Nilai NPV yang dihasilkan dari hasil sensitivitas penurunan hasil tangkapan 21,20 menghasilkan NPV yang menurun dari Rp 52.439.759,95 menjadi
412.189,79 dengan perubahan sebesar Rp 52.027.570,16. Nilai Net BC yang dihasilkan sebesar 2,22 menjadi 0,99 dengan perubahan sebesar 1,23. Nilai IRR
yang dihasilkan sebesar 13,73 dengan perubahan sebesar 29,17. Berdasarkan nilai NPV 0, Net BC 1 dan IRR tingkat suku bunga yaitu 14 maka
dikatakan usaha penangkapan jaring insang hanyut menjadi tidak layak dikembangkan pada penunan produksi hasil tangkapan sebesar 21,20 Tabel
19. Tabel 19 Perbandingan nilai kriteria investasi akibat penurunan produksi hasil
tangkapan sebesar 21,20 pada usaha penangkapan jaring insang hanyut
No Jenis Kriteria
Investasi Sebelum
Penurunan HT Sesudah
Penurunan HT Perubahan
1 NPV Rp
52.439.759,95 412.189,79 52.027.570,16
2 Net BC
2,22 0,99
1,23 3
IRR 42,90
13,73 29,17
Sumber : Diolah dari data primer tahun 2011
5.4 Analisis Pasar
Aspek pasar digunakan untuk mengetahui proses hasil tangkapan dipasarkan, penentuan harganya, dan rantai pemasaran yang dihasilkan. Hasil
tangkapan jaring insang hanyut umumnya kembung, tongkol, golok-golok dan lain sebagainya. Hasil tangkapan tersebut yang telah tiba di fishing base langsung
dijual melalui TPI kepada juragan atau bakul. Juragan atau bakul kemudian memasarkannya kepada pedagang besar dan pengecer. Perhitungan margin
pemasaran dilakukan untuk mengetahui perbedaan harga jual. Harga jual hasil tangkapan jaring insang hanyut dari nelayan ke bakuljuragan ditentukan oleh
juraganbakul dan bersifat konstan karena tidak dipengaruhi musim penangkapan. Penentuan harga tersebut dapat merugikan nelayan karena seharusnya nelayan
dapat memperoleh harga jual hasil tangkapan yang lebih besar. Konsumen luar kota seperti Jakarta dan Bogor sedangkan lokal seperti sekitar Serang. Rantai
pemasaran hasil tangkapan jaring insang hanyut Gambar 8.
Keterangan : Hasil tangkapan ikan kembung dan tongkol : Saluran I, II, III, dan IV;
Hasil tangkapan ikan golok-golok : Saluran I, II, dan III
Sumber : Diolah dari data primer tahun 2011
Gambar 8 Rantai pemasan hasil tangkapan Perhitungan margin pemasaran hanya dilakukan pada saluran I dan II.
Perhitungan tersebut tidak dilakukan pada saluran III karena nilai jual hasil tangkapan di luar kota tidak diketahui, sedangkan pada saluran IV tidak dilakukan
perhitungan karena hasil tangkapan sudah berubah menjadi ikan olahan. Pada saluran I margin pemasaran ikan kembung yang didapatkan pedagang eceran
keliling sebesar Rp 1.500,00. Pada saluran II margin pemasaran ikan kembung yang didapatkan juraganbakul sebesar Rp 3.000,00, pedagang besar sebesar Rp
2.500,00, dan pedagang eceran pasar sebesar Rp 2.000,00. Pada saluran I margin pemasaran ikan tongkol yang didapatkan pedagang
eceran keliling sebesar Rp 2.000,00. Pada saluran II margin pemasaran ikan tongkol yang didapatkan juraganbakul sebesar Rp 3.500,00, pedagang besar
sebesar Rp 3.000,00, pedagang eceran pasar sebesar Rp 2.500,00. Pada saluran I margin pemasaran ikan golok-golok yang didapatkan pedagang eceran keliling
Pedagang besar
Pengecer Konsumen Luar Kota
Konsumen Lokal III
Nelayan Pengolah
I II
BakulJuragan IV
sebesar Rp 1.500,00. Pada saluran II margin pemasaran ikan golok-golok yang didapatkan juraganbakul sebesar Rp 3.000,00, pedagang besar sebesar Rp
2.500,00, pedagang eceran pasar sebesar Rp 2.000,00. Margin pemasaran ikan pada saluran pemasaran I dan II Tabel 20.
Tabel 20 Margin pemasaran ikan kembung, ikan tongkol, dan ikan golok-golok
Uraian Ikan kembung
Ikan Tongkol Ikan Golok-golok
Saluran I
Saluran II
Saluran 1
Saluran II
Saluran I
Saluran II
Nelayan a. Harga jual
8500 8500
10000 10000
8000 8000
Bakuljuragan a. Harga jual
- 11500
- 13500
- 11000
b. Harga beli -
8500 -
10000 -
8000 c. Margin pemasaran
- 3000
- 3500
- 3000
Pedagang besar a. Harga jual
- 14000
- 16500
- 13500
b. Harga beli -
11500 -
13500 -
11000 c. Margin pemasaran
- 2500
- 3000
- 2500
Pedagang eceran pasar a. Harga jual
- 16000
- 19000
- 15500
b. Harga beli -
14000 -
16500 -
13500 c. Margin pemasaran
- 2000
- 2500
- 2000
Pedagang eceran keliling a. Harga jual
10000 -
12000 -
9500 -
b. Harga beli 8500
- 10000
- 8000
- c. Margin pemasaran
1500 -
2000 -
1500 -
Sumber: Diolah dari data primer
5.5 Analisis Aspek Sosial Aspek sosial memiliki berkaitan dengan kehidupan nelayan. Nelayan di
PPN Karangantu, Teluk Banten terbagi menjadi dua yaitu nelayan lokal dan nelayan pendatang. Nelayan lokal adalah nelayan yang berasal dari daerah Banten
dan sekitarnya sedangkan nelayan pendatang adalah nelayan yang berasal dari luar daerah Banten. Umumnya nelayan pendatang berasal dari Indramayu,
Cirebon, Makassar, dan lain sebagainya. Perkembangan jumlah nelayan dari tahun ke tahun semakin pesat. Hal ini mengakibatkan tingginya tingkat persaingan di
antara nelayan. Nelayan pendatang lebih mendominasi di Teluk Banten dibandingkan dengan nelayan lokal. Umumnya nelayan pendatang lebih mampu
bersaing dalam usaha penangkapan ikan. Kehidupan sosial nelayan jaring insang hanyut di Teluk Banten dapat digolongkan miskin. Hal ini dapat terlihat dari
kondisi pemukiman nelayan jaring insang hanyut yang tergolong kumuh. Pemukiman nelayan tersebut umumnya terdiri atas rumah-rumah semi permanen
dan dihuni oleh 2-3 kepala keluarga serta pendapatan nelayan yang dapat digolongkan kecil. Sebagian besar pendidikan nelayan jaring insang hanyut
umumnya SD hingga SMP saja. Nelayan jaring insang hanyut umumnya melakukan pekerjaan di darat pada saat tidak ada modal usaha atau cuaca buruk.
5.6 Strategi Pengembangan 5.6.1 Identifikasi faktor internal dan eksternal