berwarna putih, dan tidak berbau sehingga dapat digunakan dalam berbagai aplikasi produk yang luas Nugroho 2009.
Gambar 3 Diagram alir proses mikroenkapsulasi Nugroho 2009
2.5 Pigmen
Semua organisme fotosintesis mengandung pigmen organik yang digunakan untuk menghasilkan energi. Ada tiga kelas utama pigmen yaitu
klorofil, karatenoid, dan phycobilin. Klorofil pigmen hijau dan karatenoid pigmen kuning atau orange bersifat lipofilik dan berasosiasi dengan Chl-protein
komplek, sedangkan phycobilin bersifat hidrofilik Richmond 2004. Billin adalah tetrapyrol terbuka yang mengandung struktur sistem cincin
skeleton. Billin berbentuk lebar, meskipun tidak teratur, dan berada pada kingdom tanaman dan hewan. Pada hewan, billin ada pada sebagian besar katabolit
fungsional haem meskipun dalam beberapa spesies mereka memainkan peranan Materi dinding
Bahan inti
Emulsi Rasio bahan inti dan material dinding
Proses kimia Proses mekanika
Koaservasi Kokristalisasi
Inklusi molekuler Polimerisasi interfasial
Spray drying Spray chilling
Ekstrusi Fluidized bed
Partikel mikro mikrokapsul Pelepasan materi inti terkontrol
yang kecil, prinsipnya sebagai kulit atau eggshell pigmen. Selain itu, pada billin tumbuhan menunjukkan peranan penting sebagai penangkap cahaya dan sensor
cahaya. Billin tumbuhan berbeda dari billin hewan pada umumnya karena kovalent nya menumpuk pada apoprotein membentuk konjugasi yang disebut
billiprotein Goodwin 1976. Alga protein phycobilliprotein adalah pigmen yang terjadi pada divisi
Rhodophyta alga merah, Cyanophyta alga hijau-biru, Cryptophyta alga cryptomonad. Mereka berfungsi sebagai penyerap cahaya pada fotosinteis. Alga
billiprotein dapat diekstrak dengan air ataupun larutan garam. Alga billiprotein memiliki titik isoelektrik antara 4,3-4,9 dan akan mengkristal bila tidak berada
dalam range pH tersebut Goodwin 1976. Pada alga merah, pigmen utamanya berupa phycobilin phycoerythrobilin,
phycocyanobilin, dan phycourobilin yang berbentuk tetrapyrolles linear dan
tidak berikatan dengan atom magnesium. Phycobillin menyerap cahaya biru-hijau, hijjau, kuning atau orange 500-650 nm Phycobilliprotein bersifat larut air dan
pigmen berikatan kovalen dengan apoprotein Richmond 2004. Struktur phycoerythrobilin
dapat dilihat pada Gambar 4. Pigmen r-fikoeritrin, r-fikosianin dan allofikosianin, terkandung dalam
fikobillin dari alga merah. Pigmen-pigmen tersebut merupakan jenis pigmen larut air. Beberapa famili Rhodophyceae tidak memperlihatkan warna merah karena
fikoeritrinnya rusak disebabkan oleh cahaya atau photo destruction Sharma 1986.
Gambar 4 Struktur phycoerythrobillin Richmond 2004
Salah satu alga merah yang memiliki pigmen fikoeritrin adalah Porphyridium cruentum
. Fikoeritrin dapat digunakan sebagai pewarna alami untuk menggantikan pewarna sintesis yang merupakan penyebab karsinogen.
Fikoeritrin mempunyai potensial pasar yang luas karena permintaan pigmen yang tinggi terhadap jenis pigmen merah yang aman bagi kesehatan Borowitzka dan
Borowitzka 1988. Pigmen fikoeritrin dalam sel mikroalga dapat dilihat pada Gambar 5.
a b
Gambar 5 Pigmen fikoeritrin a sel Porphyridium cruentum b struktur phycobillisome dalam sel Porphyridium cruentum
Barsanti dan Gualteri 2006
2.6 Komponen Aktif