padat, cair, atau gas dari kondisi yang tidak dapat dikontrol adalah mikroenkapsulasi. Mikroenkapsulasi dapat digunakan untuk melindungi
komponen aktif yang terdapat dalam suatu bahan. Penelitian Ferreira et al. 2007 menunjukkan bahwa mikroenkapsulasi digunakan untuk melindungi komponen
aktif berupa antioksidan dari kondisi lingkungan, sehingga antioksidan alami dapat digunakan dalam industri pangan, kosmetik, pharmaceutical, dan
neutraceutical. Namun penelitian tentang mikroenkapsulasi dari Porphyridium
cruentum belum dilakukan, oleh karena itu perlu dilakukan kajian
mikroenkapsulasi pada biomassa Porphyridium cruentum.
1.2 Tujuan
Tujuan dari penelitian, antara lain : 1
Mendapatkan kurva pertumbuhan Porphyridium cruentum yang dikultivasi dengan media Becker.
2 Menentukan umur panen Porphyridium cruentum untuk menghasilkan
pigmen fikoeritrin tertinggi. 3
Mempelajari pengaruh mikroenkapsulasi terhadap komposisi kimia, komponen aktif, pigmen fikoeritrin, dan aktivitas antioksidan.
.
2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Deskripsi dan Klasifikasi Porphyridium cruentum
Porphyridium cruentum adalah mikroalga merah bersel satu yang
termasuk kelas Rhodophyceae, hidup bebas atau berkoloni yang terikat dalam mucilago. Senyawa mucilago dieksresikan secara konstan oleh sel membentuk
sebuah kapsul yang mengelilingi sel. Mucilago merupakan polisakarida sulfat yang bersifat larut dalam air Borowitzka dan Borowitzka 1988. Klasifikasi
Porphyridium cruentum Vonshak 1988 adalah sebagai berikut :
Divisi : Rhodophyta
Subkelas : Bangiophycidae
Ordo : Porphyridiales
Famili : Porphyridiaceae
Genus : Porphyridium
Species : Porphyridium cruentum
Pemberian nama alga merah untuk Porphyridium cruentum didasarkan atas kelebihan dan dominasi dari pigmen merah rred-fikoeritrin dan rred
-fikosianin yang dimilikinya. Jenis klorofil yang dimilikinya adalah klorofil a sedangkan klorofil b tidak ada dan diganti dengan klorofil d Sharma 1986.
Kumar dan Shingh 1979 menyatakan bahwa pigmen merah menutupi warna dari pigmen fotosintesis lainnya. Pigmen r-fikoeritrin, r-fikosianin, dan alllofikosianin
terkandung dalam fikobillin dari alga merah Sharma 1986. Fikobillin berperan penting dalam fotosintesis sebagai pigmen penerima cahaya terutama pada
fotosistem II PSII dalam phycobillisome Arylza 2005. Sel Porphyridium cruentum berbentuk bulat dengan diameter 4 -
9 μm. Struktur selnya terdiri dari sebuah nukleus inti, kloroplas, badan golgi,
mitokondria, pati dan vesikel. Setiap sel memiliki kloroplas dengan pirenoid di tengahnya Lee 1989. Porphyridium dapat hidup di berbagai habitat alam seperti
air laut, air tawar, maupun pada permukaan tanah yang lembab dan membentuk lapisan kemerah-merahan yang sangat menarik. Habitat asli dari Porphyridium
cruentum diduga berasal dari laut karena dapat hidup dengan baik pada media cair
maupun media padat air laut Borowitzka dan Borowitzka 1988.
Komposisi biomassa Porphyridium cruentum yaitu 32,1 ww karbohidrat dan 34,1 protein kasar. Kandungan mineral dalam 100 g biomassa
kering : Ca 4960 mg, K 1190 mg, Na 1130 mg, Mg 629 mg, Zn 373 mg. Kandungan asam lemak terdiri dari 1,6 untuk16:0; 0,4 un
tuk 18:2ώ6; 1,3, 20:4ώ6; 1,3 untuk 20:5ώ3. Biomassa mengandung pigmen Porphyridium
cruentum berupa fikoeritrin dengan karakteristiknya berwarna merah. Biomassa
juga mengandung tokoferol, vitamin K, dan karoten Fuentes et al. 2000. Struktur sel Porphyridium cruentum merupakan tipe struktur sel
eukariotik. Setiap sel dikelilingi oleh dinding sel yang terdiri dari dua lapisan. Lapisan bagian luar terdiri dari bahan pectic dan lapisan bagian dalam terbuat dari
cellulosic microfibrils Sharma 1986. Biomassa kering sel Porphyridium
cruentum mengandung protein 28-39, karbohidrat 40-57, lipid 9-14
Spolaore et al. 2006.
2.2 Pertumbuhan Mikroalga