Kerangka Pemikiran Operasional KERANGKA PEMIKIRAN

22 Keterangan : TR : Penerimaan Total Rp TC : Biaya Total Rp TVC : Biaya variabel total Rp TFC : Biaya tetap total Rp Daerah A : Daerah laba atau untung, TR TC Daerah B : Daerah rugi, TR TC Q BEP : Volume penjualan pada saat titik impas Pada Gambar 3, dapat dilihat dimana titik impas merupakan perpotongan dari garis penerimaan total TR dan biaya total TC, saat volume penjualan sebesar Q dan memperoleh pendapatan sebesar P. Jika keadaan pada garis penerimaan total ada di bawah garis biaya total atau produksi Q mengalami penurunan, maka menunjukkan kerugian daerah B. Jika garis penerimaan total ada di atas garis biaya total atau jumlah produksi Q meningkat, maka perusahaan akan memperoleh laba atau untung daerah A. Pada PT KSS, apabila harga jual dan jumlah produksi sayuran hidroponik lebih tinggi maka penerimaan TR yang diperoleh meningkat sehingga kurva TR bergeser ke arah kiri atas TR 1 ke TR 2 dan menyebabkan daerah A lebih besar sehingga keuntungan yang diperoleh semakin tinggi. Perusahaan juga memiliki Q BEP yang semakin sedikit dari Q BEP1 ke Q BEP2 sehingga jumlah sayuran hidroponik yang harus dijual untuk dapat menutupi biaya menjadi lebih sedikit. Sebaliknya dari segi biaya yang dikeluarkan, apabila biaya yang dikeluarkan semakin besar maka akan menyebabkan kurva TC bergeser ke kiri atas sehingga daerah A lebih kecil dan keuntungan yang diperoleh lebih sedikit. Perusahaan juga harus memproduksi dan menjual sayuran hidroponik lebih banyak untuk dapat menutupi biaya yang dikeluarkan. Volume penjualan pada saat titik impas Q BEP semakin besar jumlahnya.

3.2 Kerangka Pemikiran Operasional

Teknologi hidroponik merupakan teknologi yang tinggi dalam memproduksi sayuran dan memiliki banyak keunggulan dibandingkan produksi secara konvensional. Kualitas sayuran yang dihasilkan lebih segar, renyah, dan higienis untuk dikonsumsi. Adanya permintaan terhadap sayuran yang lebih higienis membuka peluang besar bagi usaha sayuran hidroponik. Salah satu Gambar 3 . Titik Impas, Laba, dan Volume Penjualan Sumber : Mulyadi 2001 23 perusahaan yang memproduksi sayuran hidroponik yaitu PT Kebun Sayur Segar PT KSS. Usaha sayuran hidroponik di PT KSS dilakukan secara komersial dengan menggunakan sarana greenhouse, instalasi irigasi, dan peralatan yang berbeda dengan pengusahaan sayuran secara konvensional. Investasi yang dibutuhkan serta biaya yang dikeluarkan cukup besar untuk memproduksi sayuran hidroponik yang berkualitas baik. Oleh karena itu, menjadi penting untuk dipelajari struktur biaya usaha sayuran hidroponik PT KSS. PT KSS mengusahakan sayuran hidroponik yaitu bayam, kangkung, pakcoy, dan caysim. Sayuran yang diproduksi oleh PT KSS merupakan jenis sayuran yang biasa diproduksi dengan teknologi konvensional yang dicirikan dengan harga jual murah di pasaran dan bukan tergolong sayuran yang memiliki nilai jual tinggi high value. Jenis dan jumlah sayuran yang diproduksi akan menentukan berapa besar penerimaan yang diperoleh dengan memperhitungkan harga jual sayuran hidroponik dan nilai penjualan. Struktur biaya dan penerimaan dijadikan informasi untuk menghitung dan menganalisis keuntungan yang diterima oleh PT KSS. Selain menganalisis struktur biaya, penerimaan dan keuntungan, dilakukan pula analisis RC rasio untuk melihat efisiensi pada usaha sayuran hidroponik yang dijalankan. Analisis RC rasio dapat memberikan informasi seberapa jauh setiap nilai rupiah biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan dapat memberikan sejumlah nilai penerimaan sebagai manfaatnya. Mengukur tingkat efisiensi penting dilakukan untuk mengetahui apakah komoditas sayuran hidroponik yang diusahakan telah mencapai tingkat yang efisien pada penggunaan biaya-biaya. Analisis titik impas juga dilakukan untuk mengetahui berapa jumlah produk yang harus dijual paling sedikit agar dapat menutupi biaya. Dari beberapa analisis yang dilakukan tersebut maka dapat diperoleh kesimpulan apakah usaha sayuran hidroponik PT KSS yang memproduksi jenis sayuran yang sama dengan konvensional dapat memiliki harga premium serta tetap menguntungkan dan efisien untuk dijalankan. Secara singkat alur pemikiran operasional dari penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 4. 24 Gambar 4. Kerangka Pemikiran Operasional Tren permintaan pasar terhadap sayuran  Lebih sehat, tanpa pestisida  Lebih higienis Penerimaan  Harga jual  Nilai penerimaan Teknologi tinggi hidroponik PT KSS Komoditas yang paling efisien dan menguntungkan - Analisis Keuntungan - Analisis Efisiensi Usaha - Analisis Titik Impas - Jenis komoditas sayuran  Bayam  Kangkung  Pakcoy  Caysim - Jumlah Investasi  Greenhouse  Instalasi irigasi  Peralatan Struktur Biaya  Biaya tetap  Biaya variabel Operasional  Benih  Media tanam  Nutrisi  Tenaga kerja  25

IV. METODE PENELITIAN