cruentum Mikrokapsul Komponen aktif Porphyridium cruentum

menunjukkan bahwa senyawa alkaloid dan flavonoid mampu menghambat pertumbuhan bakteri E.coli dan Bacillus subtilis. Tabel 4 Komponen aktif Porphyridium cruentum Pengujian Biomassa

P. cruentum Mikrokapsul

P. cruentum Alkaloid pereaksi Dragendorff + + pereaksi Meyer - - pereaksi Wagner + + Steroid + - Flavonoid + - Saponin - - Fenol Hidrokuinon + - Molisch + + Benedict + - Hasil pengujian steroid menunjukkan hasil positif ditandai dengan adanya perubahan warna dari merah menjadi biru. Porphyridium cruentum memiliki senyawa golongan steroid sehingga dapat dimanfatkaan dalam bidang pharmaceutical . Setzer 2008 menjelaskan bahwa produk triterpenoid alami memiliki aktivitas antitumor karena memiliki kemampuan menghambat kinerja enzim topoisomerase II, dengan cara berikatan dengan sisi aktif enzim yang nantinya akan mengikat DNA dan membelahnya. Pengujian flavonoid pada biomassa menunjukkan hasil positif. Biomassa Porphyridium cruentum memiliki kandungan antioksidan karena umumnya flavonoid sangat efektif digunakan sebagai antioksidan. Hasil penelitian Wahyuni et al. 2006 menunjukkan bahwa uji fitokimia terhadap daging buah, biji, dan fuli pala menunjukkan keberadaan flavonoid dan tanin yang berpotensi sebagai zat antikanker dan antioksidan. Sukadana 2009 melaporkan bahwa komponen flavonoid yang diisolasi dari buah belimbing manis memiliki aktivitas antibakteri. Astawan dan Kasih 2008 menyatakan bahwa pada kasus penyakit jantung, penghambatan oksidasi LDL oleh flavonoid dapat mencegah pembentukan sel-sel busa dan kerusakan lipid. Penelitian Syah et al. 2006 menunjukkan bahwa fraksi flavonoid yang diisolasi dari ekstrak daun sukun memiliki efek fisiologis yang potensial sebagai inhibitor 5-lipooksigenase, inhibitor katepsin K, serta sebagai obat antitumor yang dipatenkan. Pengujian fenol hidrokuinon menunjukkan hasil positif yang ditandai adanya warna hijau pada sampel. Komponen fenol hidrokuinon pada Porphyridium cruentum diduga memiliki aktivitas antioksidan. Hal ini didukung dengan hasil penelitian Miranda et al. 1998 yang menunjukkan bahwa komponen fenol pada Spirulina memiliki aktivitas antioksidan. Penelitian El-Baky et al. 2009 menunjukkan bahwa komponen fenol pada Spirulina maxima dapat menurunkan pembentukan radikal pada model hepatotoxicity. Hasil penelitian Escudero et al. 2008 menunjukkan bahwa komponen polifenol yang diisolasi dari daun Piper aduncum L. memiliki aktivitas antioksidan dan menurunkan kandungan hidrogen peroksida secara in-vivo. Hal ini didukung dengan hasil penelitian Kresnawaty dan Zainuddin 2009 yang menunjukkan bahwa senyawa fenolik memiliki aktivitas antioksidan dan antibakteri. Cardozo et al. 2007 menyatakan bahwa komponen halogen merupakan produk natural yang umumnya berada pada alga merah dan cokelat. Komponen halogen merupakan metabolit primer dan sekunder antara lain indol, terpen, acetogenin, fenol, dan asam amino. Pengujian Molisch menunjukkan hasil positif karena terbentuk kompleks berwarna ungu pada cairan. Hal ini menunjukkan bahwa pada Porphyridium cruentum mengandung karbohidrat. Menurut Spolaore et al. 2006 kadar karbohidrat Porphyridium cruentum sebesar 40-57. Hasil analisis fitokimia pada produk mikrokapsul Porphyridium cruentum menunjukkan bahwa hanya uji Molisch dan Alkaloid hasilnya positif, sedangkan pengujian lain hasilnya negatif. Hal ini diduga karena penggunaan maltodekstrin yang menutupi komponen aktif pada mikrokapsul sehingga komponen aktif menunjukkan hasil negatif. Ferreira et al. 2007 menyatakan bahwa proses mikroenkapsulasi menggunakan maltodekstrin dapat melindungi komponen aktif seperti flavonoid yang dapat digunakan sebagai antioksidan yang efektif. Pengujian Molisch hasilnya positif karena komponen terbesar pada Porphyridium cruentum adalah karbohidrat dan bahan pengisi yang digunakan untuk mikroenkapsulasi adalah maltodekstrin yang merupakan jenis karbohidrat juga. Lim et al. 2003 menjelaskan bahwa maltodekstrin merupakan jenis karbohidrat hasil dari turunan hidrolisis sebagian pati jagung atau kentang dan digunakan dalam pangan sebagai bahan pengisi untuk meningkatkan tekstur dan cita rasa.

4.3.4 Pigmen fikoeritrin mikrokapsul