Tahap Pengujian Pengaruh Pemberian Ekstrak Etanol Biji Pepaya (Carica papaya L.) Terhadap Profil Lipid pada Tikus Putih (Rattus novergicus) Dislipidemia

3.7.3 Pembuatan Larutan Propiltiourasil 0,1

Sebanyak 0,1 g serbuk propiltiourasil dimasukkan kedalam erlenmeyer dan dilarutkan dengan sedikit aquades. Kemudian dimasukkan kedalam labu takar 100 ml. Volumenya dicukupkan dengan aquades hingga 100 ml. 3.7.4 Pembuatan Suspensi Simvastatin 0,01 Sebanyak 0,5 g CMC ditaburkan dalam lumpang yang berisi 10 ml aquades panas. Didiamkan 15 menit hingga diperoleh massa yang transparan dan digerus hingga terbentuk gel. Sebanyak 10 mg simvastatin digerus dan ditambahkan larutan CMC sedikit demi sedikit sambil digerus dan diencerkan dengan sedikit air. Kemudian dimasukkan ke dalam labu takar 100 ml. Volumenya dicukupkan dengan aquades hingga 100 ml. 3.7.5 Pembuatan Suspensi Ekstrak Etanol Biji Pepaya 4 bv Sebanyak 0,5 g CMC ditaburkan dalam lumpang yang berisi 10 ml aquades panas. Didiamkan 15 menit hingga diperoleh massa yang transparan dan digerus hingga terbentuk gel. Kemudian ekstrak etanol biji pepaya sebanyak 4 g digerus dan ditambahkan larutan CMC sedikit demi sedikit sambil terus digerus hingga terbentuk suspensi. Kemudian dimasukkan ke dalam labu takar 100 ml. Volumenya dicukupkan dengan aquades hingga 100 ml.

3.8 Tahap Pengujian

3.8.1 Pemilihan dan Penyiapan Hewan Uji

Hewan uji yang digunakan adalah tikus jantan galur wistar Rattus novergicus berumur 2-3 bulan dengan bobot badan 150-200 g, diaklimatisasi dilingkungan laboratorium selama 1 minggu. Hewan uji yang digunakan sebanyak 20 ekor dan dibagi menjadi 5 kelompok. Universitas Sumatera Utara Kelompok 1 : diberikan pakan biasa dan air minum kontrol normal Kelompok 2 : diberikan kuning telur puyuh dosis 1 berat badan dan propiltiourasil dosis 9 mgkg bb secara per oral kontrol pembanding Kelompok 3 : diberikan kuning telur puyuh dosis 1 berat badan, propiltiourasil dosis 9 mgkg bb, dan simvastatin dosis 0,9 mgkg bb secara per oral kontrol positif Kelompok 4 : diberikan kuning telur puyuh dosis 1 berat badan, propiltiourasil dosis 9 mgkg bb, dan EEBP dosis 200 mgkg bb secara per oral Kelompok 5 : diberikan kuning telur puyuh dosis 1 berat badan, propiltiourasil dosis 9 mgkg bb, dan EEBP dosis 400 mgkg bb secara per oral.

3.8.2 Perlakuan Terhadap Hewan Uji

Sebelum perlakuan, tikus diaklimatisasi dilingkungan laboratorium selama seminggu. Penelitian menggunakan 20 tikus galur wistar yang dibagi menjadi 5 kelompok. Kelompok 1 sebagai kontrol normal, diberikan pakan biasa dan air minum. Kelompok 2 sebagai kontrol pembanding, diberikan kuning telur puyuh dosis 1 berat badan dan larutan propiltiourasil dosis 9 mgkg bb dengan selang pemberian 1 jam. Kelompok 3 sebagai kontrol positif, diberikan kuning telur puyuh dosis 1 berat badan, larutan PTU dosis 9 mgkg bb dengan selang pemberian 1 jam. 2 jam setelah pemberian larutan PTU, diberikan suspensi simvastatin dosis 0,9 mgkg bb secara per oral. Kelompok 4 diberikan kuning telur puyuh dosis 1 berat badan, larutan PTU dosis 9 mgkg bb dengan selang Universitas Sumatera Utara pemberian 1 jam. 2 jam setelah pemberian larutan PTU, diberikan EEBP dosis 200 mgkg bb secara per oral. Kelompok 5 diberikan kuning telur puyuh dosis 1 berat badan, larutan PTU dosis 9 mgkg bb dengan selang pemberian 1 jam. 2 jam setelah pemberian larutan PTU, diberikan EEBP dosis 400 mgkg bb secara per oral. Perlakuan dilakukan selama 21 hari. Pada hari ke- 22 dilakukan pengambilan darah tikus melalui ekor dengan tikus dipuasakan selama 12-24 jam sebelumnya tetapi tetap diberikan air minum Pokja Obat bahan Alam, 1991. Darah kemudian ditampung dengan mikrotube sebanyak 1 ml, disentrifuge selama 15 menit dengan kecepatan 4000 rpm, kemudian terbentuk 2 lapisan yaitu lapisan supernatan serum dan endapan. Pada lapisan supernatan dilakukan pengujian pengukuran kadar profil lipid.

3.8.3 Metode Pengukuran Profil Lipid Kolesterol Total, Trigliserida, HDL

dan LDL 3.8.3.1 Pengukuran Kadar Kolesterol Total Kadar kolesterol ditetapkan dengan metode kolorimetri enzimatik metode CHOD-PAP dengan kolesterol esterase, kolesterol oksidase, dan peroksidase sebagai katalis indikator reaksi. Jumlah sampel, standar, dan reagensia kolesterol yang dibutuhkan dapat dilihat pada Tabel 3.1. Prinsip: Kolesterol ester + H 2 Kolesterol + O O kolesterol esterase kolesterol + asam lemak 2 kolesterol oksidase kolesten- 3- on + H 2 O 2 H 2 2 O 2 + 4- aminoantipirin + fenol peroksidase kuinonimin + 4 H 2 O Universitas Sumatera Utara Tabel 3.1 Jumlah sampel, standar, dan reagensia kolesterol yang dibutuhkan dalam pengukuran kadar kolesterol total Blanko μl Standar μl Sampel μl Aquabidest 10 - - Standar - 10 - Sampel - - 10 Reagensia kolesterol 1000 1000 1000 Serum darah dipipet dengan pipet mikro sebanyak 10 μl, dimasukkan kedalam tabung reaksi, kemudian ditambahkan larutan reagensia kolesterol sebanyak 1000 μl, lalu dihomogenkan dengan menggunakan vortex, dan diinkubasi pada suhu 37ºC selama 10 menit. Diukur serapan pada panjang gelombang 546 nm terhadap blanko dalam waktu 60 menit. Sebagai blanko digunakan larutan reagensia kolesterol 1000 μl dan aquabidest 10 μl. Pengukuran serapan standar sama dengan pengukuran serapan kolesterol total, tetapi serum darah diganti dengan standar kolesterol. Kadar kolesterol total diperoleh dengan menggunakan rumus: Dimana: C = Kadar Kolesterol total mgdl A = Serapan Cst = Kadar kolesterol standar 200 mgdl

3.8.3.2 Pengukuran Kadar Trigliserida

Kadar trigliserida ditetapkan dengan metode kolorimetri enzimatik metode GPO-PAP menggunakan gliserol-3-fosfat oksidase GPO. Jumlah sampel, standar, dan reagensia trigliserida yang dibutuhkan dapat dilihat pada Tabel 3.2. C kolesterol total = � ������ � ������� x C st Universitas Sumatera Utara Prinsip: Trigliserida lipase gliserol + asam lemak Gliserol + ATP Gliserol -3- fosfat + O gliserol kinase gliserol -3- fosfat + ADP 2 GPO dihidroksiaseton + fosfat + H 2 O 2 H 2 2 O 2 + 4- aminoantipirin + 4- klorofenol peroksidase kuinonimin + HCl + 4 H 2 Tabel 3.2 Jumlah sampel, standar dan reagensia trigliserida yang dibutuhkan dalam pengukuran kadar trigliserida O Blanko μl Standar μl Sampel μl Standar - 10 - Sampel - - 10 Reagensia trigliserida 1000 1000 1000 Serum darah dipipet dengan pipet mikro sebanyak 10 μl, dimasukkan kedalam tabung reaksi, kemudian ditambahkan larutan reagensia trigliserida sebanyak 1000 μl, lalu dihomogenkan dengan menggunakan vortex, dan diinkubasi pada suhu 37ºC selama 10 menit. Diukur serapan pada panjang gelombang 546 nm terhadap blanko dalam waktu 60 menit. Pengukuran serapan standar dilakukan dengan cara yang sama dengan pengukuran serapan sampel. Kadar trigliserida diperoleh dengan menggunakan rumus: Dimana: C = Kadar trigliserida mgdl A = Serapan Cst = Kadar trigliserida standar 200 mgdl C trigliserida = � ������ � ������� x C st Universitas Sumatera Utara

3.8.3.3 Pengukuran Kadar Kolesterol HDL High Density Lipoprotein

Dalam pengukuran kadar kolesterol HDL, dilakukan presipitasi HDL dengan reagen pengendapan kolesterol HDL terlebih dahulu. Jumlah sampel, standar, dan reagensia pengendapan kolesterol HDL dapat dilihat pada Tabel 3.3. Tabel 3.3 Prosedur presipitasi HDL Prosedur Presipitasi Sampel standar 200 μl Reagensia pengendapan 500 μl Serum darah dipipet dengan pipet mikro sebanyak 200 μl lalu ditambahkan 500 μl larutan reagensia pengendap kolesterol-HDL, dikocok, dan dibiarkan selama 10 menit pada suhu 25ºC. Kemudian disentrifuge selama 20 menit dengan kecepatan 4000 rpm. Kadar kolesterol HDL ditetapkan dengan metode kolorimetri enzimatik dengan menggunakan reagensia kolesterol. Jumlah sampel, standar, dan reagensia kolesterol yang dibutuhkan dapat dilihat pada Tabel 3.4. Tabel 3.4 Jumlah sampel, standar, dan reagensia kolesterol yang dibutuhkan dalam pengukuran kadar HDL Blanko μl Standar μl Sampel μl Aquabidest 100 - - Standar - 100 Sampel - 100 - Reagensia kolesterol 1000 1000 1000 Diambil 10 μl supernatan, dimasukkan kedalam tabung reaksi, kemudian ditambahkan larutan reagensia kolesterol sebanyak 1000 μl, dan dihomogenkan dengan vortex. Setelah itu diinkubasi pada suhu 37ºC selama 10 menit. Diukur serapan pada panjang gelombang 546 nm terhadap blanko dalam waktu 60 menit. Universitas Sumatera Utara Kadar kolesterol-HDL diperoleh dengan menggunakan rumus: Dimana: C = Kadar Kolesterol-HDL mgdl A = Serapan Cst = Kadar kolesterol standar 200 mgdl

3.8.3.4 Pengukuran Kadar Kolesterol LDL Low Density Lipoprotein

Kadar LDL dapat ditetapkan secara tidak langsung dengan menggunakan rumus Friedewald: 3.9 Analisis Data Data hasil penelitian dianalisis dengan metode analisis variansi ANOVA dengan tingkat kepercayaan 95 dan dilanjutkan dengan uji post hoc Tukey untuk melihat perbedaan nyata antar perlakuan. Analisis statistik ini menggunakan program SPSS Statistical Product and Service Solution versi 15. C kolesterol-HDL = � ������ � ������� x C st LDL mgdl = kolesterol total – trigliserida – kolesterol HDL 5 Universitas Sumatera Utara

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Identifikasi Tumbuhan Hasil identifikasi tumbuhan yang dilakukan oleh Pusat Penelitian Biologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia LIPI Bogor, Indonesia, menunjukkan bahwa tumbuhan yang digunakan adalah Pepaya Carica papaya L., suku Caricaceae. Hasil identifikasi dapat dilihat pada Lampiran 1 halaman 69.

4.2 Hasil Karakterisasi Simplisia dan Ekstrak