Analisis Deskriptif Peningkatan Infrastruktur

53 Dapat dilihat pada tabel 27, pemakaian alat berat PC 200 pada bulan September, Oktober, dan November memakai dua buah alat berat. Hal ini dikarenakan pada bulan tersebut perusahaan melakukan upaya pencegahan sedimentasi dengan merawat saluran drainase, perangkap sedimen, dan kolam sedimentasi sebelum memasuki musim penghujan. Alat berat tidak dapat bekerja dilokasi tambang saat cuaca sedang hujan, dikarenakan tanah yang kurang stabil sehingga ditakutkan dapat mencelakai pengguna alat berat. Perhitungan biaya pencegahan sedimentasi dihitung dengan cara mengkonversikan biaya yang dikeluarkan perusahaan pada tahun tertentu ke nilai saat ini present value dengan menggunakan tingkat suku bunga yang berlaku. Metode ini dikenal dengan compounding. Pada penelitian ini, seluruh biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam melakukan upaya pencegahan sedimentasi dikonversi kedalam nilai saat ini yaitu pada tahun 2014 dengan tingkat suku bunga deposito Bank Indonesia 7.50 periode April 2014. Biaya pencegahan yang dikeluarkan perusahaan untuk mengurangi dampak sedimentasi berasal dari penyewaan alat berat PC 200 dan upah tenaga kerja outsourcing berjumlah dua orang yang mengoperasikan alat berat tersebut. Penggunaan alat berat PC 200 pada tahun 2012 sebesar Rp 1 617 100 000 dan upah tenaga kerja outsourcing sebesar Rp 20 273 000, kemudian dikonversikan ke nilai saat ini dengan cara mengalikan nilai tersebut dengan tingkat suku bunga deposito yang telah ditambah satu dan dipangkatkan dengan selisih tahun pengeluaran biaya dengan saat ini. Berdasarkan perhitungan tersebut didapatkan biaya pencegahan sedimentasi sebesar Rp 1 892 189 173.13, dapat dilihat pada Lampiran 5.

6.2.2 Analisis Biaya Pengendalian Debu

Kegiatan pertambangan nikel PT. ANTAM Persero Tbk. UBPN Sultra menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan berupa pencemaran udara dari debu yang dihasilkan oleh pengoperasian generator Pembangkit Listrik Tenaga Diesel PLTD, proses produksi, dan pengangkutan bahan baku.. Berdasarkan Rencana Pengelolaan Lingkungan PT. ANTAM UBPN Sultra 2010, upaya pengendalian terhadap dampak pencemaran udara akibat peningkatan debu dan partikel-partikel di udara lokasi kegiatan maupun pemukiman diantaranya adalah 54 melakukan penyiraman jalan lintas angkutan bahan baku dari lokasi pelabuhan hingga ke lokasi pabrik yang melintasi pemukiman penduduk. Upaya ini dilakukan setiap hari selama UBPN Sultra beroperasi. Penyiraman debu pada musim kemarau dilakukan lebih sering dibanding musim hujan, karena debu yang lebih tebal. Sumber air untuk penyiraman debu ini berasal dari sungai terdekat, yaitu sungai Kumoro maupun Huko-Huko Laporan Keberlanjutan PT.ANTAM Persero Tbk. UBPN, 2012a. Biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk mengurangi dampak pencemaran udara berupa debu berasal dari penyewaan satu unit alat berat water truck dan upah tenaga kerja outsourcing berjumlah dua orang yang mengoperasikan alat tersebut. Biaya penyewaan water truck pada tahun 2012 sebesar Rp 2 400 000 dan upah tenaga kerja outsourcing sebagai operator alat berat sebesar Rp 44 232 000. Tabel 28 Biaya pengendalian debu per tahun Uraian per tahun Jumlah Rp Biaya Sewa Water Truck 2 773 500 Upah TK Outsourcing 51 115 605 Biaya Penyiraman 53 889 105 Sumber: Laporan Pemakaian Alat Berat Satuan Kerja Pengelolaan Lingkungan Tambang 2012c Biaya pengendalian debu didapatkan dari hasil penjumlahan biaya penyewaan water truck dan upah tenaga kerja outsourcing kemudian nilai tersebut dikonversi ke nilai saat ini dengan cara mengalikan nilai tersebut dengan tingkat suku bunga deposito yang telah ditambah satu dan dipangkatkan dengan selisih tahun pengeluaran dengan saat ini yaitu pada tahun 2014 dengan tingkat suku bunga deposito Bank Indonesia 7.50 periode April 2014. Berdasarkan perhitungan tersebut didapatkan biaya pengendalian debu sebesar Rp 53 889 105, dapat dilihat pada Lampiran 6.

6.2.3 Biaya Kesehatan Masyarakat

Dampak lingkungan yang muncul sebagai akibat dari kegiatan pertambangan nikel oleh UBPN Sultra menimbulkan dampak bagi kesehatan masyarakat yang tinggal di sekitar lokasi kegiatan tersebut. Dampak lingkungan berupa pencemaran debu mengganggu kesehatan masyarakat sehingga masyarakat harus mengeluarkan biaya untuk mengobati penyakit yang dideritanya. Selain