50 persatuan masyarakat Minangkabau berdasarkan klan marga, berdasarkan
wilayah asal, berdasarkan mata pencaharian dan aspek lainnya.
2.3.1. Badan Musyawarah Masyarakat Minang BM3
Penelitian terhadap tari piring di Kota Medan berkaitan dengan keberadaan organisasi sosial masyarakat Minangkabau di Kota Medan, yaitu Badan
Musyawarah Masyarakat Minang atau disingkat dengan BM3. Keberadaan organisasi masyarakat seperti BM3 bagi masyarakat
Minangkabau di Kota Medan memegang peranan penting, diantaranya sebagai lembaga yang menyatukan antara individu Minangkabau di daerah perantauan;
sarana komunikasi diantara individu yang meliputi sikap saling tolong-menolong. Mengutip Dewi 2007:97 yang menuliskan bahwa :
“Lebih lanjut, munculnya berbagai organisasi sosial di daerah- daerah perantauan ini dapat dipandang sebagai sesuatu yang
positif. Dengan hal tersebut, maka pengenalan antarbudaya sekaligus interaksi di antara suku bangsa segera dapat
diwujudkan.”
Pendapat tersebut menegaskan akan pentingnya kehadiran organisasi masyarakat di daerah perantauan dan juga sebagai representasi etnik di daerah
perantauan dalam lingkup interaksi dengan etnik lainnya di Kota Medan sebagai suatu wujud ekspresi etnik.
Catatan Dewi 2007:98 menuliskan bahwa terbentuknya BM3 di Kota Medan secara historis dimulai pada tahun 1965 atas prakarsa Walikota Medan
pada masa itu, yaitu Drs. Surkani. Pada tahun tersebut dikumpulkan beberapa organisasi Minangkabau di Kota Medan untuk mengadakan dialog dan
menyatukan beragam organisasi Minangkabau tersebut dibawah satu atap.
Universitas Sumatera Utara
51 Pada perkembangannya, di tahun 1971 atas kesepakatan yang tercapai
diantara anggota masyarakat dan beragam organisasi sosial-masyarakat Minangkabau maka terbentuk Badan Musyawarah Masyarakat Minang BM3,
kehadiran Badan Musyawarah Masyarakat Minang kemudian disepakati sebagai lembaga yang menaungi masyarakat perantauan Minangkabau di Kota Medan.
Keberadaan Badan Musyawarah Masyarakat Minang BM3 sebagai sarana mempersatukan masyarakat Minangkabau di daerah perantauan Kota
Medan dan juga sebagai sarana pelestarian nilai budaya Minangkabau di Kota Medan.
2.3.2. Ikatan Keluarga Bayur IKB