Kondisi Umum Resort Cibedug Taman Nasional Gunung Halimun

46

5.2. Kondisi Umum Resort Cibedug Taman Nasional Gunung Halimun

Salak Resort Cibedug memiliki luas 11.526,435 Ha dan secara geografis terletak pada 106 o 12’58”-106 o 20’32” bujur timur dan 06 o 40’58”-06 o 48’15” lintang selatan. Secara administratif kawasan Resort Cibedug terletak pada 4 kecamatan yaitu Kecamatan Sobang, Cibeber, Panggarangan, Cijaku dan terletak pada 9 Desa antara lain Desa Ciparay, Citorek, Sukamaju, Cirompang, Sukajaya, Cilebang, Gn. Gede, Jatake, dan Cikate. Kantor Resort Cibedug sendiri terletak di Desa Ciparay Citorek Timur Kecamatan Cibeber BTNGHS 2010. Kawasan resort Cibedug memiliki topografi yang bergelombang, berbukit- bukit dan bergunung dengan ketinggian tempat bervariasi mulai dari 600- 1100 meter diatas permukaan laut mdpl dengan kemiringan lereng berkisar antara 15 sampai dengan 40. Berdasarkan Schmidt dan Ferguson 1951, daerah Resort Cibedug mempunyai tipe iklim B dengan perbandingan jumlah rata-rata bulan kering dan bulan basah Q adalah 24,7 serta suhu rata-rata bulanan 21 o Celcius. Suhu terendah di Resort Cibedug adalah 17 o Celcius dan suhu tertinggi adalah 33 o Celcius dengan kelembaban udara rata-rata 75 dan rata-rata curah hujan yaitu 4000-6000 mmtahun. 47 Keterangan : untuk setiap kantor Resort memiliki nama lengkap Resort Pengelolaan Taman Nasional Wilayah Lokasi Penelitian Gambar 5. Bagan Struktur Organisasi TNGHS Kepala Balai Kepala Sub Bagian Tata Usaha 1. Urusan Umum 2. Urusan Kepegawaian 3. Urusan Keuangan 4. Urusan Perencanaan, Data Evaluasi dan Pelaporan DIPA 5. Urusan Kerjasama dan Hubungan Masyarakat 6. Urusan Bina Cinta Alam, Kader Konservasi dan Pusat Penelitian Cikaniki 7. Urusan Perlindungan dan Kebakatan Hutan Seksi Pengelolaan TN Wilayah I Lebak Resort Cisoka Resort Gn Bedil Resort Cibedug Seksi Pengelolaan TN Wilayah II Bogor Resort Gn Kencana Resort Gn Botol Resort Gn Talaga Seksi Pengelolaan TN Wilayah III Sikabumi Resort Gn Kendeng Resort Cimantaja Resort Gn Bodas Kelompok Jabatan Fungsional Resort Panggarangan Resort Gn Bangkok Resort Gn Butak Resort Gn Salak I Resort Gn Salak II Resort Kawah Ratu Resort Sukawa yana 1. Sub Seksi Umum 2. Sub Seksi Konservasi Kawasan 3. Sub Seksi Perlindungan dan Pengendalian Kebakaran Hutan 1. Sub Seksi Umum 2. Sub Seksi Konservasi Kawasan 3. Sub Seksi Perlindungan dan Pengendalian Kebakaran Hutan 1. Sub Seksi Umum 2. Sub Seksi Konservasi Kawasan 3. Sub Seksi Perlindungan dan Pengendalian Kebakaran Hutan 48 4 0 6 38 14 2 Hutan 40 Keb un 6 Semak, Rump ut 38 Sawah, Lad an g 14 Lahan Terb uka 2 Secara umum, penutupan hutan di kawasan Resort Cibedug merupakan hutan primer dan hutan sekunder. Tipe hutan di kawasan ini merupakan hutan hujan tropis pegunungan yang dapat dibagi menjadi tiga zona utama yaitu Zona Collin 600-1000 mdpl dan Zona Sub Montana 1000-1500 mdpl BTNGHS 2010. Namun, di beberapa tempat pada pinggiran kawasan terdapat pula semak belukar, hutan tanaman, sawah dan perkebunan karet. Keadaan ekosistem hutan Resort Cibedug banyak yang sudah rusak akibat penebangan liar dan perambahan. Akibatnya banyak tumbuh pohon pionir seperti Kareumbi Omalanthus populneus , Cangcaratan Naulea lanceolata, Manggong Macaranga rhizoldes dan Puspa Schima walichii. Besarnya persentase luas penutupan lahan di kawasan Resort Cibedug TNGHS dijelaskan diagram pada Gambar 6 berikut. Sumber : TNGHS 2010 diolah Gambar 6. Persentase Luas Tutupan Lahan Resort Cibedug, TNGHS Keanekaragaman satwa yang dimiliki Resort Cibedug masih relatif cukup tinggi walaupun kondisi hutan di kawasan resort ini banyak mengalami gangguan BTNGHS 2010. Pada Resort Cibedug terdapat berbagai jenis burung aves seperti elang jawa, elang hitam, elang ular, binatang menyusui mamalia, seperti owa jawa, surili, serangga insekta, binatang melata reptilia, amfibia, berbagai jenis moluska dan satwa air yang secara umum habitat satwa-satwa tersebut 49 tersebar merata di seluruh kawasan taman nasional. Secara keseluruhan, kawasan TNGHS memiliki 244 jenis burung atau setara dengan 50 dari jumlah jenis burung yang hidup di Jawa dan Bali, 61 jenis mamalia, 27 jenis amfibi, 50 jenis reptilia dan berbagai jenis serangga yang 26 jenis diantaranya adalah dari jenis capung Dephut 2007. Kawasan TNGHS juga memiliki keanekaragaman tumbuhan yang tinggi. Lebih dari 700 jenis tumbuhan berbunga hidup di dalam hutan TNGHS yang meliputi 391 marga dari 119 suku Dephut 2007. Pada ketinggian 500 m – 700 m diatas permukaan laut dpl ditemukan tumbuhan dari keluarga Dipterocarpaceae yang merupakan ciri-ciri dari hutan hujan tropis. Jenis-jenis tumbuhannya yaitu Dipterocarpus trinensis dan Dipterocarpus gracilis, akan tetapi jumlah tumbuhan dari jenis ini jumlahnya sudah semakin berkurang akibat penebangan liar BTNGHS 2010. Jenis-jenis tumbuhan bawah dan tumbuhan memanjat juga telah banyak diketahui berada di dalam kawasan TNGHS. Jenis tumbuhan tersebut antara lain beberapa jenis rotan seperti Calamus spp, Plectocomia elongata, Daemonorops spp , lalu pandan memanjat Freycinetia javanica dan paku andam Glichenia linearis . Dalam kawasan TNGHS juga tercatat terdapat 75 jenis anggrek yang hidup di TNGHS dan beberapa diantara jenis-jenis anggrek tersebut merupakan jenis langka. Selain anggrek tumbuhan menarik yang dapat dijumpai di dalam kawasan TNGHS adalah tumbuhan kantong semar Nephentes sp.. Dengan keanekaragaman flora dan fauna yang tinggi serta keterikatan yang kuat antara kawasan dengan masyarakat yang ada di dalam taman nasional membuat resort 50 Cibedug memiliki fungsi yang penting dalam hal pengawasan hutan TNGHS yang berada di dalam wilayah resort Cibedug.

5.3. Sejarah Penduduk Kasepuhan Adat Cibedug