Analisis Ekonomi Dan Lingkungan Kegiatan Pertambangan Nikel (Studi Kasus: Pt. Antam (Persero) Tbk. Ubpn Sultra).

(1)

ANALISIS EKONOMI DAN LINGKUNGAN

KEGIATAN PERTAMBANGAN NIKEL

(Studi Kasus: PT. ANTAM (Persero) Tbk. UBPN Sultra)

SEPTY HERMAYA PUTRI

DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR


(2)

(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Ekonomi dan Lingkungan Kegiatan Pertambangan Nikel (Studi Kasus: PT. ANTAM (Persero) Tbk. UBPN Sultra) adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Februari 2015

Septy Hermaya Putri NIM H44090095


(4)

ABSTRAK

SEPTY HERMAYA PUTRI. Analisis Ekonomi dan Lingkungan Kegiatan Pertambangan Nikel (Studi Kasus: PT. ANTAM (Persero) Tbk. UBPN Sultra). Dibimbing oleh AKHMAD FAUZI dan ASTI ISTIQOMAH.

PT. ANTAM (Persero) Tbk. UBPN Sultra merupakan perusahaan yang mengekstraksi sumberdaya mineral logam nikel di Kecamatan Pomalaa. Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara. Kegiatan pertambangan yang dilakukan oleh UBPN Sultra memberikan dampak ekonomi dan lingkungan bagi perusahaan maupun masyarakat sekitar. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis dampak ekonomi dan lingkungan dari kegiatan produksi pertambangan nikel UBPN Sultra serta upaya pengendalian dampak lingkungan yang dilakukan. Dampak ekonomi dianalisis menggunakan analisis pendapatan dan multiplier effect. Dampak lingkungan dianalisis menggunakan analisis biaya pencegahan dan analisis biaya kesehatan. Berdasarkan hasil analisis, pendapatan usaha UBPN Sultra adalah sebesar Rp 223 584 708 876.29 dengan nilai ratio income multiplier tipe I adalah sebesar 1.34 artinya bahwa setiap peningkatan satu rupiah pada pengeluaran UBPN Sultra akan mengakibatkan peningkatan sebesar 1.34 rupiah terhadap pendapatan masyarakat dan tenaga kerja lokal. Biaya lingkungan yang dikeluarkan UBPN Sultra dan masyarakat pada tahun 2014 terdiri dari biaya pencegahan sedimentasi, biaya pengendalian debu, biaya kesehatan masyarakat, dan biaya pencegahan yang dilakukan oleh masyarakat sekitar, dengan total sebesar Rp 2 017 821 778.13. Sebesar 96.44% dari biaya lingkungan tersebut dikeluarkan oleh UBPN Sultra dan 3.56% dikeluarkan oleh masyarakat. UBPN Sultra juga melakukan upaya pemanfaatan limbah pertambangan berupa slag menjadi pantai buatan yang dinamakan Pantai Harapan. Pantai ini terletak di Desa Pomalaa, Kecamatan Pomalaa, Kabupaten Kolaka yang kemudian menjadi tujuan wisata bagi masyarakat dan menciptakan kegiatan ekonomi dari munculnya pedagang makanan dan tempat penyewaan pendopo di Pantai Harapan.

Kata Kunci: dampak ekonomi, dampak lingkungan, multiplier effect, biaya kesehatan, biaya pencegahan


(5)

ABSTRACT

SEPTY HERMAYA PUTRI. Economic and Environmental Analysis of Nickel Mining Activities (Case Study:PT. ANTAM (Persero) Tbk. UBPN Sultra). Supervised by AKHMAD FAUZI and ASTI ISTIQOMAH.

PT. ANTAM (Persero) Tbk. UBPN Sultra is a company that extract nickel in Pomalaa subdistrict, Kolaka district, Southeast Sulawesi. Mining activities that conducted by UBPN Sultra have economic and environmental impacts for the company and local communities. The purpose of this study is to analyze economic and environmental impacts of nickel mining production activities and analyze the undertaken effort to control environmental impacts. Economic impacts were analyzed using revenue analysis and multiplier effect. Environmental impacts were analyzed using pevention cost analysis and cost of illness. Based on analysis result, UBPN Sultra revenue was Rp 223 584 708 876.29 with ratio income multipier tipe I value was at 1.34 which means that the increase of a rupiah in UBPN Sultra expenditure will resulting the increase of 1.34 rupiah on labor income and local communities revenue. Environmental cost spent by UBPN Sultra and local communities in 2014 consisted of sedimentation prevention cost, dust control cost, public healt cost and prevention cost by the local communities, with a total of Rp 2 017 821 778.13. As much as 96.44% of the environmental cost issued by UBPN Sultra and 3.50% issued by the local communities. UBPN Sultra also make an effort to use the mining waste in form of slag into artificial beach or sea water bathing pool called Pantai Harapan. This beach is located in the village of Pomalaa, Kolaka Distict which later became a tourism destination for the community and creating economic activity from the appearance of food vendors and a pavilion rental at Pantai Harapan.

Keywords: economic impact, environmental impact, multiplier effect, cost of illness, prevention cost


(6)

(7)

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi

pada

Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan

ANALISIS EKONOMI DAN LINGKUNGAN

KEGIATAN PERTAMBANGAN NIKEL

(Studi Kasus: PT. ANTAM (Persero) Tbk. UBPN Sultra)

SEPTY HERMAYA PUTRI

DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR


(8)

(9)

(10)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan selama bulan April sampai bulan Mei 2013 serta pada bulan Juni 2014 ini ialah dampak ekonomi dan lingkungan, dengan judul Analisis Ekonomi dan Lingkungan Kegiatan Pertambangan Nikel (Studi Kasus: PT. ANTAM (Persero) Tbk. UBPN Sultra).

Terima kasih penulis sampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Ir. Akhmad Fauzi, M.Sc. dan Ibu Asti Istiqomah, SP., M.Si. selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan dalam penulisan karya ilmiah ini. Terima kasih juga penulis sampaikan kepada Bapak Dr. Ir. Ahyar Ismail, M.Agr. dan Ibu Nuva, S.P., M.Sc. selaku dosen penguji atas saran dan masukannya dalam penulisan karya ilmiah ini. Di samping itu, penghargaan penulis sampaikan kepada Bapak Abdullah Munadi selaku Kepala Departemen Pembelajaran PT. ANTAM (Persero) Tbk. UBPN Sultra, Bapak Roni Setiawan selaku Superintendent Pengelolaan Lingkungan Tambang PT. ANTAM (Persero) Tbk. UBPN Sultra, seluruh staf Satuan Kerja Pengelolaan Lingkungan Tambang PT. ANTAM (Persero) Tbk. UBPN Sultra, seluruh staf Kantor Desa Tambea, dan kepada para pihak yang telah membantu selama pengumpulan data penelitian. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada ayah (Edho Heryanto), ibu (Nunung Nurmayati), adik (Bianca Nanditya A.), serta keluarga besar atas segala doa serta kasih sayangnya dan kepada Krisman Perdamen Sembiring, Isterah, Diena, Sari, Lungit, Hesti, Annisia, Nur Cahaya, Khoirunissa, Nadia, Hilma, Inka, Lestari, Miranty, Ilham, Gugat, Yovita, Dayu, Lidya, serta seluruh sahabat-sahabat terbaikku atas segala dukungan dan bantuannya.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Februari 2015


(11)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

1 PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan Penelitian ... 7

1.4 Manfaat Penelitian ... 7

1.5 Ruang Lingkup Penelitian ... 8

II TINJAUAN PUSTAKA ... 9

2.1 Pertambangan Nikel ... 9

2.1.1 Tahapan Kegiatan Pertambangan Nikel ... 9

2.1.2 Dampak Lingkungan Pertambangan Nikel ... 11

2.1.3 Limbah Pertambangan Nikel ... 11

2.2 Multiplier Effect ... 12

2.3 Penilaian terhadap Kerusakan atau Pencemaran Sumberdaya Alam dan Lingkungan ... 13

2.3.1 Konsep Perubahan Produktivitas ... 14

2.3.2 Konsep Biaya Pencegahan ... 15

2.3.3 Pendekatan Biaya Kesehatan... 15

2.4 Penelitian Terdahulu ... 16

III KERANGKA PEMIKIRAN ... 21

IV METODE PENELITIAN... 24

4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 24

4.2Jenis dan Sumber Data ... 24

4.3 Metode Pengambilan Contoh ... 25

4.4 Metode Pengolahan dan Analisis Data ... 25

4.4.1 Analisis Dampak Ekonomi ... 26


(12)

4.4.3 Identifikasi Manfaat Penggunaan Limbah Slag ... 31

V GAMBARAN UMUM ... 32

5.1 Kondisi Umum Lokasi Penelitian ... 32

5.1.1 Kondisi Umum PT. ANTAM (Persero) Tbk. Unit Bisnis Pertambangan Nikel (UBPN) Sultra ... 32

5.1.2 Kondisi Umum Desa Tambea ... 34

5.2 Karakteristik Responden ... 35

5.2.1 Karakteristik Sosial Ekonomi Masyarakat ... 35

5.2.2 Persepsi Masyarakat Mengenai Keberadaan UBPN Sultra dan Dampak Lingkungan ... 39

5.2.3 Karakteristik Pengunjung Objek Wisata Pantai Harapan ... 41

VI HASIL DAN PEMBAHASAN ... 45

6.1 Analisis Dampak Ekonomi Kegiatan Pertambangan PT. ANTAM (Persero) Tbk. UBPN Sultra ... 45

6.1.1 Analisis Pendapatan Usaha ... 45

6.1.2 Analisis Penyerapan Tenaga Kerja ... 48

6.1.3 Analisis Deskriptif Peningkatan Infrastruktur ... 49

6.1.4 Nilai Efek Pengganda (Multiplier Effect) ... 50

6.2 Analisis Dampak Lingkungan Kegiatan Pertambangan PT. ANTAM (Persero) Tbk. UBPN Sultra ... 51

6.2.1 Analisis Biaya Pencegahan Sedimentasi ... 51

6.2.2 Analisis Biaya Pengendalian Debu ... 53

6.2.3 Biaya Kesehatan Masyarakat ... 54

6.2.4 Biaya Pencegahan Masyarakat ... 56

6.2.5 Estimasi Dampak Lingkungan ... 57

6.2.6 Manfaat Keberadaan Pantai Buatan Dari Limbah Slag ... 59

VII SIMPULAN DAN SARAN ... 66

7.1 Simpulan ... 66

7.2 Saran ... 67

DAFTAR PUSTAKA ... 68

LAMPIRAN ... 71


(13)

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1. Kontribusi lapangan usaha terhadap PDB Indonesia tahun 2011-2013 ... 1

2. Penduduk 15 tahun ke atas yang bekerja di sektor pertambangan dan penggalian tahun 2008-2014 ... 2

3. Studi terdahulu yang berkaitan denganpenelitian ... 19

4. Matriks metode analisis data ... 26

5. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin ... 36

6. Karakteristik responden berdasarkan usia ... 36

7. Karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan ... 37

8. Karakteristik responden berdasarkan jenis pekerjaan ... 37

9. Karakteristik responden berdasarkan penerimaan rumah tangga ... 38

10. Karakteristik responden berdasarkan status kepemilikan rumah... 38

11. Karakteristik responden berdasarkan lama tinggal ... 39

12. Persepsi masyarakat mengenai keberadaan UBPN Sultra ... 40

13. Persepsi masyarakat mengenai dampak lingkungan... 40

14. Persepsi masyarakat mengenai perubahan kualitas udara ... 41

15. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin ... 42

16. Karakteristik responden berdasarkan usia ... 42

17. Karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan ... 43

18. Karakteristik responden berdasarkan jenis pekerjaan ... 43

19. Karakteristik responden berdasarkan pendapatan rumah tangga... 44

20. Karakteristik responden berdasarkan jumlah tanggungan ... 44

21. Jumlah ekspor dan harga jual produk PT. ANTAM (Persero) Tbk. UBPN Sultra per tahun ... 45

22. Biaya tetap PT. ANTAM (Persero) Tbk. UBPN Sultra per tahun... 47

23. Biaya variabel PT. ANTAM (Persero) Tbk. UBPN Sultra per tahun ... 47

24. Total biaya PT. ANTAM (Persero) Tbk. UBPN Sultra per tahun... 47

25. Analisis pendapatan usaha pertambangan nikel PT. ANTAM (Persero) Tbk. UBPN Sultra ... 48


(14)

27. Rekapitulasi pemakaian alat berat jenis PC 200 tahun 2012 ... 52

28. Biaya pengendalian debu ... 54

29. Biaya pengobatan masyarakat tahun 2014 ... 55

30. Pendapatan yang hilang karena sakit tahun 2014 ... 56

31. Biaya pencegahan masyarakat tahun 2014 ... 57

32. Nilai dampak lingkungan tahun 2014 ... 57

33. Dampak lingkungan dari keberadaan UBPN Sultra tahun 2014 ... 58

34. Biaya lingkungan UBPN Sultra dan masyarakat tahun 2012 ... 59

35. Penerimaan pedagang lokal... 62

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman 1. Diagram alur kerangka berpikir ... 23

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman 1. Total penerimaan UBPN Sultra ... 71

2. Total biaya produksi ... 72

3. Rincian perusahaan mitra tetap/outsourcing ... 73

4. Rincian peningkatan infrastruktur dasar Program Bina Lingkungan dan Community Development pada tahun 2012 ... 74

5. Biaya pencegahan sedimentasi ... 76

6. Biaya pengendalian debu ... 77

7. Biaya pengobatan ... 78

8. Kehilangan pendapatan karena sakit ... 79

9. Biaya pencegahan pembelian masker pelindung hidung dan mulut tahun 2014 ... 80


(15)

1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia adalah negara yang kaya akan sumberdaya mineral sehingga memungkinkan berkembangnya sektor pertambangan. Berdasarkan survei Frasser Institute pada tahun 2008-2009, Indonesia menduduki peringkat ke-7 sebagai negara yang kaya akan sumberdaya tambang1. Potensi pertambangan yang besar dapat dilihat dari kontribusi pertambangan terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia.

Tabel 1 Kontribusi lapangan usaha terhadap PDB Indonesia tahun 2011-2013

Lapangan Usaha 2011 2012 *) 2013 **)

Pertanian 14.71 14.50 14.43

Pertambangan dan Penggalian 11.82 11.80 11.24

Industri Pengolahan 24.34 23.97 23.70

Listrik, Gas dan Air Bersih 0.75 0.76 0.77

Bangunan 10.16 10.26 9.99

Perdagangan, Hotel dan Restoran 13.80 13.96 14.33

Pengangkutan dan Komunikasi 6.62 6.67 7.01

Keuangan, Persewaan, & Jasa Perusahaan 7.21 7.27 7.52

Jasa-Jasa 10.58 10.81 11.02

Produk Domestik Bruto 100.00 100.00 100.00

Produk Domestik Bruto Tanpa Migas 91.60 92.21 92.65 Sumber: Badan Pusat Statistik (2014a)

Keterangan: Dalam persen (%); *) Angka sementara; **) Angka sangat sementara

Sektor pertambangan dan penggalian menyumbang 11.82% pada PDB tahun 2011, 11.80% pada PDB tahun 2012 dan 11.24% pada PDB tahun 2013, dapat dilihat pada Tabel 1. Dari tahun 2011 sampai tahun 2013, sektor pertambangan dan penggalian menempati urutan ke-4 pada peringkat kontribusi PDB Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa sektor pertambangan memiliki peran penting dalam membangun perekonomian negara.

Melimpahnya sumberdaya mineral dan besarnya potensi pengembangan sektor pertambangan yang terdapat di Indonesia, mendorong perusahaan-perusahaan pertambangan baik yang dimiliki oleh pemerintah maupun swasta untuk mengekstraksi sumberdaya yang ada dan berinvestasi pada sektor ini.

1

http://www.kemenperin.go.id/artikel/1224/kode-etik. Diakses pada tanggal 1 Februari 2015 pukul 17:07


(16)

2

Kegiatan pertambangan yang dilakukan oleh perusahaan selain memberikan dampak yang positif terhadap peningkatan penghasilan negara melalui nilai produksi komoditas pertambangan tetapi juga meningkatkan kesempatan bekerja masyarakat dengan penyerapan tenaga kerja di sektor pertambangan dan penggalian. Peningkatan jumlah penduduk Indonesia menyebabkan meningkatnya jumlah angkatan kerja. Semakin berkembangnya sektor pertambangan menyebabkan peningkatan kebutuhan akan tenaga kerja sehingga jumlah tenaga kerja di sektor ini semakin meningkat setiap tahunnya. Untuk melihat kontribusi penyerapan tenaga kerja di Indonesia melalui sektor pertambangan, dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2 Penduduk 15 tahun ke atas yang bekerja di sektor pertambangan dan penggalian tahun 2008-2014

Tahun Februari Agustus

2008 1 079 689 1 097 862

2009 1 165 710 1 200 510

2010 1 221 705 1 280 889

2011 1 360 637 1 434 961

2012 1 615 563 1 602 706

2013 1 558 686 1 426 454

2014 1 623 109 1 436 370

Sumber: Badan Pusat Statistik (2014b)

Keberadaan potensi sumberdaya mineral logam yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia memungkinkan terciptanya lapangan pekerjaan di pelosok-pelosok negeri. Penyerapan tenaga kerja lokal di daerah yang berpotensi sebagai penghasil barang tambang menjadi manfaat tersendiri bagi kesejahteraan masyarakat lokal.

Nikel merupakan salah satu barang tambang mineral logam yang mengalami peningkatan produksi dari tahun 2011 ke 2012 sebesar 23 752 966 ton atau sebesar 34.45% (Badan Pusat Statistik, 2012). Angka ini menunjukan potensi mineral logam nikel untuk dikembangkan. Menurut Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) tahun 2013, daerah yang memiliki potensi investasi komoditi nikel di Indonesia terdapat di Provinsi Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Nusa Tenggara Timur, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat dan Papua.


(17)

3 Jumlah cadangan nikel di Sulawesi Tenggara berdasarkan data Dinas ESDM Provinsi Sulawesi Tenggara sebesar 97 milyar ton dengan luas sebaran nikel mencapai 480 000 Ha2. Jumlah cadangan nikel di Maluku Utara yang sudah diketahui sebesar 220 juta ton yang tersebar di Tanjung Buli, Pulau Gebe, Pulau Obi dan Teluk Weda3.

Salah satu perusahaan yang mengekstraksi sumberdaya mineral logam nikel di Sulawesi Tenggara dan Maluku Utara adalah PT. Aneka Tambang (ANTAM) (Persero) Tbk, dengan kegiatan usaha dan operasi Unit Bisnis Pertambangan Nikel (UBPN) Sulawesi Tenggara (Sultra) di Pomalaa dan Tapunopaka serta UBPN Maluku Utara di Buli. Dari produksi yang dihasilkan oleh PT. ANTAM (Persero) Tbk, nikel menjadi salah satu produk utama selain emas, perak, dan bauksit. Sejak tahun 2006, PT. ANTAM (Persero) Tbk meningkatkan jumlah produksi nikel menyusul peningkatan jumlah permintaan terhadap nikel. Bijih nikel yang dihasilkan telah di ekspor ke Jepang, Eropa, dan China. Jumlah cadangan dan sumber daya bijih nikel per 31 Desember 2011 sebesar 293.25 juta wet metric tons (wmt) untuk saprolit dan 407.3 juta wmt untuk limonit. Jumlah ini mencukupi untuk memenuhi kebutuhan PT. ANTAM (Persero) Tbk selama beberapa dekade ke depan pada tingkat ekstraksi yang tetap4. Selain produksi nikel saprolit dan limonit, PT. ANTAM (Persero) di UBPN Sulawesi Tenggara juga memproduksi feronikel yang mengandung sekitar 20% nikel dan 80% besi.

Sebagaimana kegiatan pertambangan lain, kegiatan pertambangan yang dilakukan oleh PT. ANTAM (Persero) Tbk juga memberikan dampak negatif terhadap lingkungan. Dampak lingkungan yang dihasilkan oleh UBPN Sultra berdasarkan laporan tahunan PT. ANTAM (Persero) Tbk tahun 2011 adalah dampak terhadap kualitas udara dan sedimentasi pesisir. Dampak terhadap lingkungan ini terjadi dari berbagai proses produksi yang dilakukan seperti pembukaan area tambang dan pengangkutan hasil tambang.

2

http://www.bps.go.id/tab_sub/view.php?kat=3&tabel=1&daftar=1&id_subyek=10&notab =3.Diakses pada tanggal 2 April 2013 pukul 09:31

3

http://www.halmaherautara.com/artl/15/bedah-potensi-ekonomi-maluku-utara.Diakses pada tanggal 2 April 2013 pukul 10:02

4

http://antam.com/index.php?option=com_content&task=view&id=29&Itemid=35. Diakses pada tanggal 2 April 2013 pukul 12:05


(18)

4

Strategi menanggulangi dampak kegiatan pertambangan terhadap kualitas lingkungan sudah disusun dan dijalankan oleh PT. ANTAM (Persero) Tbk UBPN Sulawesi Tenggara. Berdasarkan laporan tahunan PT. ANTAM (Persero) Tbk tahun 2012, terjadi peningkatan jumlah biaya lingkungan yang dialokasikan dari tahun 2011 sampai 2012 pada total seluruh unit usaha dan operasinya. Pada tahun 2011 biaya yang dialokasikan sebesar Rp 105 656 915 249 dan pada tahun 2012 terjadi peningkatan menjadi Rp 110 623 762 806.

PT. ANTAM (Persero) Tbk UBPN Sultra juga memanfaatkan limbah dari kegiatan pertambangan nikel yang berupa tailing (slag) untuk membangun tempat wisata bagi masyarakat umum berupa pantai buatan. Pantai ini dibangun sekitar tahun 2004 oleh perusahaan sebagai lokasi rekreasi alternatif bagi masyarakat. Pantai ini terletak di kawasan perkantoran dan perumahan karyawan UBPN Sultra di Pomalaa.

Pantai dibuat dengan menimbun laut menggunakan tanah yang dilapisi slag hingga membentuk jalan dan tiga kolam yang digunakan untuk berenang oleh pengunjung. Saat memasuki kawasan Pantai Harapan, pengunjung akan melihat tanaman bakau di sebelah kanan dan kiri jalan yang dibudidayakan oleh PT. ANTAM (Persero) Tbk UBPN Sultra. Selain kolam yang dapat digunakan untuk berenang, pengunjung dapat menggunakan fasilitas lain yang telah disediakan seperti tribun, kamar mandi, kamar kecil, dan ruang ganti pakaian, serta pendopo yang dapat digunakan untuk melangsungkan acara. Untuk dapat memasuki kawasan Pantai Harapan ini pengunjung tidak dikenakan biaya masuk, namun untuk dapat menggunakan pendopo, pengunjung dikenakan biaya sewa. Pemanfaatan limbah pertambangan slag berupa pembangunan pantai buatan memberikan alternatif wisata bagi masyarakat Pomalaa.

Selain pemanfaatan limbah pertambangan yang telah dilakukan, UBPN Sultra juga memperoleh PROPER Biru dari Kementerian Lingkungan Hidup tahun 2010, yang artinya bahwa kegiatan usaha dan operasi di unit ini sudah taat terhadap peraturan lingkungan hidup seperti penerapan dokumen pengelolaan lingkungan, pengendalian pencemaran air, pengendalian pencemaran udara, pengelolaan limbah Bahan Beracun dan Berbahaya (B3), pengendalian pencemaran air laut, dan kriteria kerusakan lingkungan. Pemberian penghargaan


(19)

5 Proper bertujuan mendorong perusahaan untuk taat terhadap peraturan lingkungan hidup dan mencapai keunggulan lingkungan (environmental excellency) melalui integrasi prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan dalam proses produksi dan jasa, penerapan sistem manajemen lingkungan, Reduce Reuse Recycle (3R), efisiensi energi, konservasi sumberdaya dan pelaksanaan bisnis yang beretika serta bertanggung jawab terhadap masyarakat melalui program pengembangan masyarakat (KLH,2012).

Keberadaan UBPN Sultra menimbulkan dampak positif bagi ekonomi dan masyarakat serta menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk menganalisis dampak ekonomi dan lingkungan dari kegiatan pertambangan nikel di UBPN Sultra serta mengidentifikasi manfaat keberadaan pantai buatan dari limbah slag sehingga didapatkan nilai ekonomi dan lingkungan dari kegiatan pertambangan di UBPN Sultra yang mendukung perbaikan kualitas lingkungan.

1.2 Perumusan Masalah

Nikel merupakan sumberdaya mineral yang tidak dapat diperbaharui (non-renewable resource), sehingga dalam kegiatan pertambangannya perlu dipertimbangkan aspek keberlanjutan. Aspek keberlanjutan menyertakan pertimbangan terhadap dampak sosial dan lingkungan yang ditimbulkan dari pertambangan.

Dampak langsung kegiatan pertambangan terhadap lingkungan di sekitar UBPN Sultra seperti yang disebutkan dalam laporan tahunan PT. ANTAM (Persero) Tbk meliputi penurunan kualitas tanah, air dan udara, serta gangguan keanekaragaman hayati. Salah satu dampak yang dapat dilihat sebagai akibat dari aktivitas pertambangan nikel adalah meningkatnya kekeruhan perairan pesisir. Hal ini tentu saja dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan organisme di sekitarnya, dan pada kondisi yang ekstrim, hal ini dapat menyebabkan kematian bagi organisme-organisme perairan yang hidup pada lokasi tersebut. Selain itu, adanya aktivitas pertambangan tersebut telah menyebabkan semakin padatnya sedimentasi di daerah muara sungai maupun pada perairan pesisir secara keseluruhan (Hamzah, 2009).


(20)

6

Pada saat hujan biasanya air yang melalui sungai-sungai berwarna pekat kemerah-merahan. Keadaan ini juga terjadi di laut, dan bahkan mencapai radius 5-10 km sejajar pantai dan radius ± 700 meter tegak lurus terhadap garis pantai. Kuat dugaan bahwa material yang terbawa bersama air tersebut berasal dari sisa aktivitas penambangan (overburden) yang masuk ke perairan pesisir melalui sungai dan air limpasan permukaan di sekitar lokasi pertambangan (Zubayr, 2009).

Upaya pengendalian terhadap dampak lingkungan akibat kegiatan operasional yang dijalankan dan juga pascatambang mengikuti rencana induk pelaksanaan tanggung jawab sosial dan lingkungan dalam tahapan penambangan. Pemanfaatan limbah slag berupa pantai buatan yang dilakukan oleh PT. ANTAM (Persero) Tbk UBPN Sultra juga memberikan alternatif wisata bagi masyarakat Pomalaa. Pantai buatan dari limbah tailing (slag) ini memiliki tiga kolam untuk berenang dan wisata budi daya bakau. Masyarakat bebas masuk ke kawasan pantai tanpa dikenakan biaya masuk oleh pihak pengelola, dalam hal ini PT. ANTAM (Persero) Tbk UBPN Sultra. Pantai dibuka setiap harinya dari pukul 08.00 WITA sampai 22.00 WITA. Pantai Harapan ramai dikunjungi wisatawan saat musim liburan dan akhir pekan dikarenakan pantai ini satu-satunya pantai buatan dari limbah slag di Pomalaa.

Melihat potensi pertambangan nikel di UBPN Sultra terhadap pendapatan perusahaan dan peningkatan ekonomi masyarakat, permasalahan yang terjadi berkaitan dengan dampak lingkungan, serta manfaat pemanfaatan limbah slag menjadi pantai buatan, penulis terdorong untuk menganalisis penerimaan perusahaan dari kegiatan pertambangan, penyerapan tenaga kerja lokal, dampak lingkungan yang ditimbulkan serta pencegahannya, dan manfaat limbah slag menjadi pantai buatan. Dengan mengetahui seberapa besar dampak secara ekonomi dan lingkungan dari kegiatan pertambangan dan pengelolaan lingkungan, diharapkan PT. ANTAM (Persero) Tbk UBPN Sulawesi Tenggara dapat meningkatkan upaya pelestarian lingkungan untuk keberlanjutan kegiatan operasional maupun kesejahteraan masyarakat di sekitar lokasi pertambangan.

Berdasarkan uraian diatas, dapat dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut:


(21)

7 1. Bagaimana dampak ekonomi dari kegiatan produksi pertambangan nikel PT.

ANTAM (Persero) Tbk UBPN Sultra?

2. Bagaimana kegiatan produksi pertambangan nikel PT. ANTAM (Persero) Tbk UBPN Sultra berdampak pada lingkungan?

3. Bagaimana manfaat dari penggunaan limbah slag menjadi objek wisata pantai buatan?

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengetahui manfaat dari upaya pengelolaan lingkungan dan pengendalian dampak lingkungan yang dilakukan oleh PT. Aneka Tambang (Persero) Tbk UBPN Sulawesi Tenggara agar bermanfaat bagi kegiatan operasional perusahaan. Sementara itu, secara khusus penelitian ini bertujuan:

1. Menganalisis dampak ekonomi dari kegiatan produksi pertambangan nikel PT. Aneka Tambang (Persero) Tbk UBPN Sulawesi Tenggara.

2. Menganalisis dampak lingkungan dan upaya pengendalian dampak lingkungan dari kegiatan produksi PT. Aneka Tambang (Persero) Tbk UBPN Sulawesi Tenggara.

3. Mengidentifikasi manfaat dari penggunaan limbah slag yang digunakan untuk membuat objek wisata pantai buatan.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Memberikan informasi kepada UBPN Sultra mengenai besarnya manfaat dari upaya pengendalian dampak lingkungan sebagai bahan pertimbangan pengendalian dampak lingkungan kegiatan pertambangan nikel UBPN Sultra yang lebih optimal.

2. Memberikan informasi kepada UBPN Sultra mengenai manfaat keberadaan pantai buatan dari pemanfaatan limbah slag.

3. Memberikan informasi sebagai masukan bagi Pemerintah Daerah Kabupaten Kolaka maupun Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara dalam menyusun kebijakan dalam pengelolaan lingkungan bagi perusahaan pertambangan di daerah tersebut.


(22)

8

4. Menjadi sarana bagi penulis untuk mengaplikasikan ilmu-ilmu yang diperoleh dari Departemen Ekonomi Sumberdaya Alam dan Lingkungan, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini dibatasi untuk menganalisis pendapatan perusahaan, penyerapan tenaga kerja lokal, peningkatan infrastruktur Kabupaten Kolaka, dan dampak lingkungan yang terjadi serta mengidentifikasi manfaat dari penggunaan limbah slag menjadi pantai buatan. Pendapatan perusahaan dalam penelitian ini adalah pendapatan yang didapatkan dari hasil penjualan bijih nikel limonit dan saprolit (laterit berkadar tinggi dan rendah). Peningkatan infrastruktur Kabupaten Kolaka dalam penelitian ini adalah dampak dari keberadaan kegiatan pertambangan UBPN Sultra terhadap berkembangnya infrastruktur Kabupaten Kolaka. Penyerapan tenaga kerja lokal dalam penelitian ini adalah tenaga kerja yang berasal dari Provinsi Sulawesi Tenggara yang bekerja di UBPN Sultra. Dampak lingkungan dalam penelitian ini adalah perubahan terhadap kondisi lingkungan yang dirasakan masyarakat maupun yang mempengaruhi kegiatan operasional di UBPN Sultra serta kegiatan yang dilakukan PT. ANTAM (Persero) Tbk untuk mengendalikan dampak lingkungan berupa sedimentasi di perairan sekitar lokasi penambangan dan pengolahan nikel. Dampak lingkungan yang akan diteliti dibatasi hanya dampak terhadap kualitas udara serta sedimentasi yang terjadi di perairan sekitar lokasi penambangan dan pengolahan nikel. Dalam analisis penyerapan tenaga kerja dan kehilangan pendapatan masyarakat karena sakit, jumlah tenaga kerja menggunakan pendekatan jumlah kepala keluarga karena data penelitian yang terbatas sehingga diasumsikan dalam satu keluarga terdapat satu orang tenaga kerja. Identifikasi manfaat penggunaan limbah slag menjadi pantai buatan dibatasi untuk mengetahui bagaimana keberadaan pantai buatan ini memberikan manfaat bagi masyarakat. Lokasi penelitian berada di Unit Bisnis Pertambangan Nikel Sulawesi Tenggara milik PT. Aneka Tambang (Persero) Tbk di Kecamatan Pomalaa, Kabupaten Kolaka, Provinsi Sulawesi Tenggara. Penelitian dilakukan pada kegiatan penambangan nikel limonit dan saprolit (laterit berkadar tinggi dan rendah) di tambang nikel Pomalaa.


(23)

9

II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pertambangan Nikel

2.1.1 Tahapan Kegiatan Pertambangan Nikel

Menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2009, pertambangan adalah sebagian atau seluruh tahapan kegiatan dalam rangka penelitian, pengelolaan dan pengusahaan mineral dan batubara yang meliputi penyelidikan umum, eksplorasi, studi kelayakan, konstruksi, penambangan pengolahan dan pemurnian, pengangkutan dan penjualan, serta kegiatan pascatambang.

Badan Pengendalian Dampak Lingkungan (Bapedal) (2001) mengemukakan bahwa kegiatan pertambangan pada umumnya memiliki tahap-tahap kegiatan sebagai berikut:

1. Eksplorasi

2. Pembangunan infrastruktur, jalan akses, dan sumber energi. 3. Pembangunan kamp kerja dan kawasan pemukiman.

4. Ekstraksi dan pembuangan limbah batuan. 5. Pengolahan bijih dan operasional.

6. Penampungan tailing (slag), pengolahan, dan pembuangannya.

Sumberdaya nikel umumnya terdapat tidak terlalu dalam dari permukaan tanah sehingga sistem penambangan bijih nikel yang digunakan di Indonesia adalah sistem tambang terbuka. Bijih nikel hasil penambangan terbagi menjadi bijih nikel saprolit dan limonit. Bijih nikel limonit adalah bijih nikel laterit dengan kadar rendah dan mengandung 0.8% - 1.5% nikel, 25%-35% besi dan sedikit kobalt. Limonit terletak di atas lapisan saprolit dan lebih murah dan lebih mudah untuk ditambang. Bijih nikel saprolit terbentuk dibawah zona limonit. Saprolit secara umum mengandung sekitar 1,5%-2,5% nikel dan digolongkan sebagai bijih laterit kadar tinggi.

Tahapan-tahapan yang dilakukan dalam sistem pertambangan terbuka, antara lain5:

5


(24)

10

1. Land Clearing

Proses land clearing adalah proses membersihkan terlebih dahulu vegetasi yang terdapat diatas cadangan nikel untuk memudahkan pembongkaran dan penggalian material tanah penutup dan bijih nikel yang akan dilakukan kemudian.

2. Top Soiling

Setelah tahap land clearing selesai dilakukan, lapisan tanah paling atas yang mengandung humus dan unsur hara yang penting untuk kesuburan tanah dikupas dan diangkut lalu ditimbun pada lokasi khusus. Hal ini dilakukan dengan harapan kondisi dan komposisi tanah paling atas tersebut tidak berubah dan dapat digunakan kembali ketika proses reklamasi dan revegetasi dilakukan setelah kegiatan penambangan selesai dilakukan. 3. Pengupasan dan Pengangkutan Tanah Penutup (Overburden)

Setelah tahapan land clearing dan top soiling telah selesai dilakukan, lapisan tanah yang tidak mengandung atau memiliki kadar nikel yang rendah dikupas dan diangkut terlebih dahulu (overburden). Tahapan ini dilakukan karena endapan cadangan nikel (saprolit dan limonit) biasanya terletak dibawah lapisan tanah penutup.

4. Pengupasan dan Pengangkutan Bijih Nikel

Setelah lapisan tanah penutup telah selesai dikupas, maka penambangan bijih nikel (saprolit dan limonit) dapat dilakukan. Tahapan penambangan ini dapat dilakukan dengan menggunakan kombinasi peralatan back hoe dan dump truck. Bijih nikel yang telah ditambang kemudian akan diangkut ke stock pile untuk ditimbun sementara pada lokasi tambang atau langsung menuju pabrik pengolahan maupun dikirim ke pelabuhan untuk dikirim ke lokasi yang telah ditentukan.

5. Pengangkutan

Setelah ditambang, material bijih nikel selanjutnya akan diangkut menuju lokasi pengolahan untuk diolah maupun ke pelabuhan untuk dikirim


(25)

11 ke pihak pembeli. Proses pengangkutan bijih nikel menggunakan kombinasi peralatan dump truck dan kapal tongkang.

6. Penimbunan

Kegiatan penambangan akan menghasilkan perubahan bentuk muka bumi berupa cekungan-cekungan bekas lokasi penambangan. Oleh karena itu, perusahaan tambang memiliki kewajiban untuk melakukan kegiatan penimbunan pada lokasi bekas tambang sehingga dapat meminimalisasi perubahan bentang alam yang terjadi. Dalam tahap ini, lapisan tanah paling atas yang mengandung humus dan unsur hara digunakan kembali. Kegiatan penimbunan ini menggunakan kombinasi peralatan back hoe dan bulldozer.

2.1.2 Dampak Lingkungan Pertambangan Nikel

Kegiatan penambangan dengan sistem tambang terbuka memberikan dampak terhadap lingkungan. Pada umumnya, kegiatan penambangan menggunakan sistem tambang terbuka melibatkan kegiatan seperti mobilisasi peralatan, pembangunan dan peningkatan jalan tambang, pembukaan lahan, serta pembangunan sarana penunjang. Secara keseluruhan, kegiatan pertambangan nikel memberikan dampak lingkungan berupa perubahan komponen ruang, lahan dan tanah, penurunan kualitas udara, gangguan berupa getaran, perubahan iklim mikro, gangguan terhadap siklus hidrologi, peningkatan erosi tanah dan sedimentasi, penurunan kualitas air, gangguan terhadap biota darat (flora dan fauna) dan gangguan terhadap biota perairan (Zubayr, 2009).

Gangguan terhadap biota perairan dapat diakibatkan oleh semakin keruhnya perairan pesisir sebagai dampak dari aktivitas pertambangan yang dilakukan. Peningkatan laju erosi tanah terutama terjadi karena hilangnya vegetasi penutup tanah yang terjadi akibat kegiatan pembukaan lahan, pengupasan lapisan tanah pucuk (topsoil), dan penambangan bijih nikel (Hamzah, 2009).

2.1.3 Limbah Pertambangan Nikel

Dalam kegiatan pertambangan nikel tidak terlepas dari berbagai dampak negatif yang ditimbulkan terhadap lingkungan yaitu dihasilkannya tiga jenis limbah cair berupa air pendingin mesin, air pendingin slag dan oli bekas serta dua jenis limbah padat berupa overburden dan tailing(slag) (Hamzah, 2009).


(26)

12

Tailing pertambangan nikel yaitu slag berupa butiran-butiran semen yang seperti logam. Bila limbah padat slag tersebut sifatnya terlalu asam bisa menyebabkan logam-logam tertentu seperti seng dan logam lain terlepas sehingga dapat membahayakan suatu perairan karena dapat menyebabkan penurunan kualitas perairan baik secara fisik maupun kimia dan memberikan pengaruh terhadap struktur komunitas organisme suatu perairan (Zubayr, 2009).

Limbah dari kegiatan pertambangan nikel dapat berupa limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3). Definisi umum dari limbah B3 adalah limbah yang berpotensi menimbulkan resiko terhadap lingkungan dan kesehatan masyarakat (Zubayr, 2009). Menurut Peraturan Pemerintah No. 18 Tahun 1999, definisi limbah B3 adalah sisa suatu usaha dan/atau kegiatan yang mengandung bahan berbahaya dan/atau beracun yang karena sifat dan/atau konsentrasinya dan/atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan/atau merusakkan lingkungan hidup, dan/atau dapat membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup lain. Dalam peraturan pemerintah ini juga dijelaskan bahwa limbah yang termasuk limbah B3 apabila setelah melalui pengujian memiliki salah satu atau lebih karakteristik seperti berikut: mudah meledak, mudah terbakar, bersifat reaktif, beracun, menyebabkan infeksi, dan bersifat korosif.

2.2 Multiplier Effect

Richardson (1972) dalam Laoh (1989) mengatakan bahwa analisis input-output merupakan suatu alat untuk menduga dampak dari pembangunan ekonomi suatu wilayah, dan besarnya dampak tersebut dapat dilihat melalui besaran koefisien pengganda (multiplier). Koefisien pengganda yang banyak digunakan antara lain yaitu koefisien pengganda output, koefisien pengganda tenaga kerja, dan koefisien pengganda pendapatan. Menurut tipe perlakuannya, koefisien pengganda dapat dibedakan atas koefisien pengganda tipe I dan koefisien pengganda tipe II.

Menurut Cooper et al (1998) konsep multiplier didasarkan pada penjualan perusahaan yang membutuhkan pembelian dari perusahaan lain di dalam perekonomian lokal, seperti sektor industri ekonomi yang saling bergantung satu


(27)

13 sama lain. Menurut terminologi, terdapat tiga efek multiplier, yaitu efek langsung (direct effect), efek tidak langsung (indirect effect), dan efek lanjutan (induced effect). Ketiga efek ini digunakan untuk menghitung ekonomi yang selanjutnya digunakan untuk mengestimasi dampak ekonomi di tingkat lokal.

Ratio Income Multiplier yaitu nilai yang menunjukkan seberapa besar dampak langsung yang dirasakan dari pengeluaran unit usaha yang berdampak terhadap perekonomian lokal. Pengganda ini mengukur dampak tidak langsung (indirect) dan lanjutan (induced). Ratio income multiplier tipe 1 menggambarkan nilai dampak tidak langsung dari pengeluaran pedagang atau unit usaha, sedangkan ratio income multiplier tipe 2 merupakan ukuran dari dampak lanjutan. Secara matematis dirumuskan (Marine Ecotourism for Atlantic Area, 2001) :

Keynesian Local Income Multiplier = D + N + U

E

Ratio Income Multiplier Tipe 1 = D + N

D

Ratio Income Multiplier Tipe 2 = D + N + U

D

Dimana :

E = Tambahan pengeluaran pedagang/unit usaha (rupiah)

D = Pendapatan lokal yang diperoleh secara langsung dari E (rupiah) N = Pendapatan lokal yang diperoleh secara tidak langsung dari E

(rupiah)

U = Pendapatan lokal yang diperoleh secara induced dari E (rupiah)

2.3 Penilaian terhadap Kerusakan atau Pencemaran Sumberdaya Alam dan Lingkungan

Menurut KLH (2007), valuasi ekonomi dapat juga diterapkan untuk mengetahui nilai kerusakan suatu lingkungan. Setelah unsur kerusakan dan menurunnya fungsi lingkungan diidentifikasi, dapat dilakukan pendekatan nilai ekonomi total kerusakan lingkungan maupun pendekatan nilai ekonomi total atas biaya rehabilitasi dan restorasi sumberdaya alam dan lingkungan untuk mengetahui besarnya nilai ekonomi total kerusakan.


(28)

14

Pendekatan nilai ekonomi total kerusakan lingkungan didasarkan pada nilai jasa lingkungan, keanekaragaman hayati, dan pengaruh sosial budaya yang hilang dan atau rusak. Pendekatan nilai ekonomi total atas biaya rehabilitasi digunakan untuk menghitung biaya rehabilitasi atas kerusakan sumberdaya alam dan lingkungan dengan cara memperkirakan biaya pemulihan (KLH, 2007).

Nilai degradasi atau nilai kerusakan merupakan biaya yang dibayarkan kepada pihak yang terkena dampak pencemaran atau kerusakan sumberdaya alam dan lingkungan sehingga yang bersangkutan menjadi pulih atau tidak mengalami keadaan yang lebih buruk dibanding dengan keadaan sebelum terkena pencemaran atau kerusakan. Penghitungan biaya kerusakan melalui valuasi ekonomi menggunakan anggapan bahwa sumberdaya alam dan lingkungan memberikan pelayanan atau jasa yang secara langsung maupun tidak langsung diberi nilai oleh manusia. Sedangkan valuasi kerusakan melalui biaya rehabilitasi juga melibatkan manusia dan ditentukan oleh cara rehabilitasi yang dipilih untuk dilaksanakan (KLH, 2007).

Menurut Fauzi (2014), penilaian kerusakan lingkungan dapat membantu kebijakan publik dalam penentuan harga yang tepat dan penggunaan mekanisme fiskal, seperti pajak lingkungan, dapat membantu pengambilan keputusan atas kebijakan publik terhadap pentingnya barang dan jasa yang dihasilkan dari sumberdaya alam dan lingkungan, memasukkan aspek deplesi dan degradasi dari sumberdaya alam dan lingkungan dalam konteks perencanaan pembangunan, serta dapat membantu kebijakan publik dalam penentuan kompensasi yang terjadi pada sumberdaya alam dan lingkungan.

2.3.1 Konsep Perubahan Produktivitas

Valuasi terhadap sumberdaya alam dan lingkungan melalui pendekatan perubahan produktivitas dilakukan dengan menggunakan harga pasar sesungguhnya. Dengan mengetahui harga pasar dan kuantitas sumberdaya alam dan lingkungan, maka dapat diketahui nilai total dari sumberdaya alam tersebut (KLH, 2007).

Dalam metode ini, kuantitas sumberdaya alam dianggap sebagai faktor produksi, sehingga perubahan dalam kualitas lingkungan mengubah produktivitas


(29)

15 dan biaya produksi. Perubahan produktivitas dan biaya produksi tentu akan mengubah harga dan tingkat hasil yang dapat diamati dan diukur (KLH, 2007).

2.3.2 Konsep Biaya Pencegahan

Apabila nilai jasa lingkungan tidak dapat diduga nilainya, maka pendekatan ini, baik pengeluaran aktual maupun potensi pengeluaran, dapat dipakai. Melalui konsep ini, nilai lingkungan dihitung berdasarkan hal-hal yang disiapkan masyarakat untuk melakukan upaya pencegahan kerusakan lingkungan, seperti pembuatan terasering untuk mencegah terjadinya erosi di dataran tinggi, biaya pemeliharaan taman nasional untuk memperbaiki kualitas air dan atau udara, dan lain-lain (KLH, 2007).

2.3.3 Pendekatan Biaya Kesehatan

Dampak perubahan kualitas lingkungan dapat berakibat negatif pada kesehatan, yaitu menyebabkan sekelompok masyarakat menjadi sakit. Tahapan pelaksanaan pendekatan biaya pengobatan ini dimulai dari informasi yang menjelaskan bahwa telah terjadi gangguan kesehatan yang berakibat perlunya biaya pengobatan dan atau kerugian akibat penurunan produktivitas kerja, jumlah biaya pengobatan yang dibutuhkan sampai sembuh, besar kerugian akibat penurunan produktifitas kerja, yang terakhir adalah menghitung total biaya pengobatan dan penurunan produktifitas kerja (KLH, 2007).

Menurut Dixon et al. (1996), pendekatan biaya kesehatan dapat digunakan untuk mengukur nilai dari kerugian kesehatan karena pencemaran, pendekatan ini didasarkan kepada keterkaitan fungsi kerusakan yang berhubungan dengan tingkat pencemaran dan pengaruhnya terhadap kesehatan fisik. Pendekatan biaya kesehatan telah digunakan untuk memperkirakan nilai ekonomi dengan tujuan meningkatkan kesehatan. Metode ini memperkirakan pengeluaran privat dan umum untuk kesehatan dan nilai kehilangan pendapatan, dalam hubungan morbidity dan mortality serta tingkat pencemaran.

Pendekatan biaya kesehatan mengabaikan pengaruh preferensi individu pada kesehatan dan penyakit, dimana mereka bersedia membayar. Pendekatan ini menganggap perawatan kesehatan individu sebagai pengeluaran dan tidak


(30)

16

menerima kemungkinan individu melakukan pencegahan terhadap penyakit dan menyediakan biaya untuk mengurangi resiko kesehatan.

2.4 Penelitian Terdahulu

Penelitian tentang Analisis Ekonomi dan Lingkungan Kegiatan Pertambangan Nikel merupakan penelitian yang bertujuan untuk melihat dampak ekonomi dan lingkungan yang terjadi dari kegiatan penambangan nikel serta identifikasi dari program pengelolaan dampak lingkungan yang terdapat di lokasi penelitian. Untuk melakukan penelitian tersebut, perlu diketahui metode-metode dan alat analisis yang komprehensif agar penelitian menghasilkan output yang kemudian dapat digunakan untuk penelitian serupa selanjutnya. Untuk mengetahui pola berpikir dalam penelitian terhadap analisis dampak ekonomi dan lingkungan, maka perlu dilakukan peninjauan terhadap penelitian terdahulu yang relevan.

Hermawati (2012) melakukan penelitian mengenai Dampak Ekonomi, Sosial dan Lingkungan dari Pemanfaatan Limbah Ternak Sapi Perah: Studi Kasus di Desa Haurngombong, Kecamatan Pamulihan, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat dengan menggunakan metode kuantitatif dan analisis regresi logistik. Metode kuantitatif digunakan untuk menganalisis pendapatan usaha ternak dari segi penerimaan dan biaya serta pengeluaran energi responden dengan menggunakan program Microsoft Excel 2007. Analisis regresi logistik digunakan untuk mengolah faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan dalam mengelola limbah ternak sapi perah menjadi biogas menggunakan program Statistics SPSS 17. Penelitian ini juga menggunakan metode kualitatif dengan analisis deskriptif yang digunakan untuk menganalisis persepsi dan dampak sosial dan lingkungan dari pemanfaatan limbah ternak sapi perah. Analisis ekonomi menggunakan metode kualitatif memberikan hasil bahwa pemanfaatan limbah menjadi biogas memiliki dampak ekonomi terhadap peningkatan pendapatan peternak dan penghematan pengeluaran energi masyarakat. Sama-sama menganalisis tentang ekonomi dan lingkungan, tetapi dalam penelitian tersebut menggunakan metode kualitatif dan analisis regresi logistik.

Haqq (2009) melakukan penelitian mengenai Analisis Efektivitas Biaya dan Penilaian Masyarakat terhadap Pengelolaan Limbah Rumah Sakit Telogorejo


(31)

17 Semarang. Penelitian ini menggunakan metode analisis efektivitas biaya untuk meminimisasi biaya eksternal yang dikeluarkan dengan tanpa mengurangi manfaat yang diharapkan dari pengelolaan limbah sehingga sistem pengelolaan limbah akan menjadi semakin baik. Dari metode ini didapat hasil Besar UDC yang didapat dari perhitungan adalah Rp 1 397.04. Sedangkan rasio efektivitas biaya yang paling kecil ada pada parameter COD, yaitu Rp 0.016/mg. Rasio efektivitas biaya parameter TSS, BOD, NH3 dan PO4 adalah Rp 0.018/mg, Rp 0.044/mg, Rp 0.089/mg dan Rp 0.471/mg. Dalam penelitian menggunakan metode analisis efektivitas biaya ini jenis biaya yang digunakan adalah biaya instalasi yang dibagi dengan umur ekonomis IPAL, biaya operasional dan pemeliharaan rutin selama tiga tahun, yaitu dari Januari 2005 sampai dengan Desember 2007.

Hamzah (2009) melakukan penelitian mengenai Studi Kualitas Air Lokasi Pertambangan Nikel Pomalaa Sulawesi Tenggara. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kualitas perairan, mengetahui besarnya beban pencemaran dan menganalisis kapasitas asimilasi perairan pesisir di lokasi penambangan nikel Pomalaa. Penelitian dilakukan di 12 stasiun pengamatan yaitu, Sungai Huko-Huko, Sungai Pelambua, Outlet Pabrik, Sungai Kumoro, Dermaga Pomalaa, Galangan Kapal, Laut Pomalaa, Dermaga Slag Dawi-Dawi, Laut Tambea, Laut Latumbi, Laut Sopura, dan Laut Tanjung Leppe. Penelitian menggunakan Indeks STORET memberikan hasil status pencemaran di setiap stasiun penelitian. Stasiun Sungai Kumoro tergolong tercemar ringan sedangkan stasiun lain termasuk ke golongan tercemar sedang. Penelitian ini juga dilakukan di Kecamatan Pomalaa, Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara, tetapi penelitian ini dilakukan untuk mengetahui beban pencemaran di perairan Pomalaa sebagai akibat kegiatan pertambangan nikel yang dilakukan berbagai perusahaan.

Zubayr (2009) melakukan penelitian mengenai Analisis Status Pencemaran Logam Berat di Wilayah Pesisir (Studi Kasus Pembuangan Limbah Cair dan Tailing Padat/Slag Pertambangan Nikel Pomalaa). Penelitian dilakukan di wilayah pesisir Kabupaten Kolaka khususnya di daerah pembuangan limbah/tailing melalui serangkaian pengamatan karakteristik limbah/tailing dan pengukuran sifat fisika-kimia air di wilayah pesisir. Lokasi pengambilan sampel terdiri dari 2


(32)

18

bagian yaitu 4 stasiun sebagai jalan masuk limbah dari lokasi eksploitasi dan pabrik, 8 stasiun berada di laut sebagai penerima limbah. Analisis data utama yang dilakukan dalam penelitian ini adalah penentuan beban pencemaran dan kapasitas asimilasi. Penentuan status mutu perairan lokasi penelitian dilakukan dengan menggunakan metode STORET. Analisis data sosial tentang persepsi masyarakat tentang limbah cair dan tailing (slag) di lokasi penelitian adalah berupa wawancara dan kuisioner bersifat deskriptif. Hasil analisis STORET dari 8 stasiun pengukuran di wilayah pesisir tempat pembuangan limbah cair dan tailing (slag), semuanya dalam kategori pencemaran sedang.Ada 90% masyarakat yang tidak mengetahui wilayah pesisir Pomalaa memiliki kandungan logam berat, ini menandakan kurangnya perhatian pemerintah terhadap kegiatan pertambangan khususnya pemantauan limbah/tailing (slag) yang dibuang. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan sekaligus informasi dalam upaya rehabilitasi, pelestarian dan pemanfaatan kawasan pesisir. Penelitian ini juga dilakukan di Kecamatan Pomalaa, Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara, dan penelitian ini menganalisis status pencemaran logam berat yang diakibatkan pembuangan limbah cair dan tailing padat/slag di pertambangan nikel Pomalaa.

Wulandari (2013) melakukan penelitian mengenai Estimasi Nilai Kerugian Ekonomi Masyarakat Akibat Kerusakan Situ (Kasus Pemukiman Sekitar Situ Pladen, Kelurahan Beji, Kota Depok). Penelitian dilakukan untuk mengestimasi nilai kerugian ekonomi masyarakat akibat kerusakan Situ Pladen. Penelitian dilaksanakan di Situ Pladen, Kelurahan Beji, Kecamatan Beji, Kota Depok. Data yang digunakan terdiri dari data primer dan sekunder. Metode analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif, uji Friedman, dan metode valuasi ekonomi. Hasilnya adalah total kerugian ekonomi masyarakat akibat banjir tahun 2013 adalah sebesar Rp 92 956 229.23, total biaya pencegahan dalam kurun waktu 10 tahun terakhir adalah sebesar Rp 1 640 325 566.81.


(33)

19 Tabel 3 Studi terdahulu yang berkaitan dengan penelitian

Judul Penelitian Tujuan Metode Analisis Hasil

Dampak

Ekonomi, Sosial dan Lingkungan dari Pemanfaatan Limbah Ternak Sapi Perah: Studi

Kasus di Desa

Haurngombong,

Kecamatan Pamulihan, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat

- Analisis dampak ekonomi terhadap pendapatan dan pengeluaran energi responden. - Analisis

dampak sosial - dan lingkungan

pemanfaatan limbah kotoran ternak sapi sebagai biogas.

- Analisis deskriptif dan pendapatan (pendekatan penerimaan dan pengeluaran rumah tannga usaha ternak).

- Analisis deskriptif

- Pendapatan usaha ternak biogas lebih tinggi dibandingkan usahaternak non biogas dengan selisih Rp 143.191/bulan dan penghematan pengeluaran energi bagi rumahtangga pengguna biogas sebesar Rp 31.890/bulan. - Perubahan kondisi - lingkungan sekitar

kandang yang lebih bersih, dan berkurangnya pencemaran udara, serta berkurangnya kegiatan penebangan pohon di hutan dan kebun carik desa.

Analisis

Efektivitas Biaya dan Penilaian Masyarakat terhadap Pengelolaan Limbah Rumah Sakit Telogorejo Semarang

- Menghitung dan menganalisis

UDC dan

efektivitas biaya penurunan per satuan

parameter limbah.

UDC dan cost-effectiveness analysis

- Besar unit daily cost

(UDC) pengelolaan limbah adalah sebesar Rp 1.397.04 dan biaya penurunan per satuan parameter yang paling efektif pada pengelolaan limbah cair adalah parameter COD (Rp 0.016/mg) dengan rata-rata penurunan sebesar 86.864 mg/l.

Studi Kualitas Air Lokasi Pertambangan Nikel Pomalaa Sulawesi Tenggara - Mengevaluasi kualitas perairan lokasi penambangan nikel Pomalaa. - Mengetahui

besarnya beban pencemaran yang masuk ke perairan lokasi penambangan nikel Pomalaa. - Menganalisis

kapasitas asimilasi perairan lokasi penambangan nikel Pomalaa.

- Storet - Pengukuran

langsung debit

sungai dan

konsentrasi parameter.

- Grafik hubungan antara konsentrasi parameter limbah dengan beban pencemaran dan selanjutnya dianalisis dengan cara

memotongkannya dengan garis baku mutu sesuai dengan peruntukan dan jenisnya.

- Sungai Kumoro tergolong tercemar ringan dan sebelas stasiun pengamatan lain termasuk kategori tercemar sedang. - Beban pencemaran masing-masing parameter yaitu TSS 2612,803 ton/bulan, BOD5 291,879

ton/bulan, nitrat 17,123 ton/bulan, NH3-N 0,140 ton/bulan, besi 3,624 ton/bulan, seng 0,393 ton/bulan, khrom 1,892 ton/bulan, timbal 0,974 ton/bulan dan nikel 0,661 ton/bulan.

- Berdasarkan hasil perhitungan untuk parameter TSS, besi, seng, khrom, timbal dan

nikel, beban

pencemarannya telah melampaui batas kapasitas asimilasinya. Sedangkan untuk parameter BOD5 dan

amonia, beban

pencemarannya jauh lebih kecil dari kapasitas asimilasinya.


(34)

20

Judul Penelitian Tujuan Metode Analisis Hasil

Analisis Status Pencemaran Logam Berat di Wilayah Pesisir (Studi Kasus Pembuangan Limbah Cair dan Tailing Padat/Slag Pertambangan Nikel Pomalaa

Mendapatkan kuantitas dan karakteristik limbah cair/tailing padat (slag) dari hasil penambangan dan pengolahan nikel Pomalaa.

Metode Storet Ada dua jenis limbah khusus yaitu limbah tailing (slag) mengandung beraneka mineral dan dihasilkan ± 423.283 ton/hari serta batuan limbah mengandung mineral rendah.

Estimasi Nilai Kerugian Ekonomi Masyarakat Akibat Kerusakan Situ (Kasus Pemukiman Sekitar Situ Pladen, Kelurahan Beji, Kota Depok)

Mengestimasi nilai kerugian ekonomi

masyarakat sekitar akibat kerusakan Situ Pladen.

- Cost Of Illness

- Preventive Expenditure

Total kerugian ekonomi masyarakat akibat banjir 2013 adalah sebesar

Rp 92 956 229.23, dan total biaya pencegahan masyarakat dalam kurun waktu 10 tahun terakhir adalah sebesar


(35)

21

III KERANGKA PEMIKIRAN

Sektor pertambangan memiliki peran penting dalam membangun perekonomian negara. Sumberdaya mineral yang dimiliki Indonesia tersebar dari Pulau Sumatera sampai Pulau Irian Jaya. Melimpahnya sumberdaya mineral dan besarnya potensi pengembangan sektor pertambangan mendorong perusahaan-perusahaan pertambangan baik yang dimiliki oleh pemerintah maupun swasta untuk mengekstraksi sumberdaya yang ada.

Produksi mineral logam nikel memiliki potensi untuk dikembangkan di Indonesia. Salah satu perusahaan yang mengekstraksi sumberdaya mineral logam nikel adalah PT. ANTAM (Persero) Tbk. Perusahaan ini melakukan kegiatan dan operasi pertambangan di Provinsi Sulawesi Tenggara dan Maluku Utara. Unit Bisnis Pertambangan Nikel (UBPN) Sulawesi Tenggara di Pomalaa dan Tapunopaka serta UBPN Maluku Utara di Buli.

Perlu dipertimbangkan aspek keberlanjutan yang menyangkut dampak sosial dan lingkungan yang ditimbulkan dari kegiatan pertambangan nikel. Kegiatan pertambangan yang dilakukan PT. ANTAM (Persero) Tbk. memberikan dampak ekonomi dan lingkungan yang dirasakan oleh masyarakat Provinsi Sulawesi Tenggara. Dampak ekonomi yang ditimbulkan adalah peningkatan pendapatan perusahaan, penyerapan tenaga kerja lokal, peningkatan infrastruktur Provinsi Sulawesi Tenggara, dan multiplier effect. Dampak lingkungan yang ditimbulkan dari kegiatan pertambangan ini diantaranya adalah penurunan kualitas udara disekitar lokasi pertambangan, dan sedimentasi yang terjadi di pesisir Kabupaten Kolaka yang berdekatan dengan lokasi pertambangan.

PT. ANTAM (Persero) Tbk telah mengalokasikan biaya lingkungan yang mencapai Rp 105 656 915 249 untuk seluruh unit operasi. Upaya pengendalian terhadap dampak lingkungan akibat kegiatan operasional perusahaan dan juga pascatambang mengikuti rencana induk pelaksanaan tanggung jawab sosial dan lingkungan dalam tahapan penambangan.

PT. ANTAM (Persero) Tbk UBPN Sultra memanfaatkan limbah pertambangan berupa slag untuk membuat pantai buatan. Pantai ini menjadi lokasi wisata alternatif bagi masyarakat Pomalaa yang ingin berenang di laut. Lokasi


(36)

22

wisata ini ramai dikunjungi oleh wisatawan dan wisatawan yang ingin menikmati fasilitas tidak dikenakan biaya masuk.

Tahapan pertama dalam penelitian ini adalah mengetahui dampak ekonomi dari kegiatan produksi pertambangan nikel di UBPN Sultra. Tahapan kedua adalah melihat dampak lingkungan yang dihasilkan, kemudian dianalisis menggunakan pendekatan penilaian terhadap kerusakan atau pencemaran sumberdaya alam dan lingkungan. Tahap ketiga adalah mengetahui manfaat lain dari kegiatan pertambangan nikel di UBPN Sultra berupa pemanfaatan limbah slag yang digunakan untuk membuat objek wisata berupa pantai buatan.

Hasil dari penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi mengenai nilai dampak ekonomi dan lingkungan dari kegiatan pertambangan nikel bagi UBPN Sultra. Dan selanjutnya dapat digunakan oleh Pemerintah daerah Kabupaten Kolaka dalam menyusun kebijakan dalam pengelolaan lingkungan bagi perusahaan pertambangan di daerah tersebut. Untuk mempermudah pelaksanaan penelitian, maka dibuat alur kerangka berpikir yang dapat dilihat pada Gambar 1.


(37)

23 Potensi SumberdayaMineral Logam

Nikel di Indonesia

Dampak Kegiatan Pertambangan Nikel PT.ANTAM Tbk. UBPN Sulawesi Tenggara

Identifikasi Dampak Lingkungan

Dan Upaya Pengendalian Identifikasi Dampak

Ekonomi Langsung dan Tak Langsung

Identifikasi Manfaat Penggunaan Limbah

Slagdi “Pantai

Harapan”

Dampak Ekonomi

- Pendapatan PT. Aneka Tambang (Persero) Tbk

- Penyerapan Tenaga Kerja Lokal - Peningkatan Infrastruktur Kab.

Kolaka - Penurunan Kualitas Udara - Upaya Pengendalian Sedimentasi - Analisis Usaha

- Analisis Penyerapan TK - Analisis Deskriptif

Peningkatan Infrastruktur - Multiplier Effect Analysis

-- Cost of Illness - Biaya

Pencegahan

Analisis Deskriptif Manfaat Wisata

Dampak Ekonomi dari Kegiatan Pertambangan di UBPN Sulawesi Tenggara terhadap Perusahaan dan

Masyarakat Nilai Kerugian Masyarakat Akibat Kegiatan Pertambangan di UBPN Sulawesi Tenggara Manfaat Keberadaan Objek Wisata Pantai Harapan Bagi Masyarakat

Masukan bagi UBPN Sultra dan pemerintah daerah setempat mengenai pengelolaan dampak lingkungan


(38)

24

IV METODE PENELITIAN

4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di PT. Aneka Tambang (Persero) Tbk. Unit Bisnis Pertambangan Nikel (UBPN) Sulawesi Tenggara. Kecamatan Pomalaa, Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara. Daerah yang dipilih merupakan salah satu unit bisnis pertambangan yang dimiliki PT. Aneka Tambang (Persero) Tbk yang memberikan dampak ekonomi dan lingkungan bagi perusahaan maupun masyarakat di sekitar lokasi kegiatan pertambangan.UBPN Sulawesi Tenggara juga melakukan pemanfaatan limbah tailing (slag) dari kegiatan pertambangan nikel. Pengambilan data dilakukan pada bulan April sampai bulan Mei 2013 serta pada bulan Juni 2014.

4.2Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data primer dan sekunder. Data primer diperoleh dengan melakukan pengamatan dan wawancara. Pengamatan dilakukan dengan melihat kondisi nyata di lapangan dan dilakukan wawancara langsung terhadap masyarakat, pihak PT. ANTAM (Persero) Tbk. UBPN Sultra, dan pemerintah setempat. Wawancara dengan pihak terkait mengenai dampak kegiatan pertambangan nikel yang berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat dan lingkungan sekitar. Sedangkan jawaban yang bersumber dari responden melalui wawancara digunakan untuk memperoleh informasi mengenai nilai dampak lingkungan, baik positif maupun negatif, yang diperoleh responden dengan adanya kegiatan pertambangan nikel serta adanya lokasi wisata alternatif yang dibuat oleh UBPN Sultra.

Data sekunder adalah data yang relevan sebagai informasi tambahan untuk mendukung penelitian. Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data yang diperoleh dari laporan yang telah dipublikasikan maupun laporan yang tidak dipublikasikan yang bersumber dari PT. ANTAM (Persero) Tbk, khususnya UBPN Sultra, Pemerintah Daerah Kabupaten Kolaka, Badan Pusat Statistik (BPS), penelitian terdahulu dan literatur yang terkait dengan penelitian.


(39)

25

4.3 Metode Pengambilan Contoh

Metode pengambilan contoh terhadap masyarakat sekitar UBPN Sultra yang merasakan dampak lingkungan kegiatan pertambangan serta pengunjung Pantai Harapan menggunakan metode non-probability sampling yaitu semua objek penelitian tidak mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai responden (Juanda, 2007). Pengambilan responden untuk dampak lingkungan dilakukan dengan teknik purposive sampling yaitu teknik penarikan sampel dengan menentukan kriteria khusus terhadap sampel (Prasetyo dan Jannah, 2005). Responden dipilih dari masyarakat yang lokasi tinggalnya berdekatan dengan UBPN Sultra dan bersedia diwawancara. Jumlah responden yang diwawancarai adalah 30 orang dari masyarakat Desa Tambea, Kecamatan Pomalaa.

Responden yang merupakan pengunjung objek wisata dipilih dengan menggunakan metode convenience sampling, dimana peneliti mengambil contoh yang mudah tersedia, sembarang atau kebetulan ditemui. Hal ini relatif lebih mudah, cepat serta menghemat biaya. Responden yang terpilih adalah pengunjung sebanyak 40 orang dan memenuhi kriteria yaitu berusia di atas 15 tahun. Penentuan jumlah sampel dalam penelitian menurut Roscoe (1975) dalam Sekaran et al (2006) adalah untuk kebanyakan penelitian, jumlah sampel lebih dari 30 dan kurang dari 500 sudah tepat.

4.4 Metode Pengolahan dan Analisis Data

Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan penelitian. Data-data yang diperoleh akan diolah secara deskriptif, kualitatif dan kuantitatif. Penelitian ini menggunakan metode analisis usaha, analisis penyerapan tenaga kerja, analisis deskriptif peningkatan infrastruktur, multiplier effect analysis, biaya pencegahan sedimentasi dan pengendalian debu sebagai dampak kegiatan pertambangan nikel, cost of illness serta analisis deskriptif manfaat Objek Wisata Pantai Harapan. Pengolahan data dilakukan dengan alat bantu komputer Microsoft Office Excel 2007. Metode analisis data yang akan digunakan untuk menjawab tujuan dalam penelitian dapat dilihat pada Tabel 4.


(40)

26

Tabel 4 Matriks metode analisis data

No Tujuan Penelitian Sumber Data Metode Analisis

Data Jenis Data 1 Menganalisis

Dampak Ekonomi dari Kegiatan Produksi

Pertambangan Nikel PT. ANTAM Tbk UBPN Sultra

PT. Antam Tbk UBPN Sultra,

Pemerintah Kecamatan Pomalaa

Analisis Pendapatan Usaha, Analisis Penyerapan Tenaga Kerja, Analisis Deskriptif,

Multiplier Effect Analysis

Sekunder

2 Menganalisis

Dampak Lingkungan

dan Upaya

Pengendalian

Dampak Lingkungan dari Kegiatan

Produksi PT.

ANTAM Tbk UBPN Sultra.

Masyarakat Desa

Tambea, PT. Antam Tbk UBPN Sultra

Biaya Kesehatan, Biaya Pencegahan

Primer, Sekunder

3 Mengidentifikasi

Manfaat Dari

Penggunaan Limbah Slag yang digunakan untuk Membuat Pantai Buatan

Pengunjung Pantai Harapan

Analisis Deskriptif Primer

4.4.1 Analisis Dampak Ekonomi

a. Analisis Pendapatan

Menurut Nicholson (1991), analisis pendapatan bertujuan untuk mengetahui besar keuntungan yang diperoleh dari usaha yang dilakukan, yaitu selisih antara pendapatan total dengan biaya totalnya . Persamaan matematisnya adalah sebagai berikut:

Π = TR – TC Dimana:

Π = PendapatanUBPN Sultra (Rp)

TR = Total penerimaan UBPN Sulawesi Tenggara (Rp) TC = Total pengeluaran UBPN Sulawesi Tenggara (Rp)

Analisis ini menggunakan kriteria, yaitu apabila TR > TC maka UBPN Sulawesi Tenggara mendapat keuntungan, apabila TR < TC maka UBPN Sulawesi Tenggara mengalami kerugian, dan apabila TR = TC maka usaha mengalami titik impas.


(41)

27 b. Analisis Penyerapan Tenaga Kerja

Penyerapan tenaga kerja adalah jumlah tenaga kerja yang digunakan oleh UBPN Sulawesi Tenggara pada tahun dilakukannya penelitian. Untuk mengetahui persentase tenaga kerja yang terserap pada kegiatan pertambangan nikel terhadap jumlah tenaga kerja yang tersedia, perlu diketahui potensi kerja. Potensi kerja dihitung dengan menghitung jumlah tenaga kerja yang tersedia dikonversikan hari orang kerja (HOK) dan dikalikan 300 atau jumlah hari kerja dalam setahun. Dengan demikian akan diperoleh angka ketersediaan tenaga kerja per tahun. Adapun persamaan matematis persentase penyerapan tenaga kerja yang dapat ditulis adalah sebagai berikut :

% PYTK = JHOK . x 100%

TKTe x JHK

Keterangan :

% PYTK : Persentase penyerapan tenaga kerja kegiatan pertambangan nikel

JHOK : Jumlah HOK dalam satu tahun TKTe : Jumlah tenaga kerja yang tersedia

JHK : Jumlah hari kerja dalam satu tahun (300) c. Analisis Deskriptif Peningkatan Infrastruktur

Peningkatan infrastruktur Kabupaten Kolaka yang merupakan dampak tidak langsung dari keberadaan UBPN Sultra milik PT. ANTAM (Persero) Tbk, dianalisis melalui pendekatan analisis deskriptif. Data yang dikumpulkan menyangkut perkembangan infrastruktur Provinsi Sulawesi Tenggara dan pembangunan yang dilakukan oleh PT. ANTAM (Persero) Tbk.

d. Multiplier Effect Analysis

Dampak ekonomi dapat diukur menggunakan efek pengganda (multiplier) dari arus uang yang terjadi. Dampak ekonomi kegiatan pertambangan nikel dapat diukur melalui Ratio Income Multiplier Tipe I yaitu nilai yang menunjukkan seberapa besar dampak yang dirasakan dari pengeluaran unit usaha yang berdampak terhadap perekonomian lokal. Pengganda ini mengukur dampak langsung (direct) dan tidak langsung (indirect). Ratio income multiplier tipe 1 menggambarkan nilai dampak


(42)

28

langsung dan tidak langsung dari pengeluaran UBPN Sulawesi Tenggara. Secara matematis dirumuskan:

Ratio Income Multiplier Tipe 1 = D + N D Dimana :

D = Pendapatan lokal yang diperoleh secara langsung dari pengeluaranUBPN Sultra (rupiah)

N = Pendapatan lokal yang diperoleh secara tidak langsung dari pengeluaran UBPN Sultra (rupiah)

Pendapatan lokal yang diperoleh secara langsung dari pengeluaran UBPN Sultra terdiri dari pajak dan retribusi serta peningkatan infrastruktur. Pendapatan lokal yang diperoleh secara tidak langsung dari pengeluaran UBPN Sultra adalah upah tenaga kerja lokal yang bekerja di UBPN Sultra. Selanjutnya hasil analisis multiplier ini dapat digunakan sebagai acuan atau untuk rekomendasi nilai dampak ekonomi dari kegiatan pertambangan nikel UBPN Sulawesi Tenggara.

4.4.2 Analisis Dampak Lingkungan

Dampak lingkungan dari kegiatan pertambangan nikel PT. ANTAM (Persero) Tbk. dapat dilihat dari dua indikator, yaitu kualitas udara di sekitar wilayah kegiatan pertambangan dan pengolahan nikel UBPN Sultra serta sedimentasi wilayah pesisir. Hal ini dapat dianalisis menggunakan metode Biaya Kesehatan dan Biaya Pencegahan.

a. Biaya Kesehatan

Kegiatan pertambangan nikel memberikan dampak negatif terhadap lingkungan. Lingkungan yang tercemar menimbulkan berbagai penyakit dan menimbulkan biaya pengobatan bagi orang yang terjangkit penyakit tersebut. Menurut Dwight et al (2005) dalam Dewi (2011), pendekatan biaya kesehatan dapat digunakan untuk mengukur nilai dari kerugian kesehatan karena pencemaran, pendekatan ini didasarkan kepada keterkaitan fungsi kerusakan yang berhubungan dengan tingkat pencemaran dan pengaruhnya


(43)

29 terhadap kesehatan fisik. Metode ini digunakan untuk memperkirakan biaya morbiditas akibat perubahan yang menyebabkan orang menderita sakit.

Menurut Dwight et al (2005) dalam Dewi (2011), biaya kesehatan terdiri dari Direct Cost, Indirect Cost, Opportunity Cost, serta Intangible Cost. Dalam penelitian ini mengestimasi biaya kesehatan melalui Direct Costdan Opportunity Cost. Direct Cost merupakan biaya langsung yang dikeluarkan penderita apabila terjangkit penyakit. Opportunity Cost merupakan biaya kesempatan produktivitas yang hilang akibat menderita penyakit. Direct Cost dalam penelitian ini dianggap sebagai nilai dari biaya pengobatan untuk menyembuhkan penyakit yang diderita responden. Opportunity Cost adalah hilangnya pendapatan responden karena tidak dapat bekerja akibat sakit yang diderita. Nilai biaya kesehatan dapat dilihat pada persamaan berikut ini:

C = P + MC Keterangan:

C = biaya penyakit (Rp)

P = hilangnya pendapatan (Rp) MC = biaya pengobatan (Rp)

1. Nilai Pendapatan yang Hilang

Nilai pendapatan responden yang hilang karena sakit dihitung berdasarkan Cost of Time. Cost of Time adalah kerugian responden yang tidak masuk kerja pada saat terkena sakit. Perhitungan nilai Cost of Time dibedakan pada responden yang bekerja sebagai pegawai dan non-pegawai. Bagi responden yang bekerja sebagai pegawai, pendapatan tetap mereka saat ini tidak dipengaruhi oleh jumlah waktu tidak bekerja karena sakit. Namun, untuk mengetahui kehilangan pendapatan tersebut dapat diestimasi melalui pendekatan Value of Sick Leave sebagai proxy dari Cost of Time. Value of Sick Leave menjelaskan bagaimana mengestimasi nilai aktual dari cuti sakit yang dapat digunakan untuk mengurangi premi asuransi kesehatan pada masa pensiunan. Cost of Time pada responden non-pegawai sama dengan nilai hilangnya pendapatan per hari. Nilai ini diperoleh dari jumlah hari tidak bekerja responden non pegawai dikalikan dengan


(44)

30

tingkat pendapatan responden per hari. Jadi, nilai pendapatan responden yang hilang dapat dihitung dengan persamaan berikut ini:

P = �=1�HTKi.TPRi Keterangan:

P = Nilai kerugian responden tidak masuk kerja (Rp) JHTK = Jumlah jam/hari tidak kerja responden ke-i

TPR = Tingkat pendapatan responden ke-i per jam/hari (Rp) n = Jumlah responden

i = Responden ke-i (1, 2, 3,..., n) 2. Biaya Pengobatan

Biaya pengobatan yang ditanggung oleh responden dihitung dari jumlah uang yang dikeluarkan untuk berobat, terdiri dari biaya kunjungan ke dokter atau puskesmas dan atau biaya pembelian obat. Biaya pengobatan responden merupakan biaya yang dikeluarkan responden untuk mengobati sakit pada saat responden tersebut menderita sakit. Biaya pengobatan yang dikeluarkan responden dapat dilihat pada persamaan berikut ini:

MC = �=1[ BKDi + BOi] Keterangan:

MC = Biaya pengobatan per responden (Rp) BKD = Biaya kunjungan ke dokter (Rp) BO = Biaya pembelian obat (Rp) n = Jumlah responden

i = Responden ke-i (1, 2, 2,..., n)

Nilai Cost of Illness dapat diestimasi melalui persamaan berikut ini:

C = P + MC

C = �=1[Pi+ [BKDi + BOi]] b. Biaya Pencegahan

Menurut KLH (2007), apabila nilai jasa lingkungan tidak dapat diduga nilainya, maka pendekatan ini, baik pengeluaran aktual maupun potensi pengeluaran, dapat dipakai. Melalui metode ini nilai lingkungan dihitung berdasarkan hal-hal yang disiapkan masyarakat untuk melakukan upaya pencegahan kerusakan lingkungan.

Tahapan pelaksanaan perhitungan biaya pencegahan menurut KLH (2007) adalah:


(45)

31 1. Menentukan cara untuk melakukan pencegahan (meminimkan dampak), baik cara preventif secara fisik maupun perilaku menghindari resiko.

2. Mengidentifikasi data dan harga pasar untuk setiap komponen data yang dibutuhkan.

3. Menjumlahkan semua nilai pengeluaran untuk melaksanakan upaya pencegahan tersebut.

4.4.3 Identifikasi Manfaat Penggunaan Limbah Slag

Identifikasi manfaat penggunaan limbah slaguntuk membuat pantai buatan menggunakan analisis deskriptif. Analisis deskriptif digunakan untuk mengetahui karakteristik pengunjung objek wisata berupa pantai buatan dari limbah slag. Data awal berupa karakteristik yang didapat akan ditabulasikan ke dalam kerangka tabel kemudian dilakukan analisis terhadap karakteristik tersebut. Variabel-variabel yang dianalisis mencakup jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, penerimaan, jumlah tanggungan, daerah asal, jarak tempuh, waktu tempuh,jumlah kunjungan, biaya perjalanan, cara kedatangan, jumlah rombongan, alat transportasi yang digunakan, tujuan kunjungan, dan lama mengetahui lokasi wisata.


(46)

32

V GAMBARAN UMUM

5.1 Kondisi Umum Lokasi Penelitian

5.1.1 Kondisi Umum PT. ANTAM (Persero) Tbk. Unit Bisnis Pertambangan Nikel (UBPN) Sultra

PT. ANTAM (Persero) Tbk. Unit Bisnis Pertambangan Nikel (UBPN) Sulawesi Tenggara (Sultra) merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang pertambangan nikel. Kegiatan pertambangan nikel ini secara administrasi berada dalam wilayah Kecamatan Pomalaa, Kabupaten Kolaka, Provinsi Sulawesi Tenggara.

Luas area Kuasa Pertambangan (KP) PT. ANTAM (Persero) Tbk. UBPN Sultra yaitu 7 251.3 Ha. Menurut Laporan RKL RPL Triwulan 1 Tahun 2012 PT. ANTAM (Persero) Tbk. UBPN Sultra (2012d), penambangan bijih nikel di dalam wilayah KP Pomalaa terbagi dalam tiga daerah tambang, yaitu Daerah Utara, Daerah Tengah, dan Daerah Selatan termasuk di dalamnya gugusan pulau di Teluk Mekongga.

Daerah utara dibatasi oleh sungai Kumoro,di mana pada bagian tengah daerah utara ini terdapat Sungai Kumoro yang mengalir dari arah tenggara ke arah Teluk Mekongga. Daerah ini semakin meluas ke arah utara sampai di luar daerah KP bagian barat dekat pesisir pantai, melingkari bukit-bukit dan daerah ini mengapit ke arah Sungai Kumoro.

Daerah tengah bagian utara berbatasan dengan daerah utara bagian selatan, dipisahkan oleh Sungai Kumoro, bagian utara terdapat perbukitan dan bagian selatan adalah pesisir pantai serta bagian barat terdiri dari lembah yang sangat luas dan bagian timur adalah batas daerah KP.

Daerah selatan meliputi beberapa daerah antara lain daerah Sitado, Tanjung Pagar,Tanjung Leppe, dan Batu Kilat. Daerah tambang di Teluk Mekongga membentuk gugusan yang dipisahkan oleh laut yang dangkal dengan kedalaman rata-rata 30 meter. Pulau-pulau ini adalah Pulau Maniang, Pulau Lambasani, dan Pulau Buaya.

Produksi nikel PT. ANTAM (Persero) Tbk. UBPN Sultra terdiri dari bijih nikel laterit berkadar tinggi atau High Grade Saprolite Ore (HGSO), bijih nikel


(1)

78

Lampiran 7 Biaya pengobatan

No. Responden Jenis Penyakit

Biaya (Rp)

Frekuensi Pengobatan

Tahun 2014 (kali)

Biaya Tahun

2014 (Rp)

1

Tidak ada

0

0

0

2

ISPA

50 000

4

200 000

3

Tidak ada

0

0

0

4

Tidak ada

0

0

0

5

Tidak ada

0

0

0

6

Tidak ada

0

0

0

7

Tidak ada

0

0

0

8

Tidak ada

0

0

0

9

ISPA

100 000

4

400 000

10

Tidak ada

0

0

0

11

Tidak ada

0

0

0

12

ISPA

60 000

2

120 000

13

ISPA

30 000

6

180 000

14

Tidak ada

0

0

0

15

Tidak ada

0

0

0

16

Tidak ada

0

0

0

17

Tidak ada

0

0

0

18

Tidak ada

0

0

0

19

ISPA

40 000

2

80 000

20

ISPA

50 000

2

100 000

21

Tidak ada

0

0

0

22

Tidak ada

0

0

0

23

ISPA

40 000

1

40 000

24

Tidak ada

0

0

0

25

ISPA

30 000

1

30 000

26

ISPA

40 000

2

80 000

27

Tidak ada

0

0

0

28

Tidak ada

0

0

0

29

Tidak ada

0

0

0

30

Tidak ada

0

0

0

Biaya pengobatan (Rp) (a)

1 230 000

Responden (Orang) (b)

9

Responden (%) (c= (b/30)*100%)

30

Rata-Rata Biaya Pengobatan (Rp/Orang)

(d= a/b)

136 667

Populasi (Orang) (e)

983

Potensi Populasi Terdampak (Orang)

(f= e*c)

295

Total Biaya Pengobatan Masyarakat (Rp)


(2)

79

Lampiran 8 Kehilangan pendapatan karena sakit

No. Responden Pekerjaan KK Pendapatan RT (Rp/Bulan)

Pendapatan RT (Rp/Hari)

Lama Tidak Bekerja (Hari)

Cost of Time (Rp)

1 Buruh 1250000 50000 0 0

2 Kary.Swasta 1100000 44000 7 308000

3 Kary.Swasta 1200000 48000 0 0

4 Wiraswasta 2000000 80000 0 0

5 Buruh 1500000 60000 0 0

6 Buruh 1500000 60000 0 0

7 Kary.Swasta 1800000 72000 0 0

8 Wiraswasta 2000000 80000 0 0

9 Wiraswasta 1500000 60000 0 0

10 Buruh 1000000 40000 0 0

11 Kary.Swasta 1650000 66000 0 0

12 Kary.Swasta 2000000 80000 4 320000

13 Kary.Swasta 1650000 66000 12 792000

14 Buruh 2000000 80000 0 0

15 Kary.Swasta 2500000 100000 0 0

16 Kary.Swasta 1650000 66000 0 0

17 Kary.Swasta 1650000 66000 0 0

18 Buruh 1650000 66000 0 0

19 Pensiunan 2000000 80000 8 640000

20 Kary.Swasta 2500000 100000 7 700000

21 Kary.Swasta 1650000 66000 0 0

22 Kary.Swasta 2000000 80000 0 0

23 Kary.Swasta 2600000 104000 2 208000

24 Buruh 1650000 66000 0 0

25 Kary.Swasta 2000000 80000 1 80000

26 Kary.Swasta 2600000 104000 3 312000

27 Kary.Swasta 1800000 72000 0 0

28 Wiraswasta 5000000 200000 0 0

29 Kary.Swasta 1650000 66000 0 0

30 Kary.Swasta 1650000 66000 0 0

Pendapatan yang Hilang (Rp) (a)

3360000

Responden (KK) (b) 8

Responden (%) (c= (b/30)*100% 26.67 Rata-Rata Pendapatan yang Hilang

(Rp/KK) (d= a/b) 420000

Populasi (KK) (e) 250

Potensi Populasi Terdampak (Orang)

(f= e*c) 66

Total Pendapatan yang Hilang Karena


(3)

80

Lampiran 9 Biaya pencegahan pembelian masker pelindung hidung dan mulut

tahun 2014

Responden Biaya Pembelian Masker

1 10000

2 0

3 5000

4 0

5 0

6 0

7 0

8 20000

9 0

10 0

11 0

12 0

13 0

14 0

15 0

16 15000

17 0

18 0

19 0

20 0

21 0

22 10000

23 15000

24 0

25 0

26 10000

27 0

28 20000

29 0

30 0

Biaya Pencegahan (Rp) (a) 105000

Responden (Orang) (b) 8

Responden (%)(c= (b/30)*100% 26.67 Rata-Rata Biaya Pencegahan (Rp)

(d= a/b) 13125

Populasi (Orang) (e) 983

Potensi Populasi Terdampak

(Orang) (f= e*c) 263

Total Biaya Pencegahan


(4)

81

Lampiran 10 Karakteristik responden Objek Wisata Pantai Harapan

Uraian Jumlah Responden

Frekuensi Persentase (%) Daerah Asal

Kecamatan Pomalaa

Dawi-Dawi 11 27.5

Kumoro 7 17.5

Pelambua 4 10.0

Pesouha 2 5.0

Pomalaa 6 15.0

Tambea 2 5.0

Kecamatan Baula

Pundoho 1 2.5

Watalara 2 5.0

Baula 2 5.0

Kecamatan Wundulako

Lamekongga 1 2.5

Wundulako 1 2.5

Kecamatan Mowewe

Mowewe 1 2.5

Jumlah 40 100.0

Jarak Tempuh (Km)

≤ 1 14 35.0

2 13 32.5

3 5 12.5

≥ 5 8 20.0

Jumlah 40 100.0

Waktu Tempuh (Menit)

≥5 15 37.5

6 15 16 40.0

16-25 6 15.0

26-35 3 7.5

Jumlah 40 100.0

Jumlah Kunjungan

1 8 kali 21 52.5

9 16 kali 3 7.5

17 24 kali 2 5.0

≥25 kali 14 35.0


(5)

82

Uraian Jumlah Responden

Frekuensi Persentase (%) Biaya Perjalanan (Rp)

≤ 4500 7 17.5

4501 – 15000 11 27.5

15001 – 25500 2 5.0

25501 – 36000 14 35.0

36001 – 46500 2 5.0

46501 – 57000 3 7.5

≥ 57001 1 2.5

Jumlah 40 100.0

Cara Kedatangan

Keluarga 14 35.0

Kelompok 23 57.5

Sendiri 3 7.5

Jumlah 40 100.0

Jumlah Rombongan

1 – 2 orang 11 27.5

3 – 4 orang 19 47.5

5 – 6 orang 5 12.5

7 – 8 orang 3 7.5

9 – 10 orang 2 5.0

Jumlah 40 100.0

Alat Transportasi yang Digunakan

Motor 26 65.0

Mobil 14 35.0

Jumlah 40 100.0

Tujuan Kunjungan

Berenang 13 32.5

Menikmati Pemandangan 17 42.5

Berenang dan Menikmati Pemandangan 10 25.0

Jumlah 40 100.0

Lama Mengetahui Lokasi Wisata

0 - 2 tahun 3 7.5

3 - 5 tahun 16 40.0

6 - 8 tahun q21 52.5


(6)

83

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bogor, pada tanggal 22 September 1991 dari Ayah

Edho Heryanto dan Ibu Nunung Nurmayati. Penulis adalah putri pertama dari dua

bersaudara. Tahun 2009 penulis lulus dari Sekolah Menengah Atas Negeri

(SMAN) 5 Bogor dan pada tahun yang sama penulis diterima sebagai mahasiswa

Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan, Fakultas Ekonomi dan

Manajemen, Institut Pertanian Bogor melalui jalur Ujian Talenta Masuk Institut

Pertanian Bogor (UTMI).

Selama mengikuti perkuliahan penulis pernah aktif dalam Unit Kegiatan

Mahasiswa (UKM) Gentra Kaheman pada tahun 2010, serta aktif dalam kegiatan

Himpunan Profesi (Himpro)

Resources and Environmental Economic Student

Association

(REESA) pada tahun 2011-2012 di Divisi

Campus Social

Responsibility (CSR). Penulis juga aktif sebagai panitia dalam beberapa kegiatan

di Institut Pertanian Bogor (IPB).