Analisis Biaya Pencegahan Sedimentasi
55 biaya untuk pengobatan, kerugian lain yang dialami masyarakat adalah kehilangan
pendapatan akibat tidak dapat bekerja karena sakit. a. Biaya Pengobatan
Berdasarkan hasil penelitian, sebanyak 30 dari 30 responden 9 responden menderita sakit akibat penurunan kualitas udara berupa debu di sekitar
UBPN Sultra. Penyakit yang diderita oleh responden terkait penurunan kualitas udara adalah Infeksi Saluran Pernafasan Akut ISPA. Dari 9 responden yang
menderita sakit, 1 responden 11.11 berobat ke rumah sakit dan 8 responden lainnya 88.89 berobat ke puskesmas terdekat.
Hasil estimasi total biaya pengobatan masyarakat dapat dilihat pada Tabel 29. Seluruh responden yang menderita sakit mengeluarkan biaya pengobatan
untuk mengobati penyakitnya. Jumlah biaya pengobatan responden adalah sebesar Rp 1 230 000, dapat dilihat pada Lampiran 7. Jumlah biaya pengobatan tersebut
dibagi dengan 9 responden yang mengeluarkan biaya pengobatan sehingga menghasilkan rata-rata biaya pengobatan sebesar Rp 136 667 per orang. Biaya
rata-rata ini kemudian dikalikan dengan 30 dari jumlah populasi penduduk yang berjumlah 983 orang, sehingga didapatkan total biaya pengobatan yang
dikeluarkan masyarakat akibat penurunan kualitas udara berupa debu di sekitar UBPN Sultra pada tahun 2014 adalah sebesar Rp 40 303 000. Sebanyak 30 dari
jumlah populasi desa dalam asumsi tersebut menggambarkan persentase masyarakat yang menderita sakit.
Tabel 29 Biaya pengobatan masyarakat tahun 2014 Uraian
Jumlah Biaya pengobatan Rp
1 230 000 Responden yang Mengeluarkan Biaya Pengobatan
30 Rata-Rata Biaya Pengobatan Per Tahun Rp
136 667 Populasi Orang
983 Potensi Populasi yang Terkena Dampak Orang
295 Total Biaya Pengobatan Masyarakat Rp
40 303 000
Sumber: Data primer diolah 2014
b. Kehilangan Pendapatan Karena Sakit Berdasarkan hasil penelitian, sebanyak 26.67 dari 30 responden 8
responden tidak bekerja karena sakit pada tahun 2014. Hilangnya waktu bekerja responden mempengaruhi pendapatan yang diterima. Kehilangan pendapatan
56 responden diestimasi dari jumlah hari tidak bekerja karena sakit dikalikan
pendapatan responden per hari. Rata-rata hari tidak bekerja responden karena sakit adalah 6 hari. Pendapatan per hari responden didapatkan dari pembagian gaji per
bulan dengan jumlah hari bekerja selama sebulan menggunakan asumsi jumlah hari kerja per bulan adalah 25 hari.
Jumlah pendapatan yang hilang akibat responden tidak bekerja karena sakit adalah sebesar Rp 3 360 000 dengan pendapatan minimal dari responden adalah
sebesar Rp 40 000, dapat dilihat pada Lampiran 8. Rata-rata pendapatan yang hilang karena sakit diperoleh dengan membagi jumlah tersebut dengan jumlah
responden yang tidak bekerja karena sakit, yaitu 8 orang sehingga menghasilkan nilai rata-rata sebesar Rp 420 000 per KK. Nilai kehilangan rata-rata ini kemudian
dikalikan dengan 26.67 jumlah populasi KK yang berjumlah 250 KK. Pada Tabel 30 dapat dilihat total pendapatan masyarakat yang hilang karena sakit akibat
penurunan kualitas udara berupa debu adalah sebesar Rp 28 000 000. Tabel 30 Pendapatan yang hilang karena sakit tahun 2014
Uraian Jumlah
Pendapatan yang Hilang Rp 3 360 000
Responden yang Kehilangan Pendapatan 26.67
Rata-Rata Pendapatan yang Hilang Rp 420 000
Populasi KK 250
Potensi Populasi yang Terkena Dampak Orang 66
Total Pendapatan yang Hilang Karena Sakit Rp 28 000 000
Sumber: Data primer diolah 2014