28 langsung dan tidak langsung dari pengeluaran UBPN Sulawesi Tenggara.
Secara matematis dirumuskan: Ratio Income Multiplier Tipe 1
= D + N D
Dimana : D = Pendapatan lokal yang diperoleh secara langsung dari
pengeluaranUBPN Sultra rupiah N = Pendapatan lokal yang diperoleh secara tidak langsung dari
pengeluaran UBPN Sultra rupiah Pendapatan lokal yang diperoleh secara langsung dari pengeluaran
UBPN Sultra terdiri dari pajak dan retribusi serta peningkatan infrastruktur. Pendapatan lokal yang diperoleh secara tidak langsung dari pengeluaran
UBPN Sultra adalah upah tenaga kerja lokal yang bekerja di UBPN Sultra. Selanjutnya hasil analisis multiplier ini dapat digunakan sebagai acuan atau
untuk rekomendasi nilai dampak ekonomi dari kegiatan pertambangan nikel UBPN Sulawesi Tenggara.
4.4.2 Analisis Dampak Lingkungan
Dampak lingkungan dari kegiatan pertambangan nikel PT. ANTAM Persero Tbk. dapat dilihat dari dua indikator, yaitu kualitas udara di sekitar
wilayah kegiatan pertambangan dan pengolahan nikel UBPN Sultra serta sedimentasi wilayah pesisir. Hal ini dapat dianalisis menggunakan metode Biaya
Kesehatan dan Biaya Pencegahan. a. Biaya Kesehatan
Kegiatan pertambangan nikel memberikan dampak negatif terhadap lingkungan. Lingkungan yang tercemar menimbulkan berbagai penyakit dan
menimbulkan biaya pengobatan bagi orang yang terjangkit penyakit tersebut. Menurut Dwight et al 2005 dalam Dewi 2011, pendekatan biaya
kesehatan dapat digunakan untuk mengukur nilai dari kerugian kesehatan karena pencemaran, pendekatan ini didasarkan kepada keterkaitan fungsi
kerusakan yang berhubungan dengan tingkat pencemaran dan pengaruhnya
29 terhadap kesehatan fisik. Metode ini digunakan untuk memperkirakan biaya
morbiditas akibat perubahan yang menyebabkan orang menderita sakit. Menurut Dwight et al 2005 dalam Dewi 2011, biaya kesehatan
terdiri dari Direct Cost, Indirect Cost, Opportunity Cost, serta Intangible Cost
. Dalam penelitian ini mengestimasi biaya kesehatan melalui Direct Cost
dan Opportunity Cost. Direct Cost merupakan biaya langsung yang dikeluarkan penderita apabila terjangkit penyakit. Opportunity Cost
merupakan biaya kesempatan produktivitas yang hilang akibat menderita penyakit. Direct Cost dalam penelitian ini dianggap sebagai nilai dari biaya
pengobatan untuk menyembuhkan penyakit yang diderita responden. Opportunity Cost
adalah hilangnya pendapatan responden karena tidak dapat bekerja akibat sakit yang diderita. Nilai biaya kesehatan dapat dilihat
pada persamaan berikut ini: C = P + MC
Keterangan: C
= biaya penyakit Rp P
= hilangnya pendapatan Rp MC
= biaya pengobatan Rp 1. Nilai Pendapatan yang Hilang
Nilai pendapatan responden yang hilang karena sakit dihitung berdasarkan Cost of Time. Cost of Time adalah kerugian responden
yang tidak masuk kerja pada saat terkena sakit. Perhitungan nilai Cost of Time
dibedakan pada responden yang bekerja sebagai pegawai dan non-pegawai. Bagi responden yang bekerja sebagai pegawai,
pendapatan tetap mereka saat ini tidak dipengaruhi oleh jumlah waktu tidak bekerja karena sakit. Namun, untuk mengetahui kehilangan
pendapatan tersebut dapat diestimasi melalui pendekatan Value of Sick Leave
sebagai proxy dari Cost of Time. Value of Sick Leave menjelaskan bagaimana mengestimasi nilai aktual dari cuti sakit yang
dapat digunakan untuk mengurangi premi asuransi kesehatan pada masa pensiunan. Cost of Time pada responden non-pegawai sama
dengan nilai hilangnya pendapatan per hari. Nilai ini diperoleh dari jumlah hari tidak bekerja responden non pegawai dikalikan dengan