8 Rao
64.2 66.7
67.7
9 Rao Utara
62.0 64.4
69.7 10
Rao Selatan 61.0
62.2 65.8
11 Mapat Tunggul
61.2 61.9
64.5 12
Mapat Tunggul Selatan 63.4
62.5 67.0
Kabupaten Pasaman 63.1
64.3 67.7
Provinsi Sumatra Barat 65.8
67.5 71.2
Indonesia 64.3
65.8 69.6
Sumber : Pasaman Dalam Angka 2010
Tabel 4 Mata pencaharian masyarakat kecamatan Rao No
Lapangan Usaha Penduduk
Jumlah Laki-laki
Perempuan 1
Pertanian dan Kehutanan 4.875
4.420 9.295
2 Pertambangan dan
Penggalian 32
32 3
Industri Pengolahan 141
108 249
4 Listrik dan Air Bersih
2 2
5 Bangunan
21 2
23 6
Perdagangan, Hotel dan Restoran
402 568
988 7
Pengangkutan dan Komunikasi
187 3
190 8
Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan
14 11
25
9 Jasa-jasa
214 347
561 10
Lainnya 7
82 89
Jumlah 5.895
5.559 11.454
Sumber : Pasaman Dalam Angka 2010
Tabel 5 Tingkat pendidikan masyarakat kecamatan Rao No
Jenis Tingkat Pendidikan Jumlah jiwa
1 SD Sederajat
6.693 2
SMP Sederajat 5.106
3 SMA Sederajat
2.165 4
Akademi dan perguruan tinggi Jumlah
309 14.273
Sumber : Pasaman Dalam Angka 2010
Tabel 6 Banyak fasilitas kesehatan No
Fasilitas Kesehatan Jumlah unit
2 Puskesmas
1 3
Pukesmas Pembantu 1
4 Praktek Dokter Umum, Spesialis, Gigi
2 5
Posyandu 5
6 Polindes
3 7
Toko Obat Jumlah
2 14
Sumber : Pasaman Dalam Angka 2010
4.4 Profil Kelompok Tani Hutan Bukit Sarana
Kelompok tani di Kecamatan Rao bernama Kelompok Tani Bukit Sarana. Berdiri pada tahun 1996 dengan jumlah anggota awal 35 orang. Kelompok tani ini didirikan
dengan tujuan untuk memfasilitasi anggota kelompok mulai dari pengadaan bibit hingga pemasaran. Kelompok tani ini lahir dari keinginan masyarakat untuk memperbaiki
kehidupan ekonomi melalui usaha tani. Keadaan ini didukung dengan potensi hutan rakyat di Kecamatan Rao yang mayoritas petaninya menanam kayu karet. Pada saat itu
trend kayu sengon sedang naik di pasar perdagangan, hal ini mendorong petani untuk semakin berkembang dalam usaha taninya terutama usaha dalam menanam karet
selanjutnya membuat lahirnya keinginan petani akan pentingnya pengetahuan dan teknologi mengenai usaha taninya mendorong untuk mengelola hutan rakyat lebih
optimal dan membawa pada kemampuan produktivitas karet meningkat. Dari kedua kondisi tersebut, lahirlah keinginan-keinginan petani untuk memperoleh bantuan dalam
menjalankan usaha taninya. Keinginan-keinginan tersebut ternyata tidak bisa diwujudkan apabila petani melakukannya secara individual. Pemerintah Daerah setempat
mengusulkan untuk membentuk suatu kelompok-kelompok tani agar petani bisa lebih mandiri dan bantuan atau proyek yang datang pun tepat sasaran, transparan dan efektif.
Keadaan ini didukung oleh Balai Penyuluh Pertanian, Perikanan dan Kehutanan dan memperoleh Instruksi dari Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan untuk membentuk
suatu kelompok-kelompok tani. Dengan demikian lahirlah kelompok tani Bukit Sarana yang bergerak di bidang pertanian dan kehutanan.
Setelah tiga tahun terbentuk, pada tahun 1999 Kelompok Tani Bukit Sarana mendapatkan pengesahan akta pendirian koperasi tani keluarga yang terdaftar atas nama
menteri koperasi pengusaha kecil dan menengah tanggal 11 Maret 1999 dengan jumlah anggota 77 orang. Dalam akta pendirian koperasi tersebut memuat anggaran dasar dan
rumah tangga kelompok bukit sarana, struktur pengurus, usaha dan rencana jenis usaha.
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Karakteristik Petani Hutan Rakyat 5.1.1 Umur
Umur merupakan salah satu unsur penting yang menentukan persepsi petani hutan rakyat tentang kredibilitas penyuluh sebagai sumber informasi
mengenai pengelolaan hutan rakyat. Responden penelitian berumur antara 18 – 65 tahun.
Berdasarkan Gambar 2, terlihat bahwa usia responden menyebar ke dalam beberapa kelompok umur. Sebagian besar anggota kelompok petani hutan berusia
antara 35-44 tahun dengan persentase sebesar 31 persen. Untuk yang berusia antara 45-54 tahun sebesar 28 persen, 25-34 tahun sebesar 16 persen, 15-24 tahun
sebesar 14 persen dan 55 tahun keatas sebesar 8 persen. Dengan demikian dapat diketahui sebagian besar anggota kelompok tani hutan bukit sarana masih berada
pada usia produktif masa bekerja yaitu 19-55 tahun Papalia dan Olda, 1966. Gambar 2 Karakteristik usia responden