asam lemak tertentu Warisno, 2003. Selain itu, biji pepaya juga memiliki khasiat sebagai
Universitas Sumatera Utara
antifertilitas, memiliki aktivitas nefroprotektor, serta sebagai antibakteri dan antifungi Milind dan Gurditta, 2011.
2.2 Ekstraksi