25
IV. METODE PENELITIAN
4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di PT Kebun Sayur Segar PT KSS, Kecamatan Parung, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi
dilakukan secara sengaja purposive dengan pertimbangan bahwa PT KSS merupakan perusahaan yang memproduksi sayuran hidroponik dan memasarkan
hasil produksinya ke banyak supermarket di area Jabodetabek seperti Giant, Carrefour, All Fresh dan Lotte Mart. Waktu pengambilan dan pengolahan data
dilaksanakan pada bulan Desember 2012 hingga Februari 2013.
4.2 Jenis dan Sumber Data
Pada penelitian ini data yang digunakan meliputi data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan melakukan pengamatan langsung di
lapangan dan melalui wawancara langsung dengan pihak PT KSS. Data biaya yang digunakan sesuai dengan harga pada saat penelitian berlangsung. Data
sekunder merupakan data pelengkap dari data primer yang bersumber dari literatur-literatur yang relevan. Data sekunder yang dikumpulkan yaitu data yang
berasal dari instansi yang terkait seperti Badan Pusat Statistik BPS dan Direktorat Jenderal Hortikultura. Selain itu, dilakukan juga penelusuran melalui
internet, buku serta penelitian-penelitian terdahulu yang dapat dijadikan sebagai bahan rujukan.
4.3 Metode Pengolahan dan Analisis Data
Metode pengolahan data yang dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif dan kuantitatif. Metode kualitatif digunakan untuk menjelaskan
gambaran usaha sayuran hidroponik PT KSS. Metode kuantitatif yang dilakukan meliputi analisis terhadap biaya-biaya yang dikeluarkan, penerimaan yang
diperoleh, keuntungan dan efisiensi dengan menggunakan rasio penerimaan atas biaya RC rasio serta perhitungan titik impas break even point dengan
menggunakan program aplikasi komputer seperti Microsoft Excel. Analisis kuantitatif disajikan dalam bentuk tabulasi untuk menyederhanakan data ke dalam
bentuk yang mudah dibaca.
26
4.3.1 Analisis Struktur Biaya
Analisis struktur biaya dilakukan dengan merinci komposisi biaya yang dikeluarkan pada usaha sayuran hidroponik PT KSS. Struktur biaya tersebut
dikelompokkan menjadi biaya tetap dan biaya variabel. Di dalam biaya tetap terdapat biaya penyusutan yang harus diperhitungkan. Biaya penyusutan terdiri
dari bangunan greenhouse, sarana irigasi dan sarana penunjang lainnya yang dihitung berdasarkan metode penyusutan garis lurus atau rata-rata, yaitu nilai
pembelian dikurangi prakiraan nilai sisa dibagi dengan umur ekonomis. Nilai akhir dianggap nol jika barang tersebut tidak laku lagi dijual. Rumus yang
digunakan adalah : Penyusutan = Nb – Ns
n
Keterangan : Nb : Nilai pembelian barang dalam rupiah
Ns : Prakiraan nilai sisa harga yang diperoleh apabila barang dijual kembali dalam rupiah
n : Umur ekonomis barang dalam tahun Secara matematis, perhitungan total biaya total cost yang merupakan
jumlah dari biaya tetap TFC dan biaya variabel TVC dapat dirumuskan seperti berikut ini.
TC = TFC + TVC Untuk menghitung total biaya rata-rata average total cost adalah penjumlahan
biaya tetap rata-rata AFC dengan biaya variabel rata-rata AVC. Rumus yang digunakan seperti berikut ini.
ATC = AFC + AVC Total biaya rata-rata dapat dijadikan ukuran apakah usaha sayuran hidroponik
yang dilakukan menguntungkan bila dibandingkan dengan harga jualnya. Struktur biaya sayuran hidroponik dapat disajikan dalam bentuk tabulasi seperti yang dapat
dilihat pada Tabel 4.
27
Tabel 4. Struktur Biaya Usaha Sayuran Hidroponik PT KSS per 500 m
2
pertahun
Komponen Bayam
Kangkung Caysim
Pakcoy Rp
Rp Rp
Rp
Biaya Tetap:
- Penyusutan greenhouse
- Penyusutan sarana irigasi
- Penyusutan peralatan
- Upah tenaga kerja tetap
- Biaya listrik
Total Biaya Tetap Biaya Variabel :
- Benih - Media tanam
- Nutrisi - Biaya kemasan
- Upah tenaga kerja
harian
Total Biaya Variabel Total Biaya
Keterangan : = persentase terhadap total biaya
Berdasarkan Tabel 4, struktur biaya atau komposisi biaya sayuran hidroponik di rinci atau dikelompokkan menjadi biaya tetap dan biaya variabel.
Perhitungan struktur biaya dibentuk ke dalam tabulasi untuk mempermudah analisis perhitungannya. Perhitungan pada tiap komoditas dikonversikan menjadi
luasan lahan yang sama yaitu 500 m
2
dan dalam waktu yang sama yaitu satu tahun. Komoditas sayuran hidroponik yang diproduksi PT KSS masing-masing
dilihat bagaimana struktur biayanya dan persentase tiap komponen terhadap total biaya yang dikeluarkan. Persentase tersebut dapat dijadikan perbandingan antara
satu komoditas dengan komoditas lainnya.
28
4.3.2 Analisis Keuntungan dan Efisiensi Usaha Sayuran Hidroponik
Keuntungan merupakan selisih dari total penerimaan dengan total biaya. Penerimaan usaha sayuran hidroponik merupakan nilai yang diterima dari
penjualan produk, yaitu hasil kali jumlah produksi sayuran hidroponik yang terjual dengan harga jual sayuran hidroponik tersebut. Perhitungan penerimaan
dapat dirumuskan sebagai berikut. TR = Pi x Qi
Keterangan : TR = Total penerimaan usaha
Pi = Harga jual sayuran hidroponik Qi = Jumlah tiap jenis sayuran hidroponik yang terjual dalam 1 tahun
Biaya usaha sayuran hidroponik merupakan biaya yang dikeluarkan selama proses produksi sayuran hidroponik yaitu berupa biaya variabel dan biaya
tetap. Biaya variabelnya yaitu benih, media tanam, nutrisi, kemasan, dan upah tenaga kerja harian. Biaya tetapnya yaitu biaya penyusutan greenhouse,
penyusutan sarana irigasi, upah tenaga kerja tetap, dan biaya listrik. Analisis keuntungan atas biaya total usaha sayuran hidroponik dapat dianalisis dengan
rumus : Keuntungan π = TR – TC
Keterangan : TR = Penerimaan usaha sayuran hidroponik
TC = Total biaya yang dikeluarkan Selain itu dilakukan pula analisis rasio penerimaan dan biaya RC rasio.
Analisis RC rasio digunakan untuk mengetahui seberapa jauh setiap nilai rupiah biaya yang dikeluarkan dapat memberikan sejumlah nilai penerimaan sebagai
manfaatnya. Dengan kata lain, analisis RC rasio melihat perbandingan antara penerimaan yang diterima dari setiap rupiah yang dikeluarkan pada produksi
sayuran hidroponik. Tujuan menganalisis nilai RC rasio untuk melihat efisiensi suatu usaha. Usaha dikatakan efisien apabila memiliki nilai RC rasio 1.
29 Semakin besar nilai RC rasio maka usaha tersebut semakin efisien. Rumus yang
digunakan dalam perhitungan RC rasio adalah sebagai berikut. RC rasio atas biaya total = TR TC
Tabel 5. Analisis Struktur Biaya, Keuntungan dan Efisiensi Usaha Sayuran
Hidroponik per 500 m
2
per tahun
Komponen Bayam
Kangkung Caysim
Pakcoy Rp
Rp Rp
Rp
A. Total Penerimaan
- Jumlah produksi Kg - Harga satuan
B. Biaya Tetap:
- Penyusutan greenhouse
- Penyusutan sarana
irigasi - Penyusutan peralatan
- Upah tenaga kerja tetap
- Biaya listrik
C. Total Biaya Tetap
D. Biaya Variabel :
- Benih - Media tanam
- Nutrisi - Biaya kemasan
- Upah tenaga kerja
harian
E. Total Biaya Variabel
F. Total Biaya
C + E G.
Keuntungan Usaha A - F
H. Efisiensi usaha RC
rasio A : F
30
4.3.3 Analisis Titik Impas
Analisis titik impas dilakukan untuk mengetahui berapa jumlah minimum sayuran hidroponik yang harus terjual agar hasil penjualan yang diperoleh sama
dengan jumlah biaya yang dikeluarkan. Pada kondisi tersebut perusahaan tidak memperoleh keuntungan ataupun kerugian. Dalam perhitungan titik impas BEP,
biaya variabel dan biaya tetap yang dikeluarkan harus dipisahkan secara jelas. Pendekatan untuk perhitungan titik impas dalam usaha sayuran hidroponik ini
adalah BEP dalam jumlah unit produksi kg. Perhitungan titik impas dapat dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut.
BEP unit = Total Biaya Tetap Harga jual per unit – Biaya variabel per unit
BEP = TFC P
H
- AVC
31
V. GAMBARAN UMUM USAHA