Ekstraksi Pengaruh Pemberian Ekstrak Etanol Biji Pepaya (Carica papaya L.) Terhadap Profil Lipid pada Tikus Putih (Rattus novergicus) Dislipidemia

antifertilitas, memiliki aktivitas nefroprotektor, serta sebagai antibakteri dan antifungi Milind dan Gurditta, 2011.

2.2 Ekstraksi

Ekstraksi adalah kegiatan penarikan kandungan kimia yang dapat larut sehingga terpisah dari bahan yang tidak dapat larut dengan pelarut cair Ditjen POM, 2000. Hasil dari ekstraksi disebut dengan ekstrak yaitu sediaan kental yang diperoleh dengan mengekstraksi zat aktif dari simplisia nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut yang sesuai, kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang tersisa diperlakukan sedemikian sehingga memenuhi baku yang telah ditetapkan Ditjen POM a Berdasarkan sifatnya ekstrak dibagi menjadi: , 1995. a. Ekstrak encer extractum tenue Ekstrak encer merupakan sediaan yang memiliki konsisten madu, dapat dituang, tetapi pada saat ini sudah tidak dipakai lagi Voight, 1995. b. Ekstrak kental extractum spisscum Ekstrak kental merupakan sediaan yang liat dalam keadaan dingin dan tidak dapat dituang serta kandungan airnya berjumlah sampai 30 Voight, 1995. c. Ekstrak kering extractum siccum Ekstrak kering merupakan sediaaan berbentuk serbuk yang dibuat dari ekstrak tumbuhan yang diperoleh dari penguapan bahan pelarut dan pengeringan Voight, 1995. Universitas Sumatera Utara d. Ekstrak cair extractum fluidum Ekstrak cair merupakan cairan yang mengandung simplisia nabati dalam etanol sebagai bahan pelarut dan pengawet Ditjen POM a Ekstraksi dengan menggunakan pelarut terdiri dari 2 cara, yaitu: , 1995. 1. Cara dingin Ekstraksi menggunakan pelarut dengan cara dingin terdiri dari: a. Maserasi Maserasi dapat dilakukan dengan cara mencampurkan simplisia yang telah dipotong-potong atau diserbuksarikan dengan cairan penyari dalam suatu bejana dan ditutup rapat. Simpan ditempat terlindung dari cahaya langsung selama 5 hari sambil sering dikocok. Kemudian disaring, diperas dan ampasnya dicuci dengan cairan penyari. Hasil ekstraksi disimpan ditempat sejuk selama beberapa hari, lalu cairannya dituang dan disaring Voight, 1995. b. Perkolasi Perkolasi yang berarti penetesan yang dilakukan dalam wadah silindris atau kerucut perkolator. Perkolasi dapat dilakukan dengan cara mengalirkan cairan penyari secara lambat ke dalam serbuk simplisia yang telah dibasahi. Kemudian tunggu sampai larutan ekstrak mulai menetes, lalu jalan keluar ditutup dan baru dibuka kembali jika cairan penyari berada 1-2 cm diatas simplisia Voight, 1995. 2. Cara panas Ekstraksi menggunakan pelarut dengan cara panas terdiri dari: Universitas Sumatera Utara a. Refluks Refluks adalah ekstraksi dengan pelarut pada temperatur titik didihnya, selama waktu tertentu dan jumlah pelarut terbatas yang relatif konstan dengan adanya pendingin balik kondensor Ditjen POM, 2000. b. Sokletasi Bahan yang diekstraksi berada dalam kantung ekstraksi didalam sebuah alat soklet yang bekerja kontinu, yang diletakkan diantara labu suling dan suatu pendinginan aliran balik kondensor dan dihubungkan melalui pipet sippon. Labu yang berisi bahan pelarut akan terkondensasi dan menetes ke atas bahan yang terekstraksi dan menarik keluar bahan yang diekstraksi. Kemudian hasil ekstraksi akan ditampung didalam labu Voight, 1995. c. Digesti Digesti merupakan proses ekstraksi simplisia dengan cara merendam serbuk simplisia dengan pelarut pada suhu 40-50 °C sambil dilakukan dalam selang waktu tertentu. Selanjutnya cairan disaring bila perlu diuapkan untuk memperoleh ekstrak kental Voight, 1995. d. Infus Infus adalah ekstraksi dengan pelarut air pada temperatur penangas air bejana infus tercelup dalam penangas air mendidih, temperatur terukur 96-98 o e. Dekokta C selama waktu tertentu 15-20 menit Voight, 1995. Dekokta adalah infus pada waktu yang lebih lama 30 menit dan temperatur sampai titik didih air Ditjen POM, 2000 . Universitas Sumatera Utara

2.3 Propiltiourasil