Kolaboratif Manajemen Sumberdaya dan Lingkungan

19 jaro tangtu selain sebagai wakil puun juga berperan sebagai juru bicara untuk hubungan-hubungan luar.

2.4. Kolaboratif Manajemen Sumberdaya dan Lingkungan

Ko-manajemen atau kolaborasi manajemen merupakan salah satu bentuk dari pengelolaan sumberdaya dan lingkungan. Untuk kawasan konservasi seperti taman nasional, ketidakefektifan pengelolaan taman nasional saat ini dapat disebabkan oleh beragamnya para pemangku kepentingan stakeholder yang memiliki kepentingan yang berbeda-beda serta beragam masalah dari hambatan dalam menjalankan perannya. Untuk alasan inilah, maka pengelolaan taman nasional harus dijembatani melalui sistem manajemen taman nasional yang bersifat kolaboratif agar semua pemangku kepentingan sumberdaya dari taman nasional memiliki tanggung jawab dalam pengelolaannya. Pendekatan manajemen kolaborasi membutuhkan adanya suatu pengelolaan yang awalnya top-bottom menjadi pengelolaan yang bersifat terdesentralisasi dengan harapan dapat memberikan dukungan lokal terhadap agenda konservasi nasional dengan melibatkan pengguna sumberdaya dalam pengambilan keputusan. Ko-manajemen adalah pengintegrasian rezim pengelolaan yang berbasis masyarakat dengan yang berbasis pemerintah atau bisa diartikan sebagai derivatif yang berasal dari rezim PSALBM pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan berbasis masyarakat dan rezim PSALP pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan berbasis pemerintah atau dengan kata lain ko-manajemen dapat didefinisikan sebagai pembagian atau pendistribusian tanggung jawab dan wewenang antara pemerintah dan masyarakat lokal dalam mengelola sumberdaya alam dan lingkungan Hidayat 2009. Menurut Borrini-Feyerabend et al 2000 20 dalam Sungkar 2010 manajemen kolaborasi merupakan sebuah kesepakatan antara dua atau lebih pemangku kepentingan stakeholder untuk membagi informasi, peran, fungsi dan tanggung jawab dalam suatu hubungan dan mekanisme kemitraan yang disetujui bersama. Manajemen kolaborasi diharapkan dapat menciptakan sebuah tata kelola mandiri yang akan menciptakan keuntungan bagi seluruh stakeholder. Ciri khas dari kolaborasi adalah adanya proses saling belajar sharing, terutama berbagi informasi yang akan membantu para pemangku kepentingan untuk menciptakan rencana-rencana kegiatan yang adaptif. Secara umum, tujuan ko-manajemen adalah status pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan yang lebih tepat, lebih efisien serta lebih adil dan merata. Selain itu ko-manajemen lahir disebabkan oleh dua hal, pertama adalah karena adanya kemauan serta inisiatif pemerintah dan masyarakat, yang kedua adalah karena adanya sensitivitas dan kesadaran pemerintah atau masyarakat terhadap perkembangan suatu keadaan atau situasi. Tujuan secara khusus dari ko-manajemen adalah : 1 Ko-manajemen merupakan jalan menuju arah terwujudnya pembangunan berbasis masyarakat, 2 Ko-manajemen merupakan cara untuk mewujudkan proses pengambilan keputusan secara desentralisasi sehingga dapat memberikan hasil yang lebih efektif, dan 3 Ko- manajemen adalah mekanisme untuk mencapai visi dan tujuan masyarakat dalam mengelola sumberdaya dan lingkungan serta mengurangi konflik melalui proses demokrasi partisipatif. Menurut Sen dan Nielsen 1996 dalam Hidayat 2009, bentuk Ko- manajemen dibagi menjadi lima bentuk. Klasifikasi ini didasarkan pada aspek 21 sejauh mana peanan pemerintah dan kelompok masyarakat pengguna terlibat dalam proses pengambilan keputusan dan implementasinya. Klasifikasi tersebut antara lain : 1 Instruksi, 2 Konsultasi, 3 Koperasi, 4 Pendampingan, dan 5 Informasi. Hirarki dalam Ko-manajemen dilihat dari tiga hal yang menentukan variasi bentuk Ko-manajemen, antara lain : 1 Peranan pemerintah dan masyarakat dalam pengambilan keputusan, 2 Bentuk tugas dan fungsi manajemen yang dapat atau akan dikelola bersama oleh pemerintah dan masyarakat atau didistribusikan di antara kedua pihak, 3 Tahapan proses manajemen ketika secara aktual kerjasama pengelolaan betul-betul terwujud Hidayat 2009. Berikut adalah gambar bentuk ko-menejemen sumberdaya alam dan lingkungan antara pemerintah dengan pemegang kepentingan. a b Gambar 1. a Ilustrasi Bentuk Ko-Manajemen Sen dan Nielsen 1996, b Ko-Manajemen Sumberdaya dan Lingkungan Antara Pemerintah dengan Pemegang Kepentingan Masyarakat Ko-Manajemen Pembagian tanggung jawab wewenang Konsumen Pemerhati Akademisi Tokoh Akademisi Pusat Daerah Informatif Pendampingan Kooperatif Konsultatif Instruktif PSALBM Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan Berbasis Masyarakat PSALPPengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan Berbasis Pemerintah 22 Bentuk Ko-manajemen yang ideal adalah pemerintah dan masyarakat adalah mitra yang sejajar yang bekerjasama untuk melaksanakan semua tahapan dan tugas proses pengelolaan sumberdaya dan lingkungan serta memahami peran dan tanggungjawab masing-masing sehingga sistem Ko-manajemen bisa sukses berjalan.

2.5. Penelitian Terdahulu