52
6.3 Analisis    Keuntungan,  Efisiensi  Usaha,  dan  Titik  Impas  Sayuran
Hidroponik Analisis  keuntungan  usaha  diperoleh  dengan  cara  mengurangi  total
penerimaan dengan total biaya yang dikeluarkan. Total penerimaan dan total biaya pada  tiap  komoditas  berbeda  sehingga  keuntungan  usaha  yang  diperoleh  juga
berbeda  jumlahnya.  Keuntungan  usaha  yang  besar  dapat  diperoleh  dari  kecilnya jumlah  biaya  yang  dikeluarkan  ataupun  tingginya  jumlah  penerimaan  yang
diperoleh.  Perhitungan  keuntungan  usaha  pada  komoditas  bayam,  kangkung, caysim,  dan  pakcoy  hidroponik  untuk  luasan  lahan  500  m
2
dalam  kurun  waktu satu tahun dapat dilihat pada Tabel 10.
Tabel  10. Keuntungan  Usaha  Sayuran  Hidroponik  di  PT  KSS  pada  Luasan  500
m
2
dalam Waktu Satu Tahun
Komponen Komoditas Sayuran Hidroponik
Bayam Kangkung
Pakcoy Caysim
Total penerimaan Rp 330.600.000  505.400.000
294.120.000 245.100.000
Total biaya Rp 205.391.988  186.670.488
197.614.588 192.574.988
Keuntungan usaha Rp 125.208.013  318.729.513
96.505.413 52.525.013
Keuntungan  usaha  paling  tinggi  terdapat  pada  komoditas  kangkung  yaitu sebesar  Rp  318.729.513,  sedangkan  komoditas  lainnya  hanya  berkisar  antara  Rp
52  juta  –  Rp  125  juta.  Jika  dilihat  dari  penerimaan  yang  diperoleh,  komoditas kangkung  memiliki  penerimaan  paling  tinggi,  sementara  biaya  yang  dikeluarkan
paling  rendah.  Komoditas  caysim  menghasilkan  keuntungan  usaha  yang  paling rendah,  dikarenakan  biaya  yang  dikeluarkan  cukup  tinggi,  namun  penerimaan
yang diperoleh tidak besar jumlahnya. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa komoditas  kangkung  merupakan  komoditas  yang  paling  menguntungkan  untuk
diusahakan. Efisiensi  usaha  dianalisis  dengan  menggunakan  analisis  RC  rasio.
Efisiensi  usaha  memperlihatkan  perbandingan  antara  penerimaan  yang  diterima dari setiap rupiah biaya yang dikeluarkan pada produksi sayuran hidroponik. RC
rasio dihitung dengan cara  membagi total penerimaan dengan total  biaya. Usaha dikatakan  efisien  apabila  memiliki  nilai  RC  rasio    1.  Semakin  besar  nilai  RC
rasio  maka  usaha  tersebut  semakin  efisien.  Perhitungan  efisiensi  usaha  pada
53 komoditas bayam, kangkung, caysim, dan pakcoy hidroponik untuk luasan  lahan
500 m
2
dalam kurun waktu satu tahun dapat dilihat pada Tabel 11.
Tabel  11. Efisiensi  Usaha  Sayuran  Hidroponik  di  PT  KSS  pada  Luasan  500  m
2
dalam Waktu   Satu Tahun
Komponen Komoditas Sayuran Hidroponik
Bayam Kangkung
Pakcoy Caysim
Total penerimaan Rp 330.600.000
505.400.000 294.120.000
245.100.000 Total biaya Rp
205.391.988 186.670.488
197.614.588 192.574.988
Efisiensi usaha RC rasio 1,61
2,71 1,49
1,27
Berdasarkan  Tabel  11,  efisiensi  usaha  RC  rasio  yang  diperoleh  pada setiap  komoditas  sayuran  hidroponik  telah  mencapai  angka  lebih  dari  satu,
sehingga dapat dikatakan usaha tersebut efisien. Nilai RC rasio yang didapatkan tiap  komoditas  berbeda.  Komoditas  bayam  memiliki  nilai  RC  rasio  1,61,
kangkung  2,71,  pakcoy  1,49,  dan  caysim  1,27.  Komoditas  yang  dapat  dikatakan kurang  efisien  yaitu  yaitu  komoditas  caysim  sedangkan  komoditas  yang  paling
efisien yaitu kangkung dengan nilai RC rasio sebesar 2,71. Penerimaan kangkung hidroponik paling tinggi dengan penggunaan biaya
yang paling rendah sehingga menghasilkan usaha yang sangat efisien. Komoditas kangkung  ditanam  oleh  perusahaan  dengan  metode  substrat  kerikil,  sedangkan
komoditas lain menggunakan media styrofoam dan rockwool sehingga biaya yang dikeluarkan  menjadi  cukup  besar.  Siklus  produksi  kangkung  juga  paling  singkat
yaitu  hanya  27  hari  dari  benih  hingga  siap  dipanen.  Oleh  karena  itu,  dapat disimpulkan  bahwa  usaha  sayuran  yang  paling  efisien  untuk  dijalankan  yaitu
komoditas kangkung. Analisis titik impas break even point dilakukan untuk mengetahui berapa
jumlah minimum sayuran hidroponik yang harus terjual agar hasil penjualan yang diperoleh  sama  dengan  jumlah  biaya  yang  dikeluarkan.  Jadi  dapat  diketahui
jumlah  penjualan  tiap  komoditas  sayuran  hidroponik  agar  perusahaan  tidak mengalami kerugian namun pada kondisi ini perusahaan juga belum mendapatkan
keuntungan.  Pendekatan  untuk  perhitungan  titik  impas  dalam  usaha  sayuran hidroponik  ini adalah  BEP dalam  jumlah unit produksi kg. Analisis titik  impas
dihitung dengan cara  membagi total  biaya tetap dengan  hasil pengurangan  harga
54 jual  dan  biaya  variabel  rata-rata  per  kilogramnya.  Perhitungan  titik  impas  pada
tiap komoditas sayuran hidroponik dapat dilihat pada Tabel 12.
Tabel 12. Titik Impas pada Tiap Komoditas Sayuran Hidroponik di PT KSS
Komponen Komoditas Sayuran Hidroponik
Bayam Kangkung
Pakcoy Caysim
Total biaya tetap Rp 136.893.188
112.655.188 136.893.188
136.893.188 Harga jual per kg Rp
38000 38000
38000 38000
Biaya variabel rata-rata per kg Rp
7.873 5.565
7.845 8.633
Titik impas kg 4.544
3.473 4.540
4.661 Jumlah produksi kg
8700 13300
7740 6450
Berdasarkan  Tabel  12,  hasil  analisis  titik  impas  memperlihatkan  bahwa jumlah  minimum  sayuran  hidroponik  yang  harus  dijual  pada  tiap  komoditas
berbeda sesuai dengan besarnya jumlah biaya variabel rata-rata per kilogramnya. Komoditas kangkung  memiliki  jumlah  minimumtitik  impas  yang paling rendah,
sedangkan  komoditas  caysim  memiliki  titik  impas  yang  paling  tinggi.  Pada komoditas kangkung jumlah minimum produksi yaitu 3.473 kg, sedangkan jumlah
produksi  aktual  mencapai  13.300  kg.  Titik  impas  pada  komoditas  caysim  tidak berbeda  jauh  dengan  jumlah  produksi  caysim  aktual  sehingga  keuntungan  yang
diperoleh  rendah.  Hal  ini  berarti  dengan  memproduksi  jumlah  minimum, perusahaan  sudah  dapat  menutupi  biaya  yang  dikeluarkan,  namun  belum
memperoleh keuntungan. Semakin  jauh nilai titik  impas produksi dengan  jumlah produksi aktual, maka dapat dikatakan bahwa keuntungan yang diperoleh semakin
besar. Berdasarkan  beberapa  analisis  yang  telah  dilakukan  seperti  analisis
struktur  biaya,  keuntungan,  efisiensi  usaha,  serta  analisis  titik  impas  dapat disimpulkan  bahwa  usaha  sayuran  hidroponik  yang  diusahakan  PT  KSS  efisien
dan menguntungkan. Walaupun sayuran hidroponik yang diproduksi sama dengan sayuran  konvensional,  namun  sayuran  hidroponik  yang  diusahakan  tetap
menguntungkan.  Hal  ini  dikarenakan  produktivitas  tinggi  serta  harga  jual  yang ditetapkan juga tinggi harga premium sehingga dapat menutupi tingginya biaya
yang  dikeluarkan.  Komoditas  kangkung  hidroponik  merupakan  komoditas  yang paling  efisien  dan  menguntungkan  dibandingkan  dengan  sayuran  hidroponik
55 lainnya.  Kangkung  hidroponik  memiliki  jumlah  produksi  yang  tinggi  serta
penggunaan metode substrat kerikil yang dapat lebih menghemat biaya.
6.4 Perbandingan Sayuran Hidroponik dengan Sayuran Konvensional