50 Biaya produksi merupakan penjumlahan dari biaya tetap dan biaya
variabel. Biaya produksi yang paling besar dikeluarkan pada komoditas bayam, sedangkan biaya yang paling kecil yaitu pada komoditas kangkung. Biaya total
rata-rata per kg yang paling kecil juga terdapat pada komoditas kangkung yaitu sebesar Rp 14.035 per kilogram, sedangkan biaya total per kg pada komoditas lain
mencapai Rp 23.000 – 29.000. Semakin kecil biaya rata-rata tiap kilogram maka dapat dikatakan semakin efisien dan menguntungkan. Biaya produksi dan biaya
rata-rata yang kecil tersebut menunjukkan bahwa penggunaan metode substrat dengan media kerikil pada komoditas kangkung dapat menghemat jumlah biaya
yang dikeluarkan. Struktur biaya produksi sayuran hidroponik dapat dilihat pada Tabel 8.
Tabel 8. Struktur Biaya Produksi Sayuran Hidroponik di PT KSS
Komponen Bayam
Kangkung Pakcoy
Caysim Rp
Rp Rp
Rp
Biaya Tetap
136.893.188 66,65
112.655.188 60,35
136.893.188 69,27
136.893.188 71,09
Biaya Variabel
68.498.800 33,35
74.015.300 39,65
60.721.400 30,73
55.681.800 28,91
Total Biaya 205.391.988
100 186.670.488
100 197.614.588
100 192.574.988
100
Biaya total rata-rata
per kg
23.608 14.035
25.532 29.857
6.2 Analisis Penerimaan Sayuran Hidroponik
Perhitungan penerimaan yang diterima suatu usaha dipengaruhi oleh harga jual komoditas serta jumlah yang dapat dijual atau nilai yang diperoleh dari
komoditas tersebut. Pada usaha sayuran hidroponik PT KSS harga jual untuk masing-masing komoditas bayam, kangkung, caysim, dan pakcoy dipatok
dengan harga sama yaitu Rp 9.500 untuk tiap kemasan 250 gram atau setara dengan harga Rp 38.000 per kilogram. Harga jual sayuran hidroponik bila
dibandingkan dengan sayuran konvensional jauh lebih tinggi. Dalam pengamatan di lapangan, misalnya untuk komoditas bayam dan kangkung konvensional yang
dijual di pasar tradisional, harga jual per 250 gram hanya berkisar Rp 1.500 - 2.500. Harga jual sayuran hidroponik lebih dari tiga kali lipat harga jual sayuran
konvensional.
51 Jumlah produksi sayuran dihitung berdasarkan produktivitas sayuran
setelah disortasi. Produktivitas sayuran ini diperoleh dari data perusahaan yang telah menghitung bahwa produktivitas bayam 1,5 kgm
2
, kangkung 2 kgm
2
, caysim 1,5 kgm
2
, dan pakcoy 1,8 kgm
2
. Besarnya produktivitas tersebut dipengaruhi oleh kualitas benih dan berapa besar tanaman yang terbuang saat
sortasi dilakukan. Maka untuk menghitung jumlah produksi dalam luas lahan 500 m
2
dalam waktu satu tahun dapat diperoleh dengan cara mengalikan produktivitas sayuran dengan luas lahan dan jumlah siklus produksi per tahun. Jumlah siklus
produksi dalam satu tahun untuk komoditas bayam 11 kali, kangkung 13 kali, pakcoy dan caysim delapan kali. Siklus produksi tersebut diperoleh dari asumsi
jumlah hari dalam setahun 360 hari dibagi dengan lamanya waktu produksi dari tanam hingga saat panen, yaitu bayam 31 hari, kangkung 27 hari, pakcoy dan
caysim 42 hari. Penerimaan usaha sayuran hidroponik per 500 m
2
dalam waktu satu tahun dapat dilihat pada Tabel 9.
Tabel 9. Penerimaan Usaha Sayuran Hidroponik di PT KSS Per 500 m
2
dalam Waktu Satu Tahun
Komponen Komoditas Sayuran Hidroponik
Bayam Kangkung
Pakcoy Caysim
Total penerimaan Rp 330.600.000
505.400.000 294.120.000 245.100.000
Jumlah produksi kg 8700
13300 7740
6450 Harga satuan per kg
38000 38000
38000 38000
Berdasarkan pada Tabel 9, total penerimaan yang paling besar diperoleh pada komoditas kangkung. Komoditas kangkung memiliki produktivitas sayuran
yang paling tinggi yaitu 2 kgm
2
dan jumlah siklus produksi dalam satu tahun juga paling banyak yaitu 13 kali siklus produksi. Oleh karena itu, dengan harga jual
yang sama, total penerimaan kangkung sangat jauh berbeda bila dibandingkan dengan komoditas lainnya. Penerimaan yang paling rendah yaitu pada komoditas
caysim. Hal ini dikarenakan produktivitas caysim hanya sebesar 1,5 kgm
2
dengan siklus produksi 8 kali dalam setahun.
52
6.3 Analisis Keuntungan, Efisiensi Usaha, dan Titik Impas Sayuran