Biaya Pencegahan Masyarakat Analisis Dampak Lingkungan Kegiatan Pertambangan PT. ANTAM Persero Tbk. UBPN Sultra

60 campuran timbunan slag dan tanah. Pantai buatan ini mulai dibangun pada tahun 2004 dan dibuka untuk umum pada tahun 2006 dengan diberi nama Pantai Harapan. Objek Wisata Pantai Harapan berada di Kompleks PT. ANTAM Persero Tbk.UBPN Sultra. Secara administratif, objek wisata ini termasuk dalam wilayah Desa Pomalaa, Kecamatan Pomalaa, Kabupaten Kolaka, Provinsi Sulawesi Tenggara. Lokasi objek wisata ini berdekatan dengan pelabuhan milik PT. ANTAM Persero Tbk. dan pelabuhan milik perusahaan tambang swasta lain. Objek wisata yang berbeda dari wisata pantai lainnya yang berada di Kabupaten Kolaka ini sengaja dibangun oleh PT. ANTAM Persero Tbk. UBPN Sultra sebagai sarana rekreasi bagi masyarakat. Objek Wisata Pantai Harapan dibangun pada area pesisir pantai di dekat kompleks perumahan karyawan yang awalnya tidak dimanfaatkan untuk kegiatan apapun. Masyarakat sekitar UBPN Sultra sebelum dibangunnya Pantai Harapan tidak dapat menikmati keindahan alam dengan mudah karena tertutup oleh perumahan karyawan dan tidak adanya akses jalan menuju pinggir pantai. Luas kawasan objek wisata Pantai Harapan adalah seluas 2 hektar dengan jalan masuk sepanjang 1 kilometer yang menjorok ke laut. Daya tarik utama dari objek wisata ini berupa kolam pemandian air laut yang terdiri dari dua kolam pemandian anak dan satu kolam pemandian dewasa. Kolam pemandian anak memiliki kedalaman sampai satu meter dan kolam pemandian dewasa memiliki kedalaman sampai lima meter. Selain kolam-kolam pemandian tersebut, Pantai Harapan memiliki daya tarik pemandangan alam berupa matahari tenggelam yang dapat dilihat diujung barat Pantai Harapan. Keunikan yang tidak dimiliki pantai lain adalah hamparan limbah slag yang menjadi salah satu material penimbun sehingga terbentuklah Pantai Harapan. Disepanjang jalan masuk menuju Pantai Harapan, UBPN Sultra menanam pohon bakau sebagai pemecah ombak dan mencegah abrasi pantai. Ditengah pepohonan bakau tersebut, dibangun jembatan kayu berwarna-warni yang bisa digunakan pengunjung untuk berjalan mengelilingi pepohonan bakau. Pada kawasan wisata ini juga terdapat fasilitas penunjang seperti dua toilet dan tiga kamar mandi, satu ruang ganti pakaian, tribun yang berada disamping kolam pemandian dewasa, satu pondokan, dan satu pendopo besar lengkap dengan 61 perangkat suara. Pihak pengelola pun selalu menjaga keamanan dan kebersihan lokasi wisata dengan baik, yaitu menyediakan petugas patroli dan tempat sampah yang memadai sehingga pengunjung selalu merasa aman serta kebersihan kawasan wisata tetap terjaga. UBPN Sultra tidak menetapkan tarif masuk bagi pengunjung dikarenakan tujuan awal pembangunan Pantai Harapan adalah untuk kepentingan masyarakat dan sebagai sarana mendekatkan diri antara perusahaan dengan masyarakat. Akses menuju objek wisata Pantai Harapan ini dapat dikatakan sangat mudah karena tidak ada hambatan lain seperti jalan rusak atau perbaikan jalan, semua jenis kendaraan bisa masuk sampai lahan parkir yang terletak di area kolam pemandian air laut. Akses yang mudah tersebut diduga berpengaruh terhadap keinginan masyarakat untuk berekreasi di objek wisata ini. Rincian hasil penelitian terhadap pengunjung objek wisata Pantai Harapan ditampilkan pada Lampiran 10. Berdasarkan penelitian ini, dapat dilihat bahwa seluruh responden pengunjung berasal dari Kabupaten Kolaka. Sebagian besar responden pengunjung berasal dari Kecamatan Pomalaa, lokasi objek wisata ini berada, yaitu sebesar 80 dari total 40 responden 32 orang, dikarenakan akses yang mudah dan jarak yang dekat menuju objek wisata Pantai Harapan. Responden pengunjung lain berasal dari Kecamatan Baula, Kecamatan Wundulako, dan Kecamatan Mowewe. Jarak dari tiap desa menuju objek wisata ini beragam. Sebagian besar responden menempuh jarak kurang dari sama dengan satu kilometer, yaitu sebanyak 35. Responden ini sebagian besar berasal dari Desa Pomalaa dan Desa Kumoro yang merupakan wilayah kompleks perumahan karyawan UBPN Sultra. Jarak yang ditempuh pengunjung untuk menuju lokasi mempengaruhi waktu tempuh yang dihabiskan pengunjung. Responden yang membutuhkan waktu tempuh selama kurang dari sama dengan 5 menit untuk menuju lokasi sebesar 37.5 dari total 40 responden. Hal ini diduga dipengaruhi oleh jarak yang dekat dan juga jalan yang bebas hambatan, seperti kemacetan ataupun jalan rusak. Responden pengunjung Pantai Harapan sebagian besar berkunjung sebanyak 1 sampai 8 kali pada tahun dilakukannya penelitian karena jarak objek wisata yang dekat dan mudah ditempuh. Responden yang mengunjungi Pantai Harapan