Frekuensi berinteraksi antara petani hutan dengan penyuluh kehutanan baik secara formal maupun informal lebih sedikit dibandingkan interaksi sesama
petani hutan rakyat. Hal ini menyebabkan kriteria kategori antara interaksi yang satu dengan yang lain berbeda. Dapat kita lihat, kriteria untuk interaksi secara
informal adalah1.85, secara formal 2.89 dan sesama petani hutan 5.77 . Kriteria ini didapat dari jumlah interaksi yang dilakukan pada satu bulan terakhir dibagi
dengan jumlah responden. Berikut ini tabel mengenai distribusi interaksi petani hutan rakyat dengan penyuluh kehutanan dan sesama petani hutan rakyat.
Tabel 7 Distribusi interaksi antara petani hutan rakyat dengan penyuluh kehutanan dan sesama petani hutan rakyat
No Jenis Interaksi
Kategori Jumlah
orang Persentase
1 2
3 Secara informal
Secara formal Sesama Petani Hutan Rakyat
Jarang ≤ 1,85 Sering 1,85
Jarang ≤ 2,89 Sering 2,89
Jarang ≤ 5,77 Sering 5,77
55 12
17 50
38 29
82 18
25.37 74.63
56.71 43.29
5.2.1 Frekuensi bertemu penyuluh kehutanan secara informal
Frekuensi bertemu penyuluh kehutanan secara informal adalah banyaknya interaksi yang dilakukan antara petani hutan rakyat dengan penyuluh kehutanan
selama satu bulan terakhir di luar dari pertemuan rutin kelompok. Frekuensi ini dilihat bukan hanya dari banyaknya interaksi saja, tetapi juga substansi yang
dibicarakan, yaitu mengenai pengelolaan hutan rakyat. Berdasarkan tabel 7 dapat dilihat bahwa petani hutan jarang berinteraksi
dengan penyuluh kehutanan diluar pertemuan rutin kelompok. Hal ini dikarenakan keterbatasan waktu yang dimiliki penyuluh kehutanan dan petani hutan rakyat.
Sebanyak 12 responden atau 18 persen responden sering berinteraksi dengan penyuluh diluar kegiatan kelompok. Hal ini karena mereka aktif mencari
informasi mengenai pengelolaan hutan rakyat milik mereka kepada penyuluh kehutanan.
5.2.2 Frekuensi bertemu penyuluh kehutanan secara formal
Frekuensi bertemu penyuluh kehutanan secara formal adalah banyaknya interaksi yang dilakukan antara petani hutan rakyat dengan penyuluh kehutanan
selama satu bulan terakhir di pertemuan rutin kelompok. Berdasarkan Tabel 7 dapat kita lihat bahwa 74,63 persen responden sering bertemu penyuluh kehutan
secara formal. Hal ini dikarenakan sebagian besar dari anggota kelompok tani hutan Bukit Sarana selalu aktif dalam mengikuti pertemuan rutin kelompok.
5.2.3 Frekuensi bertemu sesama petani hutan rakyat
Frekuensi bertemu sesama petani hutan rakyat adalah banyaknya tatap muka yang dilakukan antar sesama petani hutan rakyat baik di areal hutan rakyat,
ladang maupun di tempat umum yang membicarakan tentang pengelolaan hutan rakyat. Berdasarkan tabel di atas dapat kita lihat bahwa 56,71 persen responden
sering berinteraksi dengan sesama petani hutan, sedangkan 43,29 persen responden jarang berinteraksi dengan sesama petani hutan rakyat. Hal ini terjadi
karena pembicaraan antara sesama petani hutan rakyat jarang sekali membicarakan tentang pengelolaan hutan rakyat yang mereka garap , tetapi
membicarakan seputar masalah keluarga dan kehidupan sehari-hari.
5.3 Persepsi Petani Hutan Rakyat Tentang Kredibilitas Penyuluh Kehutanan