Tempat dan Waktu Penelitian Metode Penelitian Analisis SWOT

3 METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan bertempat di Pelabuhan Perikanan Nusantara PPN Karangantu, Teluk Banten pada hari Senin 19 September 2011 hingga Selasa 19 Oktober 2011.

3.2 Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan jenis penelitian studi kasus. Satuan kasus yang digunakan yaitu unit penangkapan jaring insang hanyut yang memiliki home base di teluk Banten. Studi kasus terkait tentang suatu subjek penelitian yang berkenaan dengan tahap spesifik atau khusus dari keseluruhan personalitas. Unit penelitian memiliki lingkup yang kecil atau terbatas. Tujuan dalam menggunakan metode ini adalah untuk memperoleh gambaran secara lengkap dan mendalam tentang suatu objek. 3.3 Pengumpulan Data 3.3.1 Data primer Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri atas data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari pengamatan langsung di lapang mengenai seluruh kegiatan unit penangkapan jaring insang hanyut. Selain itu, data primer juga hasil wawancara terhadap responden. Data primer yang dikumpulkan dalam penelitian ini antara lain : 1 Aspek Teknis 1 Konstruksi dan metode pengoperasian unit penangkapan jaring insang hanyut; 2 Ukuran dan jumlah kapal jaring insang hanyut; 3 Komposisi hasil tangkapan yang diperoleh; 4 Lokasi pengoperasian jaring insang hanyut; 5 Musim penangkapan jaring insang hanyut. 2 Aspek Pemasaran 1 Harga Beli dan Harga Jual. 2 Jalur distribusi hasil tangkapan. 3 Aspek Sosial 1 Kehidupan nelayan dan ada atau tidaknya konflik antar nelayan. 2 Kegiatan nelayan saat tidak adanya uang untuk kegiatan melaut dan cuaca buruk. 4 Aspek Finansial 1 Banyaknya hasil tangkapan yang diperoleh unit penangkapan jaring insang hanyut per trip, per minggu, per bulan, per tahun dan per musim; 2 Pembiayaan yang terdiri atas biaya investasi, biaya operasional selama kegiatan berlangsung dan biaya tetap; 3 Pendapatan nelayan per hari, per minggu, per bulan, per tahun; 4 Harga jual hasil tangkapan per kilogram, per ton. 5 Aspek strategi Pengembangan 1 Data eksternal pasar, kompetitor, kebijakan pemerintah dan sebagainya. 2 Data internal keuangan, SDM, operasional, pemasaran dan sebagainya.

3.3.2 Data sekunder

Data sekunder yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi : 1 Keragaan unit penangkapan jaring insang hanyut yang beroperasi di Perairan Karangantu, Teluk Banten selama 5 tahun terakhir periode 2006- 2010. 2 Keadaan umum daerah penelitian berupa letak geografis dan keadaan perikanan tangkap secara umum di PPN Karangantu. Data tersebut diperoleh dari statistik perikanan PPN Karangantu, statistik perikanan Kabupaten Serang dan Dinas Perikanan dan Kelautan Kota Serang. 3.4 Analisis Data 3.4.1 Analisis aspek teknis Analisis teknis digunakan untuk mengkaji faktor yang berhubungan dengan keragaan teknis unit penangkapan ikan di PPN Karangantu, Teluk Banten dan kegiatan operasi penangkapan ikan. Analisis ini meliputi gambaran : 1 Kapal; 2 Alat tangkap; 3 Nelayan; 4 Metode pengoperasian. Analisis teknis untuk mengetahui secara teknis alat tangkap jaring insang hanyut efektif atau tidak pada saat dioperasikan berdasarkan konstruksi, daerah penangkapan ikan, metode penangkapan ikan dan musim penangkapan ikan. Produktivitas merupakan suatu pengukuran untuk mengetahui efisiensi teknik dan suatu proses produksi yang merupakan perbandingan antara hasil yang dicapai dengan keseluruhan input yang digunakan. Pengukuran produktivitas dapat dihitung sebagai berikut Hanafiah 1986 : Berdasarkan rumus diatas produktivitas input produksi dapat dihitung dengan rumus : 1 Produktivitas alat tangkap = � � � 2 Produktivitas trip = � � � 3 Produktivitas nelayan = � � � � 4 Produktivitas biaya investasi = � � � � � � � 5 Produktivitas biaya operasional = � � � � � �

3.4.2 Analisis aspek finansial 1

Analisis usaha Analisis usaha merupakan pemeriksaan keuangan pada suatu usaha selama usaha itu telah berjalan. Analisis usaha untuk mengetahui tingkat keuntungan atau keberhasilan dari usaha perikanan yang telah dijalankan selama ini. Analisis ini meliputi analisis pendapatan usaha, analisis imbangan penerimaan dan biaya Revenue-Cost Ratio, analisis waktu balik modal Payback Period dan analisis Return on Investement ROI. Pengukuran analisis usaha meliputi : 1 Analisis pendapatan usaha Π Analisis ini bertujuan untuk mengukur apakah kegiatan usaha yang dilakukan pada saat ini berhasil atau tidak. Analisis ini dapat juga digunakan untuk mengetahui besarnya keuntungan atau jumlah nominal yang diperoleh dari selisih antara biaya pemasukan dengan biaya pengeluaran pada suatu kegiatan. Umar 2003. Rumus π yang digunakan adalah : � = �� − � Keterangan : Π ∶ Keuntungan TR : Total Pemasukan Total Revenue TC : Total Pengeluaran Total Cost Kriteria :  Jika total penerimaan total biaya, usaha untung atau layak untuk dilanjutkan.  Jika total penerimaan total biaya, usaha rugi atau tidak layak untuk lanjut.  Jika total penerimaan = total biaya, usaha tidak untung dan tidak rugi impas. 2 Analisis imbangan penerimaan dan biaya Revenue cost ratio Analisis ini digunakan untuk mengetahui hasil yang diperoleh dari kegiatan usaha selama periode tertentu menguntungkan atau tidak Nurmalina et al 2010. Rumus RC yang digunakan adalah : � = � � � � � � � Keterangan : R : Penerimaan Revenue C : Pengeluaran Cost Kriteria :  Jika RC 1 maka kegiatan usaha tersebut dikatakan untung sehingga layak untuk dilanjutkan.  Jika RC = 1 maka kegiatan usaha tersebut dapat dikatakan tidak untung dan tidak rugi sehingga berada dalam kondisi impas.  Jika RC 1 maka kegiatan usaha tersebut dikatakan rugi sehingga tidak layak untuk dilanjutkan. 3 Analisis waktu balik modal Payback period Payback period merupakan suatu periode yang diperlukan untuk menutup kembali pengeluaran investasi initial cash investment dengan menggunakan aliran kas. Payback period dapat juga diartikan sebagai ratio antara initial cash investment dengan cash inflownya yang hasilnya merupakan satuan waktu, selanjutnya nilai rasio dibandingkan dengan maximum payback period yang dapat diterima Nurmalina et al 2010. Rumus yang digunakan adalah : � � � = � Keterangan : I : Jumlaah modal investasi yang dibutuhkan Rupiah Ab : Keuntungan bersih yang diperoleh pada setiap tahunnya Rupiah tahun Kriteria : Jika payback period lebih pendek waktunya dari maximum payback period maka usaha tersebut dapat dikatakan layak untuk dilanjutkan. 4 Analisis Return on Investement ROI Analisis Return on investment ROI adalah kemampuan suatu usaha untuk menghasilkan keuntungan. Perhitungan terhadap ROI dilakukan untuk mengetahui besarnya perolehan keuntungan dibandingkan dengan besar investasi yang ditanamkan Nurmalina et al 2010. Rumus yang digunakan adalah : ��� = �� � � � � × 100 2 Analisis kriteria investasi Cash flow disusun untuk menunjukkan perubahan kas selama satu periode tertentu serta memberikan alasan mengenai perubahan kas tersebut dengan menunjukkan dari mana sumber-sumber kas dan penggunaan-penggunaannya. Kriteria investasi yang digunakan adalah Net Present Value NPV, Net Benefit Cost Ratio Net BC dan Internal Rate of Return IRR. 1 Net Present Value NPV Analisis ini bertujuan untuk mengetahui tingkat keuntungan yang diperoleh selama umur ekonomis proyek. Net Present Value NPV merupakan selisih antara nilai sekarang present value dari keuntungan benefit dan nilai sekarang dari biaya, dinyatakan dalam rumus Nurmalina et al 2010 : � = − =1 1 + � Keterangan : NPV : Net Present Value Bt : Manfaat dari suatu proyek pada tahun ke-t Ct : Biaya dari suatu proyek pada tahun ke-t kotor i : Tingkat suku bunga n : Tahun kegiatan proyek t = 1,2,3,..., n tahun Kriteria :  Jika NPV 1 maka usaha dikatakan untung dan layak untuk dilanjutkan  Jika NPV = 1 maka usaha dikatakan tidak untung dan tidak rugi  Jika NPV 1 maka usaha dikatakan rugi dan tidak layak untuk dilanjutkan 2 Net benefit Cost Ratio Net BC Analisis ini bertujuan untuk mengetahui berapa besarnya penerimaan dibandingkan dengan pengeluaran selama umur ekonomis proyek. Net BC merupakan suatu perbandingan yang pengambilannya terdiri atas present value total dari benefit bersih dalam tahun-tahun dan benefit bersih itu bersifat positif sedangkan penyebutnya terdiri atas present value total dari biaya bersih dalam tahun-tahun saat Bt-Ct bersifat negatif, yaitu biaya kotor lebih besar dari benefit kotor, dinyatakan dalam rumus Nurmalina et al 2010 : Net BC = − =1 1+ � − =1 1= � [ − 0] [ − 0] Keterangan : Bt : Manfaat yang diperoleh pada tahun ke-t Rupiah Ct : Biaya yang dikeluarkan pada tahun ke-t Rupiah t : Periode wktu t = 1,2,3,...,n tahun n : Umur proyek Tahun i : Tingkat suku bungadiskonto Kriteria :  Jika Net BC 1 maka usaha dikatakan untung dan layak untuk dilanjutkan  Jika Net BC = 1 maka usaha dikatakan tidak untung dan tidak rugi  Jika Net BC 1 maka usaha dikatakan rugi dan tidak layak untuk dilanjutkan 3 Internal Rate of Return IRR Analisis ini digunakan untuk mengetahui tingkat keuntungan internal yang diperoleh dari investasi yang ditanamkan. Internal Rate of Return merupakan nilai discount rate i yang membuat NPV dari proyek sama dengan nol, dinyatakan dalam rumus Nurmalina et al 2010 : ��� = � + � � − �′ × �′ − � Keterangan : IRR : Internal Rate of Return i : Tingkat bunga yang menghasilkan NPV positif i’ : Tingkat bunga yang menghasilkan NPV negatif NPV : NPV pada suku bunga i’ NPV’ : NPV pada suku bunga i” Kriteria :  nilai IRR lebih besar atau sama dengan tingkat discount rate yang berlaku, artinya usaha layak untuk dijalankan karena pada kondisi tersebut nilai NPV lebih besar atau sama dengan nol.  nilai IRR lebih kecil dari tingkat discount rate yang berlaku, artinya usaha tidak layak dijalankan karena ada alternatif pengguna lain yang lebih menguntungkan.

3.4.3 Analisis sensitivitas

Analisis sensitivitas bertujuan melihat apa yang akan terjadi terhadap usaha jika ada perubahan dalam dasar-dasar perhitungan biaya. Metode yang digunakan dalam analisis sensitivitas adalah switching value. Perubahan yang mempengaruhi usaha diantaranya kenaikan harga Bahan Bakar Minyak BBM dan penurunan jumlah ikan hasil tangkapan. Kegiatan penangkapan ikan membutuhkan bahan bakar yang tidak sedikit dan tergantung terhadap hasil tangkapan.

3.4.4 Analisis aspek pemasaran

Analisis aspek pemasaran digunakan untuk mengetahui pasar dan peluang pasar dari hasil tangkapan yang didaratkan di PPN Karangantu, Banten. Penilaian pada aspek pemasaran untuk mengetahui harga pasar, rantai pemasarannya dan proses distribusinya. Analisis pemasaran merupakan hasil wawancara kepada pihak-pihak terkait yang dijelaskan secara deskriptif. Perhitungan margin pemasaran diperoleh berdasarkan persamaan berikut Sobari dan Febrianto 2010: � = � − �−1 Keterangan Mi : Margin pada pedagang perantara ke-i ikan hasil tangkapan RpKg Hi : Harga penjualan perantara ke-i ikan hasil tangkapan RpKg H i −1 : Harga pembelian pedagang perantara ke-i hasil tangkapan RpKg

3.4.5 Analisis aspek sosial

Analisis aspek sosial digunakan untuk mengkaji keadaan sosial nelayan jaring insang hanyut di PPN Karangantu, Teluk Banten. Analisis ini meliputi gambaran kondisi nelayan, ada tidaknya konflik antar nelayan dan tingkat kesejahteraan nelayan.

3.5 Analisis SWOT

Analisis yang digunakan untuk menentukan strategi pengembangan perikanan tangkap adalah analisis strengths, weaknesses, opportunities, and threats SWOT. Analisis ini menggambarkan tentang faktor - faktor internal dan eksternal. Faktor internal terdiri atas kekuatan strength dan kelemahan weaknesses, sedangkan faktor eksternal terdiri atas peluang opportunities dan ancaman threats. Analisis faktor internal dapat dilakukan dengan menggunakan matriks IFE, sedangkan analisis faktor eksternal dapat dilakukan dengan menggunakan matriks EFE. Tahap pertama penyusunan matriks IFE dan matriks EFE adalah mendaftarkan kekuatan dan kelemahan pada matriks IFE dan peluang serta ancaman pada matriks EFE Rangkuti 2005. Matriks IFE dan EFE Tabel 1 dan Tabel 2. Tabel 1 Matriks evaluasi faktor internal Faktor strategis internal Bobot Rating Skor Kekuatan : 1 2 3 ... Kelemahan : 1 2 3 ... Total Sumber : David, 2003 Tahap skor pembobotan berkisar dari terendah 1,0 sampai yang tertinggi 4,0 dengan rata-rata skor 2,5. Total skor pembobotan di bawah 2,5 menunjukan faktor internal organisasai lemah, sedangkan jika di atas 2,5 mengidentifikasikan faktor internal organisasi yang kuat David 2003. Tabel 2 Matriks evaluasi faktor eksternal Faktor strategis eksnternal Bobot Rating Skor Peluang : 1 2 3 … Ancaman : 1 2 3 … Total Sumber : David, 2003 Total skor pembobotan tertinggi untuk sebuah organisasi adalah 4,0 dan terendah adalah 1,0 dengan rata-rata 2,5. Total skor pembobotan 4,0 mengidentifikasikan bahwa organisasi mampu merespon peluang dan ancaman. Strategi perusahaan sangat efektif dalam mengambil manfaat dari peluang yang ada dan meminimalisasi potensi yang kurang baik dari ancaman eksternal David 2003. Analisis SWOT lebih menekankan untuk memaksimalkan kekuatan strength dan peluang oppurtunities serta meminimalkan kelemahan weakness dan ancaman threats. Diagram analisis SWOT Gambar 2. PELUANG Kuadran 3 Kuadran 1 Mendukung strategi turn around Mendukung strategi agresif KEKUATAN INTERNAL KELEMAHAN INTERNAL Kuadran 4 Kuadran 2 Mendukung strategi defensif Mendukung strategi diversifikasi ANCAMAN Gambar 2 Diagram analisis SWOT Keterangan : 1 Kuadran 1 merupakan situasi menguntungkan, saat perusahaan memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang diterapkan pada situasi ini adalah kebijakan pertumbuhan; 2 Kuadran 2 merupakan situasi meskipun ada ancaman, perusahaan ini masih memiliki kekuatan dari segi internal. Strategi yang harus diterapkan adalah menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka panjang dengan cara strategi diversifikasi produk pasar; 3 Kuadran 3 merupakan situasi perusahaan mempunyai peluang dalam me- laksanakan kebijakan, tetapi dari pihak internal masih terdapat kelemahan yang harus dikurangi; 4 Kuadran 4 merupakan situasi tidak menguntungkan karena dalam menentukan dan melaksanakan suatu program terdapat berbagai kelemahan yang berasal dari pihak internal dan pihak eksternal. Keterkaitan faktor internal dan eksternal dapat digambarkan dalam bentuk matriks SWOT. Matriks ini menggambarkan peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi dapat sesuai dengan kekuatan dan kelemahan yang ada. Matriks IFAS dan EFAS Tabel 3. Tabel 3 Matriks IFAS dan EFAS Sumber : Rangkuti 2005 IFAS : Internal Strategic Factors Analysis Summary EFAS : Eksternal Strategic Factors Analysis Summary Menurut Rangkuti 2005 Strategi yang dihasilkan dalam matriks SWOT mempunyai empat kemungkinan, yaitu : 1 Strategi SO : Strategi ini memanfaatkan seluruh kekuatan S untuk merebut dan memanfaatkan peluang O sebesar-besarnya; 2 Strategi ST : Strategi yang memanfaatkan kekuatan yang dimiliki S untuk mengatasi ancaman T; 3 Strategi WO : Strategi ini bertujuan untuk memanfaatkan peluang O untuk meminimalkan kelemahan W yang ada; 4 Strategi WT : Strategi yang diambil untuk meminimalkan kelemahan W yang ada serta menghindari ancaman T yang ada. IFAS EFAS STRENGTHS S Menentukan faktor- faktor kekuatan internal WEAKNESS W Menentukan faktor- faktor kekuatan internal OPPURTUNITIES O Menentukan faktor- faktor kekuatan internal STRATEGI SO Strategi yang meng- gunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang STRATEGI WO Strategi meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang THREATS T Menentukan faktor- faktor kekuatan internal STRATEGI ST Strategi yang meng- gunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman STRATEGI WT Strategi meminimalkan kelemahan untuk mengatasi ancaman

3.6 Batasan Penelitian