Produk triterpenoid alami memiliki aktivitas antitumor karena memiliki kemampuan menghambat kinerja enzim topoisomerase II, dengan cara berikatan
dengan sisi aktif enzim yang nantinya akan mengikat DNA dan membelahnya. Hal ini menyebabkan enzim menjadi terkunci dan tidak dapat mengikat DNA
Setzer 2008.
2.6.3 Flavonoid
Flavonoid merupakan golongan terbesar dari senyawa polifenol, karena itu larutan ekstrak yang mengandung flavonoid akan berubah warna jika diberi
larutan basa atau amonia. Flavonoid mengandung sistem aromatik konjugasi dan dapat menunjukkan pita penyerapan yang kuat pada spektrum wilayah UV dan
sinar tampak. Flavonoid umumnya merupakan komponen larut air polar. Komponen ini dapat diekstrak dengan etanol 70 dan tertinggal pada lapisan
aqueous, diikuti dengan pemisahan ekstrak menggunakan petroleum eter. Flavonoid pada tanaman berikatan dengan gula sebagai glikosida dan adapula
yang berada dalam aglikon. Flavonoid dapat dikelompokkan menjadi 9 kelas, yaitu antosianin, proantosianidin, flavonol, flavon, glikoflavon, biflavonil,
chlacone dan aurone, flavanon, serta isoflavon Harborne 1987.
Flavonoid sangat efektif digunakan sebagai antioksidan. Senyawa flavonoid dapat mencegah penyakit kardiovaskuler dengan cara menurunkan laju
oksidasi lemak. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa flavonoid dapat menurunkan laju oksidasi lemak. Beberapa penelitian menunjukkann bahwa
flavonoid dapat menurunkan hiperlipidemia pada manusia. Pada kasus penyakit jantung, penghambatan oksidasi LDL oleh flavonoid dapat mencegah
pembentukan sel-sel busa dan kerusakan lipid Astawan dan Kasih 2008. Hasil penelitian Sukadana 2009 menunjukkan bahwa komponen flavonoid yang
diisolasi dari buah belimbing manis memiliki aktivitas antibakteri. Hasil penelitian Syah et al. 2006, menunjukkan bahwa fraksi flavonoid yang diisolasi
dari ekstrak daun sukun memiliki efek fisiologis yang potensial sebagai inhibitor 5-lipooksigenase, inhibitor katepsin K, serta sebagai obat antitumor yang
dipatenkan.
2.6.4 Saponin
Saponin merupakan glikosida yang apabila dihidrolisis secara sempurna akan menghasilkan gula dan satu fraksi non-gula yang disebut sapogenin atau
genin. Gula-gula yang terdapat dalam saponin jumlah dan jenisnya bervariasi di antaranya glukosa, galaktosa, arabinosa, ramnosa, serta asam galakturonat dan
glukoronat. Saponin merupakan agen aktif permukaan dengan sifat yang menyerupai sabun. Saponin larut dalam air, sedikit larut atau tidak sama sekali
dalam etanol dan metanol pekat yang dingin. Kehadirannya dapat dideteksi dengan mudah karena komponen ini mampu membentuk busa Muchtadi 1989.
Komponen saponin berperan dalam mereduksi kolestrol dan melawan kanker kolon. Saponin juga memiliki aktivitas antimikroba, merangsang sistem
imun, dan mengatur tekanan darah Astawan dan Kasih 2008.
2.6.5 Fenol hidrokuinon