35
4.4. Metode Pengolahan dan Analisis Data
Data yang akan dikumpulkan antara lain adalah data kualitatif yang berasal dari data kelembagaan yang terdapat di Kasepuhan adat Cibedug mencakup deskripsi
situasi aksi action situation, aktor actor dan tata cara aturan-aturan adat yang mereka terapkan dalam kasepuhan. Setelah data-data tersebut terkumpul kemudian
digunakan untuk dianalisis dengan menggunakan Institutional Analysis and Development
IAD mengenai bentuk kelembagaan yang diterapkan dalam masyarakat adat Kasepuhan Cibedug. Setelah dilakukan analisis kelembagaan,
selanjutnya dilakukan analisis evaluasi dari sistem pengelolaan pemanfaatan yang dilakukan oleh masyarakat adat Kasepuhan Cibedug. Selanjutnya peraturan
perudangan digunakan untuk menganalisis keseuaian aturan adat Kasepuhan Cibedug. Setelah semua analisis yang dilakukan, lalu dilihat sudah sampai tingkatan
berapa ko-manajemen yang telah diterapkan sebagai win-win solution pada sistem adat yang diterapkan oleh masyarakat adat Kasepuhan Cibedug dengan pihak balai
TNGHS sebagai pemilik dari kawasan taman nasional tersebut.
4.4.1. Analisis Kelembagaan Masyarakat Adat Kasepuhan Cibedug
Untuk mengetahui sistem kelembagaan yang diterapkan dalam kasepuhan adat Cibedug TNGHS, digunakan analisis deskriptif dalam menganalisisnya.
Analisis deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran maupun suatu kelas peristiwa
pada masa sekarang. Tujuannya adalah untuk membuat suatu deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat
serta antar fenomena yang akan diselidiki.
36 Analisis kelembagaan yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan
IAD yang telah dikembangkan lagi oleh Olstrom Olstrom 1999 dalam Hidayat 2009. Beberapa atribut yang dapat digunakan untuk menganalisis kelembagaan
sistem pemanfaatan hutan yang dilakukan masyarakat adat Kasepuhan Cibedug antara lain : pertama, aktor dalam kelembagaan dianalisis dengan mengidentifikasi
struktur kelembagaan yang terdapat dalam sistem pemanfaatan hutan di Kasepuhan Adat Cibedug. Kedua, aturan kelembagaan diidentifikasi dalam empat bagian, yaitu :
1 boundary rule mengenai aturan tata batas aturan masuk dalam kelembagaan, 2 aturan akses terhadap sumberdaya yang dikelola secara bersama-sama, 3
monitoring dan sanksi dalam setiap pelanggaran yang dilakukan, dan 4 aturan dalam penyelesaian konflik yang terjadi dalam lingkup kelembagaan. Berikut adalah
teknik pengumpulan data yang digunakan dalam menganalisis kelembagaan dalam pemanfaatan hutan di Kasepuhan Adat Cibedug yang disajikan pada Tabel 3.
Tabel 3. Parameter Analisis Kelembagaan Masyarakat Adat Kasepuhan Cibedug
Parameter Analisis
Profil kelembagaan Kasepuhan Adat Cibedug :
- Aktor dalam kelembagaan
- Aturan Kelembagaan :
1. Boundary rule
2. Akses sumberdaya hutan
3. Sanksi dan monitoring
4. Penyelesaian konflik dalam
kelembagaan Analisis aktor dan aturan dalam kelembagaan
melalui wawancara dengan pemimpin adat Kasepuhan Cibedug beserta jajarannya.
Aktor dianalisis secara deskriptif dengan mengidentifikasi struktur kelembagaan dengan
peran masing-masing aktor tersebut. Aturan diklasifikasi dalam aturan boundary,
akses, sanksi, monitoring dan penyelesaian konflik kemudian dianalisis menggunakan
analisis deskriptif
37 Setelah analisis terhadap sistem kelembagaan adat Kasepuhan Cibedug
dilakukan, lalu dirumuskan apakah konsep ko-manajemen bisa dijadikan rekomendasi yang dapat diterapkan dari pihak TNGHS kepada masyarakat adat
Kasepuhan Cibedug sebagai win-win solution terhadap pemanfaatan sumberdaya hutan TNGHS yang dilakukan masyarakat adat tersebut sehingga sumberdaya hutan
dapat dimanfaatkan secara keberlanjutan.
4.4.2. Analisis Evaluasi Kelembagaan Masyarakat Adat Kasepuhan Cibedug