25
1.2.3. Pertunjukan dan Interpretasi Simbol Tari
Tari piring sering ditampilkan diberbagai pertunjukan yaitu pada acara pernikahan, acara adat Minangkabau, khitanan, serta untuk menyambut tamu-
tamu penting. Pertunjukan dalam pembahasan ini mengutip pendapat Erving Goffman, dimana pendapatnya mengenai pertunjukan menjadi rujukan bagi
definisi pertunjukan dalam ranah antropologi oleh Victor W. Tuner. Pendapat Goffman 1956:13 mengenai pertunjukan dalam bentuk kehidupan sehari-hari
adalah : “the term performance to refer to all the activity of an individual
which occurs during a period marked by his continuous presence before a particular set of observers and which has some influence
on the observers.” pertunjukkan, istilah untuk mengacu pada semua aktivitas individu yang terjadi selama periode yang ditandai
oleh kehadirannya terus menerus sebelum set tertentu dari pengamat dan yang memiliki beberapa pengaruh pada pengamat.
Selain bentuk kegiatan pertunjukan dalam kehidupan sehari-hari, pertunjukan secara spesifik dalam bentuk pertunjukan seni tari diartikan oleh
Mazzola 2011:14 sebagai : ”Performance is viewed as an exact expression of a work’s
content, as a whole and in parts. Here appears for the first time the idea of an individual and “autonomous” work character, which
requires a specific treatment in order to achieve adequate expression of contents.” Pertunjukkan dipandang sebagai ekspresi
yang tepat dari konten pekerjaan ini, secara keseluruhan dan di bagian. Berikut muncul untuk pertama kalinya gagasan individu
dan otonom karakter kerja, yang membutuhkan perawatan khusus untuk mencapai ekspresi memadai isinya.
Secara khusus, kaitan antara pertunjukan seni dan usaha interpretasi juga diungkapkan oleh Royce 2004:8 sebagai berikut :
“Performance implies a certain level of competence. What happens between that technical competence and interpretation has to do
Universitas Sumatera Utara
26 with style and with artistry. Here, we must shift from a codified to a
metaphorical vocaboluary. Style implies individual choices about interpretation. We may speak of style in two ways. First, we can
identify style in the sense of those choices that make an individual performer immediately recognizable. Second, we can speak of style
that tries to carry out the intention of the creator so that the performer become simply the medium, although by no means a
passive one.” Pertunjukan menunjukkan tingkat kompetensi tertentu. Apa yang terjadi antara kompetensi teknis dan interpretasi
harus dilakukan dengan gaya dan dengan kesenian. Di sini, kita harus beralih dari kodifikasi ke kosakata penggambaran. gaya
menunjukkan pilihan individu tentang interpretasi. Kita mungkin berbicara tentang gaya dalam dua cara. Pertama, kita dapat
mengidentifikasi gaya dalam arti dari pilihan-pilihan yang membuat seorang pemain individu segera dikenali. Kedua, kita
dapat berbicara tentang gaya yang mencoba untuk melaksanakan niat pencipta sehingga pelaku menjadi hanya media, meskipun
tidak berarti pasif.
Selanjutnya, selain bentuk usaha interpretasi dari pertunjukan seni juga terdapat fungsi dari usaha interpretasi pertunjukan seni yang dikemukakan Royce
2004:9 bahwa : “All performing arts share this interpretive function. Dances
interpret choreographers, musicians interpret composer, actors interpret dramatists, or, in the case of the commedia dellarte,
actors interpret commonly understood plots and stories adding the spice of political satire.” Semua seni pertunjukan membagi fungsi
penafsiran ini. Tarian menginterpretasikan koreografer, musisi menginterpretasikan
komposer, aktor
menginterpretasikan dramawan,
atau, dalam
kasus komedi
dellarte, aktor
menginterpretasikan plot umum dipahami dan cerita menambahkan bumbu sindiran politik.
Menurut Saifudin 2005 : 289 Simbol adalah objek, kejadian, bunyi bicara, atau bentuk-bentuk tertulis yang diberi makna oleh manusia. Bentuk
primer dari simbolisasi oleh manusia adalah melalui bahasa. Tetapi manusia juga berkomunikasi dengan menggunakan tanda dan simbol dalam lukisan, tarian,
musik, arsitektur, mimik wajah, gerak-gerik, postur tubuh, perhiasan, pakaian, ritus, agama, kekerabatan, nasionalitas, tata ruang, pemilikan barang, dan banyak
Universitas Sumatera Utara
27 lagi lainnya. Dalam hal ini penulis akan melihat simbol-simbol melalui gerakan-
gerakan pada tari piring, pakaian yang digunakan, serta musik yang dilantunkan pada tari piring.
Brunner 1986:23 mengatakan bahwa kegiatan seni memerlukan pertunjukan sebagai suatu bentuk usaha evaluasi terhadap kegiatan tersebut dan
juga sebagai bentuk penyampaian atau komunikasi kepada masyarakat lainnya.
1.2.4. Globalisasi dan Perubahan