Analisis Dampak Lingkungan Metode Pengolahan dan Analisis Data
32
V GAMBARAN UMUM
5.1 Kondisi Umum Lokasi Penelitian 5.1.1 Kondisi Umum PT. ANTAM Persero Tbk. Unit Bisnis Pertambangan
Nikel UBPN Sultra
PT. ANTAM Persero Tbk. Unit Bisnis Pertambangan Nikel UBPN Sulawesi Tenggara Sultra merupakan Badan Usaha Milik Negara BUMN yang
bergerak di bidang pertambangan nikel. Kegiatan pertambangan nikel ini secara administrasi berada dalam wilayah Kecamatan Pomalaa, Kabupaten Kolaka,
Provinsi Sulawesi Tenggara. Luas area Kuasa Pertambangan KP PT. ANTAM Persero Tbk. UBPN
Sultra yaitu 7 251.3 Ha. Menurut Laporan RKL RPL Triwulan 1 Tahun 2012 PT. ANTAM Persero Tbk. UBPN Sultra 2012d, penambangan bijih nikel di dalam
wilayah KP Pomalaa terbagi dalam tiga daerah tambang, yaitu Daerah Utara, Daerah Tengah, dan Daerah Selatan termasuk di dalamnya gugusan pulau di
Teluk Mekongga. Daerah utara dibatasi oleh sungai Kumoro,di mana pada bagian tengah
daerah utara ini terdapat Sungai Kumoro yang mengalir dari arah tenggara ke arah Teluk Mekongga. Daerah ini semakin meluas ke arah utara sampai di luar daerah
KP bagian barat dekat pesisir pantai, melingkari bukit-bukit dan daerah ini mengapit ke arah Sungai Kumoro.
Daerah tengah bagian utara berbatasan dengan daerah utara bagian selatan, dipisahkan oleh Sungai Kumoro, bagian utara terdapat perbukitan dan bagian
selatan adalah pesisir pantai serta bagian barat terdiri dari lembah yang sangat luas dan bagian timur adalah batas daerah KP.
Daerah selatan meliputi beberapa daerah antara lain daerah Sitado, Tanjung Pagar,Tanjung Leppe, dan Batu Kilat. Daerah tambang di Teluk
Mekongga membentuk gugusan yang dipisahkan oleh laut yang dangkal dengan kedalaman rata-rata 30 meter. Pulau-pulau ini adalah Pulau Maniang, Pulau
Lambasani, dan Pulau Buaya. Produksi nikel PT. ANTAM Persero Tbk. UBPN Sultra terdiri dari bijih
nikel laterit berkadar tinggi atau High Grade Saprolite Ore HGSO, bijih nikel
33 laterit berkadar rendah atau Low Grade Saprolite Ore LGSO, dan Limonit. Bijih
nikel laterit yang berkadar tinggi HGSO 1.80 Ni semakin menipis jumlah cadangannya, maka dari itu untuk memperpanjang jangka waktu produksi PT.
ANTAM Persero Tbk. UBPN Sultra, dimanfaatkan cadangan bijih nikel laterit berkadar rendah LGSO 1.50-1.79 Ni yang cukup besar. Bijih nikel HGSO
tersebut selanjutnya dijadikan bahan baku untuk memproduksi logam Ferronikel FeNi.
Sampai saat ini, PT. ANTAM Persero Tbk. UBPN Sultra telah berhasil membangun tiga unit pabrik FeNi, yaitu pabrik unit 1 dengan kapasitas 5 000 ton,
pabrik unit 2 dengan kapasitas 5000 ton, dan pabrik unit 3 dengan kapasitas 15 000 ton. Di dalam wilayah PT. ANTAM Persero Tbk. UBPN Sultra selain
terdapat pabrik feronikel, terdapat pula infrastruktur penunjang lainnya seperti pembangkit listrik, pelabuhan laut, rumah sakit, dan komplek perumahan pegawai.
Hingga akhir tahun 2012,jumlah pegawai tetap PT.ANTAM Persero Tbk. UBPN Sultra mencapai 1 136 orang,naik dibandingkan jumlah pegawai di tahun
2011 sebanyak 1 125 orang. Selain pegawai tetap, masih ada kelompok tenaga kerja lain, yaitu pegawai alih daya outsourcing yang dipekerjakan berdasarkan
kontrak untuk pekerjaan tertentu. Jumlah pegawai outsourcing pada tahun 2012 di PT.ANTAM Persero Tbk.UBPN Sultra mencapai 3 356 orang.
PT. ANTAM Persero Tbk. memiliki kebijakan untuk melibatkan tenaga kerja lokal atau putera daerah. Pegawai putera daerah didefinisikan sebagai
pekerja yang lahir di sekitar kawasan Ring III di sekitar lokasi kegiatan perusahaan, yaitu meliputi cakupan provinsi. Persentase pegawai putera daerah di
PT. ANTAM Persero Tbk. UBPN Sultra pada tahun 2012 mencapai 80 dari total jumlah pegawai tetap, yaitu 909 orang. Dari jumlah pegawai putera daerah
tersebut, empat orang telah menjabat ditingkat manajer yaitu mencapai 0.44. Sebagai perusahaan yang memanfaatkan sumberdaya alam, PT. ANTAM
Persero Tbk. UBPN Sultra melakukan strategi pasca tambang yang diantaranya adalah pengelolaan lingkungan. Pada tahun 2012, UBPN Sultra telah melakukan
upaya reklamasi pada lahan bekas tambang seluas dua puluh hektar. Sembilan hektar berada di Bukit R1 dan sebelas hektar berada di Bukit R2.
34