9 Paprika hidroponik juga berkualitas lebih baik dibandingkan konvensional yaitu
daging buah yang lebih tebal dan keras, warna buah yang lebih merata dan mengkilap serta lebih higienis Wahendra R 1999; Widia HS 2000; Prihmantoro
H dan Indriani YH 2002. Dari berbagai contoh tersebut dapat disimpulkan bahwa produk hidroponik memiliki kualitas yang lebih baik dari segi penampilan fisik
dan rasa. Keunggulan dan kualitas yang lebih baik pada produk hidroponik ternyata
menjadi pertimbangan awal bagi konsumen dalam keputusan pembelian sayuran hidroponik. Konsumen memperhatikan kebersihan, kesegaran, warna dan ukuran
dari sayuran hidroponik yang lebih baik dibandingkan sayuran konvensional. Aspek higienis menjadi alasan utama konsumen untuk mengkonsumsi sayuran
hidroponik. Higienis seringkali menjadi pembeda utama sayuran hidroponik dengan sayuran konvensional dikarenakan sayuran hidroponik tidak ditanam pada
media tanah. Disamping itu, konsumen memperhatikan kandungan gizi yang ada pada sayuran hidroponik yang dianggap lebih tinggi. Namun kandungan gizi
sebenarnya tidak dapat diketahui secara langsung sehingga diragukan apakah konsumen benar-benar mengetahui tentang kandungan gizi sayuran hidroponik
Halim P 2000. Pada pengamatan di lapangan, sayuran hidroponik yang dijual di pasar modern umumnya menggunakan kemasan yang baik dan kedap udara
sehingga produk dapat terbebas dari kontaminasi kotoran dan bakteri yang ada di udara luar.
Berbagai penelitian tersebut menunjukkan bahwa produk hidroponik memiliki kualitas yang lebih baik dibandingkan dengan produk konvensional.
Kualitas yang lebih baik misalnya dari segi rasa, tekstur, aroma, penampilan fisik, dan yang paling utama produk yang dihasilkan lebih higienis. Kualitas dan aspek
higienis menjadi alasan utama konsumen dalam memilih produk hidroponik.
2.2 Karakteristik Produk Hidroponik
Teknologi hidroponik merupakan cara yang tepat untuk menghasilkan tanaman yang memiliki kualitas dan kuantitas yang lebih tinggi dibandingkan
dengan hasil tanaman yang ditanam secara konvensional. Tanaman yang diproduksi dengan teknologi hidroponik biasanya merupakan tanaman yang
memiliki nilai jual tinggi high value atau sering disebut juga dengan sayuran
10 eksklusif. Sayuran eksklusif ini merupakan kelompok sayuran komersial pilihan
yang diperuntukkan untuk memenuhi kebutuhan konsumen golongan tertentu khusus, sehingga nilai jualnya pun lebih tinggi dibandingkan dengan sayuran
lokal lainnya. Jenis sayuran yang tergolong eksklusif dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu sebagai berikut Soeseno S 1999.
1 Sayuran daun yaitu sayuran yang dipungut hasil daunnya, seperti baby kailan brokoli, horenzo atau bayam jepang, kubis merah, mithsuba atau seledri
jepang, tang oh atau tong hao, lettuce yang terdiri dari lettuce head selada berkrop dan lettuce leaf selada daun.
2 Sayuran buah yaitu sayuran yang dipungut buahnya, seperti kaboca atau labu jepang, nasubi atau terong jepang, okura atau okra, zucchini atau labu sucini,
paprika, tomat recento, kyuuri atau mentimun jepang. 3 Sayuran penyedap masakan yaitu sayuran yang dipungut hasilnya sebagai
bumbu penyedap, seperti basil atau selasih, chives atau bawang kucai, dill atau hades, marjoram, sage, parsley atau peterseli.
Produk hidroponik yang diusahakan di Indonesia juga beragam jenisnya. PT Saung Mirwan yang berada di Mega Mendung Bogor mengusahakan berbagai
sayuran seperti paprika, tomat apel, tomat cherry, lettuce, shisito atau cabai jepang, timun mini, dan timun jepang. Perusahaan lain seperti PT Amazing Farm
di Lembang Bandung mengusahakan sayuran hidroponik dan aeroponik. Sayuran yang paling banyak diproduksi yaitu berbagai macam jenis selada selada keriting,
lollorossa, dan romaine. Selain itu, jenis sayuran konvensional juga diproduksi dengan aeroponik yaitu caysim, bayam, kangkung, dan pakcoy. PT Horti Jaya
Lestari di Sumatera Utara mengusahakan paprika dan timun jepang hidroponik Astuti MD 2007; Ginting D 2009; Prawoto B 2012.
Paprika merupakan sayuran yang paling banyak diusahakan dengan teknologi hidroponik. PT ABBAS Agri, PT JORO, dan PT Triple A yang terletak
di daerah Jawa Barat memproduksi paprika hidroponik. Paprika merupakan sayuran yang biasanya hanya dapat ditemukan di pasar swalayan dan supermarket
dengan harga jual yang cukup mahal. Tidak hanya sayuran, melon hidroponik juga diusahakan di Kebun Agrowisata Cilangkap Jakarta Timur, dan di PT Mekar
Unggul Sari Cileungsi Bogor Tampubolon SH 2005; Rindyani R 2012.
11 Dari berbagai penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa komoditas
sayuran hidroponik yang diusahakan biasanya merupakan komoditas yang memiliki nilai jual tinggi high value dan juga berupa tanaman sayuran sub tropis
yang jarang diproduksi dengan teknologi konvensional. Komoditas yang high value berpeluang besar untuk diusahakan karena permintaan yang juga tinggi baik
untuk kebutuhan dalam negeri maupun kebutuhan ekspor.
2.3 Struktur Biaya dan Produktivitas Sayuran Hidroponik