Kondisi Penduduk Kasepuhan Adat Cibedug

53

5.4. Kondisi Penduduk Kasepuhan Adat Cibedug

Kasepuhan Cibedug adalah salah satu kasepuhan yang mendiami kawasan Taman Nasional Gunung Halimun-Salak. Kasepuhan lain yang ada di dalam kawasan TNGHS antara lain Kasepuhan Citorek, Ciptagelar, Sirnaresmi, Ciptamulya, Cisitu, Cisungsang, Ciusul, Urug, Cicarucub, Bayah dan Giri Jaya Aprianto, 2008. Pada tiap kasepuhan dipimpin oleh sesepuh yang biasa dipanggil abah olot atau ama. Masyarakat adat kasepuhan merupakan masyarakat menurut sejarah yang ditulis oleh para antropolog dan ahli sejarah, asal usul masyarakat Kasepuhan di TNGHS digolongkan dalam empat kategori, yaitu a masyarakat yang dulunya merupakan pelarian dari Kerajaan Pajajaran yang sekarang dikenal dengan nama Kasepuhan; b masyarakat yang berasal dari laskar Mataram yang memberontak, c masyarakat pelarian dari culturstelsel – buruh-buruh perkebunan dan d masyarakat pelarian pada masa perang kemerdekaan Emilia dan Suwito 2006. Secara administratif Kasepuhan Cibedug termasuk kedalam wilayah Desa Citorek Barat Kecamatan Cibeber Kabupaten Lebak Propinsi Banten. Pada Desa Citorek Barat ini, selain terdapat Kasepuhan Cibedug terdapat pula satu kasepuhan lain berada di wilayah ini yaitu Kasepuhan Citorek. Jumlah penduduk Kasepuhan Cibedug adalah 139 KK dengan jumlah laki-laki sebanyak 216 jiwa dan perempuan sebanyak 166 jiwa dengan sebagian besar berusia antara 10 – 19 tahun BPD Citorek Barat 2010. Keterangan lebih lanjut tentang penduduk Kasepuhan Cibedug dijelaskan pada Tabel 8 berikut. 54 Tabel 8. Data Penduduk Kasepuhan Cibedug Sumber : BPD Citorek Barat 2010 Rata-rata pendidikan penduduk di Kasepuhan Cibedug adalah tamat sekolah dasar SD dan hanya sebagian kecil yang meneruskan ke jenjang sekolah menengah pertama SMP. Hal ini dikarenakan minimnya fasilitas pendidikan di wilayah Kasepuhan Cibedug yang hingga saat ini hanya ada satu sekolah dasar dan apabila ingin melanjutkan ke SMP harus menempuh jarak ± 8 km menuju No Penduduk Kasepuhan Adat Cibedug Jumlah dalam Jiwa Persentase 1 Rasio Jenis Kelamin a. Laki-Laki 216 56,5 b. Perempuan 166 43,5 382 100 2 Rasio Tingkat Usia a. 0 – 9 tahun 61 16 b. 10 – 19 tahun 82 21,5 c. 20 – 29 tahun 80 21 d. 30 – 39 tahun 51 13,3 e. 40 – 49 tahun 40 10,5 f. 50 – 59 tahun 25 6,5 g. 60 – 69 tahun 24 6,3 h. 70 – 79 tahun 16 4,2 i. 80 – 89 tahun 2 0,5 j. 90 – 99 tahun 1 0,2 382 100 3 Tingkat Pendidikan a. Tidak Sekolah 70 18,3 b. Belum Sekolah 41 10,7 c. Tamat SD 225 59 d. Tidak Tamat SD 25 6,5 e. Tamat SLTP 15 4 f. Tamat SLTA 6 1,5 382 100 4 Mata Pencaharian a. PetaniPekebun 102 26,7 b. Mengurus Rumah Tangga 103 27 c. PelajarMahasiswa 24 6,3 d. TidakBelum Bekerja 132 34,5 e. Guru 2 0,5 f. Buruh Harian 3 0,7 g. Buruh Perkebunan 13 3,4 h. Wiraswasta 1 0,3 i. Wartawan 1 0,3 j. Pembantu Rumah Tangga 1 0,3 382 100 5 Agama a. Islam 382 100 b. Non Islam 382 100 55 Desa Citorek Barat. Akibat dari fasilitas yang minim ini pula, terdapat masyarakat yang tidak mengenyam pendidikan sebagai jumlah terbanyak selanjutnya setelah tamat pendidikan dasar. Mata pencaharian masyarakat Kasepuhan Cibedug sebagian besar adalah petani atau pekebun dan sebagai ibu rumah tangga. Akan tetapi, banyak juga di masyarakat Kasepuhan Cibedug yang tidak bekerja atau belum mempunyai pekerjaan. Lahan persawahan merupakan tempat garapan yang digunakan masyarakat adat Cibedug dan hampir semuanya ditanami padi. Tanaman berkayu seperti pohon sengonjeunjing Albizia falcataria serta pohon buah-buahan dan tanaman salada juga biasa ditanam di pekarangan rumah masyarakat untuk dimanfaatkan. Masyarakat adat Kasepuhan Cibedug sebagian besar masih menggunakan kayu sebagai bahan bakar untuk memasak. Kayu-kayu yang mereka gunakan biasanya mereka dapatkan dari ranting-ranting atau kayu yang sudah mati dan kering lalu mereka kumpulkan. Selain nyawah, di beberapa rumah masyarakat Cibedug mereka juga memelihara ayam, bebek mereka biasa menyebut dengan manila dan juga kolam atau empang untuk memelihara ikan yang hasilnya mereka gunakan untuk dikonsumsi oleh mereka sendiri. Apabila sedang tidak pergi ke sawah, penduduk kasepuhan adat Cibedug untuk yang laki-laki biasanya berada dirumah sedangkan untuk penduduk perempuan terkadang membuat beberapa peralatan yang berbahan dasar dari bambu untuk digunakan untuk memasak atau sebagai wadah hasil memancing ikan. Barang-barang yang biasa dibuat antara lain : 1 Boko, digunakan untuk menyimpan nasi yang sudah matang, 2 Sair, digunakan untuk menjemur makanan, 3 Kalo, biasanya 56 digunakan untuk mengayak beras sebelum dimasak, 4 Aseupan, digunakan untuk memasak beras, 5 Tolok, biasa digunakan untuk tempat mengumpulkan ikan sehabis memancing dan 6 Tudung, semacam topi yang digunakan untuk pergi ke sawah ataupun ke ladang. a b c Gambar 8. Gambaran Keadaan Kasepuhan Cibedug. a Lahan Sawah b Kolamempang, c Tolok

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1.